Claim Missing Document
Check
Articles

Found 2 Documents
Search

Implementasi Kewajiban Penyediaan Fasilitas Umum dan Fasilitas Sosial di Kawasan Perumahan Graha Kayu Manis Kota Palangka Raya Areza Ugang; Suharno Suharno; Panji Surawijaya
Journal of Environment and Management Vol. 2 No. 3 (2021): Journal of Environment and Management
Publisher : Program Pascasarjana Universitas Palangka Raya dan (and) Ikatan Ahli Teknik Penyehatan dan Teknik Lingkungan Indonesia (IATPI)

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.37304/jem.v2i3.4377

Abstract

Perumahan Graha Kayu Manis merupakan hunian terbesar di Kota Palangka Raya yang dibangun oleh PT. Graha Kayu Manis. Menurut peraturan tersebut, setiap kawasan perumahan harus dilengkapi dengan fasilitas umum dan sosial. Namun, hingga saat ini, beberapa fasilitas sosial belum dibangun di perumahan ini. Selain itu, penggunaan beberapa fasilitas umum yang tidak bertanggung jawab menyebabkan pencemaran lingkungan dan konflik antar warga. Tujuan dari penelitian ini adalah, pertama, menganalisis persepsi pelanggan terhadap fasilitas umum dan fasilitas sosial yang ada di kawasan perumahan ini. Kedua, memahami implementasi komitmen penyediaan fasilitas umum dan sosial oleh pengembang. Ketiga, untuk mengetahui peran pemerintah Palangka Raya dalam menyediakan fasilitas umum dan sosial untuk perumahan di kota. Pendekatan deskriptif digunakan bersama dengan analisis kuantitatif menggunakan program statistik R. Hasil penelitian menunjukkan bahwa kawasan perumahan Graha Kayu Manis belum dilengkapi dengan fasilitas seperti fasilitas pendidikan, fasilitas kesehatan, fasilitas rekreasi dan olahraga, kawasan hijau (RTH) dan pemadam kebakaran setempat. Komitmen penyediaan fasilitas umum dan sosial di kawasan permukiman dilaksanakan dengan cukup baik. Instalasi air limbah, infrastruktur sanitasi, saluran pembuangan, TPA, pertokoan dan fasilitas parkir dalam kondisi baik. Beberapa utilitas seperti air bersih, listrik dan jalan juga tersedia. Beberapa fasilitas sosial sudah diserahkan ke pemerintah daerah oleh pengembang, namun belum dikembangkan. Di sisi lain, beberapa fasilitas umum dan sosial yang menjadi tanggung jawab pemerintah belum selesai dibangun. Pemerintah hanya mengambil alih tanah dari pengembang, tetapi belum membangun apa pun di atasnya.
https://doi.org/10.36873/ KESIAPAN MASYARAKAT UNTUK MENGEMBANGKAN INTENSIFIKASI USAHATANI PADI LADANG PADA LAHAN GAMBUT DI DESA TUWUNG KECAMATAN KAHAYAN TENGAH KABUPATEN PULANG PISAU PROVINSI KALIMANTAN TENGAH: Readiness Of The Community To Develop The Intensification Of Rice Field Business On Peat Land In Tuwung Village, Kahayan Tengah District, Pulang Kisau Regency, Central Kalimantan Province Suharno Suharno; Trisna Anggreini; Siti Zubaidah; Eti Dewi Nopembereni
AgriPeat Vol. 22 No. 2 (2021): JURNAL AGRIPEAT VOL. 22 NO. 2, SEPTEMBER 2021
Publisher : Fakultas Pertanian Universitas Palangka Raya

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar

Abstract

The development of dryland rice farming on peatlands has great potential in order to increase national food production, especially rice. This research is a preliminary study or base line study of the action research on the intensification of upland rice on one hectare of peatland which was carried out in Tuwung Village, Kahayan Tengah District, Pulang Pisau Region of Central Kalimantan. This study aims to determine the technical and socio-economic potential and the readiness of the local community to participate in this activity. The research was conducted by exploring the opinions and responses of the local community through Focused Group Discussions (FGD) and digging up secondary data and information and appropriate literature. Tuwung village has great technical potential in the form of a fairly large land, which is 9,253 ha in the form of dry land in a peat swamp ecosystem supported by rainfall and an appropriate agro-climate for agricultural development. Currently, most of the land is in the form of rubber plantations, secondary forests and shrubs and shrubs from former cultivation that have been left uncultivated (not cultivated) for more than ten years, as well as river and oxbow lake areas, which are lakes formed from dead streams that have been formed by the river. Agricultural potentials that can be developed in this village include upland rice and secondary crops, horticulture (fruits and vegetables), animal husbandry, aquaculture (karamba) and forestry. The support and enthusiasm of the local community for the success of the study on the intensification of upland rice farming on peatlands in this village is very high, as evidenced by the establishment of a farmer group called the “Bawi Hapakat”, which is a women's farmer group. The farmer groups are the target of community development and empowerment and as direct beneficiaries of this activity