Bambang Sumiono
Pusat Penelitian Pengelolaan Perikanan dan Konservasi Sumberdaya Ikan

Published : 6 Documents Claim Missing Document
Claim Missing Document
Check
Articles

Found 2 Documents
Search
Journal : Bawal : Widya Riset Perikanan Tangkap

LAJU TANGKAP, KEPADATAN STOK DAN BEBERAPA ASPEK BIOLOGI UDANG JERBUNG (Penaeus merguiensis) DI PERAIRAN DOLAK, LAUT ARAFURA Ignatius Tri Hargiyatno; Bambang Sumiono; Suharyanto Suharyanto
BAWAL Widya Riset Perikanan Tangkap Vol 5, No 2 (2013): (Agustus 2013)
Publisher : Pusat Riset Perikanan, BRSDM KP.

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | Full PDF (435.624 KB) | DOI: 10.15578/bawal.5.2.2013.123-129

Abstract

Udang jerbung (Penaeus merguiensis) merupakan salah satu komuditas ekspor dari Indonesia dan menjadi target penangkapan kapal pukat udang yang beroperasi di Laut Arafura. Penelitian ini bertujuan untuk menganalisa laju tangkap, kepadatan stok dan beberapa aspek biologi udang jerbung yang berada di Laut Arafura khususnya di perairan Dolak. Dari 229 kali towing jumlah hasil tangkapan udang jerbung adalah 6.705 kg. Rata-rata laju tangkap udang jerbung adalah 32,2 kg/haul atau 13,4 kg/jam. Dengan menggunakan metode luas sapuan trawl diduga kepadatan udang jerbung adalah 0,19 kg tiap km2. Panjang karapas dari 630 ekor udang jerbung berkisar antara 17-53 mm dengan nilai rata-rata 29,97 mm dan bobot rata-rata 26,13 kg. Hubungan bobot dan panjang karapas udang dapat dinyatakan dalam persamaan W = 0,006L2,448, r= 0,95 dengan nilai b = 2,448. Distribusi kelamin didominasi oleh udang betina dengan perbandingan antara jantan dan betina adalah 1,00:2,08. Lima puluh persen dari udang jerbung yang pertama kali tertangkap (Lc) berukuran 27,8 mm, sedangkan ukuran pertama kali matang gonad (Lm) adalah 38,7 mm. Hal ini mengidikasikan udang berukuran kecil mendominasi hasil tangkapan, dimana terbukti bahwa dari total 426 sampel udang betina 75,4 % dalam kondisi tidak matang gonad. Jika penangkapan terus berlanjut tanpa kontrol maka akan terjadi penurunan populasi sumberdaya udang, sehingga perlu pengelolaan yang berkelanjutan dengan menerapkan penutupan musim dan daerah pemijahan sumberdaya udang jerbung.Banana prawn (P. merguiensis) is one of the important Indonesian export commodities and the target of shirmp trawl catching in Arafura Seas. The objectives of this research were: 1). To analyze catch rate 2). estimate the stock density and3).  to study some biological aspect of Penaeus merguiensis in Arafura Seas. From a total of 229 trawl towing, amount of 6.705 kg of banana prawn was caught with an average of catch rate of 32,2 kg/houl or 13.43 kg / hr. By using swept area methods, the density of banana prawn was abouth 0.19 kg/km2. Average carapace length of 630 banana prawn tails was 29.97 mm and the average weight was 26,13 kg with a length range between 17 mm to 53 mm.. Size was first caught (Lc) on the size of 29.85 mm. Carapace length-weight relationship was  equation W = 0,006L2,448,r2 = 0,95 with b = 2,448. Distribution is dominated by female shrimp. Sex ratio between males and females is 1.0: 2.08. The size of 50% banana prawn at first caught (Lc) was 27,8 mm, while the siae of the first mature gonads (Lm) was 38,7 mm. It is indicating that the small prawn dominated the catch, which the proved also by out of total 426 samples of female prawn, 75,4% were having immature gonads. The resources will be decreased if the fishing activities continue without control, so required sustainable management by applying the close season and close area where prawn are spawning.
PARAMETER POPULASI LOBSTER BAMBU (Panulirus versicolor) DI PERAIRANUTARAKABUPATENSIKKADANSEKITARNYA Tri Ernawati; Duranta D Kembaren; Suprapto Suprapto; Bambang Sumiono
BAWAL Widya Riset Perikanan Tangkap Vol 6, No 3 (2014): (Desember 2014)
Publisher : Pusat Riset Perikanan, BRSDM KP.

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | Full PDF (163.823 KB) | DOI: 10.15578/bawal.6.3.2014.169-175

Abstract

Lobster bambu (Panulirus versicolor) adalah salah satu komoditas perikanan penting yang sudah banyak dieksploitasi oleh nelayan tradisional. Sejalan dengan peningkatan pengusahaan, maka perlu tersedia data dan informasi terbaru tentang parameter populasi lobster yang dapat dijadikan bahan pertimbangan dalampengelolaan sumberdaya lobster. Penelitian dilaksanakan pada bulanMaret sampai dengan Desember 2011 di perairan utara Kabupaten Sikka dan sekitarnya. Tulisan ini bertujuan untuk mengestimasi parameter populasi lobster bambu. Hasil penelitian diperoleh rata-rata ukuran pertama kali tertangkap (Lc) = 73,67 mmCL. Laju pertumbuhan (K) = 0,44 per tahun dan pencapaian panjang karapas asimtotik (CL ) adalah sebesar 146,7 mm. Laju mortalitas alami (M) 0,68 per tahun dan laju kematian akibat penangkapan (F) sebesar 0,99 per tahun. Tingkat eksploitasi (E) sebesar 0,59 atau rentan terhadap overfishing. Penambahan baru ke dalam populasi berlangsung sepanjang tahun dan mencapai puncaknya pada bulan Agustus dan September bersamaan dengan musim timur.The painted Spiny lobster (Panulirus versicolor) was one of the important fishery commodity that have been exploited by traditional fishermen. The increased of lobster utilization, it’s necessary to update available data and information about lobster’s population parameters that could be used as amaterial consideration to manage lobster resources. The study was conducted in March to December 2011 in the Northern waters of Sikka district and adjacent waters. The objectives of this study were to assess population parameters of P. versicolor. The result showed that mean size at first capture (Lc) is 73.67 mmCL. The lobster growth rate (K) is 0.44 per year and achieving the infinitive carapace length (CL ) is 146.7 mm. The natural mortality (M) is 0.68 per year and fishing mortality (F) is 0.99 per year. The exploitation rate (E) of lobster is 0.59. It’s reached the condition are vulnerable to overfishing. Recruitment occurred throughout the year with peak recruitment was occurred in August and September.