Mohamad Adha Akbar
Pusat Penelitian dan Pengembangan Perikanan

Published : 3 Documents Claim Missing Document
Claim Missing Document
Check
Articles

Found 3 Documents
Search

DINAMIKA PERIKANAN PAYANG DI PERAIRAN UTARA KARAWANG DAN SEKITARNYA Mohamad Adha Akbar; Mufti Petala Patria
Jurnal Penelitian Perikanan Indonesia Vol 25, No 4 (2019): (Desember) 2019
Publisher : Pusat Riset Perikanan, BRSDM KP.

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | Full PDF (1069.747 KB) | DOI: 10.15578/jppi.25.4.2019.253-268

Abstract

Perikanan skala kecil terutama perikanan payang merupakan salah satu tulang punggung mata pencaharian masyarakat pesisir di perairan Karawang, Jawa Barat. Peran nyata aktivitas perikanan pada keanekaragaman sumberdaya hayati laut adalah memanfaatkan sumberdaya hayati perairan laut di kawasan pesisir dengan kondisi kelimpahan sumberdaya ikan yang cenderung berfluktuasi pada tingkat yang relatif rendah. Penelitian dilakukan melalui survey lapang pada kurun waktu Agustus – Nopember 2018 dengan basis data hasil tangkapan dan upaya penangkapan pada rentang waktu 2016-2018. Beberapa data lingkungan terkait ragam keadaan cuaca yang digambarkan oleh data curah hujan, arah dan kecepatan angin digunakan untuk menggambarkan siklus adaptasi nelayan untuk mempertahankan mata pencariannya. Aktivitas penangkapan menggunakan perahu dengan tonase <10 GT dan rerata kekuatan mesin sekitar 20 PK, beroperasi dalam skala harian dengan alat penangkapan ikan utama adalah jaring payang. Perkembangan tahunan indeks kelimpahan sumberdaya ikan dengan alat tangkap payang pada kurun waktu 2004-2008 dan 2015-2018 cenderung menurun. Tahun 2004 nilai indeks kelimpahan sumberdaya ikan sebesar 268 kg/trip menjadi 199 kg/trip pada 2008 dan terus menipis menjadi sebesar 115 kg/trip tahun 2018. Hal ini mengindikasikan usaha perikanan cenderung berada pada kondisi tidak berkelanjutan bila tidak dilakukan pengelolaan. Keberlanjutan usaha perikanan masih dapat diharapkan jika dilakukan perubahan terhadap sistem usaha yang lebih bersifat menjadi gabungan individu perahu yang berukuran kecil menjadi usaha kelompok dengan perahu yang berukuran lebih besar diatas 10 GT dengan daerah penangkapan yang lebih jauh.One day pelagic seine (payang) fisheries, is one of the backbones of coastal community livelihoods in North Karawang waters, West Java. The significant role of fisheries activities to harvest small pelagic fish resource in coastal areas indicated that the monthly CPUE tend fluctuated and stabil at low level. The study was conducted through a field survey in the period August - November 2018 with a database of catches and efforts from 2016-2018. Some environmental data related to various weather conditions illustrated by rainfall data, wind direction and speed are used to describe the adaptation cycle of fishermen to maintain their livelihoods. Fishing activities using boat with tonnage <10 GT and average engine strength of around 20 PK, operating on a daily scale with the main fishing gear is payang net. The average annual catch per trip (CPUE) of payang fisheries within period of 2004-2008 to 2015-2018 tend to decrease. In 2004 the CPUE was 268 kg/trip then 2008 at 199 kg / trip, and continue to lower index in 2018 of 115 kg / trip. This indicates that the fishery business is suspected to be in an unsustainable condition if no sustainable management is carried out. Sustainability of the fisheries business can still be expected if changes are made to the business system which is more a combination of individual small-sized boats into group businesses with boats larger than 10 GT with more distant fishing grounds.
ANALISIS PERIKANAN HUHATE DI PERAIRAN LARANTUKA, FLORES Mohamad Adha Akbar; Suryanto Suryanto; Setiya Triharyuni
Jurnal Penelitian Perikanan Indonesia Vol 22, No 2 (2016): (Juni 2016)
Publisher : Pusat Riset Perikanan, BRSDM KP.

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | Full PDF (1317.988 KB) | DOI: 10.15578/jppi.22.2.2016.115-122

Abstract

Informasi mengenai beberapa aspek perikanan huhate sangat diperlukan sebagai bahan untuk perencanaan pengelolaan perikanan yang berkelanjutan. Penelitian ini dilakukan di Larantuka, Flores Timur pada tahun 2014 dengan tujuan untuk menganalisis perikanan huhate sebagai salah satu tulang punggung perikanan TCT. Kegiatan penelitian diprioritaskan pada analisis unit alat tangkap, daerah penangkapan, komposisi hasil tangkapan dan estimasi Total Faktor Produktivitas (TFP) perikanan huhate. Basis data pengukuran adalah himpunan  data pendaratan dan observasi lapang. Hasil penelitian menunjukan bahwa karakteristik armada terdiri dari kapal yang terbuat dari fibreglass dengan kisaran bobot kapal 6 - 30 GT. Daerah penangkapan di sekitar perairan Laut Sawu dan Laut Flores. Hasil tangkapan utama didominansi oleh cakalang (Katsuwonus pelamis) sebanyak 82%, juwana tuna (Thunnus spp.) 17% dan tongkol (Auxis spp.) 1% serta hasil tangkapan ikutan lemadang (Coryphaena hippurus) dan marlin (Makaira spp.) < 1%. Hasil analisis tangkapan per unit upaya (CPUE) memberikan nilai rata-rata sebesar 1,1 ton/trip (0,4-1,7 ton/trip) dengan nilai tertinggi terjadi pada Februari, sedangkan terendah terjadi pada Januari. Hasil penelitian menunjukkan terdapat hubungan yang signifikan antara tren bulanan CPUE dan nilai TFP.
KEBIJAKAN PENINGKATAN EFISIENSI ENERGI USAHA PENANGKAPAN TUNA CAKALANG TONGKOL (TCT) DI INDONESIA TIMUR Suryanto Suryanto; T.R. Adi; Navy Watupongoh; Duto Nugroho; Mohamad Adha Akbar
Jurnal Kebijakan Perikanan Indonesia Vol 8, No 2 (2016): (November, 2016)
Publisher : Pusat Riset Perikanan

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | Full PDF (591.691 KB) | DOI: 10.15578/jkpi.8.2.2016.65-76

Abstract

Untuk mendukung Rencana Aksi Nasional Penurunan Emisi Gas Rumah Kaca (GRK), maka diperlukan kebijakan “peningkatan efisiensi energi usaha penangkapan tuna cakalang tongkol di Indonesia Timur” yang didominasi oleh armada pole and line dan hand line. Tujuan dari kajian ini adalah untuk meningkatkan efisiensi energi dalam rangka menurunkan carbon footprint yang dihasilkan oleh usaha penangkapan tuna cakalang tongkol di Indonesia Timur serta analisis kebijakannya. Isu dan permasalahan dikaji berdasarkan hasil penelitian, yang dilakukan dengan metode wawancara dan pengukuran insitu konsumsi BBM serta melakukan Focus Group Discussion dengan stakeholders terkait. Penelitian mendapatkan rerata jejak karbon usaha penangkapan armada pole and line dan handline didaerah tersebut adalah 0,6813 dan 0,9425 ton CO2 eq /ton hasil tangkapan Kajian menghasilkan rekomendasi kebijakan yang terdiri dari: penyusunan baseline emisi GRK usaha perikanan Nasional, meningkatkan efisiensi energi melalui pembuatan energy efficiency index kapal ikan Nasional, pelatihan manajemen operasional kapal, penggunaan sistem penyimpanan es balok yang lebih baik, pembentukan kelompok nelayan umpan hidup dan pengembangan teknik penangkapan handline yang lebih efisien.In order to support National action plan for the reduction of green house gas (GHG) emissions, a policy on “the improvement of energy efficiency for tuna, skipjack and kawa-kawa fisheries of eastern Indonesia dominated by pole and line and hand line fleets, is required. The purpose of this study is to improve energy efficiency in order to reduce carbon footprint generated by the above fisheries as well as its policy analysis. Issues and problems are reviewed based on the research results conducted by interview, in-situ measurement of fuel consumption, and conducting focus group discussions with relevant stakeholders. The research shows, carbon footprint of pole and line and hand line fleets in eastern Indonesia are 0.6813 and 0.9425 tons CO2 eq / ton of catches respectively. The study resulted in a policy recommendations that consist of the development of GHG emission baseline for National fisheries, training of fishing vessel operational management, the use of better storage system of ice blocks, the development of live bait aquaculture groups and the development of more efficient hand line fishing techniques.