Claim Missing Document
Check
Articles

Found 6 Documents
Search

SELEKTIVITAS MATA JARING BUJUR SANGKAR (SQUARE MESH WINDOW) PADA ALAT TANGKAP CANTRANG DI PERAIRAN JAWA Hufiadi Hufiadi; Baihaqi Baihaqi; Mahisworo Mahisworo
Jurnal Penelitian Perikanan Indonesia Vol 20, No 3 (2014): (September 2014)
Publisher : Pusat Riset Perikanan, BRSDM KP.

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | Full PDF (257.457 KB) | DOI: 10.15578/jppi.20.3.2014.153-160

Abstract

Penelitian selektivitas alat tangkap cantrang dilakukan dengan memasang BRD/square mesh window di bagian kantong jaring. Upaya rancang bagun jaring cantrang yang lebih selektif dilakukan melalui ujicoba pengoperasian secara langsung di lapangan. Untuk mengetahui tingkat kelolosan ikan muda (juvenil)/ukuran kecil melalui square mesh window menggunakan metode cover cod end. Penelitian dilakukan di Brondong, Lamongan Jawa Timur di 39 stasiun penangkapan. Selama penelitian, Rata-rata laju tangkap cantrang yang dilengkapi dengan perangkat square mesh window  2 inci, 3 inci dan 4 inci masing-masing  berkisar 54,03 - 101,34 kg/tarikan, 36,84 - 72,34 kg/tarikan dan 46,51 - 99,98 kg/tarikan dari subtotal tangkapan. Tingkat pelolosan cantrang yang dilengkapi square mesh window 2 inci, 3 inci dan 4 inci masing-masing berkisar antara 4,13 - 9,06% ,7,66 - 10,47% dan 14,94 - 39,80%. Perangkat square mesh window berukuran 3 inci (7, 62 cm) dan 4 inci (10,16 cm) efektif dalam meloloskan ikan-ikan berukuran kecil.The study of Danish seine selectivity was conducted by installing the square mesh window on the cod end. Experimental fishing operation on the sea was conducted to design of danish seine for increasing its selectivity. The rate escapement of fish juvenile through the square mesh window was determined by using cover cod end method. The study was done in 39 stations of Fishing trials at Brondong, Lamongan, East Java. During this study, catch rate of the square mesh window 2 inch, 3 inch and 4 inch ranged between 54.03 - 101.34kg/hauling, 36.84 - 72.34 kg/hauling and 46.51 - 99.98 kg/hauling, respectively. Escapement rate of danish seine with square mesh window 2 inch,3 inch and 4 inch, were between 4.13 -9.06%, 7.66-10.47% and 14,94-39.80%, respectively. The square mesh window devices with mesh size of 3 inch (7.62cm) and 4 inch (10.16 cm) were more effective for escaping of fish juvenile.
KARAKTERISTIK TEKNIS ALAT TANGKAP PUKAT CINCIN DI PERAIRAN TELUK APAR, KABUPATEN PASER - KALIMANTAN TIMUR Mahiswara Mahiswara; Tri Wahyu Budiarti; Baihaqi Baihaqi
Jurnal Penelitian Perikanan Indonesia Vol 19, No 1 (2013): (Maret 2013)
Publisher : Pusat Riset Perikanan, BRSDM KP.

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | Full PDF (468.01 KB) | DOI: 10.15578/jppi.19.1.2013.1-7

Abstract

Pukat cincin merupakan salah satu alat tangkap yang dioperasikan nelayan di Perairan Teluk Apar, Kalimantan Timur. Pukat cincin Teluk Apar tergolong pukat cincin jaring lingkar dan menggunakan material sederhana dalam konstruksinya. Penelitian pukat cincin bertujuan untuk mengetahui karakteristik secara teknis. Metode deskriptif-observatif digunakan untuk menghimpun data. Analisis data digunakan untuk menentukan nilai rasio antara daya tenggelam dan daya apung. Hasil analisis menunjukkan bahwa, nilai rasio antara daya tenggelam dan daya apung pukat cincin Teluk Apar adalah 1,68. Penggunaan material polyvynil chloride (PVC) dan batu kali, mengurangi efektivitas pukat cincin. Penggunaan material yang tepat (kuningan untuk cincin, timah hitam untuk pemberat), penambahan waktu rendam rumpon dan meningkatkan kemampuan jangkauan daerah penangkapan dapat mengoptimalkan kinerja pukat cincin Teluk Apar. Purse seine is one of the fishing gear that operated in Teluk Apar water, East Kalimantan. Teluk apar purse seine is categorized a ring net and constructed by using simple materials. The aims of study is to determine the technical characteristics of teluk apar purse seine. Descriptive and observation methods are used to gather data. Analysis of the data used to determine the value of the ratio between the sinking force and buoyancy. The result showed that the ratio between the sinking force and buoyancy of teluk apar purse seine is 1,68. The use of polyvynil chloride (PVC) and the stone, reducing the effectiveness of purse seine. The use of appropriate materials (bronze for ring and plumbum for sinker), the addition of FADs soak time and improve the fishing ground coverage can optimize the performance of Teluk Apar purse seine.
KAPASITAS PENANGKAPAN PANCING ULUR TUNA DI KEPULAUAN BANDA NEIRA Baihaqi Baihaqi; Hufiadi Hufiadi
Jurnal Penelitian Perikanan Indonesia Vol 19, No 2 (2013): (Juni 2013)
Publisher : Pusat Riset Perikanan, BRSDM KP.

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | Full PDF (265.89 KB) | DOI: 10.15578/jppi.19.2.2013.97-103

Abstract

Kapasitas penangkapan merupakan suatu pendekatan pengelolaan perikanan yang berkaitan dengan pembatasan kapasitas upaya penangkapan ikan.  Keberadaan kapasitas upaya penangkapan ditentukan oleh beberapa variabel, seperti : ukuran kapal dan mesin kapal, ukuran jaring, dan teknologi alat bantu penangkapan. Kajian pengelolaan perikanan berbasis kapasitas penangkapan merupakan alternatif pendekatan guna mengendalikan faktor-faktor input yang tidak efisien yang digunakan dalam usaha penangkapan. Melalui penelitian ini diharapkan dapat diketahui tingkat efesiensi teknis armada penangkapan pancing tuna di Laut Banda (Banda Neira). Kapasitas penangkapan dikaji menggunakan analisis teknik data envelopment analysis (DEA) dengan menggunakan program linier. Hasil penelitian menunjukkan bahwa perikanan pancing tuna di Banda Neira dengan pendekatan single output (bobot tangkapan), secara umum berada pada tingkat efisiensi yang jauh di bawah optimal dan tingkat input yang ada saat ini sudah melebihi kapasitas yang seharusnya (optimal). Untuk mencapai produksi yang potensial dari ketiga daerah penangkapan (P.Hatta, P.Manukang dan P.Rhum), dilakukan dengan mengurangi kapasitas masing-masing sebesar  33%, 42% dan 45%. Fishing capacity is an approach to fishery management relating to restrictions on fishing effort capacity. The effort capacity is determined by several variables such as vessel  and engine sizes, the size of the nets, and fishing tool technology. Study of fishing capacity based fisheries management is an alternative approach to control the input factors that are not efficiently used in fishing effort. Through the research capacity, it is expected to know the level of technical efficiency of fishing tuna fishing fleet in the Banda Sea. Fishing capacity was examined using analysis technique Data Envelopment Analysis (DEA) using a linear programming. The results show that the tuna line fisheries in the Banda Neira with single output approach (catch weight), was generally at the level of efficiency that is far under from the optimal level with the current input has exceeded the optimal capacity. To achieve the production potential of the third fishing grounds, reductions of the capacity of 33%, 42% and 45% for Hatta Island, Manukang Island and Rhum Island, respectively should be done.
KARAKTERISTIK TEKNIS ALAT TANGKAP PUKAT CINCIN DI PERAIRAN TELUK APAR, KABUPATEN PASER - KALIMANTAN TIMUR Mahiswara Mahiswara; Tri Wahyu Budiarti; Baihaqi Baihaqi
Jurnal Penelitian Perikanan Indonesia Vol 19, No 1 (2013): (Maret 2013)
Publisher : Pusat Riset Perikanan, BRSDM KP.

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | Full PDF (468.01 KB) | DOI: 10.15578/jppi.19.1.2013.1-7

Abstract

Pukat cincin merupakan salah satu alat tangkap yang dioperasikan nelayan di Perairan Teluk Apar, Kalimantan Timur. Pukat cincin Teluk Apar tergolong pukat cincin jaring lingkar dan menggunakan material sederhana dalam konstruksinya. Penelitian pukat cincin bertujuan untuk mengetahui karakteristik secara teknis. Metode deskriptif-observatif digunakan untuk menghimpun data. Analisis data digunakan untuk menentukan nilai rasio antara daya tenggelam dan daya apung. Hasil analisis menunjukkan bahwa, nilai rasio antara daya tenggelam dan daya apung pukat cincin Teluk Apar adalah 1,68. Penggunaan material polyvynil chloride (PVC) dan batu kali, mengurangi efektivitas pukat cincin. Penggunaan material yang tepat (kuningan untuk cincin, timah hitam untuk pemberat), penambahan waktu rendam rumpon dan meningkatkan kemampuan jangkauan daerah penangkapan dapat mengoptimalkan kinerja pukat cincin Teluk Apar. Purse seine is one of the fishing gear that operated in Teluk Apar water, East Kalimantan. Teluk apar purse seine is categorized a ring net and constructed by using simple materials. The aims of study is to determine the technical characteristics of teluk apar purse seine. Descriptive and observation methods are used to gather data. Analysis of the data used to determine the value of the ratio between the sinking force and buoyancy. The result showed that the ratio between the sinking force and buoyancy of teluk apar purse seine is 1,68. The use of polyvynil chloride (PVC) and the stone, reducing the effectiveness of purse seine. The use of appropriate materials (bronze for ring and plumbum for sinker), the addition of FADs soak time and improve the fishing ground coverage can optimize the performance of Teluk Apar purse seine.
UJI COBA PENANGKAPAN JARING INSANG DUA LAPIS UNTUK MENANGKAP IKAN TERUBUK (Tenualosa macrura Bleeker, 1852) HIDUP DI BENGKALIS Hufiadi Hufiadi; Baihaqi Baihaqi; Mahiswara Mahiswara
Jurnal Penelitian Perikanan Indonesia Vol 24, No 1 (2018): (Maret 2018)
Publisher : Pusat Riset Perikanan, BRSDM KP.

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | Full PDF (81.996 KB) | DOI: 10.15578/jppi.1.1.2018.25-36

Abstract

Ikan terubuk (Tenualosa macrura Bleeker, 1852) merupakan komoditas perikanan yang penting di Bengkalis, Provinsi Riau. Populasi terubuk di Bengkalis sangat menurun akibat dieksploitasi meskipun pembatasan penangkapan juga telah diterapkan melalui metode konservasi. Upaya selain konservasi juga melalui budidaya ikan namun upaya ini terkendala oleh ketersedian ikan terubuk hidup baik sebagai induk maupun ikan dewasa. Tulisan ini membahas hasil uji coba pengoperasian alat penangkap ikan jaring dua lapis untuk menangkap ikan terubuk hidup. Uji coba penangkapan dilaksanakan pada tahun 2015 – 2016 di perairan Selat Bengkalis dan sekitarnya. Hasil uji coba penangkapan menunjukkan bahwa jenis ikan yang dominan tertangkap adalah ikan biang-biang (Setipinna breviceps) dan nomei (Harpodon sp). Laju tangkap jaring dua lapis terhadap ikan terubuk berkisar 0,7 - 2,6 ekor/setting. Jumlah ikan terubuk yang tertangkap dalam kondisi hidup mencapai 27,1% dari total tangkapan ikan terubuk. Nilai ukuran panjang pertama kali tertangkap ikan terubuk dengan jaring dua lapis (Lc) yaitu 17,43 cmFL. Terubok (Tenualosa macrura Bleeker, 1852) is an important fish commodity in Bengkalis, Riau Province. The terubok resosurce in Bengkalis is heavily degraded due to the high exploitation even fishing limitation was applied in term of species conservation. Conservation efforts through fishculture are constrained by the availability of live terobuk fish as both parent and adult fish. This paper present the results of fishing trial of double-net fishing gear for catching alive terubok fish. Fishing trial was conducted in 2015-2016 periods in Bengkalis strait waters and its adjascent. The results shown that the dominant fish catches of doublé net were Shorthead hairfin anchovy (Setipinna breviceps) and bombay duck (Harpodon sp). Double gill net catch rate for terubok were between 0,7 -2,6 fish/setting. Number of alive terubok fish was 27,1% of total terubok catches, length of first capture (Lc) value of terubok by using doublé net was 17.4 cm FL.
STRUKTUR UKURANIKAN DAN PARAMETERPOPULASIMADIDIHANG(Thunnus albacares) DI PERAIRAN LAUT BANDA Adrian Damora; Baihaqi Baihaqi
BAWAL Widya Riset Perikanan Tangkap Vol 5, No 1 (2013): (April 2013)
Publisher : Pusat Riset Perikanan, BRSDM KP.

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | Full PDF (416.248 KB) | DOI: 10.15578/bawal.5.1.2013.59-65

Abstract

Laut Banda merupakan salah satu wilayah yang menjadi alur migrasi  dari beberapa jenis ikan tuna, di antaranya ikan madidihang (Thunnus albacares). Hal ini menyebabkan Laut Banda menjadi salah satu daerah penangkapan ikan madidihang yang potensial. Namun, seiring terus meningkatnya tekanan penangkapan, sering kali ikan madidihang muda tertangkap. Hal ini tentunya akan mengancam kelestarian sumber daya ikan ini. Tujuan penelitian ini adalah untuk mengungkapkan struktur ukuran dan parameter populasi ikan madidihang di perairan Laut Banda. Penelitian dilakukan pada 5.609 ekor ikan contoh sejak bulan Februari sampai dengan Desember 2011. Metode yang digunakan dalam penelitian ini adalah metode survei dengan aplikasi model analitik menggunakan program ELEFAN I. Hasil penelitian menunjukkan panjang cagak ikan madidihang berada pada kisaran 55-215 cm, dengan panjang pertama kali tertangkap (Lc) sebesar 131,85 cmFL. Parameter pertumbuhan von Bertalanffy untuk laju pertumbuhan (K), lebar karapas asimptotik (L∞) dan umur ikan madidihang pada saat panjang ke-0 (t0), masing-masing sebesar 0,51/tahun, 223 cmFL dan -0,1841 tahun. Persamaan kurva pertumbuhan sebagai Lt = 223[1-e-0.51(t+0.1841)]. Parameter mortalitas menunjukkan laju kematian total (Z) 2,4/tahun, laju kematian alamiah (M) 0,68/tahun dan laju kematian karena penangkapan (F) 1,79/tahun. Banda Sea is the one of migration area of some tuna species, including yellowfin tuna (T. albacares). This led the Banda Sea to be the yellowfin tuna fishing ground potential. However, with the increasing fishing pressure, often times young yellowfin tuna caught. This case will threaten the sustainability of the resources. The purpose of the study was to identify the size distribution and population parameters of yellowfin tuna in Banda Sea. This study was conducted of 5.609 samples during February until December 2011. The data were analyzed using the analytical model application with ELEFAN I program. The results showed that fork length of yellowfin tuna in 55-215 cm range with the length of first capture (Lc) was 131,85 cm FL. The von Bertalanffy's growth parameters, K, L∞, and t0 were 0,51 yr-1, 223 cm FL and -0,1841 yr. The growth curve were Lt = 223[1-e-0.51(t+0.1841)], respectively. Instantenous mortality parameters, total mortality rate (Z) and natural mortality rate (M) and fishing mortality rate (F) were 2,4 yr-1, 0,68 yr-1 and 1,79 yr-1, respectively.