Reny Puspasari
Pusat Penelitian dan Pengembangan Perikanan

Published : 3 Documents Claim Missing Document
Claim Missing Document
Check
Articles

Found 3 Documents
Search

INTERAKSI VARIABILITAS IKLIM DENGAN EKOSISTEM TERUMBU KARANG DAN SUMBER DAYA IKAN KARANG Reny Puspasari; Puji Rahmadi; Puput Fitri Rahmawati; Andreas S Samu-Samu
Jurnal Penelitian Perikanan Indonesia Vol 21, No 4 (2015): (Desember 2015)
Publisher : Pusat Riset Perikanan, BRSDM KP.

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | Full PDF (300.34 KB) | DOI: 10.15578/jppi.21.4.2015.211-220

Abstract

Keberadaan ikan karang di perairan dapat dipengaruhi oleh beberapa faktor, antara lain: kondisi ekosistem terumbu karang, lingkungan perairan di sekitarnya dan perubahan iklim. Variabilitas iklim ditandai oleh besar kecilnya nilai dari Southern Oscillation Index (SOI), Dipole Mode Index (DMI) dan curah hujan. Hubungan antara variabilitas iklim dengan ekosistem terumbu karang dan sumber daya ikan karang di wilayah perairan Sumatera Barat dianalisis dengan menggunakan analisis deskriptif terhadap data temporal, analisis komponen utama dan uji-t pada nilai CPUE (catch per unit effort)  ikan karang dari tahun-tahun terjadinya La Nina dan El Nino. Hasil penelitian menunjukkan bahwa SOI mempengaruhi kondisi ekosistem terumbu karang dan nilai CPUE ikan karang. Pemutihan karang di perairan Sumatera Barat pada 1997 terjadi ketika peristiwa El Nino Ekstrim negatif yang berasosiasi dengan IODM (Indian Ocean Dipole Mode) positif kuat. Nilai CPUE ikan karang lebih tinggi pada saat terjadi La Nina bila dibandingkan dengan nilai saat peristiwa El Nino. Rata-rata CPUE ikan karang pada saat terjadi peristiwa La Nina adalah 67 kg/trip, sementara pada saat terjadi peristiwa El Nino rata-rata nilai CPUE ikan karang adalah 32 kg/trip. Faktor DMI mempengaruhi peningkatan konsentrasi klorofil-a perairan sebagai tanda terjadi peningkatan kesuburan perairan.Status of reef fishes are highly influenced by several factors, such as: coral reef condition, adjacent waters condition and climate change. Climate variability is indicated by the values of Southern Oscillation Index (SOI), Dipole Mode Index (DMI) and rain fall. Interaction between climate variability and coral reef ecosystem and reef fish condition were analyzed by using a descriptive analysis to the temporal data, principal component analysis and t-test for CPUE of reef fishes in a certain years when La Nina and El Nino occurred. The results show that SOI influenced the coral reef ecosystem and reef fishes CPUE. Coral bleaching occurred when extreme negative SOI paralled with high positive IODM happened. CPUE of reef fishes in La Nina period recorded 67 kg/trip that was higher than El Nino period recorded 32 kg/trip. DMI factor influenced the increasing of chlorophyll-a concentration, as indicator of the high water fertility.
ANALISIS KERENTANAN JENIS IKAN PELAGIS KECIL DI PERAIRAN SELAT BALI DAN SELAT MAKASSAR TERHADAP DINAMIKA SUHU PERMUKAAN LAUT Reny Puspasari; Puput Fitri Rachmawati; Wijopriono Wijopriono
Jurnal Penelitian Perikanan Indonesia Vol 22, No 1 (2016): (Maret 2016)
Publisher : Pusat Riset Perikanan, BRSDM KP.

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | Full PDF (308.744 KB) | DOI: 10.15578/jppi.22.1.2016.33-42

Abstract

Kondisi oseanografi Indonesia dipengaruhi oleh dinamika proses oseanografi global. Salah satu proses tersebut adalah Arlindo yang menghantarkan massa air bersuhu hangat dari Samudera Pasifik ke Samudera Hindia melalui Selat Makassar. Dinamika suhu perairan akan mempengaruhi kondisi sumberdaya ikan di perairan tersebut. Penelitian bertujuan untuk menganalisis dampak dinamika suhu permukaan laut terhadap empat jenis ikan pelagis yaitu ikan layang biru (Decapterus macarellus), kembung (Ratrelliger kanagurta), lemuru (Sardinella lemuru) dan tongkol (Auxis thazard).  Penelitian dilakukan pada tahun 2015 dengan membuat profil biologis setiap jenis ikan, kemudian dilakukan penilaian oleh para ahli mengenai kerentanan setiap jenis ikan terhadap paparan dinamika SPL.  Hasil penilaian para ahli kemudian dianalisis menggunakan metode kerentanan jenis yang digunakan oleh NOAA.  Hasil analisis menunjukkan bahwa empat jenis ikan pelagis yang dianalisis mempunyai tingkat kerentanan yang rendah terhadap paparan dinamika suhu permukaan laut.  Tingkat kerentanan ikan pelagis kecil di perairan Selat Bali lebih tinggi bila dibandingkan dengan Selat Makassar. Oceanographic condition of Indonesian waters is highly influenced by global oceanographic processes. Indonesian through flow is one of the global oceanographic processes that affect the oceanographic condition in Indonesia waters, it delivers warm water from Pacific Ocean to Indian Ocean through the strait of Makassar. Therefore, the dynamic of sea water temperature will affect the fish resources condition. The objective of this study is to analyze the impact of the dynamic of sea surface temperature to pelagic fishes such as mackerel scad (Decapterus macarellus), Indian mackerel (Ratrelliger. kanagurta), Bali sardine (Sardinella. lemuru) and frigate tuna (Auxis. thazard). The study was conducted in 2015 consists of three phases of process, describing biological profile of the species, then scoring based on expert adjustment, and analyzed the expert scores using NOAA’s standard method of species vulnerability to climate change. The result showed that all of species analyzed have low vulnerability to the expose of the dynamic of sea surface temperature. The rank of vulnerability of all species is higher in Bali Strait than Makassar Strait. 
PENGUATAN KEARIFAN LOKAL SEBAGAI LANDASAN PENGELOLAAN PERIKANAN PERAIRAN UMUM DARATAN DI SUMATERA Dian Oktaviani; Eko Prianto; Reny Puspasari
Jurnal Kebijakan Perikanan Indonesia Vol 8, No 1 (2016): (Mei 2016)
Publisher : Pusat Riset Perikanan

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | Full PDF (421.961 KB) | DOI: 10.15578/jkpi.8.1.2016.1-12

Abstract

Kearifan lokal merupakan suatu nilai budaya yang tidak terlepas dari kehidupan masyarakat Indonesia dan diakui keberadaannya oleh hukum negara. Kearifan lokal yang masih berlakudi dalam kehidupan masyarakat Sumatera terkait dengan pengelolaan perikanan perairan umum daratan terdiri dari lelang lebak lebung (Sumatera Selatan), lubuk larangan (Jambi dan Sumatera Barat), rantau larangan (Riau), ma’uwo (Riau), dan upacara semah terubuk (Riau).Dari kelima kearifan lokal tersebut, lubuk larangan termasuk sistem pengelolaannya sudah menjadi salah satu kegiatan pemerintah sampai di tingkat nasional.Penguatan kearifan lokal dengan kajian ilmiah dapat menjadikan kearifan lokal sebagai bagian dari sistem pengelolaan perikanan yang efektif dan efisien berbasis masyarakat.Kajian ilmiah terhadap kearifan lokal yang berhubungan dengan pengelolaan perikanan dapat didekati dengan etnobiologi (analisis emik dan analisis etik).Selanjutnya, kearifan lokal dapat diperkuat secara hukum dan perundang-undangan yang berlaku secara nasional.Local wisdom is a cultural value that can not be separated from the life of the Indonesian people and its existence is recognized by state law. Local wisdoms found in Sumatra related to inland fisheries management are lebak lebung (South Sumatra), lubuk larangan (Jambi and West Sumatra), rantau larangan (Riau), ma'uwo (Riau), and upacara semah terubuk (Riau).Lubuk larangan including its management system has become one of the government's activities to the national level. Strengthening local wisdom with scientific studies can make it is as part of effective and efficient community-based fisheries management system. Scientific studies on local wisdom related to fisheries management could be analyzed by applying ethnobiology approach (emic and etic analysis).