Siti Nurul Aida
Balai Riset Perikanan Perairan Umum, Mariana-Palembang

Published : 3 Documents Claim Missing Document
Claim Missing Document
Check
Articles

Found 3 Documents
Search

KUALITAS PERAIRAN SUNGAI MUSI BAGIAN HILIR DITINJAU DARI KARAKTERISTIK FISIKA-KIMIA DAN STRUKTUR KOMUNITAS MAKROZOOBENTHOS Husnah Husnah; Eko Prianto; Siti Nurul Aida
Jurnal Penelitian Perikanan Indonesia Vol 13, No 3 (2007): (Desember 2007)
Publisher : Pusat Riset Perikanan, BRSDM KP.

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | Full PDF (203.596 KB) | DOI: 10.15578/jppi.13.3.2007.167-177

Abstract

Sungai Musi merupakan sungai besar mengaliri wilayah Sumatera Selatan, Lampung, dan Bengkulu , dan bervariasi dalam pemanfaatannya, khususnya di bagian hilir, didominasi oleh kegiatan industri yang membuang limbahnya ke Sungai Musi. Kajian pengaruh industri terhadap Sungai Musi telah dilakukan, namun sebatas analisis fisik dan kimia lingkungan dan belum mengarah kepada pengaruhnya terhadap organisme air. Organisme air adalah indikator penting perubahan lingkungan karena organisme khususnya organisme dasar (benthos) menyimpan sejarah proses-proses terjadi di perairan. Riset yang bertujuan untuk mengetahui kualitas perairan Sungai Musi bagian hilir ditinjau dari karakteristik fisik dan kimia dan struktur makrozoobenthos telah dilakukan di Sungai Musi, Sumatera Selatan pada bulan Mei dan September 2006. Riset dilakukan bersifat survei lapangan. Delapan stasiun ditentukan di Sungai Musi bagian hilir berdasarkan pada perbedaan mikrohabitat. Stasiun riset masing masing antara lain Sejagung, Pulokerto, Jembatan Ampera, Sebokor, Pulau Burung, Upang, Pulau Payung, dan Sungsang. Pada masing masing stasiun, dilakukan pengambilan contoh air untuk parameter fisika, kimia, dan makrobenthos. Contoh air diambil dari atas perahu motor pada kedalaman 1,0 m dari permukaan air dengan menggunakan kemmerer water sampler. Sebagian contoh dianalisis di lapangan (suhu, pH, dan oksigen terlarut) dan sebagian lagi yaitu jumlah padatan tersesuspensi (total suspended solids), jumlah padatan terlarut (total dissolved solids), jumlah karbon organik (total organic carbon), organik karbon terlarut (dissolved organic carbon), konsumsi oksigen biologi (biochemical oxygen demand), nitrat, dan fosfat dianalisis di laboratorium kimia. Contoh makrozoobenthos diambil pada 10 titik di masing-masing stasiun, dengan menggunakan ekman dredge dengan bukaan mulut 400 cm2. Contoh makrobenthos pada masingmasing titik tersebut disortir dengan menggunakan saringan dan kemudian digabungkan (dikomposit) dan diawetkan dengan formalin 10%. Data kualitas air dianalisis dengan principle component analysis dan kelimpahan makrozoobenthos dianalisis dengan analisis cluster. Kualitas perairan di Sungai Musi bagian hilir dikelompokkan atas 2 yang mengalami tekanan berat yaitu dari Sejagung sampai dengan Pulau Burung dan tekanan ringan yaitu dari Upang sampai dengan Muara Sungai Musi. Kelompok pertama dicirikan oleh nilai konsentrasi total dissolved solids, total organic carbon, dan dissolved organic carbon yang tinggi diiringi dengan kelimpahan makrozoobenhthos yang rendah serta didominasi oleh Tubifex sp. Kelompok ke-2 dari Upang sampai dengan Muara Sungai Musi dicirikan oleh nilai konsentrasi total suspended solids yang tinggi, dengan kelimpahan makrozoobenthos yang tinggi dan didominasi oleh Gammarus. Musi River is a large river , crossing three provinces, South Sumatra, Lampung and Bengkulu, and differeing in types and levels of its resources ultization, particularly at the down stream of Musi River, mostly dominated by industries activities producing a waste which flows to the river. Several studies on the effect of industries on the Musi River have been conducted , however , limmieted on physical dan chemical aspects of the water, not yet to evaluate its effect on aquatic organism. Aquatic organism such macrozoobenthos is important indicator of environmental changes since this organism records the history of processes occurred in the water. Study to assess water quality of the down stream Musi River based on physical, chemical water characteristics and macrozoobenthos community structure was conducted at may and september 2006 in Musi River located in South Sumatera Province of Indonesia. The study used inventory field survey. Eight sampling sites; Sejagung, Pulokerto, Jembatan Ampera, Sebokor, Pulau Burung, Upang, Pulau Payung, and Sungsang were selected based on the microhabitat difference. water sampling for physical and chemical parameters and sediment, and  macrozoobenthos were carried in each sampling site. Water sample was collected at a depth of 1.0 m from the water surface by using kemmerer water sampler. Some water quality parameters such as temperature, pH, and dissolved oxygen) were directly analyzed in the field, while the others such as total suspended solids, total dissolved solids, total organic carbon, dissolved organic carbon, biochemical oxygen demand, nitrate, and phosphate were analyzed in laboratory. Macrozoobenthos was collected at ten sampling points in each sampling sites using Ekman Dredge of 400 cm2 mouth opening. Macrozoobenthos from ten sampling points was composited, sorted and preserved with formalin 10%. Water quality parameters were analyzed with principle component analysis while macrozoobenthos abundance was analyzed with cluster. Results revealed that water quality at the down stream Musi River was classified into two groups. The first group was the heavy degraded sites from Sejagung to Pulau Burung, characterized by having high concentration of total dissolved solids, total organic carbon, and dissolved organic carbon, low abundance of macrozoobenthos with Tubifex sp. as the dominant species. The second group was light degraded sites from Upang to the mouth of Musi River, characterized by high concentration of total suspended solids and high macrozoobenthos abundance with Gammarus sp. as the dominant species.
KUALITAS AIR BAGI KEHIDUPAN ORGANISME BAGIAN TENGAH DAN HILIR SUNGAI MUSI BERDASARKAN PADA SUMBER POLUTAN Siswanta Kaban; Husnah Husnah; Siti Nurul Aida
Jurnal Penelitian Perikanan Indonesia Vol 14, No 3 (2008): (September 2008)
Publisher : Pusat Riset Perikanan, BRSDM KP.

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | Full PDF (2433.768 KB) | DOI: 10.15578/jppi.14.3.2008.253-261

Abstract

Penelitian ini dilakukan untuk mengetahui kualitas air Sungai Musi tahun 2007 sampai dengan 2008 di bagian tengah dan hilir berdasarkan pada sumber polutan. Empat belas stasiun pengambilan contoh ditetapkan sebagai sumber polutan seperti industri maupun pemukiman penduduk, dan referensi yang jauh dari industri maupun pemukiman yang digunakan sebagai pembanding. Pada setiap stasiun, pengambilan contoh dilakukan 3 kali waktu pengambilan, yaitu bulan April, Juni, dan Januari yang dapat mewakili 3 musim yang berbeda pada tahun tersebut. Beberapa parameter diukur in situ sementara beberapa lain dianalisis di laboratorium dengan standar methods (AWWAWEF, 2005). Dari hasil penelitian didapatkan bahwa industri yang bergerak di bidang pengolahan kelapa sawit dan karet cenderung menurunkan kualitas perairan di Sungai Musi. Kandungan logam berat dalam sedimen di Sungai Musi relatif rendah dengan kandungan Cr+6 dan Pb yang tertinggi masing-masing 13,481 dan 1,747 μg per g. Curah hujan cenderung menurunkan beberapa parameter fisika dan kimia kualitas perairan. Potensi pencemaran cenderung ditemukan di bagian hilir Sungai Musi, karena sebaran industri dan intensitas pemanfaatan perairan cukup tinggi di bagian sungai tersebut. Study in order to know distribution of pollution source and its effect on water quality of the middle and down stream of Musi River was conducted in April and June 2007 and January 2008. Fourteen sampling sites were selected based on the pollution source and the minimal degradation site (reference sites). Parameters observed were pollution source distribution and water and sediment parameters such as physical and chemical parameters. Water sample was collected at 0.5 m from water surface by using Kemmerer water sampler while sediment samples were taken by using Ekman grab. Some of the parameters were analyzed in situ while the rest were analyzed in laboratory. Results indicated that oil palm and rubber industries were mostly the pollution source in Musi River. Potential pollution source was mostly found in the middle and down stream of Musi River since most of pollution source and high water utilization found in this area. Water quality parameters except total suspended solid and biochemical oxygen demand, were still in the range that can be tolerated by the aquatic organisms. Rain fall tends to decrease water quality of the river. Concentration of heavy metal such as Chrom (Cr+6) and plumbum in the sediment were in still in low concentration with the highest concentration reaching 13.481 and 1.747 μg per g respectively.
INVENTARISASI JENIS DAN STRUKTUR EKOLOGI ZOOPLANKTON DI SUNGAI MUSI BAGIAN HILIR, SUMATERA SELATAN Eko Prianto; Husnah Husnah; Siti Nurul Aida
Jurnal Penelitian Perikanan Indonesia Vol 14, No 3 (2008): (September 2008)
Publisher : Pusat Riset Perikanan, BRSDM KP.

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | Full PDF (345.729 KB) | DOI: 10.15578/jppi.14.3.2008.263-271

Abstract

Penelitian yang bertujuan untuk mengetahui struktur komunitas zooplankton di Sungai Musi bagian hilir telah dilakukan pada bulan Mei, September, dan Januari 2007. Penelitian dilaksanakan dengan menggunakan metode survei pada 9 lokasi. Pemilihan lokasi pengambilan contoh dengan menggunakan purposive sampling didasarkan pada mikrohabitat. Contoh zooplankton diambil dengan menggunakan ember 10 l dan total volume yang disaring dengan plankton net 150 l. Parameter yang diukur meliputi kelimpahan, komposisi jenis, keragaman, keseragaman, dan indeks dominasi zooplankton. Hasil analisis jumlah spesies zooplankton yang tertinggi dijumpai pada bulan September dan terendah pada bulan Mei. Indeks keragaman dan kelimpahan zooplankton pada Mei 2006 dan Januari 2007 berkisar antara 0 sampai dengan 2,2 dan 0,8 sampai dengan 21x103 ind.m-3. Indeks keseragaman bervariasi. Nilai yang tertinggi diperoleh pada bulan Januari (0,8 sampai dengan 1), sedangkan bulan Mei dan September 2006. Pada September dan Mei lebih bervariasi dengan kisaran nilai masing-masing 0,6 sampai dengan 1 dan 0,6 sampai dengan 0,9. Selanjutnya untuk dominasi jenis, terdapat 2 stasiun yaitu Sebokor (bulan Mei) dan Selat Cemara (bulan September), yang didominasi 1 jenis zooplankton. Research with aiming to know the community structure of zooplankton at the down stream of Musi Rivers was conducted in May and September 2006, and January 2007. The work was done with field survey method at nine sampling sites, that were set up by using purposive sampling method based on the difference an microhabitat. Samples for zooplankton were collected by using 10 l bucket to sample a total of 150 l of water, and the total volume of wals filtered by using plankton net. Parameters measured include the abundance, spesies composition, diversity, similarity, and dominance index of zooplankton. Results show that the highest number of zooplankton species was found in September while the lowest one was recorded in May. The diversity index and abundance zooplankton in May 2006 and January 2007 were between 0 until 2.2, and 0.8 until 21x103 ind.m-3, respectively. The similarity index varied. The highest value was recorded in january (0.8 until 1) while in may and september 2006 were 0.6 until 1 and 0.6 until 0.9, respectively. Zooplankton was dominanted sebokor and cemara sampling sites.