Astri Suryandari
Balai Penelitian Pemulihan dan Konservasi Sumber Daya Ikan

Published : 2 Documents Claim Missing Document
Claim Missing Document
Check
Articles

Found 2 Documents
Search

SEBARAN UKURAN MORFOLOGI LABI-LABI (Amyda cartilaginea Boddaert, 1770) HASIL TANGKAPAN DI SUMATERA SELATAN Agus Arifin Sentosa; Astri Suryandari
Jurnal Penelitian Perikanan Indonesia Vol 20, No 3 (2014): (September 2014)
Publisher : Pusat Riset Perikanan, BRSDM KP.

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | Full PDF (600.116 KB) | DOI: 10.15578/jppi.20.3.2014.129-136

Abstract

Labi-labi (Amydacartilaginea) merupakan salah satu komoditas tangkapan untuk ekspor di Sumatera Selatan. Status perlindungannya telah masuk dalam Appendix II CITES dan kategori rawan menurut IUCN. Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui sebaran ukuran morfologi A. cartilaginea hasil tangkapan di Sumatera Selatan. Data tangkapan labi-labi diperoleh dari catatan enumerator  selama 2013 di Kabupaten Musi Rawas, Musi Banyuasin dan Lubuklinggau. Analisis data dilakukan secara deskriptif. Hasil menunjukkan bahwa labi-labi yang tertangkap dari Musi Rawas dan Lubuklinggau memiliki ukuran morfologi yang lebih besar dibandingkan dari MusiBanyuasin. Labi-labi yang dominan tertangkap memiliki bobot < 5,5 kg (52,45%). Sebaran labi-labi yang tertangkap dengan bobot tangkapan total > 1000 kg dan total tangkapan > 200 ekor tahun-1 terdapat di Jaya Loka, Megang Sakti dan Lakitan Ulu (Kabupaten Musi Rawas) serta di Sekayu, Batanghari Leko dan Babat Toman (Kabupaten Musi Banyuasin).The Asiatic softshell turtle (Amyda cartilaginea Boddaert, 1770) is one of the export commodities in South Sumatera. Its conservation status has been included in Appendix II CITES and IUCN vulnerable category. The objective of study is to determine the distribution of morphological size of A. cartilaginea caught in South Sumatera. The softshell turtle catch data was collected and recorded by enumerators during 2013 in District Musi Rawas, Musi Banyuasin and Lubuklinggau. Data were analysed descriptively. The results show that the morphological size of softshell turtle caught from Musi Rawas and Lubuklinggau were bigger than from Musi Banyuasin. The Asiatic softshell turtle catch distribution with a total catch body mass >1000 kg and total catch >200 individuals year-1 were found in Jaya Loka, Megang Sakti and Lakitan Ulu (Musi Rawas Regency) and Sekayu, Batanghari Leko and Babat Toman (Musi Banyuasin Regency).
SEBARAN HORIZONTAL JUVENIL UDANG DI PERAIRAN LAGUNA SEGARA ANAKAN Didik Wahyu Hendro Tjahjo; Astri Suryandari
Jurnal Penelitian Perikanan Indonesia Vol 19, No 3 (2013): (September 2013)
Publisher : Pusat Riset Perikanan, BRSDM KP.

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | Full PDF (910.169 KB) | DOI: 10.15578/jppi.19.3.2013.131-137

Abstract

 Terdapat sembilan spesies udang ekonomis penting di  perairan Cilacap dan sekitarnya yang termasuk komoditas perikanan tangkap, dimana sebanyak 34% dari total udang yang tertangkap nelayan, menetas dan dibesarkan di kawasan laguna Segara Anakan. Kondisi ini mengisyaratkan agar dalam pengelolaan perikanan, Segara Anakan perlu mendapat perhatian termasuk aspek ekologis perairan. Untuk itu dilakukan penelitian dengan tujuan untuk mengkaji kelimpahan dan sebaran horizontal juvenil udang  serta preferensi habitatnya di perairan Laguna Segara Anakan. Penelitian lapang dilakukan sebanyak 3 kali frekuensi pengambilan sampel, yaitu pada April, September dan Desember 2012. Pengambilan sampel udang dilakukan dengan alat tangkap mini beam trawl secara terstratifikasi pada delapan titik stasiun pengamatan. Analisa data meliputi kelimpahan dan distribusi horizontal udang, serta preferensi habitatnya. Kelimpahan juvenil udang tertinggi ditemukan di stasiun Klaces dan terendah di stasiun Sapuregel Kecil, dimana nilainya berkisar antara 8-446 ekor/1000 m2 (udang penaeid 8-336 ekor/1000 m2). Post larva udang penaeid tampak dapat  menyesuaikan diri terhadap fluktuasi salinitas yang berkisar antara 2-35 ‰ hingga menjadi juvenil muda serta siap bermigrasi kembali ke laut hingga dewasa untuk melakukan siklus berikutnya. Dari data variasi kelimpahan dan pola sebaran juvenil udang diperoleh gambaran bahwa preferensi habitat bagi udang adalah tipe dasar perairan yang lembut (soft), biasanya terdiri dari campuran lumpur dan pasir.  Kelompok udang penaeid ini tersebar relatif merata di perairan laguna. There are nine species of economically important shrimp in Cilacap water  which  belonging to  fisheries commodities, where as many as 34 % of the total shrimp caughted are hatched and raised in the Segara Anakan lagoon. This condition implies that in fisheries management option, Segara Anakan lagoon  include its ecological aspects need attention.  In this regard, the research which aim to assess the abundance and horizontal distribution of juvenile shrimp and its habitat preferences in Segara Anakan lagoon were conducted.  Field research conducted three times in April, September and December 2012. Juvenil shrimps were collected using beam trawl on the eight point observation stations. Analysis data consist of  shrimp abundance, horizontal distribution and habitat preferences . The highest abundance of juvenile shrimp are found in Klaces and the lowest are in Sapuregel Kecil,  where values range from 8-446 ekor/1000 m2 (penaeid range 8-336 ekor/1000 m2). Penaeid post larvae seem to adjust to water salinity fluctuation  that ranged between 2-35 ‰ until its growth to be a young juvenile and ready to migrate to the ocean as mature phase and continue the next cycle. Based on abundance data variation and distribution pattern of juvenile shrimp indicated that habitat preferences is soft bottom types, usually consisting of a mixture of mud and sand. Penaeid shrimp is spread relatively evenly in this lagoon.