Didik Wahyu Hendro Tjahjo
Balai Penelitian Pemulihan dan Konservasi Sumber daya Ikan

Published : 2 Documents Claim Missing Document
Claim Missing Document
Check
Articles

Found 2 Documents
Search

SEBARAN HORIZONTAL JUVENIL UDANG DI PERAIRAN LAGUNA SEGARA ANAKAN Didik Wahyu Hendro Tjahjo; Astri Suryandari
Jurnal Penelitian Perikanan Indonesia Vol 19, No 3 (2013): (September 2013)
Publisher : Pusat Riset Perikanan, BRSDM KP.

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | Full PDF (910.169 KB) | DOI: 10.15578/jppi.19.3.2013.131-137

Abstract

 Terdapat sembilan spesies udang ekonomis penting di  perairan Cilacap dan sekitarnya yang termasuk komoditas perikanan tangkap, dimana sebanyak 34% dari total udang yang tertangkap nelayan, menetas dan dibesarkan di kawasan laguna Segara Anakan. Kondisi ini mengisyaratkan agar dalam pengelolaan perikanan, Segara Anakan perlu mendapat perhatian termasuk aspek ekologis perairan. Untuk itu dilakukan penelitian dengan tujuan untuk mengkaji kelimpahan dan sebaran horizontal juvenil udang  serta preferensi habitatnya di perairan Laguna Segara Anakan. Penelitian lapang dilakukan sebanyak 3 kali frekuensi pengambilan sampel, yaitu pada April, September dan Desember 2012. Pengambilan sampel udang dilakukan dengan alat tangkap mini beam trawl secara terstratifikasi pada delapan titik stasiun pengamatan. Analisa data meliputi kelimpahan dan distribusi horizontal udang, serta preferensi habitatnya. Kelimpahan juvenil udang tertinggi ditemukan di stasiun Klaces dan terendah di stasiun Sapuregel Kecil, dimana nilainya berkisar antara 8-446 ekor/1000 m2 (udang penaeid 8-336 ekor/1000 m2). Post larva udang penaeid tampak dapat  menyesuaikan diri terhadap fluktuasi salinitas yang berkisar antara 2-35 ‰ hingga menjadi juvenil muda serta siap bermigrasi kembali ke laut hingga dewasa untuk melakukan siklus berikutnya. Dari data variasi kelimpahan dan pola sebaran juvenil udang diperoleh gambaran bahwa preferensi habitat bagi udang adalah tipe dasar perairan yang lembut (soft), biasanya terdiri dari campuran lumpur dan pasir.  Kelompok udang penaeid ini tersebar relatif merata di perairan laguna. There are nine species of economically important shrimp in Cilacap water  which  belonging to  fisheries commodities, where as many as 34 % of the total shrimp caughted are hatched and raised in the Segara Anakan lagoon. This condition implies that in fisheries management option, Segara Anakan lagoon  include its ecological aspects need attention.  In this regard, the research which aim to assess the abundance and horizontal distribution of juvenile shrimp and its habitat preferences in Segara Anakan lagoon were conducted.  Field research conducted three times in April, September and December 2012. Juvenil shrimps were collected using beam trawl on the eight point observation stations. Analysis data consist of  shrimp abundance, horizontal distribution and habitat preferences . The highest abundance of juvenile shrimp are found in Klaces and the lowest are in Sapuregel Kecil,  where values range from 8-446 ekor/1000 m2 (penaeid range 8-336 ekor/1000 m2). Penaeid post larvae seem to adjust to water salinity fluctuation  that ranged between 2-35 ‰ until its growth to be a young juvenile and ready to migrate to the ocean as mature phase and continue the next cycle. Based on abundance data variation and distribution pattern of juvenile shrimp indicated that habitat preferences is soft bottom types, usually consisting of a mixture of mud and sand. Penaeid shrimp is spread relatively evenly in this lagoon.
STATUS TERKINI DAN ALTERNATIF PENGELOLAAN SUMBER DAYA IKAN DI LAGUNA SEGARAANAKAN, CILACAP Didik Wahyu Hendro Tjahjo; Riswanto Riswanto
Jurnal Kebijakan Perikanan Indonesia Vol 5, No 1 (2013): (Mei 2013)
Publisher : Pusat Riset Perikanan

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | Full PDF (330.232 KB) | DOI: 10.15578/jkpi.5.1.2013.9-16

Abstract

Laguna Segara Anakan mempunyai peran penting sebagai kawasan pengelolaan perikanan udang sebagai daerah asuhan. Penyempitan dan pendangkalan perairan laguna sangat mempengaruhi populasi larva dan juvenil udang. Tujuan penulisan ini adalah untuk mengkaji hubungan perubahan lingkungan terhadap sumberdaya udang. Kandungan oksigen terlarut relatif rendah, kondisi tersebut dalam jangka panjang akan berpengaruh terhadap laju pertumbuhan ikan dan udang, dan akhirnya berdampak langsung terhadap laju rekruitmen udang dan ikan untuk perairan Segara Anakan dan perairan laut sekitar Cilacap. Kelimpahan larva udang dan ikan di perairan laguna ini berkisar antara 87 – 63,451 ind./1000 m3, dan kelimpahan juvenil tersebut berkisar antara 0 – 25,263 ind./1000 m2, dimana selama pengamatan didominasi oleh juvenil udang. Total produksi (ikan dan udang) di Segara Anakan dari tahun ke tahun mengalami penurunan yang signifikan dalam periode tahun 1987-2004. Kondisi tersebut disebabkan luas perairan laguna semakin sempit dan dangkal, serta intensitas penangkapan semakin tinggi. Oleh karena itu, perlu suatu pengelolaan yang menyeluruh terhadap sumber daya laguna agar mampu mengurangi laju penurunan produksinya, yaitu pengelolaan sumberdaya perikanan di laguna Segara Anakan sebagai satu kesatuan ekologi yang utuh.Segara Anakan lagoon have an important role as the shrimp fishery management area in which shrimp species using this area of lagoons as a nursery ground. Refinement and siltation of the lagoon waters greatly affect populations of larvae and juvenile shrimp. The purpose of this paper is to study the relationship of environmental change on shrimp resources. Dissolved oxygen is relatively low, the condition will affect the growth of fish and shrimp in the long time, and ultimately it have a direct impact on the rate of recruitment of shrimp and fish for Segara Anakan waters and coastal waters around Cilacap. Abundance of larval shrimp and fish in this lagoon waters ranged from 87 to 63.451 ind./1000 m3 and the juvenile abundance ranged from 0 to 25.263 ind./1000 m2, where the observations are dominated by the juvenile shrimp. Total production (fish and shrimp) at Segara Anakan from year to year has decreased significantly over the period 1987-2004. The condition is caused by the broad waters of the lagoon is narrow and shallow, and the higher the intensity of fishing. Therefore, the need for a comprehensive management of the lagoon resources in order to reduce the rate of decline in production, the management of fishery resources in the lagoon Segara Anakan as a whole complete ecology.