Tembakau merupakan komoditas perkebunan yang sangat penting bagi perekonomian Indonesia. Meskipun demikian, komoditi tembakau terutama di Kabupaten Jember menghadapi berbagai permasalahan, diantaranya adalah ketidakpastian harga tembakau dan fluktuasi produksi tembakau.Tujuan kegiatan penelitian untuk mengetahui metode peramalan yang paling tepat untuk komoditas tepat di Kabupaten Jember. Target penelitian ini adalah dihasilkannya metode yang sesuai dalam peramalan komoditas tembakau kasturi sehingga dapat digunakan petani dalam menata pola tanamnya. Penelitian ini menggunakan data sekunder. Data sekunder diperoleh dari harga dan pemintaan komoditas tembakau di Kabupaten Jember. Data yang  diambil selama  kurun waktu tahun 2006-2011. Data yang telah dikumpulkan diteliti dan dianalisis dengan menggunakan metode peramalan Moving Average, Exponential Smoothing, Regresi Linier (Trend).Berdasarkan hasil perhitungan pada penilitian ini, menunjukkan bahwa metode peramalan Eksponensial Smoothing merupakan metode yang paling tepat dalam memberikan nilai ramalan untuk harga dan permintaan tembakau kasturi. Hal ini terlihat dari hasil nilai MSE terkecil, yaitu sebesar 3.349.763 untuk harga tembakau kasturi. Sedangkan nilai MSE terkecil untuk permintaan tembakau, yaitu sebesar 110.305. Dengan menggunakan metode yang tepat diharapkan akan menghasilkan nilai ramalan mendekati nilai aktualnya.Peramalan harga tembakau kasturi di Kabupaten Jember yang dilakukan dengan metode eksponensial smoothing dalam 10 tahun ke depan menghasilkan harga tembakau kasturi yang cenderung meningkat tetapi tidak dalam persentase yang besar. Dengan kenaikan sebesar Rp 40,- sampai Rp 80,- per periode. Harga tembakau kasturi pada tahun 2012 atau periode peramalan pertama adalah sebesar Rp 38.739,-. Sedangkan harga tembakau kasturi tertinggi pada tahun 2021 adalah sebesar Rp39.289,-. Untuk permintaan tembakau, hasil peramalan yang dihasilkan menunjukkan tingkat permintaan tembakau kasturi yang berfluktuasi setiap periodenya. Permintaan tertinggi selama 10 periode mendatang terjadi pada tahun 2013 dengan permintaan sebesar 11.688 Ton, dengan rata-rata fluktuasi kenaikan atau penurunan sebesar 10 sampai 1.200 Ton setiap tahun.