Claim Missing Document
Check
Articles

Found 9 Documents
Search

PENERAPAN METODE QUALITY FUNCTION DEPLOYMENT (QFD) PADA PRODUK TEMPE (STUDI KASUS PADA PERUSAHAAN “SUMBER REJEKI”) Naning Retnowati
Jurnal Ilmiah Inovasi Vol 13 No 2 (2013): Agustus
Publisher : Politeknik Negeri Jember

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.25047/jii.v13i2.105

Abstract

Perusahaan tempe “Sumber Rejeki” sebagai pelaku bisnis harus bisa mencari, mengenal dan mengetahui kriteria atribut mutu apa saja untuk produk tempe yang dibutuhkan dan diinginkan oleh konsumennya. Salah satu metode yang terbukti efektif dan sukses untuk memenuhi kebutuhan dan keinginan konsumen adalah penggunaan aplikasi Quality Function Deployment (QFD).Tujuan dari penelitian ini adalah : (1) untuk mengetahui kriteria atribut produk tempe yang dibutuhkan dan diharapkan oleh konsumen, (2) untuk mengetahui penilaian mutu produk tempe Sumber Rejeki dibandingkan produk kompetitor (“A” dan “B”) dengan menggunakan metode QFD, dan (3) untuk mengetahui usaha perbaikan perusahaan Sumber Rejeki dengan menggunakan metode QFD agar produk yang dihasilkan sesuai dengan kebutuhan dan harapan konsumen.Pada hasil penelitian didapatkan atribut harapan konsumen (whats) sebanyak sembilan (8) atribut. Dengan skala penilaian 1-5, urutan prioritasnya : rasa tempe (4,8), tekstur tempe (4,67), warna tempe (4,40), harga produk (4,33), aroma tempe (3,63), ketersediaan produk (3,57), kemasan produk (3,37), dan informasi produk (3,33). Untuk penilaian kualitas produk tempe Sumber Rejeki, masih di bawah tempe “A”, konsumen merasa kualitas produk yang diberikan belum sesuai dengan apa yang diharapkan. Produk tempe Sumber Rejeki mendapatkan penilaian kepuasan konsumen paling rendah pada hampir semua atribut kualitas produknya, bila dibandingkan dengan kompetitornya (“A”) yaitu berupa rasa tempe (4,27),  aroma tempe (4,63), ketersediaan produk (4,23), kemasan produk (4,20), tekstur tempe (4,17) dan informasi produk (4,27), dengan skala penilaian 1-5. Akan tetapi lebih tinggi dari tempe “B” pada atribut warna tempe (4,37) dan harga produk (4,40). Berdasarkan hasil perbandingan Performance Respon Teknis produk tempe Sumber Rejeki masih berada  di bawah tempe “A”. Perusahaan Sumber Rejeki perlu meningkatkan kinerja persyaratan respon teknis yang diperolehnya, dengan cara:(1) memperbaiki metode pada setiap tahapan proses pengolahan tempe; (2) memperbaiki desain kemasan produk; (3) memperbaiki strategi penetapan harga; (4) memperluas daerah distribusi; dan (5) meningkatkan strategi promosi. 
PENILAIAN KONTRIBUSI KOMPONEN TEKNOLOGI PADA PDP KAHYANGAN KABUPATEN JEMBER Naning Retnowati; Financia Mayasari
Jurnal Ilmiah Inovasi Vol 16 No 3 (2016): Desember
Publisher : Politeknik Negeri Jember

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.25047/jii.v16i3.310

Abstract

Teknologi telah menjadi faktor dominan dalam bisnis dan kehidupan kita. Pemilihan teknologi dapat mempengaruhi semua aspek operasi, termasuk produktifitas dan kualitas produk.Kemajuan di bidang teknologi industri mendorong setiap perusahaan meningkatkan produksinya sehingga dapat memperluas pangsa pasar dengan cara meningkatkan jumlah, jenis, serta kualitas produknya.PDP Kahyangan adalah BUMD di Kabupaten Jember yang bergerak di bidang perkebunan. Komoditas utama perusahaan ini adalah kopi. PDP Kahyangan senantiasa berusaha untuk mempertahankan kualitas produk kopinya agar dapat memenuhi standar kualitas yang ditentukan oleh konsumen. Penggunaan tenaga kerjaprofesional yang ditunjang oleh teknologi yang sangat diperlukan dalam pengendalian proses produksi.Metode yang digunakan dalam penelitian ini adalah metoda teknometrik yang diawali dengan mengidentifikasi komponen (variabel) teknologi, yakni Technoware(T), Humanware(H), Infoware(I), dan Orgaware(O). Dalam model teknometrik dilakukan pengukuran derajat kecanggihan terhadap masing-masing komponen teknologi, menentukan state-of-the-art, menentukan kontribusi komponen teknologi, intensitas kontribusi komponen teknologi, nilai teknologi (Technology Contribution Coefficient) dinyatakan dalam gabungan keempat komponen teknologi diatas.Hasil perhitungan menunjukkan nilai kontribusi pada setiap komponen teknologi pada PDP Kahyangan (pengolahan kopi bubuk), komponen Technoware sebesar 0.500, Humanware sebesar 0.600, Infoware sebesar 0.550, dan Orgaware sebesar 0.500. . Hasil perhitungan TCC menunjukkan bahwa PDP Kahyangan memiliki skor 0,537 dari skala 0-1 yang berarti memiliki standar yang cukup baik dengan tingkat teknologi semi modern.
IMPLEMENTASI METODE QUALITY FUNCTION DEPLOYMENT (FASE I) PADA PRODUK KOPI BUBUK ”GUNUNG IJEN ROBUSTA” (Studi Kasus Pada PT. Perkebunan Nusantara XII) Naning Retnowati
Jurnal Ilmiah Inovasi Vol 12 No 2 (2012): Jurnal Ilmiah Inovasi Vol 12 No 2
Publisher : Politeknik Negeri Jember

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.25047/jii.v12i2.332

Abstract

PTPN XII merupakan salah satu BUMN yang memproduksi produk kopi bubuk, dengan merk Gunung Ijen dan merk Rolas. Produk kopi bubuk Gunung Ijen Robusta memiliki prospek yang sangat baik untuk dikembangkan di pasar lokal karena mayoritas penduduk Indonesia lebih suka mengkonsumsi kopi Robusta dibandingkan Arabika. Persaingan yang semakin ketat menyebabkan PTPN XII harus berusaha meningkatkan kualitas produknya agar dapat memenuhi kebutuhan dan harapan konsumennya.Tujuan dari penelitian ini adalah : (1) untuk mengetahui kriteria atribut produk kopi bubuk yang dibutuhkan dan diharapkan oleh konsumen, (2) untuk mengetahui penilaian mutu produk kopi bubuk Gunung Ijen Robusta dibandingkan produk kompetitor (Kapal Api Special, Singa Robusta dan PDP) dengan menggunakan metode QFD, dan  (3) untuk mengetahui usaha perbaikan PTPN XII dengan menggunakan metode QFD agar produk yang dihasilkan sesuai dengan kebutuhan dan harapan konsumen. Pada hasil penelitian didapatkan atribut harapan konsumen (whats) sebanyak sembilan (9) atribut. Dengan skala penilaian 1-5, urutan prioritasnya : rasa seduhan kopi (4,9), aroma seduhan kopi (4,69), keasaman seduhan kopi (4,23), kekentalan seduhan kopi (4,16), ketersediaan produk (4,13), warna seduhan kopi (4,11), informasi produk (4,10),  kemasan produk (4,01),  dan harga produk (3,60). Untuk penilaian kualitas produk kopi bubuk Gunung Ijen Robusta berdasarkan persepsi penilaian konsumen mengenai tingkat kepuasan, masih di bawah ketiga pesaingnya (Kapal Api Special, Singa Robusta and PDP). Produk kopi bubuk Gunung Ijen Robusta mendapatkan penilaian kepuasan konsumen paling rendah pada hampir semua atribut kualitas produknya, yaitu berupa warna seduhan kopi mendapatkan nilai (3,64), aroma seduhan kopi (2,53), rasa seduhan kopi (3,02), keasaman seduhan kopi (3,45), kekentalan seduhan kopi (3,54), kemasan produk (3,05), dan harga produk (3,25), dengan skala penilaian 1-5. Berdasarkan hasil perbandingan Performance Respon Teknis Produk menunjukkan bahwa produk kopi bubuk Gunung Ijen Robusta masih berada  di bawah ketiga pesaingnya. Penilaian diatas menunjukkan bahwa PTPN XII perlu meningkatkan kinerja persyaratan respon teknis yang diperolehnya, dengan cara : (1) menggunakan bahan baku biji kopi dengan grade kualitas yang lebih baik; (2) memperbaiki setiap tahapan proses pengolahan kopi bubuk (3) memperbaiki strategi penetapan harga; (4) meningkatkan strategi promosi; dan (5) memperluas daerah distribusi produk.
Analisis Sikap Konsumen Pada Produk Kopi (Studi Kasus Pada Perusahaan Pdp Kahyangan Kabupaten Jember ) Naning Retnowati; Alwan Abdurahman
Jurnal Ilmiah Inovasi Vol 17 No 2 (2017): Agustus
Publisher : Politeknik Negeri Jember

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.25047/jii.v17i2.543

Abstract

The purposes of this research are to determine : 1) attributes criteria that are considered by consumer in coffee buying process, 2) consumer attitudes toward coffee product attributes of PDP Kahyangan than its competitor (Kapal Api Special). The method of data analysis used in this research is the Fishbein Attitude Model. This research uses eight attributes of product, those are colour, aroma, flavour, acidity, viscosity, package, price, product availability, and product recognition. Based on this research flavour, aroma and accidity attribute are the most considered by consumer in coffee buying decision process and then followed by viscosity, product availability, colour, product recognition, package, and price. The total value of consumer attitudes toward both PDP Kahyangan and Kapal Api Special are positive, that is with the value of 138,53, it’s fewer than Kapal Api Special (162,85). Consumer attitude in flavour product attribute of PDP Kahyangan is better than Kapal Api Special, with the best value of 23,03. It showed that consumer acceptance flavour product attribute of PDP Kahyangan is is better than Kapal Api Special. 
Penerapan Analisa SWOT dan AHP dalam Perencanaan Strategi Pemasaran Kopi Bubuk PDP Kahyangan Jember Naning Retnowati; Dhanang Eka Putra
Jurnal Ilmiah Inovasi Vol 18 No 2 (2018): Agustus
Publisher : Politeknik Negeri Jember

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.25047/jii.v18i2.847

Abstract

This paper  employs combination of SWOT analysis and Analytic Hierarchy Process (AHP) in strategic marketing planning for powdered coffee product in PDP Kahyangan Jember. SWOT analysis identified internal and external factors which are prioritized by expert in marketing strategy by means of AHP. Results indicate that cost advantage, market expansion and material management were the best marketing strategy that could have been implemented.  
Technical Guidance on Noni Cultivation (Morinda citrifolia, L) in Bagorejo Hamlet, Gumukmas District, Jember Regency : Technical Guidance on Noni Cultivation (Morinda citrifolia, L) in Bagorejo Hamlet, Gumukmas District, Jember Regency R. Abdoel Djamali; Naning Retnowati; Ancah Caesarina Novi Marchianti; Bambang Piluharto; Iswahyono Iswahyono; Deltaningtyas Tri Cahyaningrum; Riska Rian Fauziah; Nurud Diniyah
J-Dinamika : Jurnal Pengabdian Masyarakat Vol 7 No 3 (2022): Desember
Publisher : Politeknik Negeri Jember

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.25047/j-dinamika.v7i3.3641

Abstract

Pada situasi pandemi seperti saat ini permintaan terhadap produk obat herbal mengalami peningkatan. Buah mengkudu merupakan salah satu tanaman obat herbal yang dipercaya masyarakat memiliki banyak manfaat bagi kesehatan. Salah satu UMKM yang memproduksi obat herbal sari buah mengkudu adalah UD ZAM yang didirikan oleh Akhmad Muadi. Lokasi produksi berada di Jalan Tembokrejo Gang I Dusun Ampeldendo, Desa Bagorejo Kecamatan Gumukmas, Jember, Jawa Timur. Bahan baku buah mengudu diperoleh dari lahan sendiri dan pasokan petani mitra di wilayah Jember dan sekitar. Tujuan kegiatan ini meningkatkan pengetahuan dan keterampilan dalam budidaya tanaman mengkudu yang terstandarisasi yang disebut GAP (Good Agriculture Practice). Metode yang digunakan dalam bimbingan teknis ini yakni survey, klasikal dalam penyampaian materi pelatihan, dan praktek langsung di lahan budidaya mengkudu. Kesimpulan dari hasil kegiatan ini yakni: (a) kegiatan bimbingan teknis  ini yang diikuti lebih 30 petani mitra berjalan sukses dan lancar yang ditunjukkan kesungguhan dan interaksi dua arah yang cukup intensif, (b) evaluasi akhir hasil kegiatan menunjukkan bahwa petani mitra telah memahami dengan baik tentang prosedur GAP yang ditunjukkan dengan kemampuan dalam  mendeskripsikan, dan mempraktekkan  prosedur/teknik budidaya mengkudu secara benar dan tepat, dan (c) menyerahkan 50 batang bibit mengkudu unggul kepada petani mitra
Dewi Kurniawati ANALISIS KEPUASAN KONSUMEN TERHADAP PELAYANAN RESTORAN PERGURUAN TINGGI DENGAN METODE QUALITY FUNCTION DEPLOYMENT (QFD) (STUDI DI RESTO KEMUNING POLIJE) Kurniawati, Dewi; Oktanita Jaya Anggraeni; R. Abdoel Djamali; Naning Retnowati; Rizal Perlambang CNAWP
Jurnal Ilmiah Inovasi Vol 24 No 3 (2024): Desember
Publisher : Politeknik Negeri Jember

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar

Abstract

Research to understand consumer needs and plan strategic service quality improvements. The research method used is descriptive quantitative by collecting data through questionnaires to 100 respondents who meet certain criteria. Data was analyzed based on five SERVQUAL dimensions: reliability, responsiveness, assurance, empathy, and tangibles. The research results show that the average gap in the five SERVQUAL dimensions is positive, indicating a good level of customer satisfaction, but still requires improvement in several aspects, such as the number of employees, responses to complaints, and payment systems. Importance Performance Analysis (IPA) analysis identifies priority attributes that must be improved, while House of Quality (HOQ) analysis produces improvement strategies, including the implementation of a modern payment system, employee training, and the provision of supporting facilities. This research concludes that structured and continuous service improvements are needed to increase consumer satisfaction and business competitiveness. Strategic recommendations are provided to support the sustainability of Resto Kemuning Polije in facing competition in the service industry.
PELATIHAN GOOD FARMING PRACTICES UNTUK MENINGKATKAN PRODUKTIFITAS TERNAK DOMBA PADA CV. SULTAN FARM JEMBER Rinda Nurul Karimah; Naning Retnowati; Fredy Eka Ardhi P; Dewi Kurniawati
J-ABDI: Jurnal Pengabdian kepada Masyarakat Vol. 3 No. 8: Januari 2024
Publisher : Bajang Institute

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.53625/jabdi.v3i8.7196

Abstract

Sheep are small ruminants with quite high prospects, especially in providing a source of animal protein. CV. Sultan Farm is a company that operates in the field of breeding, fattening, and trading sheep. This company was established in 2019 until now and has supplied many meat sheep in the Jember area and surrounding areas. Increase in the number of CV sheep. Sultan Farm's breeding process is still less than optimal. Therefore, to increase livestock productivity, CV. Sultan Farm requires training on how to apply GFP to sheep properly. This training activity aims to increase partners' knowledge about Good Farming Practices (GFP) or good Livestock Cultivation Guidelines to increase livestock population, production, and productivity, and improve the quality of livestock products, in the form of quality meat, safe and suitable for consumption. The methods used were surveys, delivery of training materials, and direct practice of sheep cultivation. Conclusions from the results of this activity: 1) The sheep cultivation training activity by following Good Farming Practices (GFP) given to participants ran smoothly and successfully; 2) The final evaluation of the results of the activity shows that the partner breeders have a good understanding of the GFP procedure as demonstrated by the ability to describe and practice sheep cultivation procedures/techniques correctly and appropriately
THE ROLE OF WOMEN AND ACCESS TO FINANCE IN STRENGTHENING SOCIAL RESILIENCE AND ECONOMIC INNOVATION IN COASTAL COMMUNITIES R. Abdoel Djamali; Dhanang Eka Putra; Deltaningtyas Tri Cahyaningrum; Naning Retnowati; Amalia Dwi Marseva
Juremi: Jurnal Riset Ekonomi Vol. 5 No. 3 (2025): Nopember 2025
Publisher : Bajang Institute

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar

Abstract

This study investigates how women’s economic roles and access to finance shape social resilience and economic innovation in coastal communities. Focusing on 55 households in Puger District, Indonesia, the research adopts an explanatory survey design using a structured questionnaire to measure women’s roles, access to finance, social resilience, and economic innovation on a five-point Likert scale. Descriptive statistics show that women play a strong role in household and community economies, while access to finance and innovation remain at moderate levels. Multiple linear regression reveals that women’s roles and access to finance both have significant positive effects on social resilience, alongside education and income. A second model demonstrates that women’s roles, access to finance, and social resilience jointly and significantly predict economic innovation, with social resilience emerging as a particularly strong determinant. These findings suggest that women’s participation and inclusive financial services are not only crucial for short-term welfare, but also for building the adaptive capacity and innovation needed to transform coastal livelihoods. The study recommends gender-responsive financial schemes and institutional support that strengthen social networks, collective learning, and experimentation as strategic pathways for enhancing resilience and innovation in coastal areas.