Claim Missing Document
Check
Articles

Found 4 Documents
Search

STATUS PEMANFAATAN DAN DINAMIKA PERIKANAN PUKAT CINCIN TERI LAUT JAWA YANG BERBASIS DI TPI PULOLAMPES BREBES JAWA TENGAH Mohamad Adha Akbar; Kamaluddin Kasim; Ria Faizah; Suryanto Suryanto; Nurulludin Nurulludin; Ignatius Tri Hargiyatno
Jurnal Penelitian Perikanan Indonesia Vol 27, No 4 (2021): (Desember) 2021
Publisher : Pusat Riset Perikanan, BRSDM KP.

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.15578/jppi.27.4.2021.%p

Abstract

Perikanan Pukat Cincin Teri (PCT) di Laut Jawa, khususnya yang berbasis di Kabupaten Brebes berkontribusi signifikan terhadap total produksi perikanan teri secara nasional. Sebanyak 29% dari total produksi teri di propinsi Jawa Tengah berasal dari Kabupaten Brebes, sedangkan sisanya tersebar di beberapa lokasi pendaratan lainnya seperti Pemalang, Tegal, Kendal dan Larangan. PCT merupakan Alat Penangkapan Ikan (API) paling efektif menangkap teri, namun dikhawatirkan dapat mengganggu keberlanjutan sumberdaya karena daya tangkapnya yang tinggi. Penelitian ini dimaksudkan untuk mengetahui status pemanfaatan dan dinamika perikanan Pukat Cincin Teri (PCT) di perairan Utara Jawa. Hasil penelitian menunjukkan bahwa indeks kelimpahan sumberdaya ikan (Catch per Unit Effort/CPUE) menurun secara signifikan selama periode tahun 2018 hingga tahun 2020, dimana hasil tangkapan rata rata per trip turun sebesar 76% hanya dalam kurun waktu tiga tahun.  Total pendapatan nelayan (Total Revenue) juga menurun drastis hingga 99% pada bulan Juni 2020 dibandingkan dengan total penghasilan tertinggi per kapal di bulan Maret 2018. Proses usaha penangkapan PCT yang tidak menguntungkan (namun tidak memungkinkan dilakukan penambahan ukuran kapal karena adanya pembatasan tonase kapal PCT), disiasati oleh nelayan dengan melengkapi dua alat tangkap sekaligus, yang mampu menangkap sumberdaya pelagis lain seperti kembung dan tembang. Dengan demikian, tindakan pengelolaan perikanan berupa pengendalian akses perikanan (pengaturan jumlah armada penangkapan PCT, pembatasan jumlah alat tangkap per kapal, serta pembatasan ijin tambahan bagi armada baru kapal PCT) perlu segera dilakukan untuk menjamin kelestarian sumberdaya teri dan keberlanjutan usaha perikanan.The anchovy purse seiners in the Java Sea contribute significantly to the total national anchovy's landing. Roughly 29% of Central Java's anchovy landings were originated from the Brebes municipality, while the rest came from the adjacent areas such as Pemalang, Tegal, Kendal, and Larangan. The Anchovy Purse Seiner (PCT) is well-known as the most effective and efficient fishing gear that targeted anchovy since they used small mesh sizes (locally known as waring) to catch small fish and other juveniles. However, its high catchability rate but low selectivity becomes a concern since the gear may harm the sustainability of anchovy's stock. This research aims to define the anchovy's utilization status and describes the purse seiners' dynamics. As expressed in CPUE (Catch per Unit Effort) scores, the results show that the stock abundance index (catch per trip) declined dramatically to roughly 76% in three consecutive years from 2018 to 2020. On the other hand, the total revenue calculation shows plummeted revenue per vessel, almost 99% from its peak revenue in June 2020, compared to the income made in March 2018. This poor business, combined with a deadlock to upgrade vessel size to more than 10 GT because of the recent ministerial regulation, has prompted fishers to deploy their vessel with double fishing gears that targeted alternative other pelagics, the mackerel, and scad. This research suggests limiting the fishing access by controlling the number of active PCT vessels entry to the fishery, restricting the number of deployed fishing gears per vessel, and halting the new license issuance to eliminate the fishing pressure. 
DINAMIKA POPULASI DAN STATUS PEMANFAATAN UDANG TIGER (Penaeus monodon Fabricius 1798) DI PERAIRAN TARAKAN, KALIMANTAN UTARA Umi Chodrijah; Ria Faizah; Tirta Danu
BAWAL Widya Riset Perikanan Tangkap Vol 12, No 1 (2020): (April) 2020
Publisher : Pusat Riset Perikanan, BRSDM KP.

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.15578/bawal.12.1.2020.11-17

Abstract

Udang tiger (Penaeus monodon Fabricius 1798) di Tarakan merupakan salah satu komoditas ekspor dan sudah dimanfaatkan cukup lama serta memiliki permintaan dan nilai ekonomis yang tinggi. Penelitian dinamika populasi dan status pemanfaatan udang tiger di perairan Tarakan dan sekitarnya dilakukan untuk mengevaluasi status stok sumberdaya udang agar pengelolaannya dapat berkelanjutan. Penelitian ini dilakukan pada bulan Januari-November 2016 dengan metode survey. Status pemanfaatan diduga berdasarkan laju eksploitasi dan estimasi rasio pemijahan berbasis data panjang (LB-SPR). Hasil pengamatan menunjukkan udang tiger memiliki panjang karapas asimptotik (CL∞) sebesar 65,45 mm, laju pertumbuhan (K) sebesar 1,55 /tahun dan nilai t0 sebesar -0,20/tahun sehingga diperoleh persamaan pertumbuhan Von Bertalanffy CLt = 65,45(1 – e-1,55(t+-0,20)). Laju mortalitas total (Z) sebesar 6,56/ tahun, mortalitas alami (M) sebesar 1,95/tahun, mortalitas penangkapan (F) sebesar 4,62/tahun dan tingkat pemanfaatan (E) sebesar 0,70 /tahun. Tingkat pemanfaatan udang tiger di perairan Tarakan lebih besar dari tingkat pemanfaatan optimal sehingga disarankan untuk menurunkan upaya sebesar 40% dari upaya saat ini.Tiger prawn (Penaeus monodon Fabricius 1798) was one of the export commodity and had been exploited for longtime ago so it was necessary to study about its population parameters and exploitation status for its sustainable management. This research aimed to study about the population parameters and exploitation status of tiger prawn. The research were carried out from January to November 2016 using survey method and the enumeration programme. The growth parameters were based on the Modal Progression Analysis. Exploitation status was estimated based on length based spawning potential ratio (LB-SPR). The results showed that the asymptotic length (CL∞) was 65.45 mm, the growth rate (K) was 1.55 /year and = t0 was -0,20/year so Von Bertalanffy Growth Model was CLt = 65.45(1 - e -1.55(t+-0.20)). Total mortality (Z) was 6.56/years, natural mortality was 1.95/years and fishing mortality was 4.62/years and the highest recruitment of tiger prawns occured in May. The exploitation rate (E) was 0,70/years. The exploitation rate now is higher then the optimal level so it is recommended to reduce 40% of the current efforts.
ASPEK BIOLOGI DAN PARAMETER PERTUMBUHAN IKAN LAYANG (Decapterus russelli, Rupell, 1928) DIPERAIRAN SELAT MALAKA Ria Faizah; Lilis Sadiyah
BAWAL Widya Riset Perikanan Tangkap Vol 11, No 3 (2019): (Desember) 2019
Publisher : Pusat Riset Perikanan, BRSDM KP.

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | Full PDF (352.569 KB) | DOI: 10.15578/bawal.11.3.2019.175-187

Abstract

Ikan Layang (Decapterus russelli, Rupell, 1928) merupakan salah satu ikan pelagis kecil bernilai ekonomis penting di perairan Selat Malaka. Ikan ini banyak tertangkap oleh alat tangkap purse seine. Tujuan penelitian ini adalah untuk mengetahui beberapa aspek biologi dan parameter pertumbuhan ikan Layang yang tertangkap purse seine di perairan Selat Malaka. Penelitian ini dilaksanakan selama bulan April hingga September 2016. Informasi yang disajikan oleh studi ini meliputi: hubungan panjang berat, faktor kondisi, rasio kelamin, tingkat kematangan gonad dan parameter pertumbuhan. Parameter pertumbuhan diperoleh dari data frekuensi panjang bulanan dan dianalisis dengan ELEFAN I dalam program FiSAT II, nisbah kelamin dianalisis menggunakan uji chi-kuadrat dan TKG ditentukan secara morfologi. Ikan Layang yang diperoleh selama penelitian sebanyak 958 ekor dengan kisaran ukuran antara 8,4-28,7 cmFL dan nisbah kelamin antara jantan dan betina yaitu 1:1,01. Pola pertumbuhan panjang-bobot ikan Layang jantan dan betina bersifat allometrik positif dengan mengikuti persamaan W=0,0057L3,2984 (R2=0,9745) untuk jantan dan W=0,0079L3,183 (R2=0,9825) untuk Layang betina. Kisaran faktor kondisi ikan Layang antara 0,97-1,67.Ikan Layang yang diamati mempunyai TKG I sampai dengan IV dengan nilai IKG 0,056– 6,36 % untuk ikan jantan dan 0.103 – 6,044 % untuk ikan betina. Persamaan kurva pertumbuhan Von Bertalanffy ikan Layang di Selat Malaka yaitu Lt =24,25 (1 - e 1,03(t+-0.163)) dengan panjang asimtotik (L∞) =24,25 cmFL, koefisien pertumbuhan (K) = 1,03 per tahun dengan umur teoritis (t0) = - 0,163. Ukuran rata-rata tertangkap (L50% = Lc) untuk ikan Layang adalah 16,21cmFL.Indianscad (Decapterus russelli, Rupell, 1928) is one of small pelagic fish that have economic values in The Malacca straits. This fish is caught by purse seine. The aim of this research were to assess several aspects of biolocal reproduction and growth parameter for Indianscad caught by purse seine in the Malacca straits. This research was conducted from April to September 2016. Information resulted from this study consisted of length weight relationship, condition factor, sex ratio, gonad maturation stage and growth parameter. Growth parameter used the ELEFAN I method by using FiSAT II software, sex ratio was analyzed using Chi-Square and gonad maturation stage by using morphology. This study used 958 fish samples with size between 8,4-28,7 cmFL and the sex ratio between male and female was 1:1,01. The growth patterns of Indian scad for male and female were negative allometric expressed by the following equation: W=0,0057L3,2984 (R2=0,9745) for male and W=0,0079L3,183 (R2=0,9825) for female. The condition factors were about 0,65-1,67.Indianscads observedranged between TKG I and TKG IV with IKG for male and female were 0.056– 6,36 % and 0.103 – 6,044 %, respectively. The Von Bertalanffy Growth Equation of Indian scad in Malacca straits was Lt =24,25 (1 - e 1,03(t+-0.163)) with the asymptotic length (L∞) =24,25 cmFL, growth coefficient (K) = 1,03 per year and the theoretical age (t0) Indian scad that was equal to (t0) = - 0,163. Length at first capture of Indian scad (Lc) was 16,21cmFL.
BEBERAPA ASPEK BIOLOGI UDANG WINDU (Penaeus monodon (Fabricus, 1789) DI PERAIRAN TARAKAN, KALIMANTAN UTARA Umi Chodrijah; Ria Faizah
BAWAL Widya Riset Perikanan Tangkap Vol 10, No 1 (2018): April (2018)
Publisher : Pusat Riset Perikanan, BRSDM KP.

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | Full PDF (350.07 KB) | DOI: 10.15578/bawal.10.1.2018.49-55

Abstract

Udang windu merupakan salah satu komoditas ekonomis di Indonesia dan sudah dimanfaatkan serta dikembangkan cukup lama di perairan Tarakan sehingga perlu upaya pengelolaan dengan salah satu dasar kajian biologinya. Penelitian ini membahas beberapa aspek biologi udang windu, meliputi hubungan panjang-berat, nisbah kelamin, kematangan kelamin, serta ukuran rata-rata tertangkap dan matang kelamin. Penelitian dilakukan pada selama bulan Januari-November 2016. Hasil penelitian menunjukkan, dari 2208 ekor contoh udang windu yang dianalisa, ukuran yang tertangkap berkisar antara 21,9-63 mmCL serta hubungan panjang-bobot menyatakan pola pertumbuhan isometrik. Musim pemijahan diduga terjadi sepanjang tahun dengan puncak pemijahan pada bulan Maret-April dan September. Nisbah kelamin udang berada dalam kondisi tidak seimbang dan didominasi oleh betina. Rata-rata ukuran pertama kali tertangkap (Lc) adalah pada panjang karapas 40,69 mmCL serta rata-rata ukuran matang gonad (Lm) udang betina adalah 33,58 mmCL. Tiger shrimp (Penaeus monodon, Fabricus, 1789) was one of economic commodity of shrimp in Indonesia and had been historically exploited that required a proper management measure based on biology study. The research aims to examine biological aspects of tiger shrimp such as length-weigth relationship, sex ratio, maturity stage and length of first capture (Lc) and length of first maturity (Lm). The research was carried out from January to November 2016 using survey method and the monthly enumeration programme. The result of 2.208 individual tiger shrimp analysed showed that size of tiger shrimp range between 21.9-63 mmCL with the growth follows a isometric pattern. Spawning season occurs throughout the year with peak season in March-April and September. Sex ratio was in an unbalanced condition dominated by females. The length of first capture (Lc) was 40.69 mmCL and length of first maturity (Lm) was 33.58 mmCL.