Amula Nurfiarini
Loka Riset Pemacuan Stok Ikan, Jatiluhur-Purwakarta

Published : 2 Documents Claim Missing Document
Claim Missing Document
Check
Articles

Found 2 Documents
Search

PERIKANAN BUNBUN (BRUSH PARK FISHERIES) DI SITU BAGENDIT KABUPATEN GARUT PROPINSI JAWA BARAT Amula Nurfiarini; Kunto Purnomo
BAWAL Widya Riset Perikanan Tangkap Vol 2, No 4 (2009): (April 2009)
Publisher : Pusat Riset Perikanan, BRSDM KP.

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | Full PDF (256.063 KB) | DOI: 10.15578/bawal.2.4.2009.139-142

Abstract

Situ Bagendit, Kabupaten Garut Propinsi Jawa Barat mempunyai luas 20-57 ha dan berfungsi utama sebagai obyek wisata ziarah, meskipun aktivitas lainnya juga berkembang cukup pesat, yakniperikanan tangkap. Bunbun merupakan salah satu jenis alat tangkap yang menyerupai rumpon, berbahan ranting bambu dengan luas 15-30m2. Bunbun dioperasikan dengan cara menenggelamkan rumpon yang telah diberi tiang penahan ke perairan pada kedalaman tertentu, dan membiarkannya selama suatu periode tertentu. Pemanenan ikan dilakukan dengan menggunakan bantuan perangkap bambu (wide). Produksi tangkapan bunbun berkisar antara 40-60 kg/unit/musim dengan jenis dan ukuran ikan sangat beragam. Hasil analisis usaha menunjukkan bahwa untuk setiap 5 unit bunbun yang dioperasikan dengan periode penenggelaman 3 bulan akan menghasilkan nilai produksi sebesar Rp 2.192.250, dan keuntungan bersih Rp.558.775 per musim dengan nilai B/C ratio sebesar 2,03. Artinya, bahwa usaha penangkapan dengan bunbun cukup layak diusahakan. Namun demikian perlu diwaspadai bahwa perkembangan bunbun yang pesat tanpa diiringi aturan mengenai jumlah optimal yang diperkenankan, lokasi peletakkan, dan sistem operasional bunbun termasukpemeliharaannya, keberadaan bunbun dapat mengurangi nilai estetika situ, bahkan dapat mempercepat terjadinya pendangkalan.
SUMBER DAYA PERIKANAN TANGKAP DI WADUK KOTO PANJANG, RIAU Andri Warsa; Adriani Sri Nastiti Krismono; Amula Nurfiarini
BAWAL Widya Riset Perikanan Tangkap Vol 2, No 3 (2008): (Desember 2008)
Publisher : Pusat Riset Perikanan, BRSDM KP.

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | Full PDF (426.984 KB) | DOI: 10.15578/bawal.2.3.2008.93-97

Abstract

Waduk Koto Panjang dengan luas 12.400 ha sebagian besar terletak di Kecamatan XIII Koto Kampar, Kabupaten Kampar Propinsi Riau, dan sebagian kecil termasuk di Propinsi Sumatera Barat. Waduk ini merupakan waduk multi fungsi antara lain sebagai pembangkit listrik tenaga air, irigasi, wisata, dan perikanan. Di bidang perikanan, Waduk Koto Panjang merupakan sumber pendapatan bagi sekitar 400 nelayan. Hasil tangkapan didominasi oleh ikan paweh (Osteochilus haseltii) (35,2%), motan (Thynnichthy polylepis) (28,2%), dan siban (Cyclocheilicthys apogon) (14,8%). Beberapa jenis ikan ekonomis penting antara lain ikan baung (Hemibragus nemurus), tapah (Wallago sp.), belida (Chitala lopis), tabingalan (Puntioplites bulu), toman (Channa micropeltes), gurame (Osphronemus goramy) dengan potensi produksi 170.4 ton. Tingkat pendapatan nelayan berkisar Rp.116.966 sampaiRp.126.700 per trip di mana tingkat pendapatan ini dipengaruhi oleh jumlah alat tangkap yang dimiliki oleh nelayan.