Claim Missing Document
Check
Articles

Found 5 Documents
Search

POTENSI PEMANFAATAN MIKORIZA ARBUSKULA (AM) PADA LAHAN HIJAUAN PAKAN labib abdillah; Mohamad Haris Septian; Mikael Sihite
Journal of Livestock Science and Production Vol 5, No 2 (2021): Journal of Livestock Science and Production
Publisher : Universitas Tidar

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.31002/jalspro.v5i2.5312

Abstract

Simbiosis menerangkan hubungan pasangan hidup dalam keadaan keseimbangan fisik dan fisiologis dan memperoleh manfaat satu sama lainnya. Hubungan yang saling memberikan manfaat salah satunya pada asosiasi mikoriza dengan tanaman. terdapat berbagai jenis mikoriza yang tersebar tetapi makalah ini menitik beratkan pada endomikoriza. Simbion jamur memperoleh makanan dan tempat berlindung dari tanaman inang sebaliknya tanaman mendapatkan bantuan mikoriza dalam mobilitas fosfor serta mineral lainnya, peningkatan kapasitas ikat nitrogen, meningkatkan daya serap air akar tanaman. hubungan ini dibutuhkan khusus nya pada sektor peternakan dimana keterbatasan lahan menuntut efisiensi penggunaan lahan dan peningkatan produktivitas tanaman khususnya hijauan pakan. Hijauan pakan ternak unggul umumnya menuntut status kesuburan tanah yang baik agar memiliki produktivitas yang optimal. Indonesia memiliki potensi lahan kering yang mencapai 1,61 juta hektar. Kendala dalam pemanfaatan lahan kering dalam penyediaan hijauan pakan adalah ketersediaan air yang minim. Perlakuan pemberian mikoriza menunjukkan produktivitas yang berbeda pada lahan yang mengalami cekaman kering. Pada permulaan musim kemarau menjadi awal peningkatan koloni hifa mikoriza seiring dengan pertumbuhan akar baru. Lahan hijauan yang mengalami overgrazing menurunkan koloni mikoriza yang berasosiasi dengan akar hijauan. Symbiosis mikoriza dengan tanaman juga memiliki manfaat untuk membantu pelapukan batuan di tanah. symbiosis mikoriza dengan hijauan jenis Bouteloua dactyloides membantu pengayaan mineral rumput kerbau. Simbiosis menerangkan hubungan pasangan hidup dalam keadaan keseimbangan fisik dan fisiologis dan memperoleh manfaat satu sama lainnya. Hubungan yang saling memberikan manfaat salah satunya pada asosiasi mikoriza dengan tanaman. terdapat berbagai jenis mikoriza yang tersebar tetapi makalah ini menitik beratkan pada endomikoriza. Simbion jamur memperoleh makanan dan tempat berlindung dari tanaman inang sebaliknya tanaman mendapatkan bantuan mikoriza dalam mobilitas fosfor serta mineral lainnya, peningkatan kapasitas ikat nitrogen, meningkatkan daya serap air akar tanaman. hubungan ini dibutuhkan khusus nya pada sektor peternakan dimana keterbatasan lahan menuntut efisiensi penggunaan lahan dan peningkatan produktivitas tanaman khususnya hijauan pakan. Hijauan pakan ternak unggul umumnya menuntut status kesuburan tanah yang baik agar memiliki produktivitas yang optimal. Indonesia memiliki potensi lahan kering yang mencapai 1,61 juta hektar. Kendala dalam pemanfaatan lahan kering dalam penyediaan hijauan pakan adalah ketersediaan air yang minim. Perlakuan pemberian mikoriza menunjukkan produktivitas yang berbeda pada lahan yang mengalami cekaman kering. Pada permulaan musim kemarau menjadi awal peningkatan koloni hifa mikoriza seiring dengan pertumbuhan akar baru. Lahan hijauan yang mengalami overgrazing menurunkan koloni mikoriza yang berasosiasi dengan akar hijauan. Symbiosis mikoriza dengan tanaman juga memiliki manfaat untuk membantu pelapukan batuan di tanah. symbiosis mikoriza dengan hijauan jenis Bouteloua dactyloides membantu pengayaan mineral rumput kerbau. 
POTENSI PEMANFAATAN MIKORIZA ARBUSKULA (AM) PADA LAHAN HIJAUAN PAKAN labib abdillah; Mohamad Haris Septian; Mikael Sihite
Journal of Livestock Science and Production Vol 5, No 2 (2021): Journal of Livestock Science and Production
Publisher : Universitas Tidar

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.31002/jalspro.v5i2.5312

Abstract

Simbiosis menerangkan hubungan pasangan hidup dalam keadaan keseimbangan fisik dan fisiologis dan memperoleh manfaat satu sama lainnya. Hubungan yang saling memberikan manfaat salah satunya pada asosiasi mikoriza dengan tanaman. terdapat berbagai jenis mikoriza yang tersebar tetapi makalah ini menitik beratkan pada endomikoriza. Simbion jamur memperoleh makanan dan tempat berlindung dari tanaman inang sebaliknya tanaman mendapatkan bantuan mikoriza dalam mobilitas fosfor serta mineral lainnya, peningkatan kapasitas ikat nitrogen, meningkatkan daya serap air akar tanaman. hubungan ini dibutuhkan khusus nya pada sektor peternakan dimana keterbatasan lahan menuntut efisiensi penggunaan lahan dan peningkatan produktivitas tanaman khususnya hijauan pakan. Hijauan pakan ternak unggul umumnya menuntut status kesuburan tanah yang baik agar memiliki produktivitas yang optimal. Indonesia memiliki potensi lahan kering yang mencapai 1,61 juta hektar. Kendala dalam pemanfaatan lahan kering dalam penyediaan hijauan pakan adalah ketersediaan air yang minim. Perlakuan pemberian mikoriza menunjukkan produktivitas yang berbeda pada lahan yang mengalami cekaman kering. Pada permulaan musim kemarau menjadi awal peningkatan koloni hifa mikoriza seiring dengan pertumbuhan akar baru. Lahan hijauan yang mengalami overgrazing menurunkan koloni mikoriza yang berasosiasi dengan akar hijauan. Symbiosis mikoriza dengan tanaman juga memiliki manfaat untuk membantu pelapukan batuan di tanah. symbiosis mikoriza dengan hijauan jenis Bouteloua dactyloides membantu pengayaan mineral rumput kerbau. Simbiosis menerangkan hubungan pasangan hidup dalam keadaan keseimbangan fisik dan fisiologis dan memperoleh manfaat satu sama lainnya. Hubungan yang saling memberikan manfaat salah satunya pada asosiasi mikoriza dengan tanaman. terdapat berbagai jenis mikoriza yang tersebar tetapi makalah ini menitik beratkan pada endomikoriza. Simbion jamur memperoleh makanan dan tempat berlindung dari tanaman inang sebaliknya tanaman mendapatkan bantuan mikoriza dalam mobilitas fosfor serta mineral lainnya, peningkatan kapasitas ikat nitrogen, meningkatkan daya serap air akar tanaman. hubungan ini dibutuhkan khusus nya pada sektor peternakan dimana keterbatasan lahan menuntut efisiensi penggunaan lahan dan peningkatan produktivitas tanaman khususnya hijauan pakan. Hijauan pakan ternak unggul umumnya menuntut status kesuburan tanah yang baik agar memiliki produktivitas yang optimal. Indonesia memiliki potensi lahan kering yang mencapai 1,61 juta hektar. Kendala dalam pemanfaatan lahan kering dalam penyediaan hijauan pakan adalah ketersediaan air yang minim. Perlakuan pemberian mikoriza menunjukkan produktivitas yang berbeda pada lahan yang mengalami cekaman kering. Pada permulaan musim kemarau menjadi awal peningkatan koloni hifa mikoriza seiring dengan pertumbuhan akar baru. Lahan hijauan yang mengalami overgrazing menurunkan koloni mikoriza yang berasosiasi dengan akar hijauan. Symbiosis mikoriza dengan tanaman juga memiliki manfaat untuk membantu pelapukan batuan di tanah. symbiosis mikoriza dengan hijauan jenis Bouteloua dactyloides membantu pengayaan mineral rumput kerbau. 
PENGARUH TEAT DIPPING MENGGUNAKAN EKSTRAK BUNGA CENGKEH (Syzygium aromaticum) TERHADAP RASA, AROMA, DAN WARNA SUSU SEGAR (Teat dipping effect used clove flower extract (Syzygium aromaticum) on taste, aroma, and color of fresh milk) Danes Suhendra; Abiyoga Rizal Adhitama; Martha Arum Nugraheni; Labib Abdillah
JURNAL NUKLEUS PETERNAKAN Vol 10 No 2 (2023): Desember
Publisher : Universitas Nusa Cendana

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.35508/nukleus.v10i2.12297

Abstract

Bacterial contamination can reduce physical quality of milk by changing color, aroma, and taste. Teat dipping can be one of attempt reduce physical quality loss affected by bacterial contamination. Chemical synthetic solution as teat dipping leaving residue in milking yields. The attempt to reducing residue are by using herbal material for dipping solution. This study aims to analyze the effect of dipping used clove flower extract (Syzygium aromaticum L.) on the color, aroma, and taste of fresh milk. Research method are used experimental method with complete randomize design (CRD) with single factor and 5 replications. The treatment in this study were without dipping treatment (P0), dipping with a concentration of 5% clove flower extract (P1), dipping with a concentration of 10% clove flower extract. % (P2), and dipping with a concentration of 15% clove flower extract (P3). Organoleptic test was carried out by 30 panelists. Data analysis used descriptive analysis method with the help of SPSS 26 to find out the description of the organoleptic test data. The results of this study indicate that the dipping treatment did not change the color, aroma, and taste of fresh milk. Fresh milk were at its normal level and does not left the typical clove residue. Conclusion of this research is clove flower extract can used as dipping solution because does not leaving residue so didn’t changed color, aroma and taste of milk.
Effect of milking methods on cost efficiency and profits of Sapera dairy goat farming business Rahmawati, Eri Chintya; Abdillah, Labib; Tri Prasetya, Adinda Yogi; Billhaq, Dody Houston
Jurnal Ilmu Peternakan Terapan Vol 8 No 2 (2025): Jurnal Ilmu Peternakan Terapan
Publisher : Politeknik Negeri Jember

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.25047/jipt.v8i2.5882

Abstract

This study aims to determine the amount of milk production, milking duration, cost efficiency, and profit of Sapera dairy goat farming business with manual and automatic milking methods in the Trajumas livestock group. The materials used in this study were 7 Sapera goats that were lactating and 20 months old. This research method has 2 treatments, namely T0 = milking without a milking machine and T1 = milking with a milking machine. The variables observed were milk production, milking duration, cost efficiency, and business profit. Milk production at T0 = 1.61±0.58 and T1 = 1.62±0.61; and milking duration at T0 = 0.83±0.06* and T1 = 0.48±0.01. Cost efficiency is obtained from the use of automatic milking methods and produces potential profits with milking cost savings of Rp 1,354,230.30 per year, and an investment payback period of 385 days. The study concludes that automatic milking methods on a small or community scale is more efficient in terms of milking time and labor cost savings, but does not increase milk production and does not provide significant business benefits.
Identifikasi endoparasit pada feses domba (Ovis sp.) di Kledung Research Park, Kabupaten Temanggung Septian, Mohamad Haris; Pristiwantoro, Ridlo; Abdillah, Labib
Jurnal Produksi Ternak Terapan Vol 6, No 1 (2025): Volume 6 Nomor 1 Maret 2025
Publisher : Faculty of Animal Husbandry, Universitas Padjadjaran

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.24198/jptt.v6i1.55625

Abstract

AbstrakDomba merupakan salah satu hewan ternak yang berperan penting dalam memenuhi kebutuhan manusia di berbagai bidang. Infeksi endoparasit pada domba umumnya disebabkan oleh cacing parasit seperti cacing usus (nematoda) dan cacing hati (trematoda). Domba-domba di Kledung Research Park diduga kuat terinfeksi endoparasit. Tujuan dari penelitian ini untuk mengetahui jenis cacing parasit dan intensitas endoparasit yang menginfeksi domba di Kledung Research Park yang diperlukan oleh pengelola agar dapat membantu langkah penanganan maupun pencegahannya. Metode yang digunakan adalah metode sensus dengan sampel feses ternak domba sebanyak 40 sampel dari 40 ekor domba betina dewasa. Parameter penelitian ini yaitu jenis dan tingkat intensitas endoparasit yang menginfeksi domba di Kledung Research Park. Data yang diperoleh kemudian dilakukan analisa secara deskriptif.Berdasarkan penelitian diketahui tingkat intensitas infeksi telur cacing parasit pada sampel termasuk pada kategori intensitas ringan. Jenis telur cacing parasit dari sejumlah sampel yang terinfeksi antara lain Strongyle sp., Strongyloides sp., Toxocara sp.,dan Ookista Coccidia. Intensitas tertinggi adalah nematoda jenis  Strongyle sp. 5, Strongyloides sp. 4, Ookista Coccidia 2, dan Toxocara sp. 2. Kata kunci: domba, endoparast, identifikasi, infeksi, intensitas  AbstractSheep are one of the livestock that plays an important role in meeting human needs in various fields. Endoparasite infections in sheep are generally caused by parasitic worms such as intestinal worms (nematodes) and liver worms (trematoda). The sheep in the Kledung Research Park are supposed to be heavily infected with endoparasites. The purpose of this study is to determine the type of parasitic worm and the intensity of endoparasite infection of sheep in the Kledung Research Park, which is required by the administrator to help with the treatment and prevention measures. The method used was a census method with a sample of sheep's stools of 40 samples of 40 adult female sheep. The parameters of this research are the type and degree of intensity of the endoparasite infecting the sheep in the Kledung Research Park. Based on the research, the level of infection with parasitic worm eggs in the sample is known to be in the category of mild intensity. Parasitic worm eggs from a number of infected specimens include Strongylesp., Strongyloides sp., Toxocara sp., and Ookista Coccidia. The highest intensity are Strongyle sp. 5, Strongyloides sp. 4, Ookista coccidia 2, and Toxocara sp. 2. Keywords: sheep, endoparast, identification, infection, intensity