Claim Missing Document
Check
Articles

Found 11 Documents
Search

TATO TRADISIONAL MASYARAKAT DESA HAULASI KECAMATAN MIOMAFO KABUPATEN TIMOR TENGAH UTARA Gual, Yoseph Andreas; Setyaningsih, Fransiska D; Bolaer, Primus P
Jurnal Pendidikan dan Kebudayaan Missio Vol 11 No 1 (2019): Jurnal Pendidikan dan Kebudayaan Missio
Publisher : STKIP Santu Paulus Ruteng

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.2016/jpkm.v11i1.333

Abstract

Tato tradisional pada masyarakat Haulasi telah punah dalam artian tidak dipraktikan lagi. Padahal dalam masyarakat tradisional, setiap tradisi memiliki fungsi tertentu baik bagi individu maupun bagi kelompok. Semua tradisi termasuk tato tradisional adalah menjaga komunikasi dan relasi manusia dengan lingkungan, sesama dan yang transenden yang pada gilirannya memberikan integrasi sosial. Melalui riset studi kasus dengan paparan data deskriptif, artikel ini mencoba menelusuri sejarah dan fungsi, makna dan penyebab tato tradisional pada masyarakat Haulasi hilang.  
MAKNA SIMBOLIS EKSPRESI BUDAYA DALAM FILM “DENIAS, SENANDUNG DI ATAS AWAN” Fransiska Desiana Setyaningsih
Jurnal Pendidikan dan Kebudayaan Missio Vol. 11 No. 2 (2019): Jurnal Pendidikan dan Kebudayaan Missio
Publisher : Unika Santu Paulus Ruteng

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | Full PDF (4216.525 KB) | DOI: 10.36928/jpkm.v11i2.158

Abstract

Penelitian ini bertujuan untuk mendeskripsikan makna simbolis ekspresi budaya dalam film “Denias, Senandung di Atas Awan”. Penggunaan metode dan teknik Semiotik dari Roland Barthes dianggap mampu untuk mengungkap makna terutama berkaitan dengan ekspresi budaya yang ditampilkan dalam film tersebut baik berupa tanda verbal maupun tanda nonverbal. Hasil penelitian menunjukkan bahwa terdapat 4 (empat) ekspresi budaya, yakni (a) Tanda akil baliq bagi laki-laki melalui upacara pemasangan koteka yang selain sebagai tanda kesopanan juga sebaga tanda bagi laki-laki menuju arah pendewasaan; (b) Pemisahan rumah tinggal antara laki-laki dan perempuan sebagai tanda kemandirian; (c) Mitos suanggi, yaitu kepercayaan masyarakat setempat berkaitan dengan sosok menyeramkan dan dapat berubah wujud; d. Upacara berkabung yang ditandai dengan Potong jari yang dimaknai sebagai rasa kesedihan dan kehilangan mendalam, dan Mandi lumpur yang dimaknai sebagai cara menyucikan diri dari dosa
Semiotika Pesan Dalam Lirik Lagu Berbahasa Daerah “Menas Kamamalo, Mate Kamasuba” Apolinaris Lake; Fransiska Desiana Setyaningsih; Yoseph Andreas Gual
Jurnal Ilmiah Manajemen Informasi dan Komunikasi Vol 7, No 1: Juni 2023
Publisher : Sekolah Tinggi Multi Media "MMTC" Yogyakarta

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.56873/jimik.v7i1.260

Abstract

Folk songs are usually written in the local language so that people outside the area sometimes do not understand the lyrics. This condition is one of the reasons for the lack of public interest in listening to folk songs. This is also one of the reasons behind the interest in conducting research related to folk song lyrics. One of the songs that is chosen for the lyrics to be examined is the song of Menas Kamamalo, Mate Kamasuba; it is a very popular folk song especially in Timor Tengah Utara Regency, East Nusa Tenggara. Using Roland Barthes' semiotic approach, this song which consists of six stanzas has a deep and complex meaning. The results of the research show that this song has a message which is a description of various human feelings, which are very complex. At the denotative level, the character “I” in the song has feelings of sadness, anger, disappointment, despair, not appreciated, but on the other hand, at the denotative level, the character “I” in the lyrics of the song has feelings of affection, happiness, love, hope. At the mythical level, the character "I" in the lyrics of the song wants to show that in a relationship there are times when the feelings shown do not always match the reality that is actually felt.
Komunikasi Persuasif Dalam Film Dokumenter In The Name Of God: A Holy Betrayal Episode 1-3 Kisah Jeong Myeong Seok Melalui Pendekatan Semiotika Charles Sanders Peirce Fransisca Aquilorum Teme; Mikhael Rajamuda Bataona; Fransiska Desiana Setyaningsih
Harmoni: Jurnal Ilmu Komunikasi dan Sosial Vol. 2 No. 1 (2024): Maret : Harmoni : Jurnal Ilmu Komunikasi dan Sosial
Publisher : Lembaga Pengembangan Kinerja Dosen

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.59581/harmoni-widyakarya.v2i1.2715

Abstract

The concepts used in this research are persuasive communication, film and semiotics. This type of research is descriptive qualitative and uses Charles Sanders Peirce’s semiotic analysis method. The data collection techniques used are observation and documentation studies.The results of this research are that there is meaning in the persuasive communication carried out by Jeong Myeong Seok through the persuasive techniques used, namely dissonance/cognitive dissonance techniques, he influences followers to carry out attacks, association techniques, through the message that the mother willThis life and reality is true, the integration/empathy technique where he uses dialogue language to check the victim that he was assigned by God, the reward/payoff idea technique which he does with a promise, the Fear Arrousing technique, he uses threat techniques to attractthe hearts of the victims, the arrangement technique, this technique he uses to attract the attention and support of his followers and finally the red-hearing technique The conclusion of research on the documentary film In The Name Of God: A Holy Betrayal, the story of Jeong Myeong Seok through Charles Sanders Peirce’s approach from these three episodes, found that there was persuasive communication with the dialogue signs used by Jeong Myeong Seok and throughpersuasive communication contains misdirection in its teachings.
Representasi Anak-Anak Melalui Komik Doraemon Berdasarkan Pendekatan Image System Fransiska Desiana Setyaningsih
Jurnal Komunikasi Vol. 11 No. 1 (2019): Jurnal Komunikasi
Publisher : Fakultas Ilmu Komunikasi Universitas Tarumanagara

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.24912/jk.v11i1.2472

Abstract

This study examines the profiles of children represented through comics circulating in Indonesia based on image system. In the various comics, children are often used as objects or main characters in a comic or story, one of them is Doraemon Comic. In Doraemon comic, children are shown as, who like to play, imitate, a little whiny but on the other side like to help an sometimes show an independent attitude. Therefore, using descriptive methods, this study is limited to the representation of the four main characters of children in Doraemon Comic. Data collected through dokument study. The aim of this study is to describe the representation of children through the Doraemon comics. The results of the study show that children represented through Doraemon Comics are: happy to play, like to move, children are whiny and love to imitate, not stand alone but are interrelated with each other, between ideational system and mediational system. The idea possessed by the author of Doraemon comics regarding children is represented through the four main figures who in their capacity indirectly act as mediators. So by reading Doraemon comics, people can know the picture of children in life.Penelitian ini mengkaji profil anak-anak yang direpresentasikan melalui komik yang beredar di Indonesia berdasarkan sistem citra. Dalam berbagai komik yang beredar, anak-anak sering dijadikan sebagai objek atau tokoh utama dalam cerita, salah satunya Komik Doraemon. Dalam komik Doraemon, anak-anak dengan segala tingkah polahnya seperti senang bermain, senang meniru, sedikit cengeng, suka membantu dan bisa bersikap mandiri, ditampilkan dalam berbagai situasi baik di rumah, di sekolah maupun di ruang publik lainnya seperti taman, pantai, dsb. Penelitian dibatasi pada representasi empat tokoh utama anak-anak dalam Komik Doraemon ini menggunakan metode deskriptif kualitatif dimana teknik pengumpulan data yang digunakan adalah studi dokumen. Tujuan dari penelitian ini adalah mendeskripsikan representasi anak-anak melalui komik Doraemon. Hasil penelitian sendiri menunjukkan bahwa anak-anak yang direpresentasikan melalui komik Doraemon sebagai anak-anak yang senang bermain, senang bergerak, cengeng dan senang meniru, ternyata tidak berdiri sendiri melainkan saling berkaitan satu dengan yang lain, antara sistem gagasan atau ide dan sistem mediasi. Ide yang dimiliki oleh pengarang direpresentasikan melalui keempat tokoh utamanya yang dalam kapasitasnya secara tidak langsung berperan sebagai mediasi. Sehingga dengan membaca komik Doraemon, seseorang dapat mengetahui gambaran anak-anak dalam kehidupan.
Persepsi Diri Penikmat Musik Rap dalam Memaknai Lagu No Doubt (Studi Kasus pada Komunitas Timore Art Graffiti) Gaspersz, Yhoannita Adinda; Setyaningsih, Fransiska Desiana; Innosensia, Innosensia; Ndiki Satu, E. I.
KOMUNIKOLOGI: Jurnal Ilmiah Ilmu Komunikasi Vol 21, No 02 (2024): Komunikologi
Publisher : Lembaga Penerbitan Universitas Esa Unggul

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.47007/jkomu.v21i02.1108

Abstract

Komunikasi dapat membantu seseorang dalam memahami dan memaknai dirinya sendiri, misalnya melalui musik yang dinikmatinya. Penelitian ini bertujuan untuk mengkaji persepsi diri penikmat musik rap dalam memaknai lagu No Doubt, dengan mengaitkannya pada teori persepsi diri oleh Daryl Benn dan komponen pembentukan sikap. Dalam penelitian ini digunakan metode studi kasus kualitatif, dengan mengumpulkan data melalui wawancara mendalam, observasi, dan focus group discussion, yang kemudian dianalisis secara kualitatif. Hasil penelitian menunjukkan bahwa penikmat musik rap memiliki beragam persepsi diri dalam memaknai lagu No Doubt, yang tampak pada perilaku kognitif, afektif, dan konatif. Secara kognitif, mereka memahami lagu tersebut; secara afektif, mereka merasa terwakili dan mendapat nilai penting seperti pantang menyerah dan persahabatan; dan secara konatif, mereka menunjukkan reaksi emosional dan perilaku aktif terhadap lagu tersebut.Kata Kunci : Persepsi Diri, Musik Rap, Lagu No Doubt.
Sosialisasi Etika Berbahasa Untuk Meningkatkan Keterampilan Berkomunikasi di Media Sosial Pada Siswa-Siswi Mts Negeri 4 Flores Timur Benimaking, Maria Mistika Belina; Setyaningsih, Fransiska Desiana
Jurnal Ilmiah Wahana Pendidikan Vol 11 No 3.D (2025): Jurnal Ilmiah Wahana Pendidikan 
Publisher : Peneliti.net

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar

Abstract

Dalam penggunaan media sosial, seringkali terjadi kekurangpahaman atau penyalahgunaan bahasa yang dapat menyebabkan konflik, miskomunikasi, atau bahkan dampak negatif lainnya seperti pelecehan, intimidasi, atau penyebaran informasi palsu. Memahami hubungan antara etika berbahasa, keterampilan berkomunikasi, dan media sosial akan membantu siswa-siswi menggunakan komunikasi online dengan lebih bertanggung jawab dan efektif. Hal ini membantu menciptakan lingkungan media sosial yang lebih positif, inklusif, dan bermanfaat bagi semua pengguna. Sosialisasi ini bertujuan untuk meningkatkan etika berbahasa untuk berkomunikasi di media sosial khususnya siswa-siswi MTs Negeri 4 Flores Timur agar tidak terjadi konflik di dunia maya juga untuk menciptakan media sosial yang harmonis. Metode yang digunakan dibagi menjadi 4 tahap yakni perencanaan, persiapan, pelaksanaan, dan evaluasi. Hasil dari sosialisasi ini siswa-siswi memahami kaitan antara etika berbahasa, keterampilan berkomunikasi, dan media sosial yang membantu individu menggunakan komunikasi online dengan lebih bertanggung jawab dan efektif.
Network Analysis on Information Seeking regarding the Gaza Humanitarian Movement among Communication Students of the Catholic University of Widya Mandira Kupang Pratama, Imam Agi; Ridlo, Muhammad Rosyid; Setyaningsih, Fransiska Desiana; Heri, Edwar Andiko
Eduvest - Journal of Universal Studies Vol. 5 No. 7 (2025): Eduvest - Journal of Universal Studies
Publisher : Green Publisher Indonesia

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.59188/eduvest.v5i7.50833

Abstract

This study examines the communication network among Communication Science students at Widya Mandira Catholic University (Unwira) Kupang regarding information-seeking behaviors related to the Gaza humanitarian movement. Information is a critical human need, and understanding how students access and disseminate such information highlights the role of social networks in collective action. The research aims to analyze network patterns, identify key actors, and assess the efficiency of information flow within the student network. Using a quantitative approach with Social Network Analysis (SNA), data were collected via online questionnaires from 67 respondents, focusing on direct and reverse information-seeking, expertise recognition, and friendship ties. UCINET and NETDRAW software were employed to visualize and analyze network structures. Findings revealed a sparse network density (1.35%–1.54%), indicating fragmented communication channels. Key actors, such as Actor #61, emerged as central figures due to their expertise and active roles in information dissemination. Despite low overall density, these actors facilitated information flow, particularly within smaller subgroups. The study underscores the importance of social networks in humanitarian movements and suggests practical strategies for enhancing communication efficiency among students. Academic implications include advancing SNA theory, while practical recommendations focus on leveraging key actors to improve information dissemination in social movements.
TATO TRADISIONAL MASYARAKAT DESA HAULASI KECAMATAN MIOMAFO KABUPATEN TIMOR TENGAH UTARA Yoseph Andreas Gual; Fransiska D. Setyaningsih; Primus P. Bolaer
Jurnal Pendidikan dan Kebudayaan Missio Vol. 11 No. 1 (2019): Jurnal Pendidikan dan Kebudayaan Missio
Publisher : Unika Santu Paulus Ruteng

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.36928/jpkm.v11i1.760

Abstract

Tato tradisional pada masyarakat Haulasi telah punah dalam artian tidak dipraktikan lagi. Padahal dalam masyarakat tradisional, setiap tradisi memiliki fungsi tertentu baik bagi individu maupun bagi kelompok. Semua tradisi termasuk tato tradisional adalah menjaga komunikasi dan relasi manusia dengan lingkungan, sesama dan yang transenden yang pada gilirannya memberikan integrasi sosial. Melalui riset studi kasus dengan paparan data deskriptif, artikel ini mencoba menelusuri sejarah dan fungsi, makna dan penyebab tato tradisional pada masyarakat Haulasi hilang.
MAKNA SIMBOLIS EKSPRESI BUDAYA DALAM FILM “DENIAS, SENANDUNG DI ATAS AWAN” Fransiska Desiana Setyaningsih
Jurnal Pendidikan dan Kebudayaan Missio Vol. 11 No. 2 (2019): Jurnal Pendidikan dan Kebudayaan Missio
Publisher : Unika Santu Paulus Ruteng

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.36928/jpkm.v11i2.767

Abstract

Penelitian ini bertujuan untuk mendeskripsikan makna simbolis ekspresi budaya dalam film “Denias, Senandung di Atas Awan”. Penggunaan metode dan teknik Semiotik dari Roland Barthes dianggap mampu untuk mengungkap makna terutama berkaitan dengan ekspresi budaya yang ditampilkan dalam film tersebut baik berupa tanda verbal maupun tanda nonverbal. Hasil penelitian menunjukkan bahwa terdapat 4 (empat) ekspresi budaya, yakni (a) Tanda akil baliq bagi laki-laki melalui upacara pemasangan koteka yang selain sebagai tanda kesopanan juga sebaga tanda bagi laki-laki menuju arah pendewasaan; (b) Pemisahan rumah tinggal antara laki-laki dan perempuan sebagai tanda kemandirian; (c) Mitos suanggi, yaitu kepercayaan masyarakat setempat berkaitan dengan sosok menyeramkan dan dapat berubah wujud; d. Upacara berkabung yang ditandai dengan Potong jari yang dimaknai sebagai rasa kesedihan dan kehilangan mendalam, dan Mandi lumpur yang dimaknai sebagai cara menyucikan diri dari dosa