Claim Missing Document
Check
Articles

Found 6 Documents
Search

PENAMBAHAN TEPUNG KUNYIT DAN OODEV DALAM PAKAN TERHADAP DIAMTER TELUR DAN TINGKAT KEBUNTINGAN PADA INDUK IKAN BIAWAN (HELOSTOMA TEMMINCKII) mizan mizan; tuti puji lestari; hastiadi hasan; . farida
Jurnal Ruaya : Jurnal Penelitian dan Kajian Ilmu Perikanan dan Kelautan Vol 6, No 02 (2018): Jurnal Ruaya : Jurnal Penelitian dan Kajian Ilmu Perikanan dan Kelautan
Publisher : UNIVERSITAS MUHAMMADIYAH PONTIANAK

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | Full PDF (570.151 KB) | DOI: 10.29406/rya.v6i02.1017

Abstract

Menurunnya populasi ikan biawan di alam akibat kerusakan lingkungan habitat dan penangkapan berlebihan merupakan ancaman bagi kelestarian ikan ini, tujuan penelitian ini adalah untuk menentukan dosis terbaik tepung kunyit dan hormon oodev dalam peningkatan ukuran diameter telur dan tingkat kebuntingan ikan biawan. Metode penelitian ini adalah eksperimen.  Rancangan yang digunakan adalah Rancangan Acak Lengkap (RAL) dengan 3 perlakuan 4  ulangan yaitu perlakuan A 0% kunyit per kg pakan+Oodev 0 ml/kg, B perlakuan 3% tepung kunyit per kg pakan+Oodev 0,5 ml/kg C3% tepung kunyit per kg pakan+Oodev 1 ml/kg sedangkan variable pengamatan tingkat kebuntingan, waktu maturasi, diameter telu,r pertambahan bobot mutlak , tingkat kelangsungan hidup dan kualitas air.  Berdasarkan hasil penelitian menunjukkan bahwa pada perlakuan A tanpa kunyit dan Oodev memilik nilai diameter telur  terendah dengan rata 0.74 mm-0.85 mm untuk perlakuan B dengan diameter rata-rata 0.82 mm- 0.88 mm nilai hasil pengukuran diameter telur  tertinggi pada perlakuan C dengan rata-rata 0.81 mm-0.90 mm. Demikian juga pada tingkat kebuntingan terbaik pada perlakuan B dan C dengan persentasi 100% artinya mengalami siklus matang gonad lebih cepat dari perlakuan A yang tidak diberikan hormon dalam masa pemeliharaan 4-8 minggu.
SISTEM RESIRKULASI MENGGUNAKAN KOMBINASI FILTER YANG BERBEDA TERHADAP PERTUMBUHAN BENIH IKAN JELAWAT (Leptobarbus Hoeveni) Darma Yanti; eka indah raharjo; . farida
Jurnal Ruaya : Jurnal Penelitian dan Kajian Ilmu Perikanan dan Kelautan Vol 6, No 02 (2018): Jurnal Ruaya : Jurnal Penelitian dan Kajian Ilmu Perikanan dan Kelautan
Publisher : UNIVERSITAS MUHAMMADIYAH PONTIANAK

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | Full PDF (729.574 KB) | DOI: 10.29406/rya.v6i02.1016

Abstract

Ikan Jelawat (Leptobarbus hoeveni) merupakan salah satu ikan asli Indonesia yang terdapat di beberapa sungai di Kalimantan dan Sumatera. Tujuan penelitian ini adalah untuk menentukan kombinasi filter yang terbaik pada sistem resirkulasi dalam meningkatkan pertumbuhan ikan jelawat. Penelitian ini menggunakan Rancangan Acak Lengkap (RAL) dengan 4 perlakuan dan 3 ulangan. Susunan perlakuan A, filter batu dan kerikil B, filter batu, kerikil dan ijuk C, filter batu, kerikil dan spons D, filter arang, batu dan kerikil. Variabel pengamatan meliputi pertumbuhan panjang mutlak, pertumbuhan bobot mutlak, tingkat kelangsungan hidup, konversi pakan. Rata-rata pertumbuhan panjang dan bobot  mutlak adalah perlakuan B (3,157±0,08) dan (1,647±0,01). Tingkat kelangsungan hidup yang terbaik adalah perlakuan B (95,56±3,85).  Rasio konversi pakan yang terbaik adalah perlakuan B (1,92±0,11).
PERSENTASE PEMANFAATAN LUMPUR KOLAM LELE,AMPAS TAHU DAN DEDAK PADI DALAM MEDIA KULTUR UNTUK MENINGKATKAN PRODUKSI CACING SUTERA (Tubifek sp.) Eka Indah Raharjo; Zahir Islami; . farida
Jurnal Ruaya : Jurnal Penelitian dan Kajian Ilmu Perikanan dan Kelautan Vol 6, No 02 (2018): Jurnal Ruaya : Jurnal Penelitian dan Kajian Ilmu Perikanan dan Kelautan
Publisher : UNIVERSITAS MUHAMMADIYAH PONTIANAK

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | Full PDF (377.423 KB) | DOI: 10.29406/rya.v6i02.1018

Abstract

Penelitian ini bertujuan mengetahui berapa persentase pemanfaatan lumpur kolam lele, ampas tahu dan dedak padi dalam media kultur untuk meningkatkan produksi cacing sutera. Rancangan percobaan adalah Rancangan Acak Lengkap (RAL). Perlakuan yang dilakukan terdiri dari empat perlakuan yaitu A (Lumpur Kolam Lele 100%), B (Lumpur kolam lele 50%, Ampas Tahu 35% dan Dedak Padi 15%), C (Lumpur kolam lele 50%, Ampas Tahu 25% dan Dedak Padi 25%), D (Lumpur kolam lele 50%, Ampas Tahu 15% dan Dedak Padi 35%) dengan sebanyak tiga kali. Analisis statistic menggunakan ANAVA (Analysis of Varians) dan untuk mengetahui perbedaan antara perlakuan satu dengan perlakuan yang lainnya dilakukan Uji Lanjutan yaitu uji jarak berganda Duncan multiple range test. Hasil penelitian menunjukkan bahwa Perlakuan B menghasilkan pertumbuhan cacing sutera dengan tinggi di bandingkan dengan perlakuan lainnya yaitu sebesar 12,33±2,52gram, untuk perlakuan A yaitu 4,33±1,15 gram, perlakuan C 8,33±0,58gram, dan pelakuan D 6,67±0,58 gram.
PERSENTASE PEMANFAATAN LUMPUR KOLAM LELE,AMPAS TAHU DAN DEDAK PADI DALAM MEDIA KULTUR UNTUK MENINGKATKAN PRODUKSI CACING SUTERA (Tubifek sp.) Eka Indah Raharjo; Zahir Islami; . farida
Jurnal Ruaya : Jurnal Penelitian dan Kajian Ilmu Perikanan dan Kelautan Vol 6, No 02 (2018): Jurnal Ruaya : Jurnal Penelitian dan Kajian Ilmu Perikanan dan Kelautan
Publisher : UNIVERSITAS MUHAMMADIYAH PONTIANAK

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | Full PDF (377.423 KB) | DOI: 10.29406/rya.v6i02.1018

Abstract

Penelitian ini bertujuan mengetahui berapa persentase pemanfaatan lumpur kolam lele, ampas tahu dan dedak padi dalam media kultur untuk meningkatkan produksi cacing sutera. Rancangan percobaan adalah Rancangan Acak Lengkap (RAL). Perlakuan yang dilakukan terdiri dari empat perlakuan yaitu A (Lumpur Kolam Lele 100%), B (Lumpur kolam lele 50%, Ampas Tahu 35% dan Dedak Padi 15%), C (Lumpur kolam lele 50%, Ampas Tahu 25% dan Dedak Padi 25%), D (Lumpur kolam lele 50%, Ampas Tahu 15% dan Dedak Padi 35%) dengan sebanyak tiga kali. Analisis statistic menggunakan ANAVA (Analysis of Varians) dan untuk mengetahui perbedaan antara perlakuan satu dengan perlakuan yang lainnya dilakukan Uji Lanjutan yaitu uji jarak berganda Duncan multiple range test. Hasil penelitian menunjukkan bahwa Perlakuan B menghasilkan pertumbuhan cacing sutera dengan tinggi di bandingkan dengan perlakuan lainnya yaitu sebesar 12,33±2,52gram, untuk perlakuan A yaitu 4,33±1,15 gram, perlakuan C 8,33±0,58gram, dan pelakuan D 6,67±0,58 gram.
PENAMBAHAN TEPUNG KUNYIT DAN OODEV DALAM PAKAN TERHADAP DIAMTER TELUR DAN TINGKAT KEBUNTINGAN PADA INDUK IKAN BIAWAN (HELOSTOMA TEMMINCKII) mizan mizan; tuti puji lestari; hastiadi hasan; . farida
Jurnal Ruaya : Jurnal Penelitian dan Kajian Ilmu Perikanan dan Kelautan Vol 6, No 02 (2018): Jurnal Ruaya : Jurnal Penelitian dan Kajian Ilmu Perikanan dan Kelautan
Publisher : UNIVERSITAS MUHAMMADIYAH PONTIANAK

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | Full PDF (570.151 KB) | DOI: 10.29406/rya.v6i02.1017

Abstract

Menurunnya populasi ikan biawan di alam akibat kerusakan lingkungan habitat dan penangkapan berlebihan merupakan ancaman bagi kelestarian ikan ini, tujuan penelitian ini adalah untuk menentukan dosis terbaik tepung kunyit dan hormon oodev dalam peningkatan ukuran diameter telur dan tingkat kebuntingan ikan biawan. Metode penelitian ini adalah eksperimen.  Rancangan yang digunakan adalah Rancangan Acak Lengkap (RAL) dengan 3 perlakuan 4  ulangan yaitu perlakuan A 0% kunyit per kg pakan+Oodev 0 ml/kg, B perlakuan 3% tepung kunyit per kg pakan+Oodev 0,5 ml/kg C3% tepung kunyit per kg pakan+Oodev 1 ml/kg sedangkan variable pengamatan tingkat kebuntingan, waktu maturasi, diameter telu,r pertambahan bobot mutlak , tingkat kelangsungan hidup dan kualitas air.  Berdasarkan hasil penelitian menunjukkan bahwa pada perlakuan A tanpa kunyit dan Oodev memilik nilai diameter telur  terendah dengan rata 0.74 mm-0.85 mm untuk perlakuan B dengan diameter rata-rata 0.82 mm- 0.88 mm nilai hasil pengukuran diameter telur  tertinggi pada perlakuan C dengan rata-rata 0.81 mm-0.90 mm. Demikian juga pada tingkat kebuntingan terbaik pada perlakuan B dan C dengan persentasi 100% artinya mengalami siklus matang gonad lebih cepat dari perlakuan A yang tidak diberikan hormon dalam masa pemeliharaan 4-8 minggu.
SISTEM RESIRKULASI MENGGUNAKAN KOMBINASI FILTER YANG BERBEDA TERHADAP PERTUMBUHAN BENIH IKAN JELAWAT (Leptobarbus Hoeveni) Darma Yanti; eka indah raharjo; . farida
Jurnal Ruaya : Jurnal Penelitian dan Kajian Ilmu Perikanan dan Kelautan Vol 6, No 02 (2018): Jurnal Ruaya : Jurnal Penelitian dan Kajian Ilmu Perikanan dan Kelautan
Publisher : UNIVERSITAS MUHAMMADIYAH PONTIANAK

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | Full PDF (729.574 KB) | DOI: 10.29406/rya.v6i02.1016

Abstract

Ikan Jelawat (Leptobarbus hoeveni) merupakan salah satu ikan asli Indonesia yang terdapat di beberapa sungai di Kalimantan dan Sumatera. Tujuan penelitian ini adalah untuk menentukan kombinasi filter yang terbaik pada sistem resirkulasi dalam meningkatkan pertumbuhan ikan jelawat. Penelitian ini menggunakan Rancangan Acak Lengkap (RAL) dengan 4 perlakuan dan 3 ulangan. Susunan perlakuan A, filter batu dan kerikil B, filter batu, kerikil dan ijuk C, filter batu, kerikil dan spons D, filter arang, batu dan kerikil. Variabel pengamatan meliputi pertumbuhan panjang mutlak, pertumbuhan bobot mutlak, tingkat kelangsungan hidup, konversi pakan. Rata-rata pertumbuhan panjang dan bobot  mutlak adalah perlakuan B (3,157±0,08) dan (1,647±0,01). Tingkat kelangsungan hidup yang terbaik adalah perlakuan B (95,56±3,85).  Rasio konversi pakan yang terbaik adalah perlakuan B (1,92±0,11).