Claim Missing Document
Check
Articles

Found 38 Documents
Search

Combination of additional Spirulina platemsis and Curcuma longa supplements in diet and hormonal induction to improve reproduction performance of tinfoil barb Barbonymus schwanenfeldii (Bleeker, 1854) Tuti Puji Lestari; Agus Oman Sudrajat; Tatag Budiardi
Jurnal Iktiologi Indonesia Vol 16 No 3 (2016): October 2016
Publisher : Masyarakat Iktiologi Indonesia (Indonesian Ichthyological Society)

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.32491/jii.v16i3.29

Abstract

The experiment was conducted in order to determine the role of each supplement combination of Spirulina platensis and Curcuma longa in the diet as well as the induction of Oodevto to tinfoil barb maturation and rematuration process. Randomized block design (RBD) with two factors consists of twelve treatments and five replicates of fish individuals was used. The dietary treatment comprises of four type, i.e. control diet, 3% kg-1 fish weight of turmeric supplementation in the diet, 3% kg-1 fish weight of spirulina supplementation in the diet; and the combination of turmeric and spirulina with 6% kg-1 supplementation in the diet. Meanwhile, the hormonal factor consists of three levels, i.e. 0.0 ml kg-1 fish weight, 0.25ml kg-1 fish weight (FW) and 0.50 ml kg-1 fish weight. We used sixty female broodstock with initial weight ranged 150-400 g and at stage II of gonad maturation. Fish were fed twice a day at 07.00 am and 05.00 pm at satiation level during 14 weeks. During the rearing period, gonado somatic index, maturation level, maturation period, 17 β estradiol concentration, eggs diameter and fecundity were observed. The result shows that all diet types which was combined with 0.50 ml kg-1 fish weight hormonal induction could improve reproductive performance up to 220%. This result comparatively higher than 0 ml kg-1 and 0.25 ml kg-1 hormonal inductions. Supplementation of 3% turmeric meal in the diet could produce 100% of mature broodstock out of season spawning. Thus, the combination of supplement either spirulina or tumeric with 0.5 ml kg-1 fish weight hormone induction can improve the induction maturation up to 2.2 times faster on the out-of- season spawning. Abstrak Penelitian ini dilakukan dengan tujuan untuk mengevaluasi peran kombinasi Spirulina platensis dan Curcuma longa dalam pakan dengan induksi Oodev terhadap proses pematangan gonad dan pematangan gonad kembali ikan tengadak. Metode yang digunakan adalah rancangan acak kelompok (RAK) dua faktor yang terdiri atas 12 kombinasi perlakuan dan 5 ulangan. Ulangan yang digunakan berupa ulangan individu. Faktor pakan terdiri atas empat jenis pakan yaitu pakan kontrol, pakan ditambah tepung kunyit 3% kg-1 bobot ikan, pakan ditambah tepung spirulina 3% kg-1 bobot ikan, dan kombinasi kunyit dengan tepung spirulina 6% kg-1 bobot ikan. Faktor hormon terdiri atas tiga taraf yaitu: 0,0 mL kg-1 bobot ikan, 0,25 mL kg-1 bobot ikan, dan 0,50 mL kg-1 bobot ikan. Ikan uji yang digunakan sebanyak 60 ekor ikan betina dengan bobot 150-400 g dan sudah mencapai tingkat kematangan gonad II. Ikan diberi pakan dua kali sehari (pagi dan sore) secara at satiation selama 14 minggu. Selama masa pemeliharaan parameter yang diamati meliputi indeks kematangan gonad, tingkat kematangan gonad, waktu pematangan gonad, konsentrasi 17β estradiol, diameter telur, dan fekunditas. Hasil penelitian menunjukkan bahwa semua jenis pakan yang dikombinasi dengan induksi hormon 0,50 mL kg-1 bobot ikan dapat meningkatkan kinerja reproduksi lebih baik (220%) dibandingkan induksi hormon 0,25 dan 0,0 mL kg-1 bobot ikan. Penambahan tepung kunyit 3% dalam pakan dapat menghasilkan induk matang 100% di luar musim pemijahan. Dengan demikian, pemberian kombinasi suplemen baik spirulina atau kunyit dengan induksi hormon 0,5 mL kg-1 bobot ikan dapat menginduksi 2,2 kali lebih cepat di luar musim pemijahan.
PENAMBAHAN OODEV DALAM PAKAN UNTUK MENGINDUKSI PEMATANGANGONAD INDUK IKAN BIAWAN (Helostoma teminkii) farida .; tuti puji lestari; hastiadi hasan; japari arismunanda
Jurnal Ruaya : Jurnal Penelitian dan Kajian Ilmu Perikanan dan Kelautan Vol 7, No 1 (2019): Jurnal Ruaya : Jurnal Penelitian dan Kajian Ilmu Perikanan dan Kelautan
Publisher : UNIVERSITAS MUHAMMADIYAH PONTIANAK

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | Full PDF (494.349 KB) | DOI: 10.29406/jr.v7i1.1314

Abstract

Jika penangkapan ikan biawan tidak mempertimbangkan kaidah-kaidah kelestarian, maka kondisi ini dapat mengakibatkan penurunan populasi ikan tersebut, sehingga perlu upaya pembudidayaan untuk mencukupi kebutuhan pasar serta untuk memelihara kelestarian sumberdaya ikan ini agar potensinya tetap lestari. Dalam kegiatan pembenihan membutuhkan indukan biawan yang siap bereproduksi, hal ini menjadi salah satu kendala bagi pembudidaya untuk mendapatkan indukan yang siap untuk memijah. Untuk mempercepat pematangan gonad dalam pemijahan maka perlu adanya bahan tambahan dalam pakan, salah satunya penambahan OODEV. Tujuan penelitian ini adalah untuk mempercepat kematangan gonad ikan biawan dan untuk mengetahui dosis yang efektif dari penggunaan hormon OODEV melalui pencampuran pakan terhadap maturasi ikan biawan. Metode penelitian ini adalah eksperimen.  Rancangan yang digunakan adalah Rancangan Acak Lengkap (RAL) dengan 3 perlakuan 4  ulangan yaitu perlakuan A (kontrol), perlakuan B (pakan+OODEV 0,5 ml/kg pakan) dan perlakuan C (pakan+OODEV 1 ml/kg pakan) sedangkan variable pengamatan: Histologi Gonad, Gonad Somatik Indeks (GSI), Hepato Somatik Indeks (HSI), pertambahan bobot mutlak, proksimat pakan, tingkat kelangsungan hidup dan kualitas air. Hasil yang diperoleh menunjukkan bahwa nilai GSI, HSI, pertambahan bobot mutlak dan tingkat kelangsungan hidup pada induk ikan biawan tidak berpengaruh nyata (P>0,05). Berdasarkan hasil histologi gonad yang dilihat dari persentase nilai GSI, HSI, proksimat pakan dan gonad bahwa gonad pada induk ikan biawan mengalami perkembangan gonad selama 8 minggu pemeliharaan. Hasil histologi menunjukkan bahwa penambahan OODEV 0,5 ml/kg pakan mampu mempercepat pematangan gonad ikan selama 8 minggu, dilihat dari perkembangan telur sudah pada tahap mature dan diameter telur sudah seragam dibandingkan dengan dosis yang lain. Kata kunci: Helostoma teminkii, OODEV, induksi pematangan gonad
PENGARUH PENAMBAHAN MADU PADA PENGENCERAN SPERMA TERHADAP MOTILITAS SPERMATOZOA IKAN BAUNG (Mystus nemurus) Debby Urabi; Farida Farida; Tuti Puji Lestari
Jurnal Ruaya : Jurnal Penelitian dan Kajian Ilmu Perikanan dan Kelautan Vol 7, No 2 (2019): Jurnal Ruaya : Jurnal Penelitian dan Kajian Ilmu Perikanan dan Kelautan
Publisher : UNIVERSITAS MUHAMMADIYAH PONTIANAK

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | Full PDF (823.943 KB) | DOI: 10.29406/jr.v7i2.1470

Abstract

Penelitian ini bertujuan untuk mempelajari pengaruh penambahan madu pada pengenceran sperma terhadap motilitas spermatozoa ikan baung. Rancangan yang digunakan adalah Rancangan Acak Lengkap (RAL) dengan 4 perlakuan dan 3 ulangan. Perlakuan campuran larutan madu dan NaCl yang digunakan adalah perlakuan A (0 ml madu dalam 100 ml NaCl), perlakuan B (0,3 ml madu dalam 99,7 ml NaCl), perlakuan C (0,6 ml madu dalam 99,4 ml NaCl) dan perlakuan D (0,9 ml madu dalam 99,1 ml NaCl) Hasil penelitian mengenai penambahan madu dalam pengenceran sperma terhadap motilitas spermatozoa ikan baung memberikan hasil terbaik pada perlakuan D dengan nilai motilitas individu 75,85% dan motilitas massa dengan skor 3-4 (banyak sperma bergerak cepat dan sangat cepat, yang dicirikan dengan adanya pergerakan ditempat dan pergerakan ekor yang cepat).Kata Kunci ; Madu, sperma, motilitas, fertilisasi, Mystus nemurus
PENINGKATAN POTENSI REPRODUKSI IKAN CUPANG (BETTA SPLENDENS) JANTAN MELALUI INDUKSI HORMONAL Tuti Puji Lestari; . . Farida; Abi Fahrurrazi; Nur Kur'ani
Jurnal Ruaya : Jurnal Penelitian dan Kajian Ilmu Perikanan dan Kelautan Vol 8, No 1 (2020): Jurnal Ruaya : Jurnal Penelitian dan Kajian Ilmu Perikanan dan Kelautan
Publisher : UNIVERSITAS MUHAMMADIYAH PONTIANAK

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | Full PDF (359.443 KB) | DOI: 10.29406/jr.v8i1.1849

Abstract

Penelitian ini dilakukan dengan tujuan dapat meningkatan waktu maturasi dan nilai maturasi induk ikan cupang jantan yang diinduksi melalui oral. Metode yang digunakan adalah rancangan acak lengkap (RAL) yang terdiri dari 5 perlakuan da 3 ulangan. Dosis hormone terdiri atas 5 taraf yaitu: 0,00 mL.kg-1 induk; 0,50 mL.kg-1 induk; 1,0 mL.kg-1 induk; 1,50 mL.kg-1 induk; dan 2,0 mL.kg-1 induk. Ikan uji yang digunakan sebanyak 135 ekor ikan jantan dengan bobot 1,00-3,15 g dan sudah mencapai tingkat kematangan gonad II. Ikan diberi pakan dua kali sehari (pagi dan sore) secara at satiation selama 7 minggu. Selama masa pemeliharaan parameter yang diamati meliputi: waktu maturasi, maturase, morfologi gonad dan kelangsungan hidup. Hasil penelitian menunjukkan bahwa induksi hormone oodev melalui oral dapat meningkatkan kinerja reproduksi lebih baik (240%) dibandingkan induksi tanpa hormon. induksi hormone dalam pakan dapat menghasilkan induk matang 100%. Dengan demikian, induksi hormon 1,16 mL.kg-1 induk dapat menginduksi 2,4 kali lebih cepat.Kata kunci:Betta splendens, maturasi, Oodev, oral
PENGARUH PEMBERIAN JENIS CACING BERBEDA SEBAGAI PAKAN TERHADAP TINGKAT KEMATANGAN GONAD IKAN PLATY (Xiphophorus maculates) Dedry Pantoni; Hendry Yanto; Tuti Puji Lestari
Jurnal Ruaya : Jurnal Penelitian dan Kajian Ilmu Perikanan dan Kelautan Vol 10, No 1 (2022): Jurnal Ruaya : Jurnal Penelitian dan Kajian Ilmu Perikanan dan Kelautan
Publisher : UNIVERSITAS MUHAMMADIYAH PONTIANAK

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.29406/jr.v10i1.3517

Abstract

Penelitian ini telah dilaksanakan di Laboratorium Terpadu Universitas Muhammadiyah Pontianak, jalan trans ambawang Kabupaten Kubu Raya Provinsi Kalimntan Barat. Waktu pelaksanaannya ± 40 hari, persiapan alat dan bahan, Penelitian ini bertujuan untut mempelajari apakah jenis pakan alami berupa cacing yang berbeda berpengaruh nyata terhadap tingkat kematangan gonad (TKG) ikan platy dan menentukan pakan alami berupa cacing yang sesuai untuk mempercepat tingkat kematangan gonad (TKG) ikan platy. Metode yang digunakan adalah metode eksperimen. Rancangan yang digunakan adalah rancangan acak lengkap (RAL) dengan 4 perlakuan dan 3 ulanggan. Variabel pengamatan meliputi tingkat kematangan gonad (TKG), indeks kematangan gonad (IKG), fekunditas telur, diameter telur, dan perubahan bobot ikan serta kualitas air. Hasil penelitian tingkat kematangan gonad terbaik terdapat pada perlakuan A (Tubifex sp), nilai indeks kematangan gonad (IKG) terbaik terdapat pada perlakuan A (Tubifex sp) dengan rata-rata IKG sebesar 10,23% , kemudian nilai fekunditas ikan platy yang terbaik terdapat pada perlakuan A (Tubifex sp) dengan rata-rata nilai fekunditas sebesar 40 butir, sedangkan diameter telur terbaik pada ikan platy terdapat pada perlakuan A (Tubifex sp) dengan rata-rata diameter telur berkisar 1,82 mm dan nilai perubahan bobot ikan platy terbaik terdapat pada perlakuan A (Tubifex sp) dengan rata-rata pertumbuhan bobot berkisar 1,21 %. Kualitas air yang diperoleh selama penelitian yaitu pH (7,4), suhu (27,80C), dan DO (7,9 ml/L) yang dapat mendukung kehidupan dan pertumbuhan ikan platy
PENGARUH PROBIOTIK RABAL PADA PAKAN DENGAN DOSIS BERBEDA TERHADAP LAJU PERTUMBUHAN BENIH IKAN JELAWAT (Leptobarbus hoevenii) Rachimi Rachimi; Tuti Puji Lestari; Ponadi Ponadi
Jurnal Ruaya : Jurnal Penelitian dan Kajian Ilmu Perikanan dan Kelautan Vol 10, No 1 (2022): Jurnal Ruaya : Jurnal Penelitian dan Kajian Ilmu Perikanan dan Kelautan
Publisher : UNIVERSITAS MUHAMMADIYAH PONTIANAK

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.29406/jr.v10i1.3679

Abstract

Penelitian ini bertujuan untuk mempelajari pengaruh probiotik rabal pada pakan buatan dengan dosis berbeda terhadap laju pertumbuhan benih ikan jelawat serta menemukan konsentrasi optimum probiotik rabal pada pakan terhadap pertumbuhan benih ikan jelawat dengan menggunakan metode Rancangan Acak Lengkap (RAL) yang terdiri dari 4 perlakuan dan 3 ulangan. Perlakuan A : kontrol, B : konsentrasi 10 ml probiotik / 100 gram pakan, C : konsentrasi 20 ml probiotik / 100 gram pakan, D : konsentrasi 30 ml probiotik / 100 gram pakan. Hasil penelitian menunjukan bahwa pemberian rabal pada pakan buatan dengan dosis berbeda terhadap laju pertumbuhan benih ikan jelawat berpengaruh sangat nyata (p
PENAMBAHAN TEPUNG KUNYIT DAN OODEV DALAM PAKAN TERHADAP DIAMTER TELUR DAN TINGKAT KEBUNTINGAN PADA INDUK IKAN BIAWAN (HELOSTOMA TEMMINCKII) mizan mizan; tuti puji lestari; hastiadi hasan; . farida
Jurnal Ruaya : Jurnal Penelitian dan Kajian Ilmu Perikanan dan Kelautan Vol 6, No 02 (2018): Jurnal Ruaya : Jurnal Penelitian dan Kajian Ilmu Perikanan dan Kelautan
Publisher : UNIVERSITAS MUHAMMADIYAH PONTIANAK

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | Full PDF (570.151 KB) | DOI: 10.29406/rya.v6i02.1017

Abstract

Menurunnya populasi ikan biawan di alam akibat kerusakan lingkungan habitat dan penangkapan berlebihan merupakan ancaman bagi kelestarian ikan ini, tujuan penelitian ini adalah untuk menentukan dosis terbaik tepung kunyit dan hormon oodev dalam peningkatan ukuran diameter telur dan tingkat kebuntingan ikan biawan. Metode penelitian ini adalah eksperimen.  Rancangan yang digunakan adalah Rancangan Acak Lengkap (RAL) dengan 3 perlakuan 4  ulangan yaitu perlakuan A 0% kunyit per kg pakan+Oodev 0 ml/kg, B perlakuan 3% tepung kunyit per kg pakan+Oodev 0,5 ml/kg C3% tepung kunyit per kg pakan+Oodev 1 ml/kg sedangkan variable pengamatan tingkat kebuntingan, waktu maturasi, diameter telu,r pertambahan bobot mutlak , tingkat kelangsungan hidup dan kualitas air.  Berdasarkan hasil penelitian menunjukkan bahwa pada perlakuan A tanpa kunyit dan Oodev memilik nilai diameter telur  terendah dengan rata 0.74 mm-0.85 mm untuk perlakuan B dengan diameter rata-rata 0.82 mm- 0.88 mm nilai hasil pengukuran diameter telur  tertinggi pada perlakuan C dengan rata-rata 0.81 mm-0.90 mm. Demikian juga pada tingkat kebuntingan terbaik pada perlakuan B dan C dengan persentasi 100% artinya mengalami siklus matang gonad lebih cepat dari perlakuan A yang tidak diberikan hormon dalam masa pemeliharaan 4-8 minggu.
PENGARUH PENGGUNAAN SISTEM BIOREMEDIASI DENGAN PENAMBAHAN PROBIOTIK PADA MEDIA PEMELIHARAAN TERHADAP PERTUMBUHAN BENIH IKAN MAS (CYPRINUS CARPIO) Yuda Saniswan; Hastiadi Hasan; Tuti Puji Lestari
Jurnal Ruaya : Jurnal Penelitian dan Kajian Ilmu Perikanan dan Kelautan Vol 9, No 1 (2021): Jurnal Ruaya : Jurnal Penelitian dan Kajian Ilmu Perikanan dan Kelautan
Publisher : UNIVERSITAS MUHAMMADIYAH PONTIANAK

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.29406/jr.v9i1.2614

Abstract

Ikan mas merupakan salah satu komoditas perikanan air tawar yang saat ini menjadi primadona di sub sektor perikanan, hal ini tentunya menjadikan peluang untuk pengembangan budidaya ikan mas. Perkembangan budidaya ikan mas mengakibatkan penambahan area budidaya dan penambahan air. Budidaya ikan mas tanpa pergantian air dapat menghemat pemakaian air sehingga lebih ekonomis, dan dapat dilakukan secara intensif. Pada sistem budidaya tanpa pergantian air terjadi masalah kualitas air pada budidaya ikan mas, yaitu menyebabkan akumulasi sisa pakan, feses, dan kualitas air yang buruk, sehingga menurunnya kualitas air budidaya dikarenakan tingginya buangan metabolit dan sisa pakan. Salah satu cara memperbaiki kualitas lingkungan budidaya adalah dengan pemberian probiotik. Penggunaan probiotik sangat bermanfaat dalam meningkatkan populasi bakteri agen bioremediasi karena bakteri probiotik dapat mencegah bakteri patogen agar tidak memperbanyak diri dalam media hidup hewan budidaya dengan melawan permunculan koloni bakteri lain sehingga diharapkan bakteri yang tumbuh merupakan bakteri agen bioremediasi dapat berpengaruh kepada terhadap media pemeliharaan benih ikan mas untuk laju pertumbuhan benih ikan mas dan mencari berapa dosis pemberian probiotik yang terbaik pada media pemeliharaan benih ikan mas sebagai agen bioremediasi terhadap laju pertumbuhan benih ikan mas. Secara umum penelitian ini bertujuan untuk mengetahui fungsi probiotik pada perlakuan budidaya ikan mas, dan secara khusus penelitian ini bertujuan untuk mendapatkan dan mengetahui nilai perlakuan dosis probiotik yang terbaik terhadap pengaruh laju pertumbuhan benih ikan mas. Prinsip utama yang diterapkan dalam penelitian ini adalah manajemen kualitas air yang didasarkan pada kemampuan probiotik untuk memanfaatkan N organik dan anorganik yang terdapat di dalam air. Pada kondisi C dan N yang seimbang dalam air, probiotik yang merupakan produk yang tersusun oleh biakan mikroorganisme hidup yang bersifat menguntungkan dan memberikan dampak bagi peningkatan keseimbangan mikroba pada lingkungan internal maupun eksternal.
JENIS DAN KARAKERISTIK BAKTERI PATOGEN PADA IKAN ARWANA SILVER (OSTEOGLOSSUM BICIRRHOSUM) YANG DILALULINTASKAN PADA STASIUN KIPM PONTIANAK Siti Monaton; Farida .; Tuti Puji Lestari; Triadana Sudarto
Jurnal Ruaya : Jurnal Penelitian dan Kajian Ilmu Perikanan dan Kelautan Vol 9, No 2 (2021): Jurnal Ruaya : Jurnal Penelitian dan Kajian Ilmu Perikanan dan Kelautan
Publisher : UNIVERSITAS MUHAMMADIYAH PONTIANAK

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.29406/jr.v9i2.3028

Abstract

Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui jenis dan karakteristik bakteri patogen, Mengetahui Prevalensi dan Dominasi bakteri pada Ikan Arwana Silver yang dilalulintaskan pada Stasiun KIPM Pontianak. Penelitian ini bersifat deksriptif data hasil penelitian akan disajikan dalam bentuk gambar dan tabel, data yang terkumpul dianalisis secara deksriptif. Data yang telah dikumpulkan diperkuat dari kutipan pustaka yang berhubungan dengan topik penelitian guna mendapatkan gambaran umum yang diperlukan Selama masa penelitian ditemukan 4 jenis bakteri Aeromonas hydrophila, Plesiomonas shigeliodes, Chromobacterium violaceum dan Pseudomonas anguilliseptica pada ikan arwana silver di Stasiun KIPM Pontianak. Jumlah ikan yang terserang bakteri Aeromonas hydrophila 43 sampel, bakteri Plesiomonas shigeliodes 24 sampel, Chromobacterium violaceum 32 sampel dan Pseudomonas anguilliseptica 8 sampel berdasarkan uji persumtif dari 107 ekor sampel ikan arwana silver yang diuji. Berdasarkan gejala klinis geripis pada sirip ekor, insang pucat, dan hati pucat. Tingkat prevalensi bakteri tertinggi adalah Chromobacterium violaceum pada musim kemarau yaitu dibulan Februari 2021 prevalensi 60% dan Aeromonas hydrophila dengan tingkat prevalensi sebanyak 57% yang terjadi dibulan November 2020. Dominasi tertinggi pada bakteri Aeromonas hydrophila sebesar 40,18% dan bakteri Chromobacterium violaceum sebesar 30,90%.
PENGARUH SUHU MEDIA PEMELIHARAAN TERHADAP LAJU PEMANGSAAN DAN PERTUMBUHAN LARVA IKAN LELE DUMBO (Clarias gariepinus) tuti puji lestari; eko dewantoro
Jurnal Ruaya : Jurnal Penelitian dan Kajian Ilmu Perikanan dan Kelautan Vol 6, No 1 (2018): Jurnal Ruaya : Jurnal Penelitian dan Kajian Ilmu Perikanan dan Kelautan
Publisher : UNIVERSITAS MUHAMMADIYAH PONTIANAK

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | Full PDF (396.565 KB) | DOI: 10.29406/rya.v6i1.923

Abstract

Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui kisaran suhu media pemeliharaan yang optimal terhadap laju pemangsaan dan pertumbuhan larva ikan lele. Penelitian ini dilaksanakan di laboratorium basah Fakultas Perikanan dan Kelautan Universitas Muhammadiyah Pontianak. Ikan uji yang digunakan adalah larva ikan lele dumbo ukuran 0.7 cm dipelihara dalam 12 akuarium ukuran 25x25x30 cm diisi air sebanyak 15 liter dengan kepadatan 5 ekor/liter. Perlakuan suhu yang dilakukan yaitu A= suhu 260C, B=280C, C=300C dan D=320C dengan 3 kali ulangan. Rancangan yang digunakan rancangan acak lengkap. Larva diberi pakan nauply artemia menggunakan metode ad satiasi dengan frekuensi 5 kali sehari. Hasil penelitian menunjukkan larva ikan lele dumbo dapat memangsaan plankton hingga mencapai 169 ind/jam, sehingga dapat menghasilkan laju pertumbuhan panjang dan bobot spesifik sebesar 22.69%/ hari dan 33.37%/hari pada suhu optimal berkisar antara 28.75 - 300C. Sehingga suhu yang optimal untuk meningkatkan laju pemangsan plankton dan pertumbuhan larva ikan lele berkisar antara 28.75-30oC