Claim Missing Document
Check
Articles

Found 4 Documents
Search

LITERASI MEDIA UNTUK MENGANTISIPASI BERITA PALSU (HOAX) DI MEDIA SOSIAL BAGI MASYARAKAT PULAU TIDUNG KEPULAUAN SERIBU Aulia Rahmawati; Krisanjaya Krisanjaya
Bahasa Indonesia Vol 16 No 01 (2019): Sarwahita : Jurnal Pengabdian Kepada Masyarakat
Publisher : Lembaga Penelitian dan Pengabdian Kepada Masyarakat

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | Full PDF (296.508 KB) | DOI: 10.21009/sarwahita.161.07

Abstract

Community Service is carried out by donating Training to Anticipate Fake News (Hoax) on Social Media, which is a pro-active form and participation of Universities in the Thousand Islands Police Resort program through the local government in overcoming the problem of media literacy (dissemination of hoax news), so that people can distinguish which information is correct and which information is fake or hoax so that the acceleration and effectiveness of development programs can be achieved which is marked by the better quality of public understanding related to false information (hoax) on social media. Media Literacy Training Anticipating Fake News (Hoax) in Social Media uses the Empowering 8 (E8) model approach. Post test results from 26 participants who took part in the training, there was a significant increase in value, namely as many as 26.56 points from the average value of the pre test value of 55 points with a value range of 20 to 70 points, to 74.56 points with a value range of 60 to 80 points Pengabdian kepada masyarakai ini dilaksanakan dengan mengadakan Pelatihan Literasi Media Mengantisipasi Berita Palsu (Hoax) Di Media Sosial, yang merupakan wujud pro aktif dan partisipasi Perguruan Tinggi terhadap program Polres Kepulauan Seribu melalui pemerintah setempat dalam mengatasi persoalan literasi media (penyebaran berita hoax), agar masyarakat bisa membedakan mana informasi yang benar dan mana informasi yang palsu atau hoax sehingga dapat tercapai akselerasi dan efektivitas program pembangunan yang ditandai oleh semakin baiknya kualitas pemahaman masyarakat terkait informasi yang palsu (hoax) pada media sosial. Pelatihan Literasi Media Mengantisipasi Berita Palsu (Hoax) Di Media Sosial menggunkan pendekatan model Empowering 8 (E8). Hasil post test dari 26 peserta yang mengikuti pelatihan, terdapat peningkatan nilai yang cukup signifikan, yakni sebanyak 26.56 poin dari nilai rata-rata nilai pretest adalah 55 poin dengan rentang nilai 20 s.d 70 poin, menjadi 74.56 poin dengan rentang nilai 60 s.d 80 poin
PENGEMBANGAN PETUNJUK PRAKTIS MEMBACA INFORMASI HUKUM DI MEDIA SOSIAL BAGI WARGA KAMPUNG SAWAH KELURAHAN JATIMURNI BEKASI Krisanjaya; Erfi Firmansyah; Aulia Rahmawati
Prosiding Seminar Nasional Pengabdian Kepada Masyarakat Vol 1 (2020): PROSIDING SEMINAR NASIONAL PENGABDIAN KEPADA MASYARAKAT - SNPPM2020
Publisher : Lembaga Penelitian dan Pengabdian kepada Masyarakat Universitas Negeri Jakarta

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | Full PDF (363.935 KB)

Abstract

Abstract Kampung Sawah as one of the Betawi communities has its own uniqueness, namely that there are three places of worship close to each other, with Muslims, Christians, and Catholics who still have family relations and have existed long before Indonesia's independence. This harmony is believed to be formed and still lasting because of the same customs, the same culture, the same language, even though the religions are different. This harmony can change if the information technology tools controlled by the citizens are not accompanied by a wise attitude in their use. The solution method adopted is through legal information literacy training through social media accompanied by pretest and posttest as a measure of success. The results of the training show that residents in Kampung Sawah have been able to use this activity as a literacy guide with a wise attitude towards legal information, both when obtaining, managing, and communicating the results of social media that have legal information. The training participants understand how to behave in order to obtain legal electronic information through social media by prioritizing truth value rather than benefits for the recipient, distinguishing electronic information through social media with correct, incorrect, or questionable content. Practical instructions that are designed are very important to improve literacy in reading legal information through social media so that residents and officials of Kelurahan Jatimurni have a wise attitude in obtaining, managing, and communicating legal information in the form of electronic information. Abstrak Kampung Sawah sebagai salah satu komunitas masyarakat Betawi memiliki keunikan tersendiri yaitu terdapat tiga tempat ibadah yang berdekatan, dengan pemeluk agama Islam, Kristen, dan Katolik yang masih ada hubungan keluarga dan terjalin sejak dulu sebelum Indonesia merdeka. Keharmonisan tersebut diyakini terbentuk dan tetap langgeng karena adat-istiadat yang sama, budaya sama, bahasa sama, meskipun agama berbeda. Keharmonisan tersebut dapat berubah apabila alat teknologi informasi yang dikuasai warga tidak dibarengi sikap bijak dalam penggunaannya. Metode pemecahan yang ditempuh adalah melalui pelatihan literasi informasi hukum melalui media social diertai pretes dan postes sebagai takaran keberhasilan. Hasil pelatihan menunjukkan bahwa warga di Kampung Sawah telah dapat menjadikan kegiatan ini sebagai pedoman berliterasi dengan sikap bijak terhadap informasi hukum, baik pada saat memperoleh, mengelola, maupun mengomunikasikan hasil bermediasosial yang memiliki informasi hukum. Peserta pelatihan memahami bagaimana seharusnya bersikap agar mendapat informasi elektronik yang bermuatan hukum melalui media sosial dengan cara mengutamakan nilai kebenaran daripada manfaat bagi penerima, membedakan informasi elektronik melalui media sosial yang benar isinya, salah isinya, ataupun diragukan isinya. Petunjuk praktis yang dirancang sangat penting untuk meningkatkan literasi membaca informasi hukum melalui media social sehingga warga dan aparatur kelurahan Jatimurni memiliki sikap bijak dalam memperoleh, mengelola, maupun mengomunikasikan informasi hukum berupa informasi elektronik.
PENGEMBANGAN PEMBELAJARAN MENGGUNAKAN QR CODE UNTUK MENINGKATKAN LITERASI SISWA DI SIT AL HARAKI DEPOK Aulia Rahmawati; Krisanjaya Krisanjaya; Gres Grasia Azmin
JURNAL PENGABDIAN AL-IKHLAS UNIVERSITAS ISLAM KALIMANTAN MUHAMMAD ARSYAD AL BANJARY Vol 8, No 1 (2022): AL-IKHLAS JURNAL PENGABDIAN
Publisher : Universitas Islam kalimantan MAB

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.31602/jpaiuniska.v8i1.4471

Abstract

ABSTRAKKegiatan pengabdian ini bertujuan untuk meningkatkan dan mengembangkan sistem pembelajaran di SDIT Al-Haraki.   Dengan adanya pengembangan dan perbaikan sistem di sekolah tersebut akan memberikan manfaat: 1) dapat meningkatkan keterampilan guru dalam membuat media pembelajaran elektronik; 2) dapat meningkatkan kualitas hasil pembelajaran; dan 3) dapat meningkatkan motivasi dan keterampilan siswa dalam menggunakan media elektronik. Untuk mengukur tingkat keberhasilan pelatihan, digunakan Model Evaluasi Empat Level Kirkpatrick yang diinisiasi oleh Donald Kirkpatrick (1996) yakni Reaction, Learning, Behavior dan Result. Namun karena pelaksanaan pelatihan dilaksanakan semasa pandemic Covid 19, maka evaluasi hanya dilakukan terhadap level 1 – 3 saja. Hasil evaluasi yang diperoleh dari hasil respon kuesioner dan penugasan peserta pelatihan, untuk level 1 (reaction), nilai rata-rata keseluruhan aspek sebesar 4.09 (baik), hasil evaluasi level 2 (learning)  berdasarkan penilaian hasil penugasan dan tanya jawab  saat pelatihan berlangsung diperoleh hasil bahwa materi dapat diterima dengan baik, dan hasil evaluasi level 3 (behavior) adalah baik dengan rincian bahwa mayoritas peserta merasa bahwa pengetahuan yang diperoleh dari pelatihan telah membantu mereka dalam menjalankan tugas secara efektif dengan nilai rata-rata 4.13, meperbaiki efisiensi dan kualitas kinierja dengan nilai rata-rata 4.32, dan merasa berkontribusi terhadap peningkatan output dengan nilai rata-rata 4.25.Kata Kunci: pelatihan guru; media pembelajaran; media elektronik; CQ Code.
EKOLEKSIKON KEMARITIMAN SEBAGAI MANIFESTASI PENGETAHUAN EKOLOGIS ORANG PULO DI PULAU PANGGANG, DKI JAKARTA Sigit Widiatmoko; NFN Krisanjaya; Nur Sekhudin
Widyaparwa Vol 51, No 1 (2023)
Publisher : Balai Bahasa Provinsi Daerah Istimewa Yogyakarta

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.26499/wdprw.v51i1.928

Abstract

This study aims to describe the form of lingual units and the meaning of the maritime ecolexicon of orang Pulo in Panggang Island, Jakarta. This study uses a qualitative approach. Data collection was carried out using literature study techniques by reading various literature, direct observation to Panggang Island, and interviewing local community leaders. Based on the results of data analysis, there were 68 maritime ecolexicon with lingual units in the form of 29 monomorphemic ecolexicons, 12 polymorphemic ecolexicons formed through reduplication and compounding processes, and 27 ecolexicon phrases. The meaning of the ecolexicon is categorized as fauna, flora, topography, and climate. The meaning of the ecolexicon in the category of fauna refers to fish, squid, crabs, and shell. The meaning of the ecolexicon in the category of flora refers to land plants and sea plants. The classification of biotic diversity (flora and fauna) is carried out based on traditional taxonomy. Ecolexicon meanings were also found in the topographical category referring to land and sea. The meaning of the ecolexicon in the category of climate refers to winds and ocean currents. All ecolexicons are manifestations of the ecological knowledge of orang Pulo which are obtained from experience, inheritance, and interactions with people outside the orang Pulo.Penelitian ini bertujuan untuk mendeskripsikan bentuk satuan lingual dan makna dari ekoleksikon kemaritiman orang Pulo di Pulau Panggang, Jakarta. Penelitian ini menggunakan pendekatan kualitatif. Pengumpulan data dilakukan melalui teknik studi pustaka dengan membaca berbagai literatur, observasi langsung ke Pulau Panggang, dan wawancara tokoh masyarakat setempat. Berdasarkan hasil analisis data, terdapat 68 ekoleksikon kemaritiman terdiri atas satuan lingual berbentuk monomorfemis sebanyak 29 ekoleksikon, polimorfemis sejumlah 12 ekoleksikon yang dibentuk melalui proses reduplikasi dan pemajemukan, dan frasa sebanyak 27 ekoleksikon. Berdasarkan tinjauan makna, ekoleksikon tersebut berkategori fauna, flora, rupabumi, dan iklim. Makna ekoleksikon berkategori fauna mengacu pada ikan, cumi-cumi, kepiting, serta kerang. Makna ekoleksikon berkategori flora mengacu pada tanaman darat serta tanaman laut. Pengklasifikasian ragam biotik (flora dan fauna) tersebut dilakukan berdasarkan taksonomi kerakyatan yang diperoleh secara tradisional. Makna ekoleksikon pun ditemukan berkategori rupabumi yang mengacu pada daratan dan lautan. Makna ekoleksikon berkategori iklim mengacu pada angin dan arus laut. Semua ekoleksikon merupakan manisfestasi pengetahuan ekologis orang Pulo yang diperoleh dari pengalaman, pewarisan, dan interaksi dengan masyarakat luar Pulo.