Claim Missing Document
Check
Articles

Found 6 Documents
Search

Analisis Anggaran Parsial Rakitan Komponen Teknologi Pengelolaan Tanaman Kentang secara Terpadu di Dataran Tinggi Sembiring, Asma; Rosliany, Rini
Jurnal Hortikultura Vol 21, No 4 (2011): DESEMBER 2011
Publisher : Indonesian Center for Horticultural Research and Development

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar

Abstract

Sistem produksi kentang intensif menggunakan bahan kimia sintesis telah melipatgandakan hasil, namun memberi dampak negatif terhadap lahan dan menyebabkan resistensi hama dan penyakit. Salah satu upaya mengatasinya ialah dengan pertanian ramah lingkungan menggunakan limbah organik sebagai pupuk dan kombinasi perlakuan subsoiling, solarisasi, serta tumpangsari tanaman kentang, dan tagetes sebagai pengganti pestisida. Penelitian ini bertujuan membandingkan penggunaan paket teknologi budidaya kentang secara terpadu di dataran tinggi berdasarkan teknologi Balai Penelitian Tanaman Sayuran (Balitsa) (cara pengolahan tanah, pemupukan, dan pengendalian Organisme Pengganggu Tumbuhan) dengan teknologi petani. Penelitian lapangan  dilakukan di lahan petani di Desa Ciburial Lembang dari bulan Mei sampai dengan September 2009. Perlakuan terdiri atas teknologi Balitsa dan teknologi petani yang dirancang berdasarkan hasil survei terhadap 24 responden petani kentang di Pangalengan, Garut, dan Lembang pada bulan April 2009. Hasil penelitian menunjukkan bahwa penerapan teknologi Balitsa tidak menghasilkan produksi yang lebih tinggi daripada teknologi petani, namun dapat menghemat biaya tenaga kerja, pupuk kandang, pupuk buatan, dan pestisida. Meskipun dalam penerapannya teknologi Balitsa membutuhkan biaya cukup besar untuk solarisasi, subsoiling, penanaman tagetes, penggunaan feromon sex, dan perangkap kuning, namun secara keseluruhan biaya yang dikeluarkan dengan teknologi petani lebih besar dibandingkan teknologi Balitsa dengan besar biaya masing-masing Rp536.735,21 dan Rp494.327,58. Analisis budget parsial penerapan teknologi Balitsa untuk luasan 100 m2 memberikan keuntungan tambahan sebesar Rp10.447,63 atau Rp1.044.763/ha. Hasil studi mengindikasikan perlunya pelaksanaan ulang penelitian serupa dengan skala yang lebih luas agar konsistensi hasil penelitian ini dapat dibuktikan dan ke depan teknologi ini dapat dimanfaatkan oleh petani untuk mengurangi biaya input produksi kentang. The objective of the study was to compare the IVEGRI’s potato integrated crop management to farmers’ practices. An on-farm trial was carried out in Ciburial Village of Lembang from May to September 2009. Potato integrated crop management components assembled in Indonesian Vegetable Research Institute (IVEGRI) was compared to simulated farmers’ practices. Farmers’ practices were derived from averaging the result of a prior farm survey to 24 potato farmers in Pangalengan, Garut, and Lembang. Results showed that IVEGRI’s technology does not provide a higher yield as compared to farmers’ practices. Even though the IVEGRI’s technology spends some additional costs for subsoiling, trap crop (Tagetes), sex pheromone, and yellow trap, but its total cost was still slightly lower thant of farmers Rp494,327.58 and Rp536,735.2 per m2 respectively. Partial budget analysis indicates that the IVEGRI’s technology provides additional net income as much as Rp10,447.63 per 100 m2 or Rp1,004,763 per ha. This study indicates a need to conduct similar research in a larger scale to seek for its consistency.
WEST JAVA POTATO FARMERS’ PREFERENCE ON THE QUALITY CHARACTERISTICS OF INDONESIAN VEGETABLES RESEARCH INSTITUTE POTATO VARIETIES Sembiring, Asma; Kusmana, K.
Jurnal Ilmiah Teknik Industri Vol. 19, No. 1, June 2020
Publisher : Muhammadiyah University Press

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.23917/jiti.v19i1.10209

Abstract

The availability of a high-quality potato seed will affect the increasing of Indonesia potato production. Indonesia Vegetables Research Institute (IVegRI) attempts to produce various high-quality potato varieties. The potatoes are needed to be disseminated to users. Therefore, they could create benefits in terms of increasing farmers' production and revenue. The objective of the study was to identify West Java potato farmers' preference for the seven potato varieties that have been released by IVegRI. The survey was carried out in Garut district, West Java province, Indonesia. Total, 32 potato farmers, participated in the survey from January to September 2019. The Perceived Quality (PQ) was used to analyze data. The result indicates three potato varieties preferred by potato farmers were Dayang sumbi, Sangkuriang, and Medians, respectively. The result would be useful for the IVegRI to create better potato varieties in the future.
G0 Potato Seed Production Management in Indonesia: An Overview and The Challenges Sembiring, Asma; Murtiningsih, Rini Roro; Kusmana, Kusmana
AGRARIS: Journal of Agribusiness and Rural Development Research Vol 7, No 1: January-June 2021
Publisher : Universitas Muhammadiyah Yogyakarta

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | Full PDF (796.272 KB) | DOI: 10.18196/agraris.v7i1.5943

Abstract

The availability of Indonesian potato seed and production of potato for consumption depends on the availability and quality of Generation 0 (G0) potato seed. This study aims to observe G0 potato seed production management in Indonesia. Data were collected through Focus Group Discussion (FGD) and survey. Thirty-seven G0 potato seed producers participated in the survey. Data were analyzed descriptively, while the feasibility of the farm budget of G0 potato production was calculated using the enterprise budget method. The results showed that the producers had challenges on capital to broaden the screen house to extend the production scale and limited plantlet availability. Meanwhile, they did not have any problems with other production aspects, such as controlling pests and diseases and the marketing of the G0 seed. Government supports to provide screen houses to fulfil producers' necessity and delegate the legality of potato plantlets are needed to create a better Indonesia's potato seed system.
Analisis Anggaran Parsial Rakitan Komponen Teknologi Pengelolaan Tanaman Kentang secara Terpadu di Dataran Tinggi Asma Sembiring; Rini Rosliany
Jurnal Hortikultura Vol 21, No 4 (2011): DESEMBER 2011
Publisher : Indonesian Center for Horticulture Research and Development

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.21082/jhort.v21n4.2011.p385-392

Abstract

Sistem produksi kentang intensif menggunakan bahan kimia sintesis telah melipatgandakan hasil, namun memberi dampak negatif terhadap lahan dan menyebabkan resistensi hama dan penyakit. Salah satu upaya mengatasinya ialah dengan pertanian ramah lingkungan menggunakan limbah organik sebagai pupuk dan kombinasi perlakuan subsoiling, solarisasi, serta tumpangsari tanaman kentang, dan tagetes sebagai pengganti pestisida. Penelitian ini bertujuan membandingkan penggunaan paket teknologi budidaya kentang secara terpadu di dataran tinggi berdasarkan teknologi Balai Penelitian Tanaman Sayuran (Balitsa) (cara pengolahan tanah, pemupukan, dan pengendalian Organisme Pengganggu Tumbuhan) dengan teknologi petani. Penelitian lapangan  dilakukan di lahan petani di Desa Ciburial Lembang dari bulan Mei sampai dengan September 2009. Perlakuan terdiri atas teknologi Balitsa dan teknologi petani yang dirancang berdasarkan hasil survei terhadap 24 responden petani kentang di Pangalengan, Garut, dan Lembang pada bulan April 2009. Hasil penelitian menunjukkan bahwa penerapan teknologi Balitsa tidak menghasilkan produksi yang lebih tinggi daripada teknologi petani, namun dapat menghemat biaya tenaga kerja, pupuk kandang, pupuk buatan, dan pestisida. Meskipun dalam penerapannya teknologi Balitsa membutuhkan biaya cukup besar untuk solarisasi, subsoiling, penanaman tagetes, penggunaan feromon sex, dan perangkap kuning, namun secara keseluruhan biaya yang dikeluarkan dengan teknologi petani lebih besar dibandingkan teknologi Balitsa dengan besar biaya masing-masing Rp536.735,21 dan Rp494.327,58. Analisis budget parsial penerapan teknologi Balitsa untuk luasan 100 m2 memberikan keuntungan tambahan sebesar Rp10.447,63 atau Rp1.044.763/ha. Hasil studi mengindikasikan perlunya pelaksanaan ulang penelitian serupa dengan skala yang lebih luas agar konsistensi hasil penelitian ini dapat dibuktikan dan ke depan teknologi ini dapat dimanfaatkan oleh petani untuk mengurangi biaya input produksi kentang. The objective of the study was to compare the IVEGRI’s potato integrated crop management to farmers’ practices. An on-farm trial was carried out in Ciburial Village of Lembang from May to September 2009. Potato integrated crop management components assembled in Indonesian Vegetable Research Institute (IVEGRI) was compared to simulated farmers’ practices. Farmers’ practices were derived from averaging the result of a prior farm survey to 24 potato farmers in Pangalengan, Garut, and Lembang. Results showed that IVEGRI’s technology does not provide a higher yield as compared to farmers’ practices. Even though the IVEGRI’s technology spends some additional costs for subsoiling, trap crop (Tagetes), sex pheromone, and yellow trap, but its total cost was still slightly lower thant of farmers Rp494,327.58 and Rp536,735.2 per m2 respectively. Partial budget analysis indicates that the IVEGRI’s technology provides additional net income as much as Rp10,447.63 per 100 m2 or Rp1,004,763 per ha. This study indicates a need to conduct similar research in a larger scale to seek for its consistency.
Yield components and seed attribute of nine varieties of open-pollinated chili. Azmi, Chotimatul; Sembiring, Asma; Kurniawan, Helmi
Jurnal AGRO Vol 11, No 1 (2024)
Publisher : Jurusan Agroteknologi

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.15575/23133

Abstract

Many studies related to chili varieties and productivity have been conducted. However, studies on the potential of seed production based on seed rendements to fulfil the need for chilli seeds are still limited. The study aimed to present rendement results, yield, and quality of the nine open-pollinated chilli seed varieties owned by the Indonesian Vegetable Research Institute (IVegRI), i.e. were Tanjung-2, Lembang 1, Ciko, Lingga, Kencana, Prima Agrihorti, Rabani Agrihorti, Carvi Agrihorti, and Branang, planted in a screen house. This study was conducted from January to December 2019. Cultivation techniques and seed certification followed the applicable Procedures. Data were analysed using descriptive methods. Observations were made on harvested fruits for yield and quality of seeds produced. The study revealed that Branang had the highest chili productivity (34.15 gm-2). Meanwhile, the highest seed rendement was Lembang 1 (5.48%). All varieties had good germination, namely above 75%. Based on the results, the breeders are expected to obtain information related to seed productivity from chili varieties owned by the Indonesian Vegetable Crops Research Institute (IVegRI). Penelitian terkait varietas dan produktivitas cabai telah banyak dilakukan. Akan tetapi, penelitian tentang potensi produksi benih berdasarkan rendemen benih untuk memenuhi kebutuhan benih cabai masih terbatas. Penelitian ini bertujuan untuk menyajikan hasil rendemen, daya hasil, dan mutu sembilan varietas benih cabai menyerbuk terbuka milik Balai Penelitian Tanaman Sayuran (Balitsa) yaitu Tanjung-2, Lembang 1, Ciko, Lingga, Kencana, Prima Agrihorti, Rabani Agrihorti, Carvi Agrihorti, dan Branang yang ditanam di rumah kaca. Penelitian ini dilaksanakan pada bulan Januari sampai dengan Desember 2019. Teknik budidaya dan sertifikasi benih mengikuti Prosedur yang berlaku. Data dianalisis dengan metode deskriptif. Pengamatan dilakukan terhadap buah yang dipanen untuk mengetahui daya hasil dan mutu benih yang dihasilkan. Hasil penelitian menunjukkan bahwa Branang memiliki produktivitas cabai tertinggi (34,15 gm-2). Sementara itu, rendemen benih tertinggi adalah Lembang 1 (5,48%). Semua varietas memiliki daya berkecambah yang baik, yaitu di atas 75%. Berdasarkan hasil penelitian ini diharapkan para pemulia tanaman dapat memperoleh informasi terkait produktivitas benih dari varietas cabai yang dimiliki Balai Penelitian Tanaman Sayuran (Balitsa).
Yield components and seed attribute of nine varieties of open-pollinated chili. Azmi, Chotimatul; Sembiring, Asma; Kurniawan, Helmi
Jurnal AGRO Vol. 11 No. 1 (2024)
Publisher : Jurusan Agroteknologi

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.15575/23133

Abstract

Many studies related to chili varieties and productivity have been conducted. However, studies on the potential of seed production based on seed rendements to fulfil the need for chilli seeds are still limited. The study aimed to present rendement results, yield, and quality of the nine open-pollinated chilli seed varieties owned by the Indonesian Vegetable Research Institute (IVegRI), i.e. were Tanjung-2, Lembang 1, Ciko, Lingga, Kencana, Prima Agrihorti, Rabani Agrihorti, Carvi Agrihorti, and Branang, planted in a screen house. This study was conducted from January to December 2019. Cultivation techniques and seed certification followed the applicable Procedures. Data were analysed using descriptive methods. Observations were made on harvested fruits for yield and quality of seeds produced. The study revealed that Branang had the highest chili productivity (34.15 gm-2). Meanwhile, the highest seed rendement was Lembang 1 (5.48%). All varieties had good germination, namely above 75%. Based on the results, the breeders are expected to obtain information related to seed productivity from chili varieties owned by the Indonesian Vegetable Crops Research Institute (IVegRI). Penelitian terkait varietas dan produktivitas cabai telah banyak dilakukan. Akan tetapi, penelitian tentang potensi produksi benih berdasarkan rendemen benih untuk memenuhi kebutuhan benih cabai masih terbatas. Penelitian ini bertujuan untuk menyajikan hasil rendemen, daya hasil, dan mutu sembilan varietas benih cabai menyerbuk terbuka milik Balai Penelitian Tanaman Sayuran (Balitsa) yaitu Tanjung-2, Lembang 1, Ciko, Lingga, Kencana, Prima Agrihorti, Rabani Agrihorti, Carvi Agrihorti, dan Branang yang ditanam di rumah kaca. Penelitian ini dilaksanakan pada bulan Januari sampai dengan Desember 2019. Teknik budidaya dan sertifikasi benih mengikuti Prosedur yang berlaku. Data dianalisis dengan metode deskriptif. Pengamatan dilakukan terhadap buah yang dipanen untuk mengetahui daya hasil dan mutu benih yang dihasilkan. Hasil penelitian menunjukkan bahwa Branang memiliki produktivitas cabai tertinggi (34,15 gm-2). Sementara itu, rendemen benih tertinggi adalah Lembang 1 (5,48%). Semua varietas memiliki daya berkecambah yang baik, yaitu di atas 75%. Berdasarkan hasil penelitian ini diharapkan para pemulia tanaman dapat memperoleh informasi terkait produktivitas benih dari varietas cabai yang dimiliki Balai Penelitian Tanaman Sayuran (Balitsa).