Annisa Rahmadanita
Unknown Affiliation

Published : 6 Documents Claim Missing Document
Claim Missing Document
Check
Articles

Found 6 Documents
Search

IMPLEMENTASI KEBIJAKAN SMART GOVERNMENT DALAM RANGKA MEWUJUDKAN SMART CITY DI KOTA BANDUNG Annisa Rahmadanita; Eko Budi Santoso; Sadu Wasistiono
Jurnal Ilmu Pemerintahan Widya Praja Vol 44 No 2 (2018)
Publisher : Lembaga Riset dan Pengkajian Strategi Pemerintahan (LRPSP), Institut Pemerintahan Dalam Negeri (IPDN)

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | Full PDF (751.662 KB) | DOI: 10.33701/jipwp.v44i2.279

Abstract

The application of smart city (especially in the aspect of smart government) in the city of Bandung is still focused on technology development, and seems to ignore the human and institutional dimensions. This study aims to describe and analyze the implementation of smart government policies in order to realize a smart city in the city of Bandung. The researcher used the theory presented by Grindle as a guide related to policy implementation. The researcher used a qualitative method with a descriptive approach. In collecting data, researchers conducted interviews with 37 informants, made observations with the participant as observer method, and collected documents about the implementation of smart government policies in order to realize smart cities. The results showed that (1) implementation of smart government policies in order to realize smart cities in the city of Bandung in general has a positive impact on target groups (target groups). Context of implementation (context of implementation) shows a condition that is not good while Content of policy shows good conditions. In this study the content of policy factor has more influence on outcomes / outcomes than factors of context of implementation. Because the implementation of the smart government policy in the city of Bandung is more influenced by content of policy than context of implementation, the researchers suggested to the Bandung City Government to maximize various conditions in the Content of Policy in order to improve the outcomes of implementing smart government policies that have been implemented.Keywords: Policy Implementation, Smart Government, Smart City
SMART GOVERNMENT DALAM RANGKA MEWUJUDKAN SMART CITY DI KOTA BANDUNG Eko Budi Santoso; Annisa Rahmadanita
Jurnal Ilmu Pemerintahan Widya Praja Vol 46 No 2 (2020): Oktober 2020
Publisher : Lembaga Riset dan Pengkajian Strategi Pemerintahan (LRPSP), Institut Pemerintahan Dalam Negeri (IPDN)

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.33701/jipwp.v46i2.1400

Abstract

This article describes the results of research conducted to determine the implementation of smart governance in supporting the realization of a smart city in Bandung, especially in implementing smart government. The research method is carried out with a descriptive qualitative approach based on the concept of smart governance according to Cohen (2014), which includes 3 dimensions, namely online services, infrastructure, and open government. The results showed that Smart government in order to realize a smart city in Bandung City, seen from these 3 dimensions, generally shows the characteristics that support the realization of a smart city in Bandung City. Of the three aspects, there is 1 (one) dimension whose characteristics are less supportive, namely the infrastructure aspect. In this infrastructure dimension, there are problems in terms of optical fiber shortages, server ownership and data center. There is also no infrastructure mapping according to the needs of the Bandung City Government in implementing smart government. Therefore it is suggested that the City Government of Bandung can prepare a map of the need for planning and infrastructure development in implementing smart government in order to realize a smart city in Bandung City. Kata Kunci: Smart Government, Smart City, Kota Bandung
LOKASI POTENSIAL SIMPUL PERSINGGAHAN TRANSPORTASI MENJADI PUSAT PERMUKIMAN PADA KORIDOR KOTA BENGKULU-PERBATASAN SUMATERA SELATAN Eko Budi Santoso; Annisa Rahmadanita
Jurnal Ilmiah Wahana Bhakti Praja Vol 11 No 1 (2021)
Publisher : Lembaga Riset dan Pengkajian Strategi Pemerintahan IPDN

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.33701/jiwbp.v11i1.2006

Abstract

The Bengkulu Province area is traversed by a primary arterial road that functions as a development axis that connects Bengkulu City with Palembang City, through Lubuk Linggau City, Rejang Lebong Regency, Kepahiang Regency, and Central Bengkulu Regency. The existence of the national primary arterial road corridor as the axis of development is often neglected in regional development. This research is in order to take advantage of the existence of the development axis corridor area, by identifying where are the potential locations of transportation stopover nodes (SPT) that are possible to be developed and which have high potentiality rankings to be developed into residential centers along the Bengkulu City-South Sumatra Border corridor? The research method is descriptive qualitative. Researchers try to photograph the real conditions that exist in the field by including authentic evidence from various data collection techniques carried out, by basing inhibition based on predetermined indicators based on Development Axes theory (Pottier, 1963 in Hilhorst, 1972) and SPT development theory on SP (Santoso, 2014). The conclusion of this study is that in the Bengkulu City-BTS primary arterial road corridor, South Sumatra (Lubuk Linggau), there are 48 potential locations for the development of the SPT into a Settlement Center (which is bigger) with 28 functional and 20 potential. In the Bengkulu City area, there are 5 potential locations with 4 functional and 1 location is still potential. In Bengkulu Tengah Regency, there are 23 potential locations with 14 functional and 10 potential. In Kepahiang Regency, there are 7 potential locations with 4 functional and 3 potential. In Rejanglebong Regency there are 15 potential locations, with 9 functional and 6 potential. As for recommendations related to differences in the development and functionality of potential locations, Regency/City and Provincial Governments need to develop different strategies for each type of potential location related to existing developments and weaknesses. Keywords: Potential Location, Transportation Stopover Node, Settlement Center
KINERJA DINAS PEMBERDAYAAN MASYARAKAT DAN DESA DALAM MENINGKATKAN KUALITAS APARATUR DESA DI KABUPATEN LAMANDAU PROVINSI KALIMANTAN TENGAH Margaretha Rumbekwan; Annisa Rahmadanita; Okky Irwanto Ajang; Eko Budi Santoso
Jurnal Ilmiah Wahana Bhakti Praja Vol 11 No 2 (2021)
Publisher : Lembaga Riset dan Pengkajian Strategi Pemerintahan IPDN

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.33701/jiwbp.v11i2.2218

Abstract

Penelitian ini bertujuan untuk mendapatkan data dan informasi pelaksanaan Kinerja Dinas Pemberdayaan Masyarakat dan Desa dalam meningkatkan kualitas aparatur desa di Kabupaten Lamandau, dengan menggunakan teori kinerja dari T.R. Mitchell dalam Serdamayanti, (2009). Mengetahui faktor-faktor penghambat kinerja DPMD, dan upaya dalam mengatasi hambatan dalam meningkatkan kinerja DPMD. Penelitian ini merupakan penelitian kualitatif dengan metode deskriptif dengan pendekatan induktif, teknik pengumpulan data yang digunakan dalam penelitian ini menggunakan teknik observasi, wawancara dan dokumentasi adapun dalam menganalisis data yaitu pengumpulan data, reduksi data, penyajian data dan penarikan kesimpulan. Hasil penelitian menunjukkan bahwa Kinerja Dinas Pemberdayaan Masyarakat dan Desa masih belum optimal dalam meningkatkan kualitas aparatur desa di Kabupaten Lamandau hal tersebut dilihat dari lima dimensi kinerja menurut T.R. Mitchell dimana tiga dimensi kinerjanya menunjukan performa masih belum optimal yaitu di dimensi Kualitas kerja, Kemampuan aparatur dan Disiplin kerja dan dua dimensi sudah cukup baik yaitu di dimensi Inisiatif dan Komunikasi. Kata Kunci: Kinerja, Peningkatan Kualitas Aparatur, Pemerintah Desa
Pemberdayaan Usaha Mikro Pengrajin Kain Tenun Ulap Doyo di Tenggarong Kabupaten Kutai Kartanegara Eko Budi Santoso; Reydonnyzar Moenek; Annisa Rahmadanita; Wahyu Ramadhani
Jurnal Ilmiah Wahana Bhakti Praja Vol 12 No 2 (2022)
Publisher : Lembaga Riset dan Pengkajian Strategi Pemerintahan IPDN

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.33701/jiwbp.v12i2.3036

Abstract

Kecamatan Tenggarong merupakan salah satu Kecamatan yang ada di Kabupaten Kutai Kartanegara Provinsi Kalimantan Timur yang memiliki khas kerajinan tangan kain tenun Ulap Doyo yang memiliki keindahan sangat khas membuat kain tenun Ulap Doyo banyak dibeli oleh konsumen akan tetapi permintaan para konsumen yang banyak belum dapat terpenuhi oleh para usaha mikro pengrajin kain tenun Ulap Doyo. Hal tersebut membuat Pemerintah Kecamatan Tenggarong terus berusaha mengembangkan potensi di bidang kerajinan melalui Dinas Koperasi dan UKM terutama dalam produksi kain tenun Ulap Doyo untuk memenuhi kebutuhan konsumen. Tujuan dari penelitian ini adalah untuk mengetahui dan menganalisis bagaimana pemberdayaan pengrajin kain tenun Ulap Doyo yang dilakukan Dinas Koperasi dan UKM Kabupaten Kutai Kartanegara dan kendala-kendala dalam pelaksanaannya. Metode yang digunakan yaitu metode kualitatif dengan pendekatan induktif. Teknik mengumpulkan data yang terjadi di lapangan menggunakan teknik observasi, wawancara, dan dokumentasi . Sebagai pisau analisis, penulis mempedomani pendapat dari Murtyoso (2015). Hasil penelitian menunjukkan bahwa pemberdayaan usaha mikro pengrajin kain tenun Ulap Doyo yang dilakukan oleh Dinas Koperasi dan UKM belum terlaksana dengan optimal. Hal ini dikarenakan karena ada nya kendala - kendala dalam pelaksanaan pemberdayaan. Berdasarkan hasil penelitian yang menjadi kendala adalah sumber daya manusia terbatas, modal yang kurang, serta bahan baku yang mulai langka. Dinas Koperasi dan UKM Kabupaten Kutai Kartanegara melakukan upaya untuk dapat mengoptimalkan pemberdayaan usaha mikro pengrajin kain tenun Ulap Doyo. Kata Kunci: Pemberdayaan Usaha Mikro, Kain Tenun, Ulap Doyo
PENGEMBANGAN OBJEK WISATA NAGARI TUO PARIANGAN DI KABUPATEN TANAH DATAR PROVINSI SUMATERA BARAT Eko Budi Santoso; Arwanto Arwanto; R. Nina Karina; Agil Rivaldo Hazmi; Annisa Rahmadanita
Jurnal Ilmiah Wahana Bhakti Praja Vol 13 No 2 (2023)
Publisher : Lembaga Riset dan Pengkajian Strategi Pemerintahan IPDN

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.33701/jiwbp.v13i2.3763

Abstract

Kabupaten Tanah Datar merupakan salah satu Kabupaten yang berada di Provinsi Sumatera Barat yang memiliki keanekaragaman budaya berupa potensi wisata yang dapat dikembangkan. Posisi dan letak Kabupaten Tanah Datar yang berada di tengah-tengah Provinsi. Salah satu potensi yang dimiliki Kabupaten Tanah Datar adalah objek wisata Nagari Tuo Pariangan, tetapi dalam melakukan pengembangan objek wisata Nagari Tuo Pariangan ini belum berjalan secara maksimal. Tujuan penelitian ini adalah untuk mengetahui, mendeskripsikan dan menganalisis tentang Pengembangan Objek Wisata Nagari Tuo Pariangan di Kabupaten Tanah Datar Provinsi Sumatera Barat. Metode penelitian yang digunakan adalah metode penelitian kualitatif dengan pendekatan induktif. Hasil dari penelitian menunjukkan bahwa berkaitan dengan kegiatan promosi Dinas Pariwisata, Pemuda dan Olahraga telah terbantu oleh Travel Budget dan promosi dilakukan melalui media sosial, brosur wisata dan pengenalan kepada para pejabat Negara yang datang ke kabupaten Tanah Datar. Aksesibilitas ketika menuju Nagari Tuo Pariangan hanya bisa menggunakan jalur darat yang bisa melalui dari Pariangan. Berikutnya, pelestarian kearifan lokal dan menjaga kebersihan telah dilakukan oleh seluruh pihak yang terkait dan Masyarakat Nagari Tuo Pariangan. Untuk produk wisata seperti atraksi wisata, cinderamata dan kuliner khas semuanya terdapat di sekitar objek wisata dan kendala yang ada di produk wisata terdapat di fasilitas. Berkaitan dengan sumber daya manusia, mengkaji tentang pemberdayaan pelaku usaha dan kualitas pelayanan wisata. Untuk pemberdayaan pelaku usaha telah dilakukan tetapi belum sempurna dalam pelaksanaannya dan untuk kualitas pelayanan masyarakat masih memanfaatkan swadaya masyarakat dan masih bersifat tradisional. Di sisi lain, untuk membentuk kepedulian masyarakat pihak yang terkait bekerja sama dengan Pokdarwis untuk menumbuhkan kepedulian masyarakat dalam merawat objek wisata yang mana rasa kepedulian ini sudah ada bagi masyarakat Nagari Tuo Pariangan. Terkait dengan keterlibatan masyarakat dalam menjaga kenyamanan untuk sekarang ini masyarakat hanya memberikan pelayanan yang seadanya bagi para wisatawan. Kesimpulannya, pengembangan objek wisata Nagari Tuo Pariangan masih belum optimal dikelola. Kata Kunci: Pengembangan Pariwisata, Objek Wisata, Pokdarwis, Nagari Tuo Pariangan.