Claim Missing Document
Check
Articles

Found 3 Documents
Search

IDENTIFIKASI BAKTERI ESCHERICHIA COLI(E.coli) DAN VIBRIOsp PADA IKAN ASAP DI KOTA TERNATE: IDENTIFIKASI BAKTERI ESCHERICHIA COLI(E.coli) DAN VIBRIOsp PADA IKAN ASAP DI KOTA TERNATE Nur M Ali; Nizmawaty Amra; Fahmi Abdul Hamid
Jurnal Kesehatan Vol 9 No 02 (2016): Jurnal Kesehatan Published By Poltekkes Ternate, November 2016
Publisher : UPPM Poltekkes Kemenkes Ternate

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | Full PDF (395.765 KB) | DOI: 10.32763/juke.v9i02.63

Abstract

Abstract : Ikan merupakan salah satu komoditas pangan yang mempunyai sifat mudah mengalami kerusakan (perisable), karena kandungan zat gizi seperti protein (18-30%) dan air yang cukup tinggi (70-80%) dimana merupakan media yang baik bagi perkembangan bakteri pembusuk maka ikan perlu dilakukan penanganan.Pengawetan ikan dengan cara pengasapan dapat mengurangi pertumbuhan bakteri. Beberapa bakteri yang dapat menyebabkan keracunan dan dicurigaiterdapat pada ikan asap antara lain bakteri Escherichia coli (E.coli) dan Vibriosp.Penelitian ini bertujuan untuk mengidentifikasi bakteri E.colidan VibrioSppada ikan asap diKota Ternate. Jenis penelitian yang digunakan Deskiptif dengan pendekatancross sectional.Populasi penelitian ini adalah seluruh pedagang yang menjual ikan asap di Kota Ternate.Sampel dalam penelitian ini adalah ikan asap yang di jual di Kota Ternate yang bersumber dari Kota Ternate, Kota Tidore dan Halmahera Selatan sebanyak 10 sampe dengan teknik Simple RandomSampling. .Hasil analisis menunjukkan bahwa,sebanyak 6 sampel (60/%) dinyatakan negatif mengandung E.coli dengan angka paling memungkinkan (APM/g) <3. Berdasarkan sumber sampel S1, S4, S6, S9 berasal dari Kota Ternate, sedangkan Sampel S5 dan Sampel S7 berasal dari Kota Tidore dan Kabupaten Halmahera Selatan. 4 sampel (40%) positif mengandung E.colidengan angka paling memungkinkan (APM) bervariasi yaitu sampel S2 dengan APM 240/gram, sampel S3 dengan APM 150/gram, sampel S8 dengan APM 1100/gram dan sampel S10 dengan APM 43/gram. Sedangkan untuk uji VibrioSpseluruh sampel(100%)tidak mengandung bakteri VibrioSp. Disimpulkan bahwa6 sampel dinyatakan negatif mengandung E.coli, 4 sampel positif mengandung E.coli dan seluruh sampel tidak mengandung bakteri VibrioSp.
Hubungan Asupan Makanan Sumber Protein dan Vitamin C dengan Proses Penyembuhan Luka Pasien Diabetes Mellitus Tipe 2 di Diabetes Center Kota Ternate nur m ali
Jurnal Kesehatan Vol 13 No 2 (2020): Jurnal Kesehatan yang diterbitkan oleh Poltekkes Ternate
Publisher : UPPM Poltekkes Kemenkes Ternate

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.32763/juke.v13i2.268

Abstract

Kota Ternate merupakan Kota dengan prevalensi diabetesi terbesar dibandingkan 9 Kabupaten/Kota di Maluku Utara yaitu 2,9%. Ulkus kaki diabetes (UKD) merupakan salah satu komplikasi kronik diabetes melitus yang sering dijumpai dan ditakuti karena pengelolaannya sering mengecewakan dan berakhir dengan amputasi, bahkan kematian (Yuanita, 2011). Pengelolaan  penyakit DM dengan komplikasi ulkus kaki difokuskan dengan menjaga keseimbangan kadar glukosa darah dalam memperlambat terjadinya komplikasi, memperbaiki dan menjaga keadaan umum termasuk status gizi. Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui hubungan makanan sumber protein dan vitamin C dengan penyembuhan luka pasien DM tipe 2.  Jenis penelitian non eksperimen dengan desain korelasional (Corelation Research). Hasil yang diperoleh bahwa Jumlah asupan protein tertinggi responden berada pada kategori kurang yaitu sebanyak 18 orang (60%) dan rendah adalah asupan lebih yaitu hanya 1 orang (3,3%). Asupan vitamin C tertinggi pada kategori kurang yaitu sebanyak 18 orang (60.%) dan jumlah terendah adalah sebanyak 12 orang (40%). jenis protein yang banyak di konsumsi adalah jenis asupan protein hewani yaitu sebanyak 29 orang (96,7%) dan hanya 1 orang (3,3%) yang mengkonsumsi jenis protein nabati. Asupan Jenis Vitamin C terbanyak adalah sayur dan buah yaitu sebanyak 14 orang (46,7%), sedangkan yang paling rendah adalah responden mengkonsumsi buah sebanyak 6 orang (20%). Dapat disimpulkan bahwa Tidak Ada hubungan antara asupan protein, jenis protein, asupan vitamin C dan jenis vitamin C dengan penyembuhan luka pasien DM tipe 2 di Diabetes Center Kota Ternate
ANALISIS REGRESI LOGISTIK BINER PADA KARAKTERISTIK DEMOGRAFI SOSIAL EKONOMI DAN INTERVENSI GIZI SPESIFIK BALITA STUNTING DI WILAYAH KERJA PUSKESMAS JAMBULA KOTA TERNATE Nofiandri Mochtar; Nur M Ali; Ansar Mursaha; Adhyanti
HOSPITAL MAJAPAHIT : JURNAL ILMIAH KESEHATAN POLITEKNIK KESEHATAN MOJOKERTO Vol 16 No 2 (2024): HOSPITAL MAJAPAHIT
Publisher : LPPM Sekolah Tinggi Ilmu Kesehatan Majapahit Mojokerto

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.55316/hm.v16i2.1066

Abstract

Stunting is a chronic nutritional problem that results from prolonged malnutrition. It is also considered a malnutrition status not only due to the height of the parents but also because of various socio-economic and demographic factors. These factors include family sizes, birth spacing of children, family socio-economic status, parental education levels, parental occupations, and specific nutritional interventions, such as Early Initiation of Breastfeeding (IMD), iron and folic acid supplementation (TTD), exclusive breastfeeding, complementary feeding (MP ASI), and immunization. This research aimed to analyze the influence of socio-economic demographic characteristics and specific nutritional interventions on families with stunted toddlers in the working area of the Jambula Community Health Center. The study employed an analytical survey design, with total sampling (non-probability sampling) involving a population of stunted toddlers. The results of this research showed the following associations between socio-economic demographic characteristics and stunting: number of family members (OR = 0.842, p = 0.043 < 0.05), birth spacing (OR = 9.3, p = 0.013 < 0.05), family socioeconomic status (OR = 11.8, p = 0.045 < 0.05), father’s education (OR = 0.49, p = 0.445 > 0.05), mother’s education (OR = 1.0, p = 0.979 > 0.05), and parental occupation (OR = 0.324, p = 0.11 > 0.05). Regarding specific nutritional interventions, significant factors were Early Initiation of Breastfeeding (IMD) (OR = 0.76, p = 0.024 < 0.05), iron and folic acid supplementation (TTD) (OR = 5.9, p = 0.02 < 0.05), exclusive breastfeeding (OR = 0.6, p = 0.015 < 0.05), complementary feeding (MP ASI) (OR = 0.678, p = 0.039 < 0.05), and immunization (OR = 1.6, p = 0.016 < 0.05). In conclusion, factors that significantly influence the incidence of stunting in toddlers in the Jambula Health Center working area include the number of family members, birth spacing, family socio-economic status, Early Initiation of Breastfeeding, iron and folic acid supplementation, exclusive breastfeeding, complementary feeding, and immunization