Claim Missing Document
Check
Articles

Found 2 Documents
Search

HUBUNGAN POLA MAKAN, RIWAYAT PENYAKIT INFEKSI, TINGGI BADAN ORANG TUA DAN SUMBER AIR MINUM DENGAN KEJADIAN STUNTING PADA BALITA 24--59 BULAN DI WILAYAH KERJA PUSKESMAS KALUMPANG, KOTA TERNATE Nofiandri Mochtar; Nur M. Ali
Hospital Majapahit (JURNAL ILMIAH KESEHATAN POLITEKNIK KESEHATAN MAJAPAHIT MOJOKERTO) Vol 13 No 1 (2021): HOSPITAL MAJAPAHIT
Publisher : LPPM Sekolah Tinggi Ilmu Kesehatan Majapahit Mojokerto

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | Full PDF (320.988 KB) | DOI: 10.5281/zenodo.4558409

Abstract

Masalah gizi merupakan hal yang penting bagi kelangsungan hidup manusia. Gizi yang berdampak serius terhadap kualitas Sumber Daya Manusia. Status gizi merupakan indikator kesehatan yang penting bagi balita karena anak usia di bawah lima tahun merupakan kelompok yang rentan terhadap kesehatan dan gizi yang dampak fisiknya diukur secara antropometri. Stunting adalah kondisi gagal tumbuh pada anak balita yang disebabkan oleh kekurangan gizi kronis sehingga anak terlalu pendek untuk usianya. Kekurangan gizi terjadi sejak bayi dalam kandungan hingga masa pada awal kelahirannya, akan tetapi hal ini baru dapat terlihat setelah anak berumur 2 tahun. Stunting disebabkan oleh kurangnya asupan zat gizi dalam waktu yang cukup lama dan biasanya diikuti dengan frekuensi anak yang sering sakit. Tujuan penelitian ini adalah untuk mengetahui hubungan antara pola makan, riwayat penyakit inferksi, tinggi badan orang tua dan sumber air minum dengan kejadian stunting pada balita usia 24-59 bulan di puskesmas kalumpang. Jenis penelitian ini adalah Analitik Observasional dengan desain crossectional. Penelitian ini akan dilaksanakan pada bulan Oktober - November Tahun 2020 di puskesmas Kalumpang Ternate. Populasi dari penelitian ini adalah Balita usia 24-59 bulan yang mengalami Stunting di wilayah kerja puskesmas kalumpang. Teknik Sampel yang digunakan dalam penelitian ini adalah accidental sampling Besar sampel dalam penelitian ini adalah 50. Data dianalisis dengan program komputer, dan disajikan dalam bentuk tabel dan narasi serta dilakukan pengujian analisis dengan menggunakan uji Coefficient Contingency. Hasil penelitian ini adalah ada hubungan antara pola makan (p=0,025), riwayat penyakit infeksi (p=0,045), tinggi badan orang tua (p=0,030) dengan kejadian stunting, sedangkan variable sumber air minum tidak ada hubungan (p=0,106) dengan kejadian stunting pada balita usia 24-59 bulan di wilayah kerja puskesmas kalumpang, kota Ternate.
ANALISIS REGRESI LOGISTIK BINER PADA KARAKTERISTIK DEMOGRAFI SOSIAL EKONOMI DAN INTERVENSI GIZI SPESIFIK BALITA STUNTING DI WILAYAH KERJA PUSKESMAS JAMBULA KOTA TERNATE Nofiandri Mochtar; Nur M Ali; Ansar Mursaha; Adhyanti
HOSPITAL MAJAPAHIT : JURNAL ILMIAH KESEHATAN POLITEKNIK KESEHATAN MOJOKERTO Vol 16 No 2 (2024): HOSPITAL MAJAPAHIT
Publisher : LPPM Sekolah Tinggi Ilmu Kesehatan Majapahit Mojokerto

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.55316/hm.v16i2.1066

Abstract

Stunting is a chronic nutritional problem that results from prolonged malnutrition. It is also considered a malnutrition status not only due to the height of the parents but also because of various socio-economic and demographic factors. These factors include family sizes, birth spacing of children, family socio-economic status, parental education levels, parental occupations, and specific nutritional interventions, such as Early Initiation of Breastfeeding (IMD), iron and folic acid supplementation (TTD), exclusive breastfeeding, complementary feeding (MP ASI), and immunization. This research aimed to analyze the influence of socio-economic demographic characteristics and specific nutritional interventions on families with stunted toddlers in the working area of the Jambula Community Health Center. The study employed an analytical survey design, with total sampling (non-probability sampling) involving a population of stunted toddlers. The results of this research showed the following associations between socio-economic demographic characteristics and stunting: number of family members (OR = 0.842, p = 0.043 < 0.05), birth spacing (OR = 9.3, p = 0.013 < 0.05), family socioeconomic status (OR = 11.8, p = 0.045 < 0.05), father’s education (OR = 0.49, p = 0.445 > 0.05), mother’s education (OR = 1.0, p = 0.979 > 0.05), and parental occupation (OR = 0.324, p = 0.11 > 0.05). Regarding specific nutritional interventions, significant factors were Early Initiation of Breastfeeding (IMD) (OR = 0.76, p = 0.024 < 0.05), iron and folic acid supplementation (TTD) (OR = 5.9, p = 0.02 < 0.05), exclusive breastfeeding (OR = 0.6, p = 0.015 < 0.05), complementary feeding (MP ASI) (OR = 0.678, p = 0.039 < 0.05), and immunization (OR = 1.6, p = 0.016 < 0.05). In conclusion, factors that significantly influence the incidence of stunting in toddlers in the Jambula Health Center working area include the number of family members, birth spacing, family socio-economic status, Early Initiation of Breastfeeding, iron and folic acid supplementation, exclusive breastfeeding, complementary feeding, and immunization