Claim Missing Document
Check
Articles

Found 6 Documents
Search

Negara Islam Adidaya Andi Muh. Taqiyuddin BN; St. Nurlaela Ali
Jurnal Al-Qalam: Jurnal Kajian Islam & Pendidikan Vol 12 No 2 (2020): Volume 12 Nomor 2 Desember 2020
Publisher : LP2M Institut Agama Islam Muhammadiyah Sinjai

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.47435/al-qalam.v12i2.474

Abstract

Abstrak Tujuan penelitian ini untuk mendeskripsikan, memaparkan tentang bagaimana Islam mampu menjadi negara Adidaya pada masa Dinasti Umayyah, dan untuk menjelaskan faktor-faktor apa yang mendukung Islam menjadi negara Adidaya pada masa Dinasti Umayyah. Penelitian ini merupakan penelitian kualitatif, jenis penelitian adalah library research dan menggunakan metode pendekatan historis. Metode pengumpulan data yang digunakan adalah studi literatur. Hasil penelitian menunjukan bahwa; 1) Negara adidaya adalah negara superpower, yaitu negara yang mampu memberikan pengaruh dan intervensi kepada negara-negara/wilayah lain. Islam memiliki pengaruh dan kekuatan yang besar, sehingga mampu memiliki wilayah yang luas dan mempunyai kemampuan untuk mengatur wilayah-wilayah tersebut. Islam sebagai adidaya berlangsung lama. Pada masa Dinasti Umayyah, Islam semakin kokoh dalam poros adidaya, terlebih lagi memang telah dibangun pondasi-pondasi adidaya itu pada masa sebelum Dinasti Umayyah berkuasa. Keadidayaan Islam dibuktikan dengan intonasi-intonasi dalam bidang militer, ekonomi, dan bidang-bidang lainnya, sehingga membuktikan keberhasilannya membangun peradaban dan menempatkannya dalam poros adidaya. 2) Faktor-faktor pendukung Islam sebagai adidaya pada masa Dinasti Umayyah khususnya, yaitu tidak dinafikan dari dua faktor. Faktor internal dan eksternal. Faktor Internal yaitu, ajaran dan nilai Islam, luasnya wilayah, dukungan militer, dan ekonomi. Adapun faktor eksternal yaitu, kelemahan imperium Persia dan Romawi timur. Kata Kunci: Islam, Negara Adidaya, dan Dinasti Umayyah Abstract The purpose of this study is to describe, to describe how Islam was able to become a superpower during the Umayyah dynasty and to explain what factors supported Islam to become a superpower during the Umayyah dynasty. This research is qualitative research, the type of research is library research and uses a historical approach method. The data collection method used was a literature study. The results showed that; 1) A superpower is a superpower, namely a country capable of exerting influence and intervention on other countries/regions. Islam has great influence and power so that it is able to have a wide area and has the ability to govern these areas. Islam as a superpower lasted a long time. During the Umayyad dynasty, Islam became stronger in the axis of superpower, especially since the foundations of this superpower were built before the Umayyad dynasty came to power. Islamic wealth is proven by intonations in the military, economic and other fields, thereby proving its success in building civilization and placing it on the axis of superpower. 2) The factors supporting Islam as a superpower during the Umayyah dynasty, in particular, namely two factors cannot be denied. Internal and external factors. Internal factors, namely, Islamic teachings and values, area size, military support, and economy. As for external factors, namely, the weakness of the Persian and Eastern Roman empires. Keywords: Islam, Superpower, and Umayyah Dynasty
KAJIAN LAFAL DARI SEGI LUAS DAN SEMPITNYA MAKNA (Lafal ‘Ām, Khāṣ, Amr, dan Nahiy) Sardiyanah Sardiyanah; Andi Muh. Taqiyuddin BN
Jurnal Naskhi: Jurnal Kajian Pendidikan dan Bahasa Arab Vol 3 No 1 (2021): Volume 3 Nomor 1 April 2021
Publisher : LP2M Institut Agama Islam Muhammadiyah Sinjai

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.47435/naskhi.v3i1.479

Abstract

Tujuan penelitian ini untuk mendeskripsikan, memaparkan tentang bagaimana kehujjahan lafal ‘Ām, Khāṣ, Amr, dan Nahiy, dan untuk menjelaskan Implementasi lafal ‘Ām, Khāṣ, Amr, dan Nahiy. Penelitian ini merupakan penelitian kualitatif, jenis penelitian adalah library research dan menggunakan metode pendekatan linguistik dan normatif. Metode pengumpulan data yang digunakan adalah studi literatur. Hasil penelitian menunjukan bahwa; 1) Lafal al-‘Ām sebelum di-takhṣiṣ, ada yang mengatakan bahwa dia adalah ḥujjah ẓanniyah dan ḥujjah qaṭ’iyyah. Kemudian lafal khāṣ adalah hujjah, karena para ulama sepakat bahwa dilālah-nya lafal khāṣ adalah qaṭ’i. Adapun lafal Amr dan Nahiy adalah bagian dari lafal khāṣ, kemudian dari sinilah dapat dipahami juga bahwa lafal Amr dan Nahiy dapat dijadikan sebagai hujah, karena dilālah-nya lafal khāṣ adalah qaṭ’iy. 2) Implementasi Lafal ‘Ām, Khāṣ, Amr, dan Nahiy masing-masing tidak hanya mencakup pada asalnya, namun luas cakupannya.
Reformulasi Haul Zakat di Masa Pandemi dalam Tinjauan Empat Mazhab Andi Muh. Taqiyuddin BN; Abdul Qadir Gassing; Muammar Muh. Bakry
Madani: Jurnal Ilmiah Multidisiplin Vol 1, No 9 (2023): Oktober
Publisher : Penerbit Yayasan Daarul Huda Kruengmane

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.5281/zenodo.10048022

Abstract

The major objective of this research was to investigate the concept of Zakat’s haul during the pandemic based on the opinions of four big Imams of Islam. In addition, this research also aimed to know the law of expediting the zakat before its haul. The methodological approach taken in this research was qualitative approach by using the library research method. The scientific approaches employed by the researcher were language and normative juridical approaches. This study indicated two major findings. Firstly, in general, it was apparent that no requirements are needed for Zakat’s haul on agricultural and fruit according to the majority of four scholars. While Hanafiyyah argued that one-year haul is a requirement for zakat including on agricultural products and fruits, Mālikiyyah and Syafi'iyyah contrastingly suggested that the completion of one year (haul) is a mandatory condition for zakat only on goods such as gold and silver, produces, and livestock and not for the materials such as minings, inventions, and agricultural products. In the similar vein, Hanabilah suggested that one-year haul requirement is only given on gold, silver, livestock and produces. Other types such as fruits, agricultural products, mining goods, ancient relics are not required to complete one-year haul. Secondly, it is worth noticing that despite the differences, the opinions of the four Imams regarding the importance of expediting the zakat payments are the same. It should be paid based on the condition of its Haul. Several implications were drawn from this research. Firstly, theoretically, there are no disputes among the opinions of four Imams regarding the law of immediacy on zakat payments. However, the difference in the understanding of their followers and certain Muslim communities that may causes various contradictions in understanding the issue. Secondlt, practically, it is expected for all the related parties such as BAZNAS (Zakat Management Body) to educate people related to the wrong paradigm occurring among muslims in Indonesia.
Application of Professional Zakat for State Civil Apparatus (Case Study of BAZNAS Sinjai Regency) Rahmawati Muin; Andi Muh. Taqiyuddin BN; Mukhtar Lutfi; Muammar Muh. Bakry; Achmad Musyahid
Indonesian Journal of Contemporary Multidisciplinary Research Vol. 2 No. 6 (2023): November 2023
Publisher : PT FORMOSA CENDEKIA GLOBAL

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.55927/modern.v2i6.6607

Abstract

The main problem of this research is how is the application of professional zakat for State Civil Apparatus (case study of BAZNAS, Sinjai Regency)? The main problem is then broken down into sub-problems or research questions, namely: What is the practice of managing professional zakat for ASN by the Sinjai Regency National Zakat Amil Agency (BAZNAS) within the Regency Regional Government? Sinjai. This type of research is classified as qualitative with the research approach used being: sociological. The informant in this research was the Chairman of BAZNAS district. Sinjai, Deputy Chair I, II, IV BAZNAS Kab. Sinjai, 4 professional zakat muzakki, and Head of the District's Regional Finance and Assets Agency. Sinjai. Furthermore, the data collection methods used were observation, interviews and documentation. Then, data processing and analysis techniques are carried out through three stages, namely: data collection, data reduction, data presentation, and conclusion drawing
KAJIAN LAFAL DARI SEGI LUAS DAN SEMPITNYA MAKNA (Lafal ‘Ām, Khāṣ, Amr, dan Nahiy) Sardiyanah Sardiyanah; Andi Muh. Taqiyuddin BN
Naskhi: Jurnal Kajian Pendidikan dan Bahasa Arab Vol 3 No 1 (2021): Volume 3 Nomor 1 April 2021
Publisher : IAI Muhammadiyah Sinjai

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.47435/naskhi.v3i1.479

Abstract

Tujuan penelitian ini untuk mendeskripsikan, memaparkan tentang bagaimana kehujjahan lafal ‘Ām, Khāṣ, Amr, dan Nahiy, dan untuk menjelaskan Implementasi lafal ‘Ām, Khāṣ, Amr, dan Nahiy. Penelitian ini merupakan penelitian kualitatif, jenis penelitian adalah library research dan menggunakan metode pendekatan linguistik dan normatif. Metode pengumpulan data yang digunakan adalah studi literatur. Hasil penelitian menunjukan bahwa; 1) Lafal al-‘Ām sebelum di-takhṣiṣ, ada yang mengatakan bahwa dia adalah ḥujjah ẓanniyah dan ḥujjah qaṭ’iyyah. Kemudian lafal khāṣ adalah hujjah, karena para ulama sepakat bahwa dilālah-nya lafal khāṣ adalah qaṭ’i. Adapun lafal Amr dan Nahiy adalah bagian dari lafal khāṣ, kemudian dari sinilah dapat dipahami juga bahwa lafal Amr dan Nahiy dapat dijadikan sebagai hujah, karena dilālah-nya lafal khāṣ adalah qaṭ’iy. 2) Implementasi Lafal ‘Ām, Khāṣ, Amr, dan Nahiy masing-masing tidak hanya mencakup pada asalnya, namun luas cakupannya.
Negara Islam Adidaya Andi Muh. Taqiyuddin BN; St. Nurlaela Ali
Al-Qalam: Jurnal Kajian Islam dan Pendidikan Vol 12 No 2 (2020): Volume 12 Nomor 2 Desember 2020
Publisher : LP2M Universitas Islam Ahmad Dahlan

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.47435/al-qalam.v12i2.474

Abstract

Abstrak Tujuan penelitian ini untuk mendeskripsikan, memaparkan tentang bagaimana Islam mampu menjadi negara Adidaya pada masa Dinasti Umayyah, dan untuk menjelaskan faktor-faktor apa yang mendukung Islam menjadi negara Adidaya pada masa Dinasti Umayyah. Penelitian ini merupakan penelitian kualitatif, jenis penelitian adalah library research dan menggunakan metode pendekatan historis. Metode pengumpulan data yang digunakan adalah studi literatur. Hasil penelitian menunjukan bahwa; 1) Negara adidaya adalah negara superpower, yaitu negara yang mampu memberikan pengaruh dan intervensi kepada negara-negara/wilayah lain. Islam memiliki pengaruh dan kekuatan yang besar, sehingga mampu memiliki wilayah yang luas dan mempunyai kemampuan untuk mengatur wilayah-wilayah tersebut. Islam sebagai adidaya berlangsung lama. Pada masa Dinasti Umayyah, Islam semakin kokoh dalam poros adidaya, terlebih lagi memang telah dibangun pondasi-pondasi adidaya itu pada masa sebelum Dinasti Umayyah berkuasa. Keadidayaan Islam dibuktikan dengan intonasi-intonasi dalam bidang militer, ekonomi, dan bidang-bidang lainnya, sehingga membuktikan keberhasilannya membangun peradaban dan menempatkannya dalam poros adidaya. 2) Faktor-faktor pendukung Islam sebagai adidaya pada masa Dinasti Umayyah khususnya, yaitu tidak dinafikan dari dua faktor. Faktor internal dan eksternal. Faktor Internal yaitu, ajaran dan nilai Islam, luasnya wilayah, dukungan militer, dan ekonomi. Adapun faktor eksternal yaitu, kelemahan imperium Persia dan Romawi timur. Kata Kunci: Islam, Negara Adidaya, dan Dinasti Umayyah Abstract The purpose of this study is to describe, to describe how Islam was able to become a superpower during the Umayyah dynasty and to explain what factors supported Islam to become a superpower during the Umayyah dynasty. This research is qualitative research, the type of research is library research and uses a historical approach method. The data collection method used was a literature study. The results showed that; 1) A superpower is a superpower, namely a country capable of exerting influence and intervention on other countries/regions. Islam has great influence and power so that it is able to have a wide area and has the ability to govern these areas. Islam as a superpower lasted a long time. During the Umayyad dynasty, Islam became stronger in the axis of superpower, especially since the foundations of this superpower were built before the Umayyad dynasty came to power. Islamic wealth is proven by intonations in the military, economic and other fields, thereby proving its success in building civilization and placing it on the axis of superpower. 2) The factors supporting Islam as a superpower during the Umayyah dynasty, in particular, namely two factors cannot be denied. Internal and external factors. Internal factors, namely, Islamic teachings and values, area size, military support, and economy. As for external factors, namely, the weakness of the Persian and Eastern Roman empires. Keywords: Islam, Superpower, and Umayyah Dynasty