Claim Missing Document
Check
Articles

Found 2 Documents
Search

Hubungan Berat Badan Dengan Kejadian Anemia Remaja Putri di Kabupaten Boyolali Yatty Destani Sandy; Didik Gunawan Tamtomo; Dono Indarto
Jurnal Dunia Gizi Vol 3, No 2 (2020): Edisi Desember
Publisher : Study Program of Nutrition, Public Health Faculty, Institut Kesehatan Helvetia

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.33085/jdg.v3i2.4744

Abstract

Latar Belakang; Masalah kesehatan global yang masih cukup tinggi pada remaja putri yaitu Anemia. Beberapa faktor penyebab anemia adalah usia menarche, obesitas, serta kurangnya asupan zat besi. Remaja putri yang memiliki berat badan lebih mengalami anemia karena penimbunan lemak di dalam jaringan adipose yang akan berpengaruh terhadap peningkatan kadar hepsidin sehingga mengganggu absorbsi besi di dalam tubuh. Tujuan; Menganalisis hubungan berat badan dengan kejadian anemia pada remaja putri di Kabupaten Boyolali. Metode; Observasional analitik dengan desain cross sectional. Populasi adalah seluruh remaja putri SMA di Boyolali. Sampel sebanyak 90 remaja putri dengan menggunakan teknik Multi Stage Sampling. Pengumpulan data berat badan diukur dengan antopometri dan pengukuran kadar hemoglobin menggunakan metode cyanmethemoglobin. Data di analisis menggunakan uji statistik chi square. Hasil; Sebanyak 51,1% remaja putri mengalami anemia dengan obesitas. Obesitas ditemukan  pada 87,8% remaja putri dengan berat badan lebih. Remaja putri dengan berat badan lebih berisiko untuk mengalami anemia sebanyak 6,273 kali (p = 0,013). Kesimpulan; Berat badan berhubungan positif dengan kejadian anemia. Remaja putri diharapkan dapat mengontrol berat badan dan mengkonsumsi makanan yang mengandung tinggi zat besi. Penyediaan suplementasi zat besi dimasukkan ke dalam program UKS.
Effect of Pumpkin Soygurt on Microbiota Balance in Diabetes Mellitus Model Rats Annisa Avelia; Didik Gunawan Tamtomo; Yulia Sari
Proceedings of the International Conference on Nursing and Health Sciences Vol 4 No 1 (2023): January-June 2023
Publisher : Global Health Science Group

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.37287/picnhs.v4i1.1681

Abstract

Microbiota imbalance in the gastrointestinal tract causes low-grade systemic inflammation, which triggers metabolic changes and insulin resistance to become diabetes mellitus. This condition can be controlled through synbiotic supplementation through pumpkin soygurt containing lactic acid bacteria and polysaccharides. This study aimed to analyze the effect of complementary therapy using pumpkin soygurt and metformin on the abundance of lactic acid bacteria and Escherichia coli in a rat model of diabetes mellitus. The research design is experimental with a post-test only. Male Wistar rats were divided into six groups; healthy rats (KS), DM rats (K-), DM+metformin rats (K+), DM+metformin+1 mL pumpkin soygurt rats (P1), DM+metformin+ 1.5 mL pumpkin soygurt rats (P2), DM + metformin + 2 mL of pumpkin soygurt (P3) rats. The test material was given for four weeks. The abundance of LAB and Escherichia coli was analyzed using a sample of the contents of the cecum with the method total plate count. Data were analyzed using the One way ANOVA test. This study showed a dysbiosis condition on K- (BAL 6.85 CFU/mL; Escherichia coli 8.80 CFU/mL) dan K+ (BAL 4,99 CFU/ml; Escherichia coli 7.67 CFU/mL). In the treatment group, eubiotics were maintained, with the best conditions in group P2 with a BAL of 7.46 CFU/mL and Escherichia coli 4,62 CFU/mL. The combination of pumpkin soygurt and metformin can maintain the balance of the gastrointestinal microbiota in DM model rats, especially lactic acid bacteria and Escherichia coli.