Penelitian ini bertujuan mengkaji pengembangan kompetensi sinematografi melaluipembelajaran kolaboratif di Desa Kepunduhan, Tegal dalam membangun praktik produksifilm berbasis komunitas. Di tengah arus perkembangan industri film yang didominasi produksiurban, fenomena sinema pedesaan yang berkembang dari inisiatif masyarakat menjadi isupenting untuk dikaji secara mendalam. Penelitian ini menggunakan pendekatan kualitatifdengan metode etnografi. Penelitian dilakukan selama 6 bulan dengan melibatkan 9 informankunci. Analisis dilakukan terhadap praktik produksi film Sumirah yang berhasil meraihpenghargaan di Festival Film Tegal 2022. Hasil penelitian menunjukkan bahwa masyarakatdesa mengembangkan model pembelajaran kolaboratif melalui sistem rembuk yangmengintegrasikan nilai-nilai gotong royong dengan teknik produksi film. Model ini terdiri daritiga komponen utama: struktur organisasi adaptif dengan sistem multiperan, proses kerjakolaboratif melalui praktik rembuk, dan mekanisme pemberdayaan melalui transfer pengetahuan antaranggota komunitas. Melalui model ini, masyarakat berhasilmengembangkan kompetensi sinematografi dengan memanfaatkan potensi lokal, mulai daripenggunaan lokasi alami sebagai setting, optimalisasi pencahayaan natural, hinggapengembangan narasi berbasis kearifan lokal. Keberhasilan model ini membuktikan bahwapembelajaran kolaboratif dapat menjadi strategi efektif dalam pengembangan kompetensisinematografi di tingkat komunitas pedesaan.