Jimmy Setiawan
Mahasiswa Prodi Teknik Sipil Universitas Kristen Petra

Published : 5 Documents Claim Missing Document
Claim Missing Document
Check
Articles

Found 5 Documents
Search

KRITISI DESAIN PSEUDO ELASTIS PADA BANGUNAN BERATURAN 6- DAN 10-LANTAI DENGAN DENAH PERSEGI PANJANG DI WILAYAH 6 PETA GEMPA INDONESIA Setiawan, Jimmy; Kopaloma, Victor; Lumantarna, Benjamin
Jurnal Dimensi Pratama Teknik Sipil Vol 1, No 1 (2012)
Publisher : Jurnal Dimensi Pratama Teknik Sipil

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | Full PDF (78.005 KB)

Abstract

Metode Pseudo Elastis merupakan sebuah metode desain alternatif yang dikembangkan untuk perencanaan bangunan yang didesain terhadap gempa selain metode Desain Kapasitas. Perencanaan Pseudo Elastis memperbolehkan terjadinya sendi-sendi plastis pada ujung atas dan bawah kolom interior, sedangkan kolom eksteriornya harus berperilaku elastis penuh, kecuali ujung bawah kolom lantai dasar. Pola keruntuhan yang diharapkan setelah terjadi gempa merupakan partial side sway mechanism. Untuk menjamin terjadinya distribusi gaya geser pada kolom eksterior, maka diperlukan pembesaran gaya dalam kolom elastis akibat gempa berupa Faktor Pengali (FP). Tujuan penelitian ini adalah menguji asumsi penyaluran gaya geser dasar pada desain Pseudo Elastis dan menguji terjadinya partial side sway mechanism pada bangunan beraturan 6- dan 10-lantai berdenah persegi panjang di wilayah 6 peta gempa Indonesia. Kinerja bangunan diperiksa dengan metode dynamic non-linear time history analysis. Hasil penelitian menunjukkan bahwa asumsi penyaluran gaya geser dasar pada desain Pseudo Elastis tidak selalu terjadi pada bangunan yang ditinjau.Untuk hasil kinerja bangunan, partial side sway mechanism terjadi pada bangunan 6-lantai untuk arah memanjang dan melintang, dan bangunan 10-lantai pada arah memanjang bangunan, sedangkan arah melintangnya tidak terjadi karena mengalami soft storey di lantai ke-2.
Yang Terlupakan dan Terabaikan: Dimensi Eskatologis Perjamuan Kudus Setiawan, Jimmy
Veritas : Jurnal Teologi dan Pelayanan Vol 12 No 1 (2011)
Publisher : Sekolah Tinggi Teologi SAAT

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | Full PDF (15.698 KB)

Abstract

Patut diakui, penganaktirian dimensi eskatologis Perjamuan Kudus sering kali disebabkan oleh ketidakmengertian kita. Itu sebabnya penulis berkeyakinan bahwa perlu adanya penggalian ulang akan arti penting dimensi eskatologis dari Perjamuan Kudus. Tulisan ini adalah sebuah undangan bagi kita semua untuk kembali merangkul dimensi eskatologis Perjamuan Kudus. Di dalamnya akan dipaparkan fakta bahwa dimensi eskatologis Perjamuan Kudus sejatinya adalah pengajaran dari firman Tuhan sendiri dan betapa melekatnya dimensi eskatologis dalam praktik Perjamuan Kudus gereja mula-mula. Kemudian disambung dengan refleksi untuk praktik Perjamuan Kudus di masa sekarang: Apa signifikansi dimensi eskatologis dalam Perjamuan Kudus kita? Tulisan ini akan ditutup dengan pelbagai tips praktis untuk memasukkan dan menampilkan dimensi eskatologis dalam praktik Perjamuan Kudus masa kini.
Menggagas Signifikansi Gestur Tubuh dalam Ibadah Korporat Gereja-Gereja Protestan Setiawan, Jimmy
Veritas : Jurnal Teologi dan Pelayanan Vol 13 No 1 (2012)
Publisher : Sekolah Tinggi Teologi SAAT

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | Full PDF (15.342 KB)

Abstract

Penulis akan mengkaji pemahaman yang biblikal tentang arti gestur penyembahan. Penulis akan mulai dengan survei ringkas tentang teologi tubuh di mana penulis menggali apa pandangan Alkitab terhadap tubuh. Saat mengupas teologi tubuh, penulis memperlihatkan implikasi-implikasi praktisnya terhadap penyembahan. Teologi tubuh penting untuk ditegakkan karena ini menjadi dasar bagi penulis untuk selanjutnya merumuskan tiga signifikansi dari gestur liturgikal yaitu sebagai pengungkapan, pelibatan, dan pembelajaran. Tentu saja keseluruhan artikel ini hendak menegaskan betapa pentingnya bagi kita untuk merangkul tindakan liturgikal sebagai salah satu sarana penting bagi pertumbuhan rohani setiap kita melalui konteks ibadah korporat.  
Ibadah Trinitarian: Definisi, Implikasi, dan Aplikasi Setiawan, Jimmy
Veritas : Jurnal Teologi dan Pelayanan Vol 14 No 2 (2013)
Publisher : Sekolah Tinggi Teologi SAAT

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | Full PDF (15.161 KB)

Abstract

Pada hakikatnya, ibadah kristiani adalah ibadah yang bersifat trinitarian. Artinya, ibadah berdasarkan karya Allah Tritunggal. Penulis merumuskan ibadah trinitarian sebagai ibadah yang ditujukan untuk kemuliaan Bapa dan hanya dimungkinkan melalui karya Kristus yang diterapkan oleh Roh Kudus dalam diri orang-orang percaya. Bapa surgawi menjadi tujuan ultima dari seluruh penyembahan korporat karena Dia adalah sumber dari segalanya. Karya Kristus sebagai Imam menghantar serta menyempurnakan ibadah kita di hadapan Bapa. Kita dapat menerima dan mengalami manfaat karya Kristus karena pekerjaan Roh Kudus. Dua implikasi penting lahir dari ibadah trinitarian, yaitu berpusat pada Kristus (christological) dan menekankan hubungan yang penuh kasih di antara sesama umat Tuhan (relational). Kristus menjadi fokus ibadah karena Dia merupakan perwujudan terbaik dan puncak karya penebusan dari Allah Tritunggal atas dunia ini. Sedangkan, kasih dalam Tubuh Kristus menjadi cerminan yang sepatutnya dari hubungan internal dari Allah Tritunggal.
Pengaruh Keteladanan Guru Pendidikan Agama Kristen Dalam Pembentukan Karakter Anak Yang Berkebutuhan Khusus Di Sekolah Minggu Gereja Kristen Setia Indonesia Menining Christia, Verra Ria; Iswahyudi, Iswahyudi; Setiawan, Jimmy; Bintoro, Wahyu
Indonesia Journal of Religious Vol. 4 No. 2 (2021): Indonesian Journal of Religious, Vol.4, No.2 (October 2021)
Publisher : UPPM - Sekolah Tinggi Teologi Indonesia Jakarta

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.46362/ijr.v4i2.2

Abstract

The teacher's example in character building is the beginning of making children with special needs qualified. The teacher's example is the basis for producing children with special needs to be of good character. It turns out that in creating the formation of children's character, it must be based on various aspects, one of which is seen from the teacher, so that children can imitate the attitudes and examples of their own teachers. The example of a teacher can be seen in daily activities with children with special needs, there will be clearly seen how the example of a teacher in educating children with special needs is. A teacher has the task of educating, instilling good character in children with special needs. This writing tries to find the influence of the teacher's example in shaping the character of children with special needs. The teacher's example is the basis for the formation of the child's character, and the teacher must also be a good example for children with special needs. Various tools and facilities that become supporters in creating a comfortable atmosphere are needed in the teaching process so that the child's learning process is not boring. The main purpose of the research is to find out how much influence the example of a teacher sees by children with special needs in character building.   Keteladanan guru dalam pembentukan karakter merupakan awal menjadikan anak berkebutuhan khusus berkualitas. Keteladanan guru menjadi dasar supaya menghasilkan anak-anak yang berkebutuhan khusus menjadi berkarakter yang baik. Ternyata, dalam menciptakan pembentukan karakter anak, harus didasari oleh berbagai aspek salah satunya adalah dilihat dari gurunya, sehingga anak dapat menirukan sikap dan keteladanan yang dimiliki oleh gurunya sendiri. Keteladanan seorang guru dapat dilihat dalam kegiatan sehari-hari bersama anak yang berkebutuhan khusus, di situ akan terlihat dengan jelas bagaimana keteladanan seorang guru dalam mendidik anak yang berkebutuhan khusus tersebut. Seorang guru memiliki tugas mendidik, menanamkan karakter yang baik kepada anak berkebutuhan khusus. Penulisan ini mencoba mencari pengaruh atas pengarug keteladanan guru dalam pembentukan karakter anak berkebutuhan khusus. Keteladanan yang dimiliki guru menjadi dasar pembentukan karakter anak, dan guru juga harus bisa menjadi contoh yang baik bagi anak yang berkebutuhan khusus. Berbagai alat dan sarana yang menjadi pendukung dalam menciptakan suasana yang nyaman sangat dibutuhkan dalam proses mengajar agar proses belajar anak tidak membosankan. Tujuan utama dari penelitian adalah untuk mengetahui seberapa besar pengaruh keteladanan seorang guru yang dilihat oleh anak berkebutuhan khusus dalam pembentukan karakter.