Tuty Swarni Sinaga
Program Studi D III Fisioterapi, Fakultas Kesehatan; Universitas Efarina

Published : 5 Documents Claim Missing Document
Claim Missing Document
Check
Articles

Found 5 Documents
Search

Penatalaksanaan Fisioterapi Pada Kasus Cerebral Palsy Spastik Qudriplegi Tipe Ekstensi di Rumah Sakit Efarina Pangkalan Kerinci Tuty Swarni Sinaga
2-TRIK: TUNAS-TUNAS RISET KESEHATAN Vol 6 (2016): Nomor Khusus Hari Kesehatan Nasional
Publisher : FORUM ILMIAH KESEHATAN

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.33846/2trik6hkn10

Abstract

Latar Belakang: cerebral palsy spastik quadriplegia adalah gangguan postur badan gangguan gerakan yang bersifat non progresif yang disebabkan oleh karena lesi atau perkembangan abnormal pada otak yang sedang tumbuh atau belum selesai pertumbuhannya yang ditandai dengan peningkatan reflex tendon, hiperkontraktilitas pada keempat ekstremitas dan klonus yang terjadi pada anggota gerak bawah. modalitas yang diberikan pada kondisi ini Terapi Latihan passive exercise, latihan berguling, dan Nebulizer. Tujuan: Untuk mengetahui manfaat pemberian modalitas terapi latihan dalam mengurangi spastisitas, meningkatkan motorik kasar, serta manfaat nebulizeruntuk mengurangisputum. Metode: Metode Fisioterapi yang digunakan dalam kasus tersebut yaitu dengan modalitas terapi latihan, serta nebulizer dan evaluasi dengan metode pengukuran spastisitas dengan skala Asworth, motorik kasar (GMFM), dan evaluasi keluarnya sputum. Hasil: Setelah dilakukan 6 kali terapi didapatkan hasil tidak adanya penurunan spastisitas, tidak mengalami peningkatkan kemampuan fungsional, dan keluarnya sputum. Kesimpulan: Pada kasus tersebut modalitas terapi latihan passive exercise dan latihan berguling belum mampu mengurangi spastisitas dan meningkatkan motorik kasar serta meningkatkan kemampuan fungsional. Tetapi didapatkan hasil berupa keluarnya sputum dengan terapi nebulizer. Kata kunci: cerebral palsy spastik qudriplegi; fisioterapi
Terapi Latihan Pada Motor Delayed Akibat Hipotiroid di Rumah Sakit Efarina Etaham Berastagi Tahun 2016 Tuty Swarni Sinaga
2-TRIK: TUNAS-TUNAS RISET KESEHATAN Vol 10, No 3 (2020): Agustus 2020
Publisher : FORUM ILMIAH KESEHATAN

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.33846/2trik10311

Abstract

Motor delay is a condition that effects body functions or structure, and make limitation physical activities such as crawling, walking, grabbing or daily activities and may limit the participation and physical activites in children. One of the factors causing motor delayed is the hypothyroid hormone. Thyroid hormone has a vital role in the growth, metabolism, and regulation of body fluids. Thyroid hormone deficiency cause growth failure, and mental retardation. Early detection of motor delay can be done by using Denver Development Screening Test (DDST). This test is done with the purpose to follow the process of child development, to overcome early if found development delay. Physiotherapy is needed to deal with delays in motor development. Therapeutic exercise is one of the modalities of physiotherapy in motor improvement using body movement exercises either actively or passively. Keywords: motor delay; hypothyroid; therapeutic exercise ABSTRAK Motor delay adalah kondisi yang mempengaruhi fungsi tubuh atau stuktur, dapat membatasi aktivitas fisik seperti merangkak, berjalan, meraih atau aktivitas sehari-hari dan dapat membatasi partisipasi dan aktivitas fisik pada anak. Salah satu faktor yang menyebabkan motor delayed adalah hormon hipotiroid. Hormon tiroid memiliki peran vital dalam pertumbuhan, metabolisme, dan pengaturan cairan tubuh. Kekurangan hormon tiroid dapat menyebabkan kegagalan pertumbuhan, juga dapat mengakibatkan keterbelakangan mental pada penderitanya. Deteksi dini keterlambatan motorik dapat dilakukan dengan menggunakan DDST II (Denver Development Screening Test). Tes ini dilakukan dengan tujuan untuk mengikuti proses perkembangan anak, dan mengatasi secara dini bila ditemukan keterlambatan perkembangan. Fisioterapi diperlukan untuk menangani keterlambatan perkembangan motorik. Terapi latihan adalah salah satu modalitas fisioterapi dalam proses perbaikan motorik dengan menggunakan latihan- latihan gerakan tubuh baik secara aktif maupun pasif. Terapi latihan yang diberikan oleh fisioterapi pada anak dengan hormon hipotiroid, diharapkan dapat memberikan kemajuan perkembangan pada anak tersebut sehingga dapat mencapai tingkat perkembangan yang seoptimal mungkin sesuai dengan usia anak. Kata kunci: motor delay; hormon hipotiroid; terapi latihan
Hubungan Dukungan Keluarga Dengan Kepatuhan Pengobatan Pasien Post Stroke Di Poli Syaraf RSUD Tuan Rondahaim Kabupaten Simalungun 2017 Tuty Swarni Sinaga
2-TRIK: TUNAS-TUNAS RISET KESEHATAN Vol 10, No 2 (2020): Mei 2020
Publisher : FORUM ILMIAH KESEHATAN

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.33846/2trik10209

Abstract

Family support is family attitudes, actions and acceptance of family members. The problem found in this study is the lack of support to the treatment of post-stroke patients. The purpose of this study was to determine family support with medication adherence. The method in this study is cross sectional analytic survey to determine the relationship of variables with spearman statistical tests. The sample in this study were 54 patient at Simalungun District Hospital. This research instruments questionnaire for family support and medication adherence. From the results of the Spearman statistical test, p value = 0.00 which means there is asignifican trelationship between family support and medication adherence. From the re sults of the study, it was found that the percentage of good family support was 72%, family support was 19% and family support was less than 9%. While the results of the percentage of treatment adherence obtained good treatment adherence 72%, treatment compliance was 26% and treatment compliance wasless 2%. The relationship in this study can be due to the high motivation of patients and their families to recover from post stroke. From the results above it can be concluded that family supports in large part good with a percentage of 72% because of the high concern for the family towards their family members. And most of the treatment compliance is good with a percentage of 72% due to the influence of good family support. Based on the results of the conclusions above, it is necessary to motivate families to always provide family support to their members. Keywords: family support; treatment compliance ABSTRAK Dukungan keluarga merupakan sikap, tindakan dan penerimaan keluarga terhadap anggota keluarganya. Masalah yang ditemukan pada penelitian ini adalah kurangnya dukungan dalam kepatuhan pengobatan pasien post stroke. Tujuan penelitian ini adalah mengetahui dukungan keluarga dengan kepatuhan pengobatan. Metode dalam penelitian ini adalah survey analitik cross sectional untuk mengetahui hubungan variabel dengan uji spearman. Sampel pada penelitian ini adalah 54 pasien di Poli Syaraf RSUD Kabupaten Simalungun. Instrumen penelitian ini menggunakan kuesioner dan persentase pada dukungan keluarga dan kepatuhan pengobatan. Dari hasil penelitian uji statistik spearman didapatkan nilai p=0,00 yang artinya terdapat hubungan yang signifikan antara dukungan keluarga dengan kepatuhan pengobatan. Dari hasil penelitian didapatkan persentase dukungan keluarga baik 72%, dukungan keluarga cukup 19% dan dukungan keluarga kurang 9%. Sedangkan hasil persentase kepatuhan pengobatan didapatkan kepatuhan pengobatan baik 72%, kepatuhan pengobatan cukup 26% dan kepatuhan pengobatan kurang 2%. Adanya hubungan pada penelitian ini dapat dikarenakan tingginya motivasi pasien dan keluarganya untuk pulih dan sembuh dari post stroke. Dari hasil diatas dapat disimpulkan bahwa dukungan keluarga sebagaian besar baik dengan persentase72% karena tingginya kepedulian keluarga terhadap anggota keluarganya. Dan sebagaian besar kepatuhan pengobatan baik dengan persentase 72%, karena pengaruh dukungan keluarga yang baik. Berdasarkan hasil kesimpulan diatas, maka perlu dilakukan motivasi kepada keluarga untuk selalu memberikan dukungan keluarga kepada anggotanya. Kata kunci: dukungan keluarga; kepatuhan pengobatan
EFEKTIVITAS PEMBERIAN PILATES EXERCISE TERHADAP FLEXIBILITY MAHASISWI UNIVERSITAS MURNI TEGUH Purba, Jhon Roby; Anggriani, Theresia; Sinaga, Tuty Swarni; Ayu, Nuri Putri
PHYSIO MOVE JOURNAL Vol 4, No 1 (2025): Physio Move Journal
Publisher : Prodi Fisioterapi UFDK

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.32883/pmj.v4i1.3478

Abstract

AbstrakFleksibilitas merupakan salah satu komponen penting kebugaran jasmani yang menunjang aktivitas fungsional dan mencegah terjadinya cedera muskuloskeletal. Mahasiswa sebagai kelompok usia produktif sering mengalami penurunan fleksibilitas akibat rutinitas akademik yang mengharuskan mereka duduk dalam waktu lama, kurangnya aktivitas fisik yang terstruktur, serta meningkatnya penggunaan gawai dalam kegiatan belajar dan hiburan. Kondisi tersebut mengakibatkan ketegangan otot dan keterbatasan rentang gerak yang berdampak pada kualitas hidup dan kinerja fisik sehari-hari. Latihan pilates dikenal sebagai metode latihan yang efektif untuk meningkatkan fleksibilitas melalui gerakan yang terkontrol dan berfokus pada stabilitas inti tubuh. Tujuan penelitian ini adalah untuk mengetahui efektivitas latihan pilates dalam meningkatkan fleksibilitas pada mahasiswa murni. Metode penelitian ini menggunakan desain quasi eksperimen dengan pendekatan pre-test dan post-test dalam satu kelompok. Sebanyak 10 orang mahasiswi yang memenuhi kriteria inklusi mengikuti program pilates selama 6 minggu dengan frekuensi latihan 3 kali seminggu. Pengukuran fleksibilitas dilakukan dengan menggunakan sit and reach test sebelum dan sesudah intervensi. Hasil analisis statistik menunjukkan adanya peningkatan nilai fleksibilitas yang signifikan setelah intervensi Pilates p=0,000 (p<0,05). Nilai rata-rata sit and reach meningkat dari 9,64 ± 6,54 cm menjadi 15,36 ± 6,16 cm. Kesimpulan dari penelitian ini adalah senam Pilates efektif dalam meningkatkan fleksibilitas pada mahasiswi Universitas Murni Teguh. Intervensi ini dapat direkomendasikan sebagai bagian dari program peningkatan kebugaran jasmani di lingkungan kampus, khususnya pada mahasiswi.Kata kunci: Latihan Pilates, fleksibilitas, mahasiswi, tes duduk dan meraih.
Pemberdayaan Ayah dalam Upaya Pencegahan Stunting di Desa Pematang Lalang Wahyu, Afnijar; Purba, Jhon Roby; Rudianto, Rudianto; Sinaga, Tuty Swarni; Sihombing, Erni Trirenna; Manik, Helen Kristin Manuella; Pasaribu, Lady Novelin; Tarigan, Teguh Karya Darma
Jurnal Pengabdian Masyarakat Ilmu Kesehatan Vol 5, No 1 (2024): Edisi Januari
Publisher : LPPM Institut Kesehatan Helvetia

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.33085/.v5i1.5991

Abstract

Stunting adalah masalah kurang gizi kronis yang ditandai dengan tubuh pendek. Stunting biasa dialami oleh anak usia 6-59 bulan yang bedampak pada tingkat kecerdasan pada anak yang rendah, imunitas rendah dan produktifitas yang rendah. Penderita Stunting  biasanya rentan dengan penyakit serta kecerdasan dibawah normal. Data SSGI 2022 prevalensi stunting di Indonesia pada tahun 2021 sebanyak 21,6 %, target Pemerintah Indonesia pada Tahun 2024 angka Stunting dibawah dari 14 %. Penyebab terjadinya stunting multifaktor salah satunya adalah faktor social determinan of health yang meliputi lingkungan sosial (kemiskinan, pendidikan, pekerjaan, struktur keluarga dan jumlah anak), lingkungan fisik dan biologi (asupan nutrisi selama hamil, ASI, asap rokok, sanitasi dan air bersih). Desa Pematang Lalang merupakan salah satu Desa yang berada di Kabupaten Deli Serdang Kecamatan Percut Sei Tuan. Pekerjaan Ayah di Desa Pematang lalang mayoritas Petani, tingkat pendidikan ayah mayoritas lulusan sekolah menegah pertama (SMP) dan mayoritas suku Batak Toba. Suku Batak Toba menganut sistem patrilineal dimana peran ayah adalah sebagai kepala keluarga yang bekerja mencari nafkah dan kebutuhan ekonomi rumah tangga, sementara kebutuhan untuk nutrisi dan makanan yang dikonsumsi sehari-hari itu dipercayakan kepada ibu. Tujuan dari pengabdian masyarakat ini adalah memberdayakan ayah dalam pencegahan stunting dengan meningkatkan pengetahuan ayah tentang pencegahan stunting pada anak. Metode yang digunakan adalah observasi, pemberian edukasi serta evaluasi dan monitoring. Hasil dari program ini adalah terjadi peningkatan pengetahuan ayah sebanyak  60 % baik dalam memberikan pola asuh dan pendampingan pada ibu untuk mencegah stunting