Savitri Savitri
Institut Seni Budaya Indonesia (ISBI) Bandung

Published : 8 Documents Claim Missing Document
Claim Missing Document
Check
Articles

Found 8 Documents
Search

Rumah Adat Kampung Pulo Cangkuang Kabupaten Garut sebagai Konsep Hunian Masa Kini Nani Sriwardani; Savitri Savitri
PANGGUNG Vol 29, No 3 (2019): Transformasi Bentuk dan Nilai dalam Seni Budaya Tradisi
Publisher : LP2M ISBI Bandung

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | Full PDF (915.588 KB) | DOI: 10.26742/panggung.v29i3.1013

Abstract

ABSTRACT The traditional house of Kampung Pulo could be categorized as a dwelling or a house for a family. Referring to its inhabitants consisting of 4-5 people in one house, as well as space that suit with the need its inhabitants. This research aims to assess the characteristic of the form of traditional house of Kampung Pulo, that is expected to be a basic concept of a contemporary dwelling. Methods used to analyze is descriptive with a qualitative approach. Data collection techniques employ interview, observation, and documentation. The data that is described, refer to various references,. The results are the prominent characteristic of the house forms in Kampung Pulo based on the proportion, material, meanings, and function. The continuity of this research is to be applied in design recommendations for housing planning, so that it could enrich a dwelling without lost its local elements.Keywords: Characteristic, a traditional house, Kampung Pulo, a traditional design, an alternative modern house.  ABSTRAK Rumah adat dari Kampung Pulo dapat dikategorikan sebagai suatu hunian atau rumah tinggal sebuah keluarga. Hal ini dikarenakan di dalam satu rumah adat hanya terdiri dari satu kepala keluarga yang anggotanya berjumlah 4-5 orang, serta luas yang sesuai kebutuhan dan aktivitas penghuninya. Bahasan ini bertujuan untuk mengkaji karakteristik bentuk rumah adat Kampung Pulo, diharapkan dapat menjadi dasar dalam memenuhi  konsep hunian masa kini. Metode yang digunakan deskriptif dengan pendekatan kualitatif, yaitu studi rumah adat Kampung  Pulo, berupa wawancara, observasi, dan dokumentasi. Data dideskripsikan mengacu dari berbagai referensi, dan diolah untuk dianalisis. Hasilnya ditemukan keunggulan karakteristik bentuk rumah Kampung Pulo yaitu berdasarkan proporsi, material, makna dan fungsi. Keberlanjutan penelitian ini dapat diterapkan dalam suatu rekomendasi desain atau kebijakan untuk perancangan rumah sehingga memperkaya bangunan hunian tanpa kehilangan unsur-unsur lokal.Kata kunci: Karakteristik, rumah adat, Kampung Pulo, desain tradisional, alternatif rumah modern.
POSTER ANTI NARKOBA MELALUI KARAKTER TOKOH WAYANG DALAM GAYA SENI PSIKEDELIK Mochammad Rio Dewanto; Widodo Widodo; Savitri Savitri
ATRAT: Jurnal Seni Rupa Vol 5, No 1 (2017): EKSPLORASI SENI DALAM PANGGUNG DAN RUPA
Publisher : Jurusan Seni Rupa ISBI Bandung

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.26742/atrat.v5i1.355

Abstract

There is a need for an innovation in poster designs as media of information against narcotics in society by adopting traditional art, especially wayang. Wayang, acknowledged by UNESCO on November 7th, 2003 could be combined with psychedelic art that started to rise in 1950s to 1970s in order to give new color to wayang art as well as to attract society to pay attention to the information conveyed. Its combination is based on people’s enthusiasm that almost forget their traditional art as a result of cultural globalisation.Keywords: Narcotics, Wayang, Psychedelic________________________________________________________________Diperlukan sebuah inovasi baru terkait media informasi poster anti narkoba dimasyarakat dengan mengangkat seni budaya tradisional, khususnya wayang. Wayang, yang telah disahkan oleh UNESCO pada 7 November 2003 dapat dikombinasikan dengan gaya seni psikedelik yang masuk dan berkembang sejak tahun 1950-an hingga 1970-an untuk memberikan warna baru pada kesenian wayang serta menjadi daya tarik masyarakat terhadap informasi yang disampaikan. Penerapan pengkombinasian ini didasarkan pada antusias masyarakat yang hampir melupakan kesenian tradisional karena dampak dari globalisasi budaya.Kata Kunci: Narkoba, Wayang, Gaya Seni Psikedelik
DESAIN CALONGCONG SEBAGAI UPAYA PELESTARIAN BUDAYA KERAJINAN TRADISIONAL Muhamad Zaini Alif; Savitri Savitri; Nia Emilda
ATRAT: Jurnal Seni Rupa Vol 6, No 2 (2018): REFLEKSI TRADISI DALAM ESTETIKA RUPA
Publisher : Jurusan Seni Rupa ISBI Bandung

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.26742/atrat.v6i2.703

Abstract

Calongcong is one form of traditional craft owned by the people of Bolang Village, Cibuluh Village, Tanjungsiang Sub-District, Subang Regency, which is made from the main material of bamboo woven in an animal-like shape. This Calongcong craft is used as a toy tool for traditional Calongcong games that are usually felt when the village is clean or called “Ngamunikeun Lembur”. An explanation of “Ngamunikeun Lembur” is found in the text “Siksa Kanda Ng Karesian”. This study used a qualitative approach with experimental methods that aimed to provide a description of the Calongcong design as an effort to preserve the culture of traditional crafts.Keywords: Calongcong Design, Culture, Traditional Crafts________________________________________________________________ Calongcong merupakan  salah satu bentuk kerajinan tradisional yang dimiliki oleh masyarakat Kampung Bolang Desa Cibuluh Kecamatan Tanjungsiang Kabupaten Subang yang terbuat dari material utama bambu yang dianyam dengan bentuk menyerupai binatang. Kerajinan Calongcong ini dijadikan sebagai alat mainan bagi permainan tradisional Calongcong yang biasanya diasakan ketika kegiatan bersih desa atau yang disebut dengan Ngamunikeun Lembur. Penjelasan tentang Ngamunikeun Lembur terdapat dalam naskah Siksa Kanda Ng Karesian. Penelitian ini menggunakan pendekatan kualitatif dengan metode eksperimen yang bertujuan untuk memberikan deskripsi tentang desain Calongcong sebagai upaya pelestarian budaya kerajinan tradisional.Kata Kunci: Desain Calongcong, Budaya, Kerajinan Tradisional
TINJAUAN BENTUK SIRKULASI UDARA RUMAH ADAT KAMPUNG CIKONDANG, DESA LAMAJANG, KABUPATEN BANDUNG Nani Sriwardani; Savitri Savitri
Narada : Jurnal Desain dan Seni Vol 5, No 1 (2018)
Publisher : Universitas Mercu Buana

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar

Abstract

Ringkasan Rumah adat Cikondang di kampung Cikondang desa Lamajang Kec.Pangalengan Kabupaten Bandung. dibangun sekitar abad ke-16, dan mengalami kebakaran di tahun 1942. Rumah adat ini hanya satu-satunya yang tersisa dicikondang, sehingga dilindungi dan telah menjadi situs cagar budaya arsitektur khas sunda. Pada berbagai paparan data menjelaskan rumah adat cikondang dan kehidupan masyakatnya,  namun paparan secara terukur dan detail bentuk fisik arsitektur belum ditemukan. Menurut data dan narasumber bahwa rumah adat yang hanya tersisa satu inipun tidak akan dibangun kembali.  Bahasan bertujuan menggambarkan bentuk sirkulasi udara dari bumi adat Cikondang berupa sketsa gambaran detail seperti jendela, jalosi dan kisi-kisi. Metode yang digunakan dalam penelitian ini adalah metode kualitatif dengan analisis deskriptif yang didukung dengan observasi studi di lapangan dan studi literatur. Pada bangunan rumah adat Cikondang ini adalah menggunakan cross ventilation . Tiap sisi bangunan menjadi udara masuk dan keluar. Jendela kayu bisa mengatur besar-kecilnya volume udara dengan buka-tutup jendela. Material bangunan yang berbahan alami yang diambil dari hutan keramat. Bangunan yang berbentuk panggung mampu menjaga suhu di dalam ruangan. Abstract Cikondang traditional house in Cikondang village, Lamajang village, Pangalengan district, Bandung regency. was built around the 16th century, and experienced a fire in 1942. This traditional house is the only one left dicikondang, so it is protected and has become a cultural heritage site typical of Sundanese architecture. In various explanations, the data describes the cikondang traditional house and the life of the community, but the measured exposure and details of the physical form of architecture have not been found. According to the data and informants that the traditional house that is left only this one will not be rebuilt. The discussion aims to describe the form of air circulation from the Cikondang customary earth in the form of a detailed sketch of a picture such as a window, jalosi and grid. The method used in this study is a qualitative method with descriptive analysis that is supported by observations of field studies and literature studies. The shape of circulation in cikondang traditional house is using cross ventilation. Each side of the building becomes air in and out. Wooden windows can adjust the volume of air with open-close windows. Building materials made from natural materials taken from sacred forests. The building in the form of a stage is able to maintain the temperature in the room. 
TINJAUAN BENTUK PENGGUNAAN BAHAN/MATERIAL RUMAH(BUMI) ADAT KAMPUNG CIKONDANG, DESA LAMAJANG Nani Sriwardani; Savitri Savitri
Narada : Jurnal Desain dan Seni Vol 6, No 2 (2019)
Publisher : Universitas Mercu Buana

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.22441/narada.2019.v6.i2.001

Abstract

This research at some part was an overview of previous studies which is standardization of the form of air circulation in Bumi Adat Kampung Cikondang, Village Lamajang and had been published in proceeding Sinden 2018.Bumi Adat Cikondang as object research in the Village Lamajang is selected since there is only one traditional house left in this village and it has become the site of cultural heritage. Architecture of Bumi Adat is built around the 16th century, and currently is a part of tourism in West Java. The traditional house lost during the fire in 1942, and was not be built again because of local restriction believes as well as limited building material in the sacred woods. Bumi Adat is in total use of natural material, such as bamboo, wood and palm fibers.The use of natural materials for the whole building create the work that have been able to survive until now.Methods used in this research is a qualitative methodology with descriptive analysis supported by observation and study in the field and study in literature review.The aimed at this research is to describing the shape of the use of natural material until become traditional building. 
Pemanfaatan Limbah Kayu sebagai Produk Cenderamata bagi Keluarga Savitri Savitri; Riana Safitri; Gerry Rachmat
PANGGUNG Vol 31, No 1 (2021): Eksistensi Seni Budaya di Masa Pandemi
Publisher : LP2M ISBI Bandung

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | Full PDF (3500.878 KB) | DOI: 10.26742/panggung.v31i1.1534

Abstract

Penelitian ini dilakukan untuk memanfaatkan limbah kayu pinus dari sisa produksi furnitur yang tidak digunakan lagi. Limbah kayu pinus ini terdiri dari potongan kayu berukuran kecil yang dapat dimanfaatkan kembali sebagai produk baru. Dibutuhkan desain yang sesuai dengan karakteristik material untuk mentransformasi sisa kayu pinus sehingga menjadi produk cendera mata. Desain baru yang dibuat merupakan produk limbah kayu pinus berukuran kecil yang memiliki nilai jual. Desain haruslah mudah untuk dibuat ulang dengan menggunakan material sisa yang tidak seragam. Penelitian dilakukan dengan beberapa tahap, yaitu pengumpulan data dan informasi mengenai lokasi penelitian workshop furnitur di Cicadas Bandung, selanjutnya membuat alternatif desain untuk kemudian diaplikasikan dalam model digital 3 dimensi, terakhir pembuatan prototype dengan menggunakan limbah kayu pinus. Hasil yang telah dicapai adalah beberapa alternatif desain baru, berupa produk cendera mata bagi keluarga. Hal ini diharapkan memberikan peluang pada usaha furnitur untuk mengembangkan usaha baru dari material yang selama ini menjadi limbah.Kata kunci: limbah kayu pinus, desain produk, cendera mata.
Rumah Adat Kampung Pulo Cangkuang Kabupaten Garut sebagai Konsep Hunian Masa Kini Nani Sriwardani; Savitri Savitri
PANGGUNG Vol 29 No 3 (2019): Transformasi Bentuk dan Nilai dalam Seni Budaya Tradisi
Publisher : LP2M ISBI Bandung

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.26742/panggung.v29i3.1013

Abstract

ABSTRACT The traditional house of Kampung Pulo could be categorized as a dwelling or a house for a family. Referring to its inhabitants consisting of 4-5 people in one house, as well as space that suit with the need its inhabitants. This research aims to assess the characteristic of the form of traditional house of Kampung Pulo, that is expected to be a basic concept of a contemporary dwelling. Methods used to analyze is descriptive with a qualitative approach. Data collection techniques employ interview, observation, and documentation. The data that is described, refer to various references,. The results are the prominent characteristic of the house forms in Kampung Pulo based on the proportion, material, meanings, and function. The continuity of this research is to be applied in design recommendations for housing planning, so that it could enrich a dwelling without lost its local elements.Keywords: Characteristic, a traditional house, Kampung Pulo, a traditional design, an alternative modern house.  ABSTRAK Rumah adat dari Kampung Pulo dapat dikategorikan sebagai suatu hunian atau rumah tinggal sebuah keluarga. Hal ini dikarenakan di dalam satu rumah adat hanya terdiri dari satu kepala keluarga yang anggotanya berjumlah 4-5 orang, serta luas yang sesuai kebutuhan dan aktivitas penghuninya. Bahasan ini bertujuan untuk mengkaji karakteristik bentuk rumah adat Kampung Pulo, diharapkan dapat menjadi dasar dalam memenuhi  konsep hunian masa kini. Metode yang digunakan deskriptif dengan pendekatan kualitatif, yaitu studi rumah adat Kampung  Pulo, berupa wawancara, observasi, dan dokumentasi. Data dideskripsikan mengacu dari berbagai referensi, dan diolah untuk dianalisis. Hasilnya ditemukan keunggulan karakteristik bentuk rumah Kampung Pulo yaitu berdasarkan proporsi, material, makna dan fungsi. Keberlanjutan penelitian ini dapat diterapkan dalam suatu rekomendasi desain atau kebijakan untuk perancangan rumah sehingga memperkaya bangunan hunian tanpa kehilangan unsur-unsur lokal.Kata kunci: Karakteristik, rumah adat, Kampung Pulo, desain tradisional, alternatif rumah modern.
Pemanfaatan Limbah Kayu sebagai Produk Cenderamata bagi Keluarga Savitri Savitri; Riana Safitri; Gerry Rachmat
PANGGUNG Vol 31 No 1 (2021): Eksistensi Seni Budaya di Masa Pandemi
Publisher : LP2M ISBI Bandung

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.26742/panggung.v31i1.1534

Abstract

Penelitian ini dilakukan untuk memanfaatkan limbah kayu pinus dari sisa produksi furnitur yang tidak digunakan lagi. Limbah kayu pinus ini terdiri dari potongan kayu berukuran kecil yang dapat dimanfaatkan kembali sebagai produk baru. Dibutuhkan desain yang sesuai dengan karakteristik material untuk mentransformasi sisa kayu pinus sehingga menjadi produk cendera mata. Desain baru yang dibuat merupakan produk limbah kayu pinus berukuran kecil yang memiliki nilai jual. Desain haruslah mudah untuk dibuat ulang dengan menggunakan material sisa yang tidak seragam. Penelitian dilakukan dengan beberapa tahap, yaitu pengumpulan data dan informasi mengenai lokasi penelitian workshop furnitur di Cicadas Bandung, selanjutnya membuat alternatif desain untuk kemudian diaplikasikan dalam model digital 3 dimensi, terakhir pembuatan prototype dengan menggunakan limbah kayu pinus. Hasil yang telah dicapai adalah beberapa alternatif desain baru, berupa produk cendera mata bagi keluarga. Hal ini diharapkan memberikan peluang pada usaha furnitur untuk mengembangkan usaha baru dari material yang selama ini menjadi limbah.Kata kunci: limbah kayu pinus, desain produk, cendera mata.