Claim Missing Document
Check
Articles

Found 22 Documents
Search

PERANCANGAN SETTING PANGGUNG MUSIK “EMPTY SPACES: TRIBUTE TO LINKIN PARK” Al Anshari, Umair; Tornado, Anggiat; Sriwardani, Nani
ATRAT: Jurnal Seni Rupa Vol 5, No 1 (2017): EKSPLORASI SENI DALAM PANGGUNG DAN RUPA
Publisher : Jurusan Seni Rupa STSI Bandung

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar

Abstract

Most stages of Linkin Park single concerts were designed with dystopian themes that showed dark space and gloomy atmosphere. Yet, a music performance entitled “Empty Spaces: Tribute to Linking Park”was intended to develop and create a different concept of music stage design though it still used dystopian theme. Dystopia is taken from a science fiction work by Thomas Moore. This stage design was aimed to find out how much did the stage setting give added value and selling point to the music performed. This music performance is an appreciation and a tribute to Linkin Park for their 15-year career in music. Besides, it was held to entertain Linkin Park fans or are better known as Linkin Park underground, especially in Bandung.Keywords: Stage Design, Empty Spaces, Dystopia________________________________________________________________Banyak setting panggung dari konser tunggal Linkin Park mengangkat tema dystopia dengan bentuk ruang yang gelap dan suasana yang suram. Namun pertunjukan musik berjudul “Empty Spaces: Tribute to Linkin Park” bertujuan untuk mengembangkan serta menciptakan konsep desain panggung musik yang berbeda walaupun masih satu tema dystopia. Dystopia diambil dari buku Scient Fiction karya Thomas Moore. Perancangan ini mencoba melihat seberapa besar daya nilai tambah dan nilai jual setting panggung terhadap musik yang ditampilkan. Tujuan dari pertunjukan musik ini ialah bentuk penghargaan serta persembahan terhadap grup musik Linkin Park atas eksistensinya di dunia musik Internasional selama 15 tahun lebih. Terlebih lagi untuk memberikan hiburan kepada pencinta Linkin Park atau biasa disebut Linkin Park Underground, khususnya di kota Bandung.Kata Kunci: Perancangan Panggung, Ruang Kosong, Distopia
PRODUK TRADISIONAL SUNDA SEBAGAI ELEMEN DEKORATIF PADA DESAIN INTERIOR Savitri, Savitri; Sriwardani, Nani
ATRAT: Jurnal Seni Rupa Vol 6, No 2 (2018): REFLEKSI TRADISI DALAM ESTETIKA RUPA
Publisher : Jurusan Seni Rupa STSI Bandung

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar

Abstract

The era advancement encourages the invention of new material that is more durable and practical to be used. This may cause the traditional equipments previously used to cook, farm, play, etc. to disappear. One of the attempts to promote traditional products so that people would still love to use them is by giving new functions to them. They can be used as decorative elements through modification. Yet, in doing so, the primary material and salient shapes are maintained. Viewed from aesthetic aspect, the natural material contained in traditional products can be additional value if the products are used as decorative elements in a room with contemporary interior design. The decorative elements using traditional Sundanese products can be easily found in commercial properties with Sundanese or West Java concept, such as hotels, restaurants, gift shops and resorts in Bandung. Literature study and survey on present traditional Sundanese designs would be done. Survey was conducted on properties with contemporary Sundanese interiors. The study is expected to show the existing traditional Sundanese products and their potencies to be modified as decorative elements in interiors.Keywords: Sundanese Traditional Equipment, Decorative Element, Interior Design___________________________________________________________________ Kemajuan jaman mengakibatkan berkembangnya material baru yang lebih tahan lama dan praktis untuk digunakan. Hal ini mengakibatkan tergesernya perangkat tradisional sebagai perangkat keseharian untuk memasak, bertani, bermain dan lain sebagainya. Salah satu upaya untuk mengangkat kembali produk tradisional agar tetap dapat digunakan adalah dengan cara memberikan fungsi baru sebagai elemen dekoratif dengan tetap mempertahankan material dan bentuk utamanya. Material alami yang ada pada produk tradisional secara estetika dapat menjadi nilai tambah apabila perabot tersebut dimanfaatkan sebegai elemen dekoratif pada ruangan dengan konsep interior kontemporer. Elemen dekoratif dengan menggunakan produk tradisional Sunda sudah dapat kita temukan di bangunan-bangunan komersial bertemakan Sunda atau Jawa Barat, seperti hotel, restoran, toko souvenir dan resort di kota Bandung. Proses penelitian ini meliputi studi literatur dan survey pada rancangan yang sudah ada mengenai elemen dekoratif interior bertemakan tradisional sunda. Survey dilakukan pada bangunan dengan rancangan desain interior kontemporer sunda. Hasil penelitian ini diharapkan akan memberikan masukan data mengenai produk tradisonal yang memiliki potensi untuk menjadi elemen dekoratif interior.Kata Kunci: Perabot Tradisional Sunda, Elemen Dekoratif, Desain Interior
PERANCANGAN ARTISTIK PANGGUNG PERTUNJUKAN TEATER NASKAH “MUSUH MASYARAKAT” KARYA HENRIK IBSEN Kurniawan, Fajar; Sriwardani, Nani; Emilda, Nia
ATRAT: Jurnal Seni Rupa Vol 9, No 1 (2021): KARYA RUPA DALAM PERSPEKTIF MAKNA, FUNGSI, DAN IMPLEMENTASI
Publisher : Jurusan Seni Rupa ISBI Bandung

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.26742/atrat.v9i1.1664

Abstract

The artistic design of the stage that uses the script of the enemy of society as a reference has a common thread that helps in the visualization process, namely: the setting of the place and the atmosphere of the script story is in the 1810-1954 era which is the Victorian era, this era is famous for its luxurious atmosphere because it focuses on the aesthetics of the shape in the building , fashion and space layout. This era also has a characteristic form of ornament, non-flat shape and tassels that symbolize luxury. This stage artistic design method is carried out through 3 processes: design, visualization and presentation. This stage artistic design has a purpose: adapting stage arts in free interpretation, creating an impression of symbolic interpretation in stage visuals and properties and giving new references in stage artistic design.The results of the artistic design of the theater stage for the enemy of society's script are presented in the form of a multilevel stage and supporting properties that add to the symbolic impression and can add to the vocabulary in the field of stage layout. Keywords: Manuscript, Victorian Era, Luxury, Symbolic, Performance Stage.------------------------------------------------------------------------------------------Perancangan artistik panggung yang menggunakan naskah musuh masyarakat sebagai acuan memiliki benang merah yang membantu dalam proses visualisasi yaitu : latar tempat dan suasana cerita naskah terdapat diera 1810-1954 yang merupakan era Victoria, era ini terkenal dengan suasana mewahnya karena menitik utamakan kepada estetik bentuk dalam bangunan, fashion dan tata letak ruang. Era ini juga memiliki ciri khas yang berupa ornament, bentuk yang tidak flat dan rumbai-rumbai yang menyimbolkan kemewahan. Metode perancangan artistik panggung ini dilakukan melalui 3 proses: perancangan, visualisasi dan penyajian. Perancangan artsitik panggung ini memiliki tujuan : pengadaptasian artsitik panggung dalam tafsir bebas, menimbulkan kesan tafsir simbolis dalam visual panggung dan property dan memberi referensi baru dalam perancangan artistik panggung.  Hasil perancangan artistic panggung teater naskah musuh masyarakat ini disajikan dalam bentuk panggung bertingkat dan property pendukung yang menambah kesan simbolis dan dapat menambah perbendaharaan dibidang tata pentas. Kata kunci: Naskah, Era Victoria, Mewah, Simbolis, Tata Pentas. 
Rumah Adat Kampung Pulo Cangkuang Kabupaten Garut sebagai Konsep Hunian Masa Kini Nani Sriwardani; Savitri Savitri
PANGGUNG Vol 29, No 3 (2019): Transformasi Bentuk dan Nilai dalam Seni Budaya Tradisi
Publisher : LP2M ISBI Bandung

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | Full PDF (915.588 KB) | DOI: 10.26742/panggung.v29i3.1013

Abstract

ABSTRACT The traditional house of Kampung Pulo could be categorized as a dwelling or a house for a family. Referring to its inhabitants consisting of 4-5 people in one house, as well as space that suit with the need its inhabitants. This research aims to assess the characteristic of the form of traditional house of Kampung Pulo, that is expected to be a basic concept of a contemporary dwelling. Methods used to analyze is descriptive with a qualitative approach. Data collection techniques employ interview, observation, and documentation. The data that is described, refer to various references,. The results are the prominent characteristic of the house forms in Kampung Pulo based on the proportion, material, meanings, and function. The continuity of this research is to be applied in design recommendations for housing planning, so that it could enrich a dwelling without lost its local elements.Keywords: Characteristic, a traditional house, Kampung Pulo, a traditional design, an alternative modern house.  ABSTRAK Rumah adat dari Kampung Pulo dapat dikategorikan sebagai suatu hunian atau rumah tinggal sebuah keluarga. Hal ini dikarenakan di dalam satu rumah adat hanya terdiri dari satu kepala keluarga yang anggotanya berjumlah 4-5 orang, serta luas yang sesuai kebutuhan dan aktivitas penghuninya. Bahasan ini bertujuan untuk mengkaji karakteristik bentuk rumah adat Kampung Pulo, diharapkan dapat menjadi dasar dalam memenuhi  konsep hunian masa kini. Metode yang digunakan deskriptif dengan pendekatan kualitatif, yaitu studi rumah adat Kampung  Pulo, berupa wawancara, observasi, dan dokumentasi. Data dideskripsikan mengacu dari berbagai referensi, dan diolah untuk dianalisis. Hasilnya ditemukan keunggulan karakteristik bentuk rumah Kampung Pulo yaitu berdasarkan proporsi, material, makna dan fungsi. Keberlanjutan penelitian ini dapat diterapkan dalam suatu rekomendasi desain atau kebijakan untuk perancangan rumah sehingga memperkaya bangunan hunian tanpa kehilangan unsur-unsur lokal.Kata kunci: Karakteristik, rumah adat, Kampung Pulo, desain tradisional, alternatif rumah modern.
PERANCANGAN BUKU ILUSTRASI KOREAN FASHION STYLE DENGAN TEKNIK AUGMENTED REALITY Muhammad Ilham Ikhsanudin; Wanda Listiani; Nani Sriwardani
ATRAT: Jurnal Seni Rupa Vol 10, No 1 (2022): TEKNIK DAN TEKNOLOGI MEDIA KARYA VISUAL
Publisher : Jurusan Seni Rupa ISBI Bandung

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.26742/atrat.v10i1.1995

Abstract

 Fashion is an inseparable part of everyday people. Fashion trends never dim and become a reference for the birth of other types of fashion in the world as well as Korean fashion which is currently very popular among young people. This Korean fashion emerged after the emergence of the K-Pop phenomenon or the Korean Wave. The choice of illustration book media is because illustration books can be processed in such a way and can provide clear information about the history of fashion travel in Korea. The target of this Korean Style fashion illustration book is focused on teenagers aged 16-25 years. The creative strategy used to provide information to teenagers about South Korean culture, especially fashion, is to create illustrations that provide visual and verbal information about Korean fashion and collaborate with Augmented Reality techniques into Korean fashion style illustration books to make it more interesting.Keywords : Illustration, Fashion, Book, Korea, Augmented Reality------------------------------------------------------------------------------------------Fashion adalah suatu bagian dari manusia sehari-hari yang tidak terpisahkan. Tren fashion tidak pernah redup dan menjadi acuan bagi lahirnya jenis-jenis fashion di dunia seperti halnya fashion Korea yang pada saat ini memang sangat populer di kalangan masyarakat muda. Fashion Korea ini muncul setelah munculnya fenomena K-Pop atau Korean Wave. Pemilihan media buku ilustrasi dikarenakan buku ilustrasi dapat diolah sedemikian rupa dan dapat memberikan informasi secara jelas yang berisikan tentang sejarah perjalanan fashion di Korea. Sasaran dari buku ilustrasi fashion Korean Style ini dititik beratkan pada remaja berusia 16-25 tahun. Strategi kreatif yang dilakukan agar dapat memberikan informasi kepada remaja tentang budaya Korea Selatan khususnya fashion adalah dengan membuat ilustrasi yang memberikan informasi tentang fashion Korea dengan visual dan verbal dan mengkolaborasikannya dengan teknik Augmented Reality ke dalam buku ilustrasi Korean fashion style agar lebih menarik.Kata Kunci : Ilustrasi, Fashion, Buku, Korea, Augmented Reality
IDENTITAS MASKULIN PADA DESAIN INTERIOR TOKO-RETAIL BUSANA PRIA: STUDI KASUS TOKO-RETAIL BUSANA PRIA DI PUSAT PERBELANJAAN JAKARTA Nani Sriwardani
ATRAT: Jurnal Seni Rupa Vol 1, No 1 (2013): MEDIA DALAM BUDAYA RUPA
Publisher : Jurusan Seni Rupa ISBI Bandung

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.26742/atrat.v1i1.401

Abstract

In this discussion, looked upon the visual interior context such as in the retail clothing stores at the center malls. At this research, male identity is used as the background and the indicator to seek appropriateness over position and application of any interior design around clothing stores. Several observations had also been done to analyze any applied visual interior in stores specifically the object studied clothing stores. Some of the studied objects were these clothing stores such as Harley Davidson (PIM2) and Nautica (PS) were targeted for males. All those two designated and studied stores were supposed to represent various classifications of clothing stores that are available at shopping centers. The result of the field observation showed that the two stores had some visual similarities and differences.Keywords: Male Identity, Male Dress, Retail Shop Interior
TINJAUAN BENTUK SIRKULASI UDARA RUMAH ADAT KAMPUNG CIKONDANG, DESA LAMAJANG, KABUPATEN BANDUNG Nani Sriwardani; Savitri Savitri
Narada : Jurnal Desain dan Seni Vol 5, No 1 (2018)
Publisher : Universitas Mercu Buana

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar

Abstract

Ringkasan Rumah adat Cikondang di kampung Cikondang desa Lamajang Kec.Pangalengan Kabupaten Bandung. dibangun sekitar abad ke-16, dan mengalami kebakaran di tahun 1942. Rumah adat ini hanya satu-satunya yang tersisa dicikondang, sehingga dilindungi dan telah menjadi situs cagar budaya arsitektur khas sunda. Pada berbagai paparan data menjelaskan rumah adat cikondang dan kehidupan masyakatnya,  namun paparan secara terukur dan detail bentuk fisik arsitektur belum ditemukan. Menurut data dan narasumber bahwa rumah adat yang hanya tersisa satu inipun tidak akan dibangun kembali.  Bahasan bertujuan menggambarkan bentuk sirkulasi udara dari bumi adat Cikondang berupa sketsa gambaran detail seperti jendela, jalosi dan kisi-kisi. Metode yang digunakan dalam penelitian ini adalah metode kualitatif dengan analisis deskriptif yang didukung dengan observasi studi di lapangan dan studi literatur. Pada bangunan rumah adat Cikondang ini adalah menggunakan cross ventilation . Tiap sisi bangunan menjadi udara masuk dan keluar. Jendela kayu bisa mengatur besar-kecilnya volume udara dengan buka-tutup jendela. Material bangunan yang berbahan alami yang diambil dari hutan keramat. Bangunan yang berbentuk panggung mampu menjaga suhu di dalam ruangan. Abstract Cikondang traditional house in Cikondang village, Lamajang village, Pangalengan district, Bandung regency. was built around the 16th century, and experienced a fire in 1942. This traditional house is the only one left dicikondang, so it is protected and has become a cultural heritage site typical of Sundanese architecture. In various explanations, the data describes the cikondang traditional house and the life of the community, but the measured exposure and details of the physical form of architecture have not been found. According to the data and informants that the traditional house that is left only this one will not be rebuilt. The discussion aims to describe the form of air circulation from the Cikondang customary earth in the form of a detailed sketch of a picture such as a window, jalosi and grid. The method used in this study is a qualitative method with descriptive analysis that is supported by observations of field studies and literature studies. The shape of circulation in cikondang traditional house is using cross ventilation. Each side of the building becomes air in and out. Wooden windows can adjust the volume of air with open-close windows. Building materials made from natural materials taken from sacred forests. The building in the form of a stage is able to maintain the temperature in the room. 
TINJAUAN BENTUK PENGGUNAAN BAHAN/MATERIAL RUMAH(BUMI) ADAT KAMPUNG CIKONDANG, DESA LAMAJANG Nani Sriwardani; Savitri Savitri
Narada : Jurnal Desain dan Seni Vol 6, No 2 (2019)
Publisher : Universitas Mercu Buana

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.22441/narada.2019.v6.i2.001

Abstract

This research at some part was an overview of previous studies which is standardization of the form of air circulation in Bumi Adat Kampung Cikondang, Village Lamajang and had been published in proceeding Sinden 2018.Bumi Adat Cikondang as object research in the Village Lamajang is selected since there is only one traditional house left in this village and it has become the site of cultural heritage. Architecture of Bumi Adat is built around the 16th century, and currently is a part of tourism in West Java. The traditional house lost during the fire in 1942, and was not be built again because of local restriction believes as well as limited building material in the sacred woods. Bumi Adat is in total use of natural material, such as bamboo, wood and palm fibers.The use of natural materials for the whole building create the work that have been able to survive until now.Methods used in this research is a qualitative methodology with descriptive analysis supported by observation and study in the field and study in literature review.The aimed at this research is to describing the shape of the use of natural material until become traditional building. 
Seruling “SERULING” PROGRAM FOR EMPOWERING THE VILLAGE OF NANGGALAMEKAR VILLAGE BASED ON ENVIRONMENTAL ARTS Agus Cahyana; Nani Sriwardani
Prosiding Konferensi Nasional Pengabdian Kepada Masyarakat dan Corporate Social Responsibility (PKM-CSR) Vol 4 (2021): Peran Perguruan Tinggi dan Dunia Usaha dalam Mewujudkan Pemulihan dan Resiliensi Masya
Publisher : Asosiasi Sinergi Pengabdi dan Pemberdaya Indonesia (ASPPI)

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | Full PDF (552.855 KB) | DOI: 10.37695/pkmcsr.v4i0.1182

Abstract

Nanggalamekar Village is located in Ciranjang District, Cianjur Regency. However, at this time there has been a change of land function, from agricultural land to sand excavation and settlements, this has an impact on the occurrence of damage to the natural environment and eliminates many livelihoods related to nature. Based on these problems, the Environmental Arts program (SERULING) was developed which is aimed at increasing public awareness about the importance of preserving the environment and empowering the potential of nature that is environmentally friendly. The method used to run this program is Participation Action Research (PAR) which makes village communities the main actors in this service activity. Meanwhile, the implementation refers to the KUPAR stages, namely to Know, to Understand, to Plan, to Action and to Reflection. With these stages, the training and mentoring carried out can be in accordance with what is needed by the community and be able to optimize the potential of existing resources in the village. The results of the training are environmental art products in the form of monumental art models for tourist attractions and ornamental products from natural materials as decorative objects or other functional objects that are able to be a solution for improving the welfare of rural communities as well as being a learning medium to increase public awareness of the environment.
Ruang Adat di Kampung Dukuh Dalam sebagai Bentuk Kehidupan Spiritual Nani Sriwardani; Reiza D Dienaputra; Susi Machdalena; N Kartika
Mudra Jurnal Seni Budaya Vol 35 No 3 (2020): September
Publisher : Institut Seni Indonesia Denpasar

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.31091/mudra.v35i3.1127

Abstract

Masyarakat Adat Sunda tersebar di daerah di Jawa Barat, beberapa kampung bersifat tertutup dengan mempertahankan adat istiadat kebiasaan secara turun termurun dan sebagian juga ada yang mengalami penyesuain pada nilai-nilai kebudayaannya. Kampung Dukuh yang terletak di Desa Cijambe, Kecamatan Cikelet, Kabupaten Garut, merupakan salah satu kampung yang memiliki keduanya. Kampung tersebut memberi batas antara “dalam” dan “luar”. Pemisahan “dalam” dan “luar” ini memiliki perbedaan dalam menciptakan kesakralan ruang dan kondisi manusia yang ada di lingkungan tersebut. Penelitian ini bertujuan memberikan gambaran nilai kehidupan spiritual yang hadir melalui batas ruang lingkup suatu kampung adat. Metode yang digunakan adalah dengan pendekatan deskriptif kualitatif, dengan mengutamakan berbagai data literatur serta survei dilapangan. Hasilnya ditemukan bahwa terdapat batas wilayah atau ruang yang membatasi antara Dukuh Dalam dan Dukuh Luar. Kampung Dukuh mengedepankan akhlaq dalam sistem kehidupannya dan di Kampung Dukuh Dalam aturan tawadhu, sederhana, dan harmonis dijalankan sepernuhnya sampai kepada gaya hidup dan lingkungannya. Pegangan hidup masyarakat Kampung Dukuh Dalam berpedoman pada ajaran agama Islam yang berlandaskan Al Quran dan Hadist. Hasil dan kajian ini diharapkan dapat menjadi wawasan pengetahuan perihal Kampung Dukuh Dalam dan wilayah serta ruang yang menaunginya.