Claim Missing Document
Check
Articles

Found 3 Documents
Search

Diatomae Chaetoceros ceratosporum dalam Formula Pakan Meningkatkan Respon Imun Seluler Udang Windu (Penaeus monodon Fab.) Arning Wilujeng Ekawati; Happy Nursyam; Edi Widjayanto; Marsoedi Marsoedi
The Journal of Experimental Life Science Vol. 2 No. 1 (2012)
Publisher : Postgraduate School, Universitas Brawijaya

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | Full PDF (1049.923 KB) | DOI: 10.21776/ub.jels.2012.002.01.04

Abstract

Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui pengaruh dan dosis yang terbaik pada pemanfaatan diatomae Chaetoceros ceratosporum dalam formula pakan terhadap peningkatan respon imun seluler udang windu (Penaeus monodon Fab.). Penelitian ini menggunakan Rancangan Acak Lengkap (RAL) dengan 4 perlakuan dan 3 ulangan. Sebagai perlakuan adalah pemanfaatan Chaetoceros ceratosporum dalam formula pakan iso protein 39,02% dan iso energy 3,58 kkal g pakan dengan dosis yang berbeda yaitu: A (0%), B (3,04%), C (6,08%) dan D (9,12%). Parameter yang diamati adalah total hemosit, total diferensial hemosit (hyaline, semi granular dan granular), dan aktivitas vibriocidal. Berdasarkan hasil penelitian menunjukkan bahwa pemanfaatan diatomae Chaetoceros ceratosporum dalam formula pakan dapat meningkatkan respon imun seluler, dan dosis terbaik berkisar 5,15% - 6,51%. Kata kunci: Chaetoceros ceratosporum, respon imun seluler, udang windu (Penaeus monodon Fab.)
STRATEGI PENGEMBANGAN BUDIDAYA LELE DUMBO Clarias sp. MELALUI PROGRAM PENGEMBANGAN USAHA MINA PEDESAAN PERIKANAN BUDIDAYA DI KABUPATEN BULELENG (Aquaculture Development of Catfish Clarias sp. through Fisheries Business Development in Village on Fish Aquac I Ketut Wija Negara; Marsoedi Marsoedi; Edi Susilo
Jurnal Manusia dan Lingkungan Vol 22, No 3 (2015): November
Publisher : Pusat Studi Lingkungan Hidup Universitas Gadjah Mada

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.22146/jml.18763

Abstract

ABSTRAKPermintaan produksi lele dumbo yang tinggi di Provinsi Bali belum mampu dimaksimalkan peluangnya oleh para Kelompok Pembudidaya Ikan (Pokdakan) penerima bantuan langsung masyarakat melalui program Pengembangan Usaha Mina Pedesaan Perikanan Budidaya (PUMP PB) tahun 2011 – 2013 di Kabupaten Buleleng. Faktornya adalah jumlah penyuluh perikanan yang mendampingi pelaksanaan kegiatan tersebut, kemampuan Pokdakan pada bidang budidaya, terbatasnya informasi teknik budidaya, kontinunitas ketersediaan benih yang berkualitas di Kabupaten Buleleng. Hasil evaluasi dan tidakan melalui Participatory Action Research (PAR) adalah memanfaatkan faktor lingkungan eksternal melalui pemanfaatan aliran irigasi subak untuk budidaya pembesaran lele dumbo, pemberian pellet fermentasi mendapatkan perbandingan Feed Convertion Ratio (FCR) 0,997 : 1,0. Hasil matrik IFAS dan EFAS, dari penelitian ini didapatkan jumlah x = 0,296 dan y = 0,058 yang menunjukan strategi progresif yang menandakan sebuah organisasi yang kuat dan berpeluang. Salah satu strategi yang dapat dilakukan adalah dengan memanfaatkan lingkungan perairan dari aliran irigasi untuk kegiatan usaha budidaya pembesaran lele dumbo di Kabupaten Buleleng sehingga dapat memenuhi tingginya permintaan lele dumbo di Provinsi Bali. ABSTRACTThe high demand of catfish production in Bali province has not been able to be made use by local fish cultivation groups (Pokdakan) which are recipients of Fisheries Business Development in Village on Fish Aquaculture Program (PUMP PB) 2011 – 2013 Buleleng regency. The contributing factors are the number of the attending fishery counselors in the program implementation, the ability of Pokdakans on aquacultural field, the limited information on aquaculture techniques and the continuity of high quality seed availability in Buleleng regency. Evaluation and treatment result of Participatory Action Research (PAR) is that subak irrigation system can be used for the catfish rearing aquaculture, fermented feed utilization showed Feed Conversion Ratio (FCR) 0.997 : 1.0. Based on IFAS and EFAS matrices analysis, achieved x value = 0.296 and y = 0.058 showed progressive strategy which means a strong and opportune organization. One strategy is utilization of subak irrigation system for catfish rearing aquaculture in Buleleng regency to meet the high demand of the catfish in Bali province.
IDENTIFIKASI KESESUAIAN LAHAN BUDIDAYA TERIPANG PASIR (Holothuria scabra) BERDASARKAN PARAMETER KIMIA MENGGUNAKAN SISTEM INFORMASI GEOGRAFIS DI PERAIRAN LOMBOK BARAT Marsoedi Marsoedi; Guntur Guntur; Laily Fitriani Mulyani
Jurnal Perikanan Unram Vol 10 No 1 (2020): JURNAL PERIKANAN
Publisher : Universitas Mataram

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.29303/jp.v10i1.198

Abstract

Teripang merupakan kelompok hewan invertebrata dari filum Echinodermata kelas Holothurioidea. Teripang termasuk komponen penting dalam rantai makanan karena peranannya sebagai pemakan endapan (deposit feeder) dan pemakan materi tersuspensi (suspension feeder). Oleh karena itu diperlukan informasi yang memadai yang bisa dipakai untuk pengelolaan teripang secara berkelanjutan. Salah satu metode yang digunakan adalah dengan menggunakan sistem informasi geografis (SIG). Metode ini dapat digunakan untuk memudahkan dalam mengetahui lokasi penyebarannya, sehingga pengembangan dalam kegiatan budidaya teripang pasir (Holothuria scabra) dapat tercapai dengan optimal. Tujuan penelitian ini adalah menganalisis kesesuaian kawasan budidaya teripang menggunakan Aplikasi SIG yang disajikan dalam bentuk peta kesesuaian kawasan budidaya teripang pasir (H. scabra) di Perairan Lombok Barat. Penelitian ini dilaksanakan pada tanggal 17 Oktober 2016 – 27 November 2016 di Gili Asahan, Gili Layar dan Gili Gede Kecamatan Sekotong Barat Kabupaten Sekotong Barat Pulau Lombok Provinsi Nusa Tenggara Barat. Pengumpulan data dilakukan dengan metode survei, berupa data primer dan sekunder yang berkaitan langsung dengan hidup teripang. Berdasarkan parameter kimia hasil penelitian di Perairan Lombok Barat adalah: pH 6,82 – 7,50, salinitas 32 – 34 ppt dan DO 6,19 – 6,52 mg/L, lokasi kesesuaian lahan untuk kategori sangat sesuai terdapat di Gili Gede, kategori sesuai di Gili Asahan dan kategori tidak sesuai di Gili Layar.