Claim Missing Document
Check
Articles

Found 8 Documents
Search

KOMPOSISI PENYUSUN TERUMBU KARANG TEPI (FRINGING REEF) DI PULAU MANDANGIN KABUPATEN SAMPANG, MADURA The Composition of Fringing Reef Formation in Pulau Mandangin, Sampang Province, Madura Guntur Guntur; Samsul Arifin; Oktiyas Muzaky Luthfi
Saintek Perikanan : Indonesian Journal of Fisheries Science and Technology Vol 11, No 2 (2016): SAINTEK PERIKANAN
Publisher : Fakultas Perikanan dan Ilmu Kelautan, Universitas Diponegoro

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | Full PDF (238.047 KB) | DOI: 10.14710/ijfst.11.2.94-98

Abstract

 Terumbu karang tepi di Pulau Mandangin tersusun substrat biotik dan abiotik dengan kedalaman tidak lebih dari 40 m. Pulau Mandangin adalah pulau kecil yang memiliki komposisi substrat dasar seperti terumbu karang dan perairannya yaitu zona leeward dan zona windward. Zona leeward adalah sisi yang membelakangi arah datangnya angin, sedangkan zona windward adalah sisi yang menghadap arah datangnya angin. Tujuan dari penelitian ini adalah untuk mengetahui komposisi penyusun terumbu karang tepi (fringing reef) dan mengetahui perbedaan komposisi penyusun terumbu karang tepi (fringing reef) antara zona leeward dan zona windward di Pulau Mandangin. Metode yang digunakan adalah Line Intercept Transect (LIT) secara vertikal, LIT dimulai dari surut terendah sampai daerah reef slope dan dilakukan pencatatan semua jenis substrat yang dibawah garis transek. Hasil penelitian menunjukkan zona fringing reef yang mengelilingi Pulau Mandangin tersusun atas substrat rubble, sand, alga, rock, dead coral, dead coral with algae, sponge, coral massive dan coral submassive. Zona leeward lebih bervariasi dari zona windward dalam susunan fringing reef. Hal ini karena angin yang terjadi di zona windward lebih besar dari zona leeward, sehingga substrat di zona windward hanya rubble dan sand.  Fringing reef in Mandangin Island comprises of biotic and abiotic substrates in depth not more than 40 m. Mandangin Island is a small island with base substrate composition mostly involving coral reef. The waters include leeward and windward zones. Leeward zone is paralleling with wind incoming direction, whereas windward zone is facing on wind incoming direction. The objective of research is to understand the composition that constitutes fringing reef and to recognize different constitutive composition of fringing reef at leeward zone and windward zone in Mandangin Island. Method of research is Line Intercept Transect (LIT) that is applied vertically. LIT starts from the lowest ebb toward the reef slope zone, and it involves registering all substrate types below transect line. Result of research indicates that fringing zone surrounding Mandangin Island consists of various substrates such as rubble, sand, alga, rock, dead coral, dead coral with algae, sponge, coral massive and coral sub-massive. Leeward zone is more diversified in fringing reef composition than windward zone. It is evident because wind occurrence at windward zone is higher than at leeward zone, and thus, substrates at windward zone include only rubble and sand. 
Karakter Morfologi Fungiasp. Di Pulau Mamburit,Kabupaten Sumenep, Jawa Timur, Indonesia Sawiya Sawiya; Diana Arfiati; Guntur Guntur; Heri Ariadi; Abdul Wafi
Samakia : Jurnal Ilmu Perikanan Vol 12 No 2 (2021): Samakia: Jurnal Ilmu Perikanan
Publisher : Faculty of Science and Technology University Ibrahimy

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | Full PDF (178.428 KB) | DOI: 10.35316/jsapi.v12i2.1148

Abstract

Fungia sp. merupakan genus dari famili Fungiidae yang sebagian besar terumbu karang soliter, melekat dan hidup bebas, serta dapat berpindah ke tempat lain. Tujuan penelitian ini adalah menganalisis karakter morfologi jamur Fungia sp. yang ditemukan di Pulau Mamburit, Kabupaten Sumenep, Jawa Timur, Indonesia. Metode survei diperoleh dalam penelitian ini dengan cara random sampling. Jumlah sampel dilakukan dua spesies berbeda dengan dua kali pengulangan di setiap stasiun. Stasiun yang dipilih dalam penelitian ini adalah Leeward I, Leeward II, Windward I, Windward II. Data dianalisis secara deskriptif. Berdasarkan pengulangan, terumbu karang yang dipilih memiliki kemiripan yang besar dengan karakteristik morfologi di semua stasiun pengambilan sampel. Jamur Fungia (karang kelompok "a") dan Fungia scutaria (karang kelompok "b") adalah jenis spesiesFungia sp. yang diperoleh dari hasil analisis prediksi morfologi karang.
Analisis Kandungan Logam Berat Hg dan Cu Terlarut di Perairan Pesisir Wonorejo, Pantai Timur Surabaya Syarifah Hikmah Julinda Sari; Jessica Feibe Ambar Kirana; Guntur Guntur
Jurnal Pendidikan Geografi: Kajian, Teori, dan Praktek dalam Bidang Pendidikan dan Ilmu Geografi Vol 22, No 1 (2017)
Publisher : Universitas Negeri Malang

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | Full PDF (320.015 KB) | DOI: 10.17977/jpg.v22i1.375

Abstract

Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui kandungan logam berat Hg dan Cu terlarut di badan air Perairan Pesisir Wonorejo, Pantai Timur Surabaya serta menganalisis faktor lingkungan yang mempengaruhinya. Penelitan dilaksanakan pada bulan April 2015 dengan menetapkan tiga titik pengambilan sampel air. Pada setiap titik sampel air diambil pada bagian permukaan, tengah dan dekat dasar perairan. Parameter yang diukur meliputi logam berat terlarut Hg dan Cu, TSS, suhu, salinitas, pH, DO, dan turbiditas. Data dianalisis secara deskriptif dan statistik (Analisis Komponen Utama dan Korelasi Pearson). Konsentrasi Hg dan Cu pada badan air  Perairan Pesisir Wonorejo telah melebihi baku mutu yang ditetapkan,  namun konsentrasi parameter lingkungan TSS, suhu, salinitas, pH dan DO masih tergolong baik. Konsentrasi Cu2+ terlarut cenderung semakin menurun seiring dengan pertambahan kedalaman dan kembali meningkat di dasar kolom air sedangkan konsentrasi Hg2+ terlarut semakin meningkat seiring dengan pertambahan kedalaman. Salinitas merupakan faktor lingkungan yang berkontribusi menentukan keberadaan logam berat terlarut Hg dan Cu.DOI: http://dx.doi.org/10.17977/um017v22i12017p001
Analisis Kualitas Garam Hasil Produksi Prisma Rumah Kaca di Desa Sedayu Lawas, Kabupaten Lamongan, Jawa Timur Andi Kurniawan; Farikh Assafri; M. Aris Munandar; Abdul Aziz Jaziri; Asep Awaludin Prihanto; Guntur Guntur
Jurnal Kelautan Nasional Vol 14, No 2 (2019): AGUSTUS
Publisher : Pusat Riset Kelautan

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | Full PDF (490.49 KB) | DOI: 10.15578/jkn.v14i2.7073

Abstract

Desa Sedayu Lawas merupakan salah satu sentra produksi garam di Lamongan. Potensi tambak garam di desa ini cukup besar hanya saja produksi garam yang ada sebagian besar masih sangat tergantung kondisi cuaca. Salah satu inovasi dalam memproduksi garam rakyat untuk mengatasi masalah cuaca tersebut adalah dengan menggunakan teknologi Prisma Rumah Kaca.  Inovasi ini memanfaatkan rumah kaca dan plastik geomembran dalam proses kristalisasi garam. Tujuan dari penelitian ini adalah untuk menganalisis kualitas garam dari hasil produksi metode Prisma Rumah Kaca di desa Sedayu Lawas. Parameter yang diukur dalam penelitian ini adalah suhu, salinitas, kandungan Mg, kandungan Ca, kandungan NaCl dan kadar air. Hasil penelitian ini menunjukkan kalau kadar salinitas air pada kolam penampungan air muda adalah 23-24 ppt dan pada kolam penampungan air tua adalah 34-42 ppt. Nilai rata-rata NaCl, Mg dan Ca pada air muda secara berturut-turut adalah 115.000 mg/L, 313,6 mg/L dan 202,3 mg/L. Hasil pengujian air tua menunjukkan nilai rata-rata NaCl, Mg dan Ca secara berturut-turut adalah 129.333,3 mg/L, 313,6 mg/L dan 214,3 mg/L. Hasil uji kualitas garam menunjukkan kadar NaCl atas dasar berat basah (adbb) sebesar 87,56%, kadar Mg sebesar 2,15%, kadar Ca sebesar 3,45% dan kadar air sebesar 5,86%. Hasil penelitian ini mengindikasikan kalau kualitas garam yang dihasilkan melalui metode Prisma Rumah Kaca di desa Sedayu Lawas termasuk dalam kategori Kualitas K1 berdasarkan SNI 4435:2017.
Analisis kualitas perairan berdasarkan metode indeks pencemaran di Pesisir Timur Kota Surabaya Guntur Guntur; Adi Tiya Yanuar; Syarifah H. J. Sari; Andi Kurniawan
Depik Vol 6, No 1 (2017): April 2017
Publisher : Faculty of Marine and Fisheries, Universitas Syiah Kuala

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | Full PDF (691.796 KB) | DOI: 10.13170/depik.6.1.5709

Abstract

Pollution has become the serious problem in aquatic ecosystems in Indonesia including east part of the coastal area of Surabaya City. One of the methods that can be used to analyze water quality in the coastal area is pollution index method. The method can provide information related to existing water quality in respect of utilization plan. The purpose of this study is to analyze the water quality in the coastal area in East part of Surabaya City based on the physical and chemical parameters, and then, analyze the data using pollution index method. The sampling points of this study are 10 areas in the coastal area in East Part of Surabaya City. The result of this study showed that the water parameters in the sampling points are described as follows: salinity (23.2 ± 7.33‰), pH (7.156 ± 0.356), dissolved oxygen (9.46 ± 3.364 mg/L), temperature (29 ± 1.4 °C), total suspended solid (91.9 ± 109.3 mg/L), fisibility  (25.15 ± 8.9 cm), ammonia (1.3 ± 1.1 mg/L), nitrate (0.095 ± 0.14 mg/L) dan biological oxygen demand (3.738 ± 0.956 mg/L). This study indicated that the value of pollution index in East Part of Surabaya City coastal area is 4.6 that indicated the areas are slightly polluted.Pencemaran merupakan sebuah permasalahan bagi sebagian besar wilayah perairan di Indonesia termasuk wilayah perairan di pesisir timur kota Surabaya. Salah satu cara untuk menganalisis kualitas perairan di wilayah pesisir adalah dengan menggunakan metode Indeks Pencemaran. Metode ini dapat memberikan informasi mengenai kondisi perairan sesuai peruntukannya. Tujuan dari penelitian adalah menganalisis kondisi perairan Pesisir Timur Kota Surabaya berdasarkan parameter fisika dan kimia serta menganalisa nilai indeks pencemaran Perairan Pesisir Timur Kota Surabaya. Penelitian ini dilakukan dengan mengambil sampel di 10 titik di Perairan Pesisir Timur Kota Surabaya. Hasil dari penelitian ini menunjukkan nilai rata-rata parameter fisika dan kimia adalah sebagaimana berikut: salinitas 23,2 ± 7,33‰, derajat keasaman (pH) 7,156 ± 0,356, dissolved oxygen 9,46 ± 3,364 mg/L, suhu 29 ± 1,4 °C, total padatan tersuspensi 91,9 ± 109,3 mg/L, kecerahan 25,15 ±8,9 cm, amoniak 1,3 ± 1,1 mg/L, nitrat 0,095 ± 0,14 mg/L dan Biological Oxygen Demand 3,738 ± 0,956 mg/L. Penelitian ini menunjukkan kalau nilai indeks pencemaran di Perairan Pesisir Timur Kota Surabaya adalah 4,6 yang mengindikasikan perairan ini dalam kondisi tercemar ringan
Analisis kualitas perairan berdasarkan metode indeks pencemaran di Pesisir Timur Kota Surabaya Guntur Guntur; Adi Tiya Yanuar; Syarifah H. J. Sari; Andi Kurniawan
Depik Vol 6, No 1 (2017): April 2017
Publisher : Faculty of Marine and Fisheries, Universitas Syiah Kuala

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.13170/depik.6.1.5709

Abstract

Pollution has become the serious problem in aquatic ecosystems in Indonesia including east part of the coastal area of Surabaya City. One of the methods that can be used to analyze water quality in the coastal area is pollution index method. The method can provide information related to existing water quality in respect of utilization plan. The purpose of this study is to analyze the water quality in the coastal area in East part of Surabaya City based on the physical and chemical parameters, and then, analyze the data using pollution index method. The sampling points of this study are 10 areas in the coastal area in East Part of Surabaya City. The result of this study showed that the water parameters in the sampling points are described as follows: salinity (23.2 ± 7.33‰), pH (7.156 ± 0.356), dissolved oxygen (9.46 ± 3.364 mg/L), temperature (29 ± 1.4 °C), total suspended solid (91.9 ± 109.3 mg/L), fisibility  (25.15 ± 8.9 cm), ammonia (1.3 ± 1.1 mg/L), nitrate (0.095 ± 0.14 mg/L) dan biological oxygen demand (3.738 ± 0.956 mg/L). This study indicated that the value of pollution index in East Part of Surabaya City coastal area is 4.6 that indicated the areas are slightly polluted.Pencemaran merupakan sebuah permasalahan bagi sebagian besar wilayah perairan di Indonesia termasuk wilayah perairan di pesisir timur kota Surabaya. Salah satu cara untuk menganalisis kualitas perairan di wilayah pesisir adalah dengan menggunakan metode Indeks Pencemaran. Metode ini dapat memberikan informasi mengenai kondisi perairan sesuai peruntukannya. Tujuan dari penelitian adalah menganalisis kondisi perairan Pesisir Timur Kota Surabaya berdasarkan parameter fisika dan kimia serta menganalisa nilai indeks pencemaran Perairan Pesisir Timur Kota Surabaya. Penelitian ini dilakukan dengan mengambil sampel di 10 titik di Perairan Pesisir Timur Kota Surabaya. Hasil dari penelitian ini menunjukkan nilai rata-rata parameter fisika dan kimia adalah sebagaimana berikut: salinitas 23,2 ± 7,33‰, derajat keasaman (pH) 7,156 ± 0,356, dissolved oxygen 9,46 ± 3,364 mg/L, suhu 29 ± 1,4 °C, total padatan tersuspensi 91,9 ± 109,3 mg/L, kecerahan 25,15 ±8,9 cm, amoniak 1,3 ± 1,1 mg/L, nitrat 0,095 ± 0,14 mg/L dan Biological Oxygen Demand 3,738 ± 0,956 mg/L. Penelitian ini menunjukkan kalau nilai indeks pencemaran di Perairan Pesisir Timur Kota Surabaya adalah 4,6 yang mengindikasikan perairan ini dalam kondisi tercemar ringan
Analisis kualitas perairan berdasarkan metode indeks pencemaran di Pesisir Timur Kota Surabaya Guntur Guntur; Adi Tiya Yanuar; Syarifah H. J. Sari; Andi Kurniawan
Depik Vol 6, No 1 (2017): April 2017
Publisher : Faculty of Marine and Fisheries, Universitas Syiah Kuala

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.13170/depik.6.1.5709

Abstract

Pollution has become the serious problem in aquatic ecosystems in Indonesia including east part of the coastal area of Surabaya City. One of the methods that can be used to analyze water quality in the coastal area is pollution index method. The method can provide information related to existing water quality in respect of utilization plan. The purpose of this study is to analyze the water quality in the coastal area in East part of Surabaya City based on the physical and chemical parameters, and then, analyze the data using pollution index method. The sampling points of this study are 10 areas in the coastal area in East Part of Surabaya City. The result of this study showed that the water parameters in the sampling points are described as follows: salinity (23.2 ± 7.33‰), pH (7.156 ± 0.356), dissolved oxygen (9.46 ± 3.364 mg/L), temperature (29 ± 1.4 °C), total suspended solid (91.9 ± 109.3 mg/L), fisibility  (25.15 ± 8.9 cm), ammonia (1.3 ± 1.1 mg/L), nitrate (0.095 ± 0.14 mg/L) dan biological oxygen demand (3.738 ± 0.956 mg/L). This study indicated that the value of pollution index in East Part of Surabaya City coastal area is 4.6 that indicated the areas are slightly polluted.Pencemaran merupakan sebuah permasalahan bagi sebagian besar wilayah perairan di Indonesia termasuk wilayah perairan di pesisir timur kota Surabaya. Salah satu cara untuk menganalisis kualitas perairan di wilayah pesisir adalah dengan menggunakan metode Indeks Pencemaran. Metode ini dapat memberikan informasi mengenai kondisi perairan sesuai peruntukannya. Tujuan dari penelitian adalah menganalisis kondisi perairan Pesisir Timur Kota Surabaya berdasarkan parameter fisika dan kimia serta menganalisa nilai indeks pencemaran Perairan Pesisir Timur Kota Surabaya. Penelitian ini dilakukan dengan mengambil sampel di 10 titik di Perairan Pesisir Timur Kota Surabaya. Hasil dari penelitian ini menunjukkan nilai rata-rata parameter fisika dan kimia adalah sebagaimana berikut: salinitas 23,2 ± 7,33‰, derajat keasaman (pH) 7,156 ± 0,356, dissolved oxygen 9,46 ± 3,364 mg/L, suhu 29 ± 1,4 °C, total padatan tersuspensi 91,9 ± 109,3 mg/L, kecerahan 25,15 ±8,9 cm, amoniak 1,3 ± 1,1 mg/L, nitrat 0,095 ± 0,14 mg/L dan Biological Oxygen Demand 3,738 ± 0,956 mg/L. Penelitian ini menunjukkan kalau nilai indeks pencemaran di Perairan Pesisir Timur Kota Surabaya adalah 4,6 yang mengindikasikan perairan ini dalam kondisi tercemar ringan
IDENTIFIKASI KESESUAIAN LAHAN BUDIDAYA TERIPANG PASIR (Holothuria scabra) BERDASARKAN PARAMETER KIMIA MENGGUNAKAN SISTEM INFORMASI GEOGRAFIS DI PERAIRAN LOMBOK BARAT Marsoedi Marsoedi; Guntur Guntur; Laily Fitriani Mulyani
Jurnal Perikanan Unram Vol 10 No 1 (2020): JURNAL PERIKANAN
Publisher : Universitas Mataram

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.29303/jp.v10i1.198

Abstract

Teripang merupakan kelompok hewan invertebrata dari filum Echinodermata kelas Holothurioidea. Teripang termasuk komponen penting dalam rantai makanan karena peranannya sebagai pemakan endapan (deposit feeder) dan pemakan materi tersuspensi (suspension feeder). Oleh karena itu diperlukan informasi yang memadai yang bisa dipakai untuk pengelolaan teripang secara berkelanjutan. Salah satu metode yang digunakan adalah dengan menggunakan sistem informasi geografis (SIG). Metode ini dapat digunakan untuk memudahkan dalam mengetahui lokasi penyebarannya, sehingga pengembangan dalam kegiatan budidaya teripang pasir (Holothuria scabra) dapat tercapai dengan optimal. Tujuan penelitian ini adalah menganalisis kesesuaian kawasan budidaya teripang menggunakan Aplikasi SIG yang disajikan dalam bentuk peta kesesuaian kawasan budidaya teripang pasir (H. scabra) di Perairan Lombok Barat. Penelitian ini dilaksanakan pada tanggal 17 Oktober 2016 – 27 November 2016 di Gili Asahan, Gili Layar dan Gili Gede Kecamatan Sekotong Barat Kabupaten Sekotong Barat Pulau Lombok Provinsi Nusa Tenggara Barat. Pengumpulan data dilakukan dengan metode survei, berupa data primer dan sekunder yang berkaitan langsung dengan hidup teripang. Berdasarkan parameter kimia hasil penelitian di Perairan Lombok Barat adalah: pH 6,82 – 7,50, salinitas 32 – 34 ppt dan DO 6,19 – 6,52 mg/L, lokasi kesesuaian lahan untuk kategori sangat sesuai terdapat di Gili Gede, kategori sesuai di Gili Asahan dan kategori tidak sesuai di Gili Layar.