Claim Missing Document
Check
Articles

Found 2 Documents
Search

PEMBUATAN DAN PEMASANGAN LAMPU BIOPORI PADA DESA KENTENG, BANDUNGAN Elfira Nureza Ardina; Erlinasari Erlinasari; Roni Kartika Pramuyanti
JURNAL PENGABDIAN MASYARAKAT IRON Vol 4, No 1 (2021)
Publisher : Politeknik Negeri Ambon

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.31959/jpmi.v4i1.981

Abstract

Di era teknologi yang semakin maju ini banyak sekali perangkat teknologi yang menggunakan tenaga listrik. Tenaga listrik menjadi bahan pembangkit utama untuk membangkitkan teknologi yang ada di dunia. Teknologi yang selalu membutuhkan tenaga listrik adalah lampu. Lampu digunakan untuk sebuah penerangan dalam kehidupan sehari-hari. Penerangan lampu seperti penerangan rumah dan taman. Di beberapa daerah di Jawa Tengah lampu dimanfaatkan untuk penghangat tanaman bunga. Salah satu daerah tersebut adalah Kabupaten Semarang, tepatnya di desa Kenteng, Kecamatan Bandungan. Para warga desa Kenteng ini sebagian besar dari mereka adalah petani bunga. Mereka membutuhkan penerangan lampu sebagai penerangan dan penghangat untuk tanaman bunga, akan tetapi untuk pembiayaan listrik mereka menjadi lebih besar karena kebutuhan listrik untuk tanaman bunga. Dari hal tersebut kebutuhan lampu dengan menggunakan tenaga listrik dapat digantikan dengan bahan pembangkit lubang biopori. Lubang biopori merupakan lubang resapan yang dapat digunakan sebagai bahan pembangkit listrik. Lubang biopori ini bisa digunakan untuk lampu biopori. Lampu biopori ini menjadi salah satu solusi untuk para warga desa Kenteng yang membutuhkan lampu sebagai penerangan dan penghangat tanaman bunga. Dengan lampu biopori ini warga dapat memanfaatkan hasil resapan air yang masuk ke lubang biopori pada lampu biopori. Lampu biopori ini tidak membutuhkan tenaga listrik, selain itu lampu biopori ini juga ramah lingkungan.
Multimedia Transmission Technique for Smart Ambulance with multi-carrier OFDM in a V2V and V2I Channel model using Software Defined Radio Technology Wahyu Pamungkas; Anggun Fitrian; Solichah Larasati; Ari Endang Jayati; Elfira Nureza Ardina; Jans Hendry
Journal of Applied Engineering and Technological Science (JAETS) Vol. 6 No. 1 (2024): Journal of Applied Engineering and Technological Science (JAETS)
Publisher : Yayasan Riset dan Pengembangan Intelektual (YRPI)

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.37385/jaets.v6i1.5030

Abstract

This research explores the implementation of a cutting-edge Software Defined Radio (SDR) framework to transmit multimedia files that can be assumed to be medical data in smart ambulances. The system utilizes multi-carrier Orthogonal Frequency-Division Multiplexing (OFDM) across V2V and V2I channels. The research is based on the notion that adaptive real-time communication is essential for the uninterrupted supply of key patient data to medical facilities and vehicles in transit, in order to address the problems posed by high mobility and dynamic environmental conditions. A comprehensive SDR system has been constructed and assessed in comparison to conventional communication mechanisms, demonstrating notable advancements in data accuracy and uninterrupted transmission. Our system successfully established stable connections in V2I channels, even in the presence of environmental obstacles. It maintained average power levels of approximately 32.074 dBm and a Peak-to-Average Power Ratio (PAPR) of 1.037 dB. These results indicate a constant signal envelope that promotes optimal signal transmission with excellent fidelity. In V2V scenarios, we successfully maintained data integrity with a low Peak-to-Average Power Ratio (PAPR) of 3.316 dB, even while vehicles were moving at a speed of 20 km/h. Additionally, we secured a high likelihood (94.5%) that the signal power remained close to the average, showing the robustness of our system against Doppler effects and signal dispersion. Text transmissions experienced errors when subjected to a Doppler shift of 20 km/h, which impacted the decoding of the received text. Similarly, image transmissions revealed limitations in bandwidth, as a transmitted image of 3640 KB was received with a degraded 4 KB. This emphasizes the importance of implementing effective error handling and recovery mechanisms. The results illustrate the efficacy of the suggested system in maintaining a high Quality of Service (QoS), offering proof of the effectiveness of contemporary wireless communication technologies in improving emergency medical services and setting new standards in smart ambulance capabilities.