Claim Missing Document
Check
Articles

Found 35 Documents
Search

Proyeksi EXIT Chart untuk Memprioritaskan Data Komunikasi Manusia pada Jaringan Super Padat NI?AMAH, KHOIRUN; LARASATI, SOLICHAH
ELKOMIKA: Jurnal Teknik Energi Elektrik, Teknik Telekomunikasi, & Teknik Elektronika Vol 7, No 3 (2019): ELKOMIKA
Publisher : Institut Teknologi Nasional, Bandung

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.26760/elkomika.v7i3.508

Abstract

ABSTRAKPenelitian ini dilakukan untuk menguji jaringan masa depan dengan melibatkan ribuan mesin. Teknik Coded Random Access (CRA) akan dijadikan bagian penting pada teknologi komunikasi seluler generasi ke-5 (5G) tahun 2020 yang diprediksi data komunikasi manusia bercampur dengan mesin. CRA pada penelitian ini dipandang sebagai skema multiple access terbaru yang memanfaatkan coding (repetition dan MDS codes), penelitian ini berdasarkan repetition codes untuk mendesain sub-optimal degree distribution pada grup manusia dan mesin. Kinerja sistem dievaluasi menggunakan parameter proyeksi Extrinstric Information Transfer (EXIT) chart, throughput, dan packet-loss rate (PLR). Sub-optimal degree distribusi untuk grup manusia ((3,1),0.3, (8,1),0.7), grup mesin ((2,1),0.6, (4,1),0.4). Throughput grup manusia tanpa fading 0,775 paket/slot dengan fading 0,736 paket/slot dan grup mesin tanpa fading 0,669 paket/slot dengan fading 0,646 paket/slot. Kontribusi penelitian ini sangat signifikan karena data pada komunikasi manusia dapat diprioritaskan yang dilihat dari kinerja deteksi paket yang diterima tanpa error (throughput) pada grup manusia lebih tinggi dibanding mesin.Kata kunci: Repetition codes , EXIT Chart, Degree Distribusi, Manusia, Mesin. ABSTRACTThis research considers future super-dense networks. Coded Random Access (CRA) technique is ecxpected to be important in fifth generation (5G) celullar communication in 2020 predicted that human data communication are mixed with machines. CRA as a new multiple accesss sheme which exploiting coding (repetition and MDS codes), this research is based on repetition codes for design sub-optimal degree distribution for human and machines groups. The performance of prioritized are evaluated based on parameters, e.g., projection Extrinsic Information (EXIT) chart, throughput, and packet-loss rate (PLR). Sub optimal degree distribution human ((3,1),0.3, (8,1),0.7), machines ((2,1),0.6, (4,1),0.4). Throughput human without fading 0,775 packet/slot with fading 0,736 packet/slot and machine without fading 0,669 packet/slot with fading 0,646 packet/slot. The contribution of this research is significant because the data on human communication can be prioritized as seen from the performance of correctly received packets (throughput) in the human group is higger than machines.Keywords: Repetition Codes, EXIT Chart, Degree Distribution, Human, Machines.
Sub-Optimal Degree Distribution untuk Prioritas Komunikasi Manusia menggunakan Proyeksi EXIT Chart pada Jaringan Masa Depan LARASATI, SOLICHAH; NI?AMAH, KHOIRUN
ELKOMIKA: Jurnal Teknik Energi Elektrik, Teknik Telekomunikasi, & Teknik Elektronika Vol 7, No 3 (2019): ELKOMIKA
Publisher : Institut Teknologi Nasional, Bandung

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.26760/elkomika.v7i3.442

Abstract

ABSTRAKPada jaringan masa depan melibatkan komunikasi antara mesin dan manusia. Penelitian ini mengusulkan konsep coding dalam jaringan menggunakan Maximum Distance Separable (MDS) codes. Desain sub-optimal degree distribution untuk memprioritaskan manusia menggunakan proyeksi EXIT Chart. Pada penelitian ini dasar dari skema multiple akses untuk jaringan super-padat menggunakan Coded Random Access (CRA). Usulan model jaringan menggunakan Binary Erasure Channel (BEC). Evaluasi performansi untuk grup manusia dan mesin diukur berdasarkan throughput dan packet-loss-rate dan hasilnya juga dibuktikan menggunakan frequency-flat Rayleigh fading. Sub-optimal degree distribusi yang diusulkan untuk manusia ((8,2),1) dan untuk mesin ((3.2),0.2),((4,2),0.8)), dengan hasil throughput sebelum fading untuk manusia 0.35 paket/slot dan throughput mesin 0.32 paket/slot, sedangkan setelah fading throughput manusia 0.34 paket/slot dan throughput mesin 0.22 paket/slot.Kata kunci: MDS codes, CRA, human, machines, EXIT chart ABSTRACTFuture wireless network involving machines and human communications.This research proposed new concept of network coding based on Maximum Distance Separable (MDS) codes. Designed optimally sub-optimal degree distribution for prioritizing human using projected EXIT chart. This research fundamental multiple access scheme for wireless super-dense network using Coded Random Access (CRA). In this research, proposed scheme under Binary Erasure Channel (BEC) to model a network. We evaluate the performance for human and machines group in terms of throughput and packet-loss-rate, and the result are then verified using frequency-flat Rayleigh fading. We have proposed sub-optimal degree distributions for human ((8,2),1) and for machines ((3.2),0.2),((4,2),0.8)), the resulting throughput for human 0.35 packet/slot and throughput for machines 0.32 packet/slot under fading and without fading throughput for human 0.34 packet/slot than throughput for machines 0.22 packet/slot.Keywords: MDS codes, CRA, human, machines, EXIT chart
Analisa Pengaruh Interferensi Terhadap Availibility pada Jaringan Microwave dengan Passive Repeater Pradana, Zein Hanni; Ni’amah, Khoirun; Larasati, Solichah
Edu Elektrika Journal Vol 9 No 2 (2020): Edu Elektrika Journal
Publisher : Electrical Engineering, Universitas Negeri Semarang

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.15294/eej.v9i2.42823

Abstract

Penelitian ini melakukan perancangan dan simulasi pada jaringan microwave site Cibadak-Cipetir dengan jarak 11,42 Km, frekuensi yang digunakan 37 GHz dan menggunakan passive repeater back-to-back dengan pengaruh interferensi. Perancangan jaringan microwave ini dilakukan menggunakan software simulasi Pathloss 5.0 dengan memasukkan data site berupa latitude, longitude dan elevasi, kemudian melakukan pengaturan pada antena, jenis radio akses, redaman hujan dan passive repeater back-to-back. Daerah pada site Cibadak-Cipetir merupakan daerah perbukitan, sehingga untuk mendukung agar site Cibadak dan Cipetir dapat berkomunikasi, maka digunakan passive repeater back-to-back yang ditempatkan ditempat tertinggi antara kedua site tersebut. Parameter yang dianalisa pada performansi jaringan microwave link Cibadak-Cipetir ini adalah availibility berdasarkan standar ITU-T-G.821. Simulasi pada perancangan link Cibadak-Ciipetir yang telah dilakukan tanpa menggunakan passive repeater didapatkan nilai availibility sebesar 98,57875%, setelah ditambahkan passive repeater back-to-back antena mengalami peningkatan nilai availibility menjadi 99,55955%. Interferensi terjadi karena menggunakan frekuensi yang sama pada dua antena pada site yang sama. Nilai availibility ini belum memenuhi standar ITU-T-G.821 dikarenakan adanya interferensi dan banyaknya multipath pada daerah site tersebut, untuk selanjutnya dapat dilakukan optimasi pada link jaringan microwave ini.
Analisa Pengaruh Interferensi Terhadap Availibility pada Jaringan Microwave dengan Passive Repeater Pradana, Zein Hanni; Ni’amah, Khoirun; Larasati, Solichah
Edu Elektrika Journal Vol 9 No 2 (2020): Edu Elektrika Journal
Publisher : Electrical Engineering, Universitas Negeri Semarang

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.15294/eej.v9i2.42823

Abstract

Penelitian ini melakukan perancangan dan simulasi pada jaringan microwave site Cibadak-Cipetir dengan jarak 11,42 Km, frekuensi yang digunakan 37 GHz dan menggunakan passive repeater back-to-back dengan pengaruh interferensi. Perancangan jaringan microwave ini dilakukan menggunakan software simulasi Pathloss 5.0 dengan memasukkan data site berupa latitude, longitude dan elevasi, kemudian melakukan pengaturan pada antena, jenis radio akses, redaman hujan dan passive repeater back-to-back. Daerah pada site Cibadak-Cipetir merupakan daerah perbukitan, sehingga untuk mendukung agar site Cibadak dan Cipetir dapat berkomunikasi, maka digunakan passive repeater back-to-back yang ditempatkan ditempat tertinggi antara kedua site tersebut. Parameter yang dianalisa pada performansi jaringan microwave link Cibadak-Cipetir ini adalah availibility berdasarkan standar ITU-T-G.821. Simulasi pada perancangan link Cibadak-Ciipetir yang telah dilakukan tanpa menggunakan passive repeater didapatkan nilai availibility sebesar 98,57875%, setelah ditambahkan passive repeater back-to-back antena mengalami peningkatan nilai availibility menjadi 99,55955%. Interferensi terjadi karena menggunakan frekuensi yang sama pada dua antena pada site yang sama. Nilai availibility ini belum memenuhi standar ITU-T-G.821 dikarenakan adanya interferensi dan banyaknya multipath pada daerah site tersebut, untuk selanjutnya dapat dilakukan optimasi pada link jaringan microwave ini.
Analisis Kualitas Jaringan Tembaga Terhadap Penerapan Teknologi Annex M Pada Perangkat MSAN Studi Kasus Di PT.Telkom Purwokerto Solichah Larasati; Wahyu Pamungkas; Eka Wahyudi
Semantik Vol 4, No 1 (2014): Semantik 2014
Publisher : Semantik

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | Full PDF (686.037 KB)

Abstract

Perkembangan teknologi telekomunikasi, khususnya jaringan kabel  semakin  lama semakin berkembang pesat. Ini  ditandai dengan berkembangnya  layanan yang ditawarkan  oleh operator yang  meliputi voice,  ADSL, Internet Protokol Television (IPTV), dan  wifi.  Berkembangnya layanan tersebut membawa dampak terhadap kenaikan kebutuhan bandwidth.  PT. Telkomsebagai salah satu operator telekomunikasi di Indonesia  melakukan upaya untuk memenuhi kebutuhan bandwidth yang semakin besar dengan melakukan moderinasi jaringan menggunakan perangkat Multi Service Access Node (MSAN).  Salah satu  jenis teknologi MSAN adalah Annex M.  Annex M adalah ADSL2+ yang mempunyai nilai upstream sampai 3 Mbps dan downstream sampai 24 Mbps.  Teknologi ini membutuhkan kualitas jaringan tembaga yang baik.  Penelitian ini menggunakan metode analisis dengan membandingkan dua variabel sebelum dan sesudah menggunakan Annex M dalam persen rasio. Variabel yang dibandingkan diantaranya adalah SNR, Attenuation dan Attainable Rate.  Berdasarkan perhitungan sampel sebelum dan sesudah menggunakan  Annex M maka didapatkan bahwa parameter Signal to Noise Ratio (SNR) mengalami perbaikan kualitas jaringan upstream sebesar 10,306% dan downstream sebesar 3,048%. Parameter Attenuation sebelum dan sesudah menggunakan Annex M mengalami perbaikan kualitas jaringan upstream sebesar 13,491% dan downstream sebesar 2,797%. Parameter Attainable Rate upstream sebelum dan sesudah menggunakan Annex M mengalami kenaikan sebesar 3,9106% dan Attainable Rate downstream sebelum dan sesudah menggunakan Annex M mengalami pen urunan sebesar 3%
Comparison of Hybrid Diversity and Space Diversity for Microwave Link Between Islands Mohammad Andri Kurnia; Eka Wahyudi; Solichah Larasati
CESS (Journal of Computer Engineering, System and Science) Vol 5, No 2 (2020): JULI 2020
Publisher : Universitas Negeri Medan

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | Full PDF (1955.479 KB) | DOI: 10.24114/cess.v5i2.18160

Abstract

The development of telecommunications technology today, so that some islands are still not affordable from telecommunications technology. The considerable distance between islands requires the efficiency and flexibility of the technology used. The microwave communication system is a technology that is widely implemented as a cellular network backhaul network because it has advantages in the simplicity of installation and can reach remote areas that are difficult to reach. But on the receiving side, the signal received not only comes from the LOS (Line of Sight) signal but the signal is also reflected by the surface of the Earth. The signal from some of these reflections is called multipath, the signal will cause interference that can cause fading or changes in the electromagnetic waves received. To overcome multipath fading that is too high, it is necessary to optimize antenna diversity using hybrid diversity and space diversity techniques. At maximum optimization of hybrid diversity with 135λ and 300 MHz, RSL -34.54 dBm is obtained, the fading margin is 33.70 dB, and availability is 99.99987%, the optimization is better than space diversity at maximum optimization with 135λ. Optimization of hybrid diversity has met ITU-R standards, with RSL values below -30 dBm and availability above 99.900% - 99.9966%, for the value of fading margins still do not meet the standards but can overcome multipath fading problems.
Optimasi Jaringan Microwave Site Cipetir-Cibadak Dengan Menggunakan Space Diversity Zein Hanni Pradana; Khoirun Ni'amah; Solichah Larasati
CESS (Journal of Computer Engineering, System and Science) Vol 6, No 2 (2021): Juli 2021
Publisher : Universitas Negeri Medan

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | Full PDF (617.584 KB) | DOI: 10.24114/cess.v6i2.21584

Abstract

Penelitian ini melakukan optimasi pada jaringan microwave site Cipetir-Cibadak dengan menggunakan space diversity dengan frekuensi kerja 32 GHz. Kondisi wilayah site Cipetir-Cibadak merupakan daerah perbukitan dengan jarak 11,42 Km, sehingga diperlukan penambahan antena diversity. Optimasi jaringan microwave ini dilakukan menggunakan software Pathloss 5.0 untuk melihat perbandingan sebelum dan sesudah menggunakan antena diversity. Parameter yang digunakan pada performansi optimasi jaringan microwave ini adalah availibility yang diperoleh berdasarkan simulasi menggunakan vigent barnet dan ITU-R. Nilai availibility yang diperoleh sebelum optimasi berdasarkan vigent barnet 99,86112% dan ITU 99,87924%, setelah pemasangan antena diversity pada jarak 100l, 125l, 150l, 175l dan 200l dan pada jarak 200l nilai availibility meningkat berdasarkan vigent barnet 99,91027% dan ITU-R 99,9118%. Penggunaan teknik space diversity ini dapat meningkatkan kehandalan sistem.
PERANCANGAN LINK RADIO MICROWAVE MENGGUNAKAN KONFIGURASI 4+0 Zein Hanni Pradana; Wulandari .; Solichah Larasati
Jurnal Elektro dan Telekomunikasi Terapan (e-Journal) Vol 7 No 1 (2020): JETT Juli 2020
Publisher : Direktorat Penelitian dan Pengabdian Masyarakat, Universitas Telkom

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.25124/jett.v7i1.2702

Abstract

Pengguna jaringan selular yang semakin hari semakin bertambah mengharuskan adanya perancangan link radio microwave yang lebih efisien. Hal ini bertujuan agar semua kebutuhan user dapat terpenuhi, tanpa harus memasang banyak perangkat antena dan spektrum frekuensi. Salah satu cara meningkatkan nilai availability pada antena microwave yaitu menggunakan konfigurasi 4+0. Konfigurasi ini menggunakan satu buah antena dengan satu frekuensi, akan tetapi terdapat empat channel frekuensi karena memiliki empat Outdoor Unit (ODU) dalam satu antena sehingga dapat meningkatkan nilai availability mencapai 99.99%, karena pada konfigurasi 1+0, nilai availability belum mencapai standar ITU-T G.821 class 450 km for 10 km hop, untuk itu perlu dilakukan perancangan dengan konfigurasi 4+0. Pada penelitian ini, akan dilakukan perancangan menggunakan software Pathloss 5 yaitu pada site Condet Gedong ke site Kp Rambutan menggunakan frekuensi 11 GHz dengan jarak 9.61 km. Berdasarkan hasil perancangan, didapatkan nilai Receive Signal Level (RSL) sebesar -50.11 dBm dan Rx Threshold Level sebesar -75 dBm. Sehingga dapat dinyatakan bagus karena nilai RSL ? RTH. Nilai availability dengan konfigurasi 1+0 didapatkan 99.98914%, nilai tersebut belum mencapai standar ITU-T G.821 class 450 km for 10 km hop karena memiliki standar 99.99%. Setelah menggunakan konfigurasi 4+0 didapatkan nilai availability sebesar 99.99006%, artinya nilai tersebut sudah mencapai standar.
Analysis Cost 231 MultiWall Model on 4G LTE FDD 1800 and 900 Mhz Femtocell Network Planning Alfin Hikmaturokhman; Solichah Larasati; Eka Setia Nugraha
JAICT Vol 1, No 1 (2016)
Publisher : Politeknik Negeri Semarang

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | Full PDF (2653.684 KB) | DOI: 10.32497/jaict.v1i1.424

Abstract

Indoor cellular network system is one solution to overcome weak signals transmited by eNodeB. Building with high cellular communication traffic levels , requiring indoor network system to maintain continuity of communication by all users. Therefore, it is necessary to plan an indoor network using Femtocell Access Point (FAP). This research is based on network design indoor propagation COST 231-Multiwall Model using the software Radiowave Propagation Simulator (RPS) and conducted at Telkom Office. The collection of data obtained is used to perform calculations on research variables include the calculation of capacity and coverage. The research showed the number of FAP for capacity and coverage is 3 FAP. The Coverage Results for scenario 2 is the best result compared with the other scenarios, with the following results, the frequency of 1800 MHz at Building 1 of -19.86 dBm, Building 2 at -21.34 dBm, and Building 3 at -28, 07 dBm. While the scenario 2 for the 900 MHz frequency in Building 1 at -13.38 dBm, Building 2 at -14.52 dBm, and building 3 of -20.39 dBm.
Analisis Pengaruh Modulasi Terhadap Bandwidth dan Power pada DVB-S2 Imam Muhammadi Pradono Budi; Solichah Larasati
Journal of Telecommunication, Electronics, and Control Engineering (JTECE) Vol 3 No 1 (2021): Journal of Telecommunication, Electronics, and Control Engineering (JTECE)
Publisher : LPPM Institut Teknologi Telkom Purwokerto

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.20895/jtece.v3i1.118

Abstract

Perkembangan sistem TV broadcast sudah menggunakan teknologi komunikasi satelit, salah satunya menggunakan teknologi direct to home (DTH). Standar TV digital yang digunakan dalam penelitian ini adalah DVB-S2 (Digital Video Broadcasting Satellite – Second Generation) menggunakan frekuensi Ku Band. Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui bagaimana kualitas link transmisi DVB-S2 berdasarkan pemakaian bandwidth dan power via satelit Measat 3B. Optimalisasi bandwidth dan power dilakukan dengan menggunakan teknik modulasi QPSK, 8PSK, dan 16QAM serta nilai forwad error coding (FEC). Agar mencapai kondisi optimal pada link transmisi DVB-S2 maka dilakukan perhitungan link budget pada masing – masing teknik modulasi dengan mempertimbangkan nilai FEC dan nilai BER sesuai dengan standar ITU dan standar penyiaran DVB-S2 (ETSI 302 307). Berdasarkan hasil penelitian modulasi yang layak digunakan pada DVB-S2 adalah modulasi 8PSK dengan 8/9 dikarenakan pada modulasi ini menghasilkan nilai bandwidth dan nilai C/N yang cukup besar serta nilai Eb/No dan BER yang sesuai dengan standart yang diharapkan. Hal ini ditunjukan dengan nilai bandwidth pada modulasi 8PSK 8/9 adalah menghasilkan nilai Eb/No 13,67753 dB dengan BER 8,75844-08, sehingga kualitas sinyal yang diterima sangat baik.