Claim Missing Document
Check
Articles

Found 4 Documents
Search

IDENTIFIKASI IKAN HASIL TANGKAPAN PADA ALAT TANGKAP SERO DI PESISIR KELURAHAN WAETUO DAN KELURAHAN PALLETTE, KABUPATEN BONE Agus Surachmat; Yasser Arafat; Ali Imran
Prosiding Seminar Nasional Kemaritiman dan Sumber Daya Pulau-Pulau Kecil Vol 2, No 1 (2017)
Publisher : Prosiding Seminar Nasional Kemaritiman dan Sumber Daya Pulau-Pulau Kecil

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | Full PDF (607.507 KB)

Abstract

Jumlah alat tangkap ikan di Kabupaten Bone meningkat seperti halnya dengan produksi perikanan dan armada penangkap ikan. Hal ini disebabkan karena sektor perikanan membuka peluang yang sebesar-memberikan kesempatan untuk bekerja, sehingga kegiatan mengarah ke sektor ini. Hasil penangkapan sero terutama adalah ikan pantai, tetapi sering juga tertangkap ikan-ikan layaran, atau jenis ikan besar lainnya. Untuk daerah-daerah tertentu sero justru untuk menangkap ikan kembung.Kata kunci: sero, pesisir, Waetuo dan Paletta, Bone
Kajian Vegetasi Kawasan Hutan Mangrove Wana Tirta di Kulon Progo Daerah Istimewa Yogyakarta Katarina Hesty Rombe; Yasser Arafat; Agus Surachmat; Firda Ayu Andhini
Jurnal Salamata Vol 3, No 1 (2021): Juni
Publisher : Politeknik Kelautan dan Perikanan Bone

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | Full PDF (499.501 KB) | DOI: 10.15578/salamata.v3i1.11256

Abstract

Hutan mangrove merupakan hutan yang tumbuh di daerah air payau dan dipengaruhi oleh pasang surutnya air laut. Keberadaan hutan mangrove sekarang ini cukup mengkhawatirkan karena ulah manusia untuk kepentingan konversi lahan sebagai tambak, pemukiman, perhotelan, ataupun tempat wisata. Praktek ini dilaksanakan pada 4 Maret hingga 10 April bertujuan untuk mengetahui jenis vegetasi, kerapatan dan Indeks Nilai Penting (INP) mangrove Wana Tirta di Kulon Progo Daerah Istimewa Yogyakarta. Pengambilan data dilakukan dengan menggunakan metode kombinasi antara metode transek dan metode kuadrat yaitu metode transek kuadrat.Analisis vegetasi meliputi kerapatan jenis, kerapatan relatif, frekuensi jenis, frekuensi relatif, dan indeks nilai penting. Ditemukan 6 jenis mangrove yaitu Acanthus ilicifolius, Avicennia alba, Avicennia marina, Nypa fruticans, Rhizophora mucronata, dan Sonneratia alba. Kerapatan jenis keseluruhan tingkat pohon di stasiun I adalah 12200 Ind/Ha dan di stasiun II adalah 5800 Ind/Ha. Stasiun I memiliki INP 198.11% untuk Rhizopora mucronata 52.67% untuk Avicennia alba dan 49.22% untuk Avicennia marina dan stasiun II memiliki INP 181.75% untuk Rhizopora mucronata 70.46% untuk Sonneratia alba dan 47.79% untuk Avicennia alba.
Abundace and Potential of Megabenthos in The Banda Sea Waters Tourism Park in Lonthoir Village, Banda Island, Central Maluku Dwi Rosalina; Anisa Aulia Sabilah; Yasser Arafat; Muchtar Amiluddin; A Sri Dewi Syamsul
Jurnal Kelautan Vol 16, No 3: Desember (2023)
Publisher : Department of Marine Sciences, Trunojoyo University of Madura, Indonesia

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.21107/jk.v16i3.22140

Abstract

ABSTRACTMegabenthos are benthic biota with a size of more than 1 cm and are found living on the bottom of the water, either in coral reef or seagrass ecosystems. Megabenthos also provides benefits to the economy of the surrounding community. This research was conducted in the Banda Sea Tourism Park Area, Lonthoir Village, Banda Islands, Central Maluku, from February 11th to April 21st, 2022. This study aims to determine the type, abundance, and potential of megabenthos in the Banda Sea Waters Tourism Park. Data collection at the observation station is done using the quadratic linear transect method, which is drawn along 400 meters perpendicular to the sea and 300 meters parallel to the coastline with a quadrant size of 10 x 10 m2 with a distance of 10 m between quadrants and a distance of 30 m between transects. From the results of the research carried out, 6 classes of Megabenthos were found, namely Gastropoda, Bivalvia, Holothoroidea, Asteroidea, Echinoidea, and Malacostraca. The Gastropoda class is the megabenthos that is most commonly found in the Banda Sea Marine Tourism Park, namely 1118 individuals with an abundance value of 0.072 ind/m2 and a potential value of 8600 ind. while the lowest class is the Asteroidea class with 20 individuals with an abundance value of 0.011 ind/m2 and a potential of 1333 ind and Malacostraca with 9 individuals with an abundance value of 0.011 ind/m2 and a potential of 1350 ind. The high potential for megabenthos in the waters of the Banda Marine Tourism Park can be influenced by the high population of various marine biota.Keywords: Abundance, Banda Sea, Megabenthos, PotentialABSTRAKMegabentos merupakan biota bentik dengan ukuran lebih dari 1 cm dan ditemukan hidup di dasar perairan baik pada ekosistem terumbu karang atau padang lamun. Megabentos juga memberi manfaat terhadap ekonomi masyarakat sekitar. Penelitian ini dilaksanakan di Kawasan Taman Wisata Perairan Laut Banda, Desa Lonthoir, Kepulauan Banda Maluku Tengah pada 11 Februari sampai 21 April 2022. Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui jenis, kelimpahan, dan potensi megabentos di Taman Wisata Perairan Laut Banda. Pengambilan data pada stasiun pengamatan dengan menggunakan Metode Transek Linier Kuadrat yang ditarik sepanjang 400 meter tegak lurus ke arah laut dan 300 m sejajar garis pantai dengan ukuran kuadran 10 x 10 m2 dengan jarak 10 m antar kuadran, serta jarak antar transek 30 m. Dari hasil penelitian yang dilakukan, ditemukan 6 kelas Megabentos, yaitu Gastropoda, Bivalvia, Holothoroidea, asteroidea, Echinoidea, dan Malacostraca. Kelas Gastropoda merupakan megabenthos yang paling banyak ditemukan di Taman Wisata Bahari Laut Banda yaitu sebanyak 1118 individu dengan nilai kelimpahan 0,072 ind/m2 dan nilai potensi 8600 ind. sedangkan kelas terendah ialah Kelas Asteroidea sebanyak 20 individu dengan nilai kelimpahan 0,011 ind/m2 dan potensi 1333 ind dan Malacostraca sebanyak 9 individu dengan nilai kelimpahan 0,011 ind/m2 dan potensi 1350 ind. Tingginya Potensi megabentos diperairan Taman Wisata Laut Banda, dapat berpengaruh dengan tingginya populasi berbagai biota laut.Kata kunci: Kelimpahan, Megabenthos, Potensi, Laut Banda
Kepadatan dan Keanekaragaman Animal Fouling Pada Dermaga Beton di Pulau Harapan, Balai Taman Nasional Kepulauan Seribu Katarina Hesty Rombe; Dwi Rosalina; Jusliana Jusliana; Agus Surachmat; Yasser Arafat; Hawati Hawati; Moh. Roin Najih; Muchtar Amiluddin; Abdul Rahman; Roni Hermawan
Jurnal Kelautan Vol 16, No 3: Desember (2023)
Publisher : Department of Marine Sciences, Trunojoyo University of Madura, Indonesia

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.21107/jk.v16i3.21201

Abstract

ABSTRAKAnimal fouling merupakan organisme multisel besar dan berbeda yang terlihat oleh mata manusia seperti teritip, cacing tabung, atau daun alga dan sebagainya yang bersifat merusak. Animal fouling menjadi perhatian yang serius untuk struktur-struktur buatan yang berada di wilayah laut atau pantai dimana penempelan dari fouling pada permukaan struktur (substrat) dapat mempengaruhi berat mati struktur dan kecepatan laju hidrodinamik pada kapal laut, bahkan bisa berpengaruh pada bangunan seperti dermaga. Penelitian ini bertujuan untuk menghitung komposisi jenis, kepadatan, keanekaragaman dan mengukur parameter kualitas air di Pualu Harapan. Pengambilan data fouling dilakukan dengan menggunakan frame 20 x 54 cm. Pengamatan dilakukan sebanyak 2 stasiun, dimana setiap stasiun terdiri dari 20 substasiun. Dari hasil pengamatan didapatkan 3 kelas fouling, yaitu kelas bivalvia, thecostraca dan gastropda. Pada dermaga beton di kedua stasiun ditemukan 3 kelas fouling. Kelas bivalvia lebih mondominasi yaitu 99%, sementara kelas thecostraca ditemukan 0.38% dan kelas gastropoda 0.37%. Kerapatan dari kelas bivalvia ditemukan dengan rata-rata kepadatan 50173 ind/m², sementara kelas thecostraca 194 ind/m² dan kelas gastropoda 189 ind/m². Keanekaragaman pada stasiun 1 dan stasiun 2 menunjukkan nilai indeks keanekaragaman (H’) dengan nilai indeks 2,0, yang berarti tingkat keanekaragaman fouling pada masing-masing stasiun masuk kategori rendah. Hasil pengukuran kualitas air yang dilakukan di lokasi praktik ditemukan suhu  31.4 ⁰C - 31.8 ⁰C, salinitas 25 ⁰/ₒₒ -  30 ⁰/ₒₒ dan pH yang ditemukan yaitu 6. pH ini merupakan masih batas toleransi dari kehidupan fouling.Kata Kunci : Animal Fouling; Komposisi Jenis; Kepadatan; Keanekaragaman; Parameter Kualitas Air.ABSTRACTAnimal fouling is a large and different multicellular organism visible to the human eye such as barnacles, tube worms, or algae leaves and so on that are destructive. Animal fouling is a serious concern for artificial structures located in marine or coastal areas where the attachment of fouling to the surface of the structure (substrate) can affect the dead weight of the structure and the speed of hydrodynamic rates on ships, and can even affect buildings such as docks. This data collection aims to calculate the type composition, density, diversity and measure water quality parameters in Pualu Harapan. Fouling data collection is carried out using a 20 x 54 cm frame. Observations were made as many as 2 stations, where each station consisted of 20 substations. From the observations, 3 classes of fouling were obtained, namely the bivalve class, thecostraca and gastropda. On the concrete piers at both stations found 3 classes of fouling. The bivalve class is more dominant at 99%, while the thecostraca class is found to be 0.38% and the gastropod class is 0.37%. The density of the bivalve class was found with an average density of 50173 ind/m², while the thecostraca class was 194 ind/m² and the gastropod class was 189 ind/m². diversity at station 1 and station 2 shows a diversity index value (H') with an index value of 2.0, which means the level of fouling diversity at each station is in the low category. The results of water quality measurements carried out at the practice site found temperatures of 31.4 ⁰C - 31.8 ⁰C, salinity 25 ⁰ / ₒₒ - 30 ⁰ / ₒₒ and pH found to be 6. This pH is still the tolerance limit of fouling lifeKeywords : Animal Fouling; Density; Diversity; Type Composition; Water Quality Parameters.