Claim Missing Document
Check
Articles

Found 2 Documents
Search

Perancangan Automatic Fish Feeder Skala Akuarium Berbasis Internet of Things (IoT) Menggunakan Modul ESP8266 Kennedi Sembiring; Agus Setiawan; Muhammad Alief Tegar Wicaksono; Abdul Rahman
E-JOINT (Electronica and Electrical Journal Of Innovation Technology) Vol. 3 No. 2 (2022): E-JOINT, Desember 2022
Publisher : Politeknik Negeri Cilacap

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.35970/e-joint.v3i2.1671

Abstract

Budidaya ikan adalah salah satu kegiatan yang bertujuan untuk memelihara komoditas ikan bagi kepentingan ekonomi. Kegiatan budidaya ikan pada umumnya dilakukan pada media tambak ataupun akuarium. Salah satu fase yang penting dalam budidaya ikan adalah pemberian pakan. Pemberian pakan umumnya dilakukan secara berkala dan manual. Pengembangan teknologi dalam pemberian pakan secara otomatis sangat dibutuhkan untuk meningkatkan efektivitas dan produktivitas kegiatan budidaya. Automatic Fish Feeder berbasis Internet of Things (IoT) adalah salah satu solusi yang mengintegrasikan perangkat keras dan sensor serta software sebagai kontrolnya. Penelitian ini bertujuan untuk merancang alat pemberi pakan ikan otomatis skala akuarium menggunakan sensor ultrasonik HC SR04, dengan merancang wadah pakan, blower sebagai pendorong pakan serta aplikasi blynk untuk memonitor stok pakan dan mengirimkan notifikasi ke user. Analisa konsistensi sensor dilakukan dengan melakukan 10 kali percobaan dengan rentang jarak objek antara 5-10 cm dengan error rata rata sebesar 1.21%. Pengujian menggunakan software blynk dilakukan dengan menguji keakuratan software dan mikrokontroller dengan meletakkan objek dengan radius >20 cm dan <25 cm sebagai dasar notifikasi ketersediaan pakan. Pengujian performa Automatic Fish Feeder dilakukan sebanyak 5 kali dengan mengukur jarak lontaran pakan melalui blower. Percobaan dilakukan dengan pengukuran sampel secara acak, dengan mengukur jarak terjauh dan terdekat lontaran sampel yang diobservasi. Hasil pengujian diperoleh jarak lemparan terjauh adalah 2,6 meter dan jarak lemparan terdekat adalah 0,3 meter, dengan rata rata lontaran terjauh adalah 2,3 meter dan rata-rata terdekat adalah 0,44 meter. Secara umum, Berdasarkan hasil pengujian alat Automatic Fish Feeder menunjukkan performa yang konsisten.
Kepadatan dan Keanekaragaman Animal Fouling Pada Dermaga Beton di Pulau Harapan, Balai Taman Nasional Kepulauan Seribu Katarina Hesty Rombe; Dwi Rosalina; Jusliana Jusliana; Agus Surachmat; Yasser Arafat; Hawati Hawati; Moh. Roin Najih; Muchtar Amiluddin; Abdul Rahman; Roni Hermawan
Jurnal Kelautan Vol 16, No 3: Desember (2023)
Publisher : Department of Marine Sciences, Trunojoyo University of Madura, Indonesia

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.21107/jk.v16i3.21201

Abstract

ABSTRAKAnimal fouling merupakan organisme multisel besar dan berbeda yang terlihat oleh mata manusia seperti teritip, cacing tabung, atau daun alga dan sebagainya yang bersifat merusak. Animal fouling menjadi perhatian yang serius untuk struktur-struktur buatan yang berada di wilayah laut atau pantai dimana penempelan dari fouling pada permukaan struktur (substrat) dapat mempengaruhi berat mati struktur dan kecepatan laju hidrodinamik pada kapal laut, bahkan bisa berpengaruh pada bangunan seperti dermaga. Penelitian ini bertujuan untuk menghitung komposisi jenis, kepadatan, keanekaragaman dan mengukur parameter kualitas air di Pualu Harapan. Pengambilan data fouling dilakukan dengan menggunakan frame 20 x 54 cm. Pengamatan dilakukan sebanyak 2 stasiun, dimana setiap stasiun terdiri dari 20 substasiun. Dari hasil pengamatan didapatkan 3 kelas fouling, yaitu kelas bivalvia, thecostraca dan gastropda. Pada dermaga beton di kedua stasiun ditemukan 3 kelas fouling. Kelas bivalvia lebih mondominasi yaitu 99%, sementara kelas thecostraca ditemukan 0.38% dan kelas gastropoda 0.37%. Kerapatan dari kelas bivalvia ditemukan dengan rata-rata kepadatan 50173 ind/m², sementara kelas thecostraca 194 ind/m² dan kelas gastropoda 189 ind/m². Keanekaragaman pada stasiun 1 dan stasiun 2 menunjukkan nilai indeks keanekaragaman (H’) dengan nilai indeks 2,0, yang berarti tingkat keanekaragaman fouling pada masing-masing stasiun masuk kategori rendah. Hasil pengukuran kualitas air yang dilakukan di lokasi praktik ditemukan suhu  31.4 ⁰C - 31.8 ⁰C, salinitas 25 ⁰/ₒₒ -  30 ⁰/ₒₒ dan pH yang ditemukan yaitu 6. pH ini merupakan masih batas toleransi dari kehidupan fouling.Kata Kunci : Animal Fouling; Komposisi Jenis; Kepadatan; Keanekaragaman; Parameter Kualitas Air.ABSTRACTAnimal fouling is a large and different multicellular organism visible to the human eye such as barnacles, tube worms, or algae leaves and so on that are destructive. Animal fouling is a serious concern for artificial structures located in marine or coastal areas where the attachment of fouling to the surface of the structure (substrate) can affect the dead weight of the structure and the speed of hydrodynamic rates on ships, and can even affect buildings such as docks. This data collection aims to calculate the type composition, density, diversity and measure water quality parameters in Pualu Harapan. Fouling data collection is carried out using a 20 x 54 cm frame. Observations were made as many as 2 stations, where each station consisted of 20 substations. From the observations, 3 classes of fouling were obtained, namely the bivalve class, thecostraca and gastropda. On the concrete piers at both stations found 3 classes of fouling. The bivalve class is more dominant at 99%, while the thecostraca class is found to be 0.38% and the gastropod class is 0.37%. The density of the bivalve class was found with an average density of 50173 ind/m², while the thecostraca class was 194 ind/m² and the gastropod class was 189 ind/m². diversity at station 1 and station 2 shows a diversity index value (H') with an index value of 2.0, which means the level of fouling diversity at each station is in the low category. The results of water quality measurements carried out at the practice site found temperatures of 31.4 ⁰C - 31.8 ⁰C, salinity 25 ⁰ / ₒₒ - 30 ⁰ / ₒₒ and pH found to be 6. This pH is still the tolerance limit of fouling lifeKeywords : Animal Fouling; Density; Diversity; Type Composition; Water Quality Parameters.