Claim Missing Document
Check
Articles

Found 4 Documents
Search

Struktur dan Komposisi Jenis Mangrove di Kabupaten Bangka Barat Dwi Rosalina; Katarina Hesty Rombe
Jurnal Airaha Vol 10 No 01: JUNE 2021
Publisher : Politeknik Kelautan dan Perikanan Sorong, Indonesia

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | Full PDF (426.541 KB) | DOI: 10.15578/ja.v10i01.219

Abstract

Tujuan penelitian yaitu mengetahui struktur dan komposisi mangrove di Kabupaten Bangka Barat. Penelitian ini menggunakan metode purposive sampling, dimana penentuan stasiun dengan memilih daerah yang mewakili lokasi pengamatan. Hasil penelitian ini menunjukkan bahwa terdapat sembilan jenis mangrove yang ditemukan pada stasiun penelitian, yang paling banyak ditemukan jenis Rhizophora mucronata dan Rhizophora apiculata, nilai kerapatan terbesar terdapat pada stasiun 1 berkisar 0,117 dengan jenis Rhizophora apiculata. Nilai frekuensi jenis terbesar yaitu 1 terdapat pada stasiun I, III dan V dengan jenis mangrove Rhizophora apiculata, Rhizophora mucronata dan Xylocarpus granatum. Nilai penutupan jenis sebesar 48, 410 % terdapat pada stasiun I dengan jenis mangrove Rhizophora apiculata dan INP sebesar 169,010 terdapat pada stasiun I dengan jenis mangrove Rhizophora apiculata. Jenis Rhizophora sangat mendominansi karena Rhizophora memiliki adaptasi yang tinggi terhadap faktor parameter lingkungan seperti tipe substrat, fluktuasi salinitas, pasang surut, kandungan bahan organik, suhu dan pH. jenis Rhizophora apiculata mempunyai kemampuan adaptasi yang tinggi dimana tempat jenis ini tumbuh.
Monitoring Hiu Paus (Rhyncodon typus) di Perairan Pantai Botubarani Kecamatan Kabila Bone Kabupaten Bone Bolango Provinsi Gorontalo Katarina Hesty Rombe; Muchtar Amiluddin; Agus Surachmat; Aswandy Noer; Abdul Rahman; Dwi Rosalina
Jurnal Kelautan Vol 15, No 3: Desember (2022)
Publisher : Department of Marine Sciences, Trunojoyo University of Madura, Indonesia

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.21107/jk.v15i3.14021

Abstract

ABSTRACTWhale sharks are often found in locations near the coast or river mouths. The whale shark (Rhincodon typus) is one of three species of whales whose feeding habits are carried out by sucking and filtering (filter feeders). The purpose of this study was to calculate the population and size, determine the presence of wounds and measure some water quality (temperature, pH and salinity). The method used is to use the photo ID method which aims to distinguish between individuals from one another and direct or visual monitoring methods to record the presence of injuries, gender and behavior of whale sharks. A total of 20 individuals have been identified at the time of carrying out the research, 2 of which are new individuals or have never been identified before with an average length of 4 – 6.8 meters (juvenile category). The smallest size is 4 meters while the longest reaches 6.8 meters. All identified individuals were male and had wounds on the fins and tail. The water quality measured was still optimal for the presence of whale sharks (temperature ranged from 28-30 oC; pH 7 and salinity ranged from 28-30 0/00).Keywords: Botubarani Waters, monitoring, population, whale sharksABSTRAKHiu paus sering dijumpai di lokasi dekat pantai atau muara-muara sungai. Hiu paus (Rhincodon typus) merupakan salah satu dari tiga spesies paus yang kebiasaan makannya dilakukan dengan cara menghisap dan menyaring (filter feeder). Tujuan dari penelitian ini untuk menghitung jumlah populasi dan ukuran, mengetahui keberadaan luka-luka dan mengukur beberapa kualitas air (suhu, pH dan salinitas). Metode yang digunakan adalah dengan menggunakan metode photo ID yang bertujuan untuk membedakan antar individu satu dengan yang lainnya dan metode pemantauan secara langsung atau visual untuk mencatat keberadaan luka-luka, jenis kelamin dan perilaku hiu paus. Sebanyak 20 individu yang telah teridentifikasi pada saat melaksanakan penelitian, 2 diantaranya adalah individu baru atau belum pernah teridentifikasi sebelumnya dengan panjang rata-rata yaitu 4 – 6,8 meter (kategori juvenile). Ukuran paling kecil adalah 4 meter sedangkan yang paling panjang mencapai 6,8 meter. Keseluruhan individu yang teridentifikasi berjenis kelamin jantan dan memiliki luka pada bagian sirip dan ekor. Kualitas air yang diukur menunjukkan masih optimal untuk keberadaan hiu paus (suhu berkisar 28-30 oC; pH 7 dan salinitas berkisar 28-30 0/00).Kata kunci: Hiu paus, monitoring, perairan Botubarani, populasi,
Kajian Vegetasi Kawasan Hutan Mangrove Wana Tirta di Kulon Progo Daerah Istimewa Yogyakarta Katarina Hesty Rombe; Yasser Arafat; Agus Surachmat; Firda Ayu Andhini
Jurnal Salamata Vol 3, No 1 (2021): Juni
Publisher : Politeknik Kelautan dan Perikanan Bone

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | Full PDF (499.501 KB) | DOI: 10.15578/salamata.v3i1.11256

Abstract

Hutan mangrove merupakan hutan yang tumbuh di daerah air payau dan dipengaruhi oleh pasang surutnya air laut. Keberadaan hutan mangrove sekarang ini cukup mengkhawatirkan karena ulah manusia untuk kepentingan konversi lahan sebagai tambak, pemukiman, perhotelan, ataupun tempat wisata. Praktek ini dilaksanakan pada 4 Maret hingga 10 April bertujuan untuk mengetahui jenis vegetasi, kerapatan dan Indeks Nilai Penting (INP) mangrove Wana Tirta di Kulon Progo Daerah Istimewa Yogyakarta. Pengambilan data dilakukan dengan menggunakan metode kombinasi antara metode transek dan metode kuadrat yaitu metode transek kuadrat.Analisis vegetasi meliputi kerapatan jenis, kerapatan relatif, frekuensi jenis, frekuensi relatif, dan indeks nilai penting. Ditemukan 6 jenis mangrove yaitu Acanthus ilicifolius, Avicennia alba, Avicennia marina, Nypa fruticans, Rhizophora mucronata, dan Sonneratia alba. Kerapatan jenis keseluruhan tingkat pohon di stasiun I adalah 12200 Ind/Ha dan di stasiun II adalah 5800 Ind/Ha. Stasiun I memiliki INP 198.11% untuk Rhizopora mucronata 52.67% untuk Avicennia alba dan 49.22% untuk Avicennia marina dan stasiun II memiliki INP 181.75% untuk Rhizopora mucronata 70.46% untuk Sonneratia alba dan 47.79% untuk Avicennia alba.
Kepadatan dan Keanekaragaman Animal Fouling Pada Dermaga Beton di Pulau Harapan, Balai Taman Nasional Kepulauan Seribu Katarina Hesty Rombe; Dwi Rosalina; Jusliana Jusliana; Agus Surachmat; Yasser Arafat; Hawati Hawati; Moh. Roin Najih; Muchtar Amiluddin; Abdul Rahman; Roni Hermawan
Jurnal Kelautan Vol 16, No 3: Desember (2023)
Publisher : Department of Marine Sciences, Trunojoyo University of Madura, Indonesia

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.21107/jk.v16i3.21201

Abstract

ABSTRAKAnimal fouling merupakan organisme multisel besar dan berbeda yang terlihat oleh mata manusia seperti teritip, cacing tabung, atau daun alga dan sebagainya yang bersifat merusak. Animal fouling menjadi perhatian yang serius untuk struktur-struktur buatan yang berada di wilayah laut atau pantai dimana penempelan dari fouling pada permukaan struktur (substrat) dapat mempengaruhi berat mati struktur dan kecepatan laju hidrodinamik pada kapal laut, bahkan bisa berpengaruh pada bangunan seperti dermaga. Penelitian ini bertujuan untuk menghitung komposisi jenis, kepadatan, keanekaragaman dan mengukur parameter kualitas air di Pualu Harapan. Pengambilan data fouling dilakukan dengan menggunakan frame 20 x 54 cm. Pengamatan dilakukan sebanyak 2 stasiun, dimana setiap stasiun terdiri dari 20 substasiun. Dari hasil pengamatan didapatkan 3 kelas fouling, yaitu kelas bivalvia, thecostraca dan gastropda. Pada dermaga beton di kedua stasiun ditemukan 3 kelas fouling. Kelas bivalvia lebih mondominasi yaitu 99%, sementara kelas thecostraca ditemukan 0.38% dan kelas gastropoda 0.37%. Kerapatan dari kelas bivalvia ditemukan dengan rata-rata kepadatan 50173 ind/m², sementara kelas thecostraca 194 ind/m² dan kelas gastropoda 189 ind/m². Keanekaragaman pada stasiun 1 dan stasiun 2 menunjukkan nilai indeks keanekaragaman (H’) dengan nilai indeks 2,0, yang berarti tingkat keanekaragaman fouling pada masing-masing stasiun masuk kategori rendah. Hasil pengukuran kualitas air yang dilakukan di lokasi praktik ditemukan suhu  31.4 ⁰C - 31.8 ⁰C, salinitas 25 ⁰/ₒₒ -  30 ⁰/ₒₒ dan pH yang ditemukan yaitu 6. pH ini merupakan masih batas toleransi dari kehidupan fouling.Kata Kunci : Animal Fouling; Komposisi Jenis; Kepadatan; Keanekaragaman; Parameter Kualitas Air.ABSTRACTAnimal fouling is a large and different multicellular organism visible to the human eye such as barnacles, tube worms, or algae leaves and so on that are destructive. Animal fouling is a serious concern for artificial structures located in marine or coastal areas where the attachment of fouling to the surface of the structure (substrate) can affect the dead weight of the structure and the speed of hydrodynamic rates on ships, and can even affect buildings such as docks. This data collection aims to calculate the type composition, density, diversity and measure water quality parameters in Pualu Harapan. Fouling data collection is carried out using a 20 x 54 cm frame. Observations were made as many as 2 stations, where each station consisted of 20 substations. From the observations, 3 classes of fouling were obtained, namely the bivalve class, thecostraca and gastropda. On the concrete piers at both stations found 3 classes of fouling. The bivalve class is more dominant at 99%, while the thecostraca class is found to be 0.38% and the gastropod class is 0.37%. The density of the bivalve class was found with an average density of 50173 ind/m², while the thecostraca class was 194 ind/m² and the gastropod class was 189 ind/m². diversity at station 1 and station 2 shows a diversity index value (H') with an index value of 2.0, which means the level of fouling diversity at each station is in the low category. The results of water quality measurements carried out at the practice site found temperatures of 31.4 ⁰C - 31.8 ⁰C, salinity 25 ⁰ / ₒₒ - 30 ⁰ / ₒₒ and pH found to be 6. This pH is still the tolerance limit of fouling lifeKeywords : Animal Fouling; Density; Diversity; Type Composition; Water Quality Parameters.