Claim Missing Document
Check
Articles

Found 6 Documents
Search

POTENSI PESTISIDA NABATI DAN POLA TANAM TUMPANGSARI DALAM MENGURANGI SERANGAN HAMA PADA TANAMAN CABAI Rudi Hartono
Jurnal Agrisistem Vol 11 No 2 (2015): Jurnal Agrisistem
Publisher : Unit Penelitian dan Pengabdian Masyarakat Politeknik Pembangunan Pertanian Gowa

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar

Abstract

Penggunaan pestisida dalam budidaya tanaman cabai sangat tinggi, sementara itu tuntutan kualitas produk yang sehat semakin tinggi juga. Telah dilakukan penelitian untuk mengetahui potensi pestisida nabati dan pola tanam tumpangsari dalam mengurangi serangan hama tanaman cabai. Penelitian dilaksanakan pada bulan agustus s.d Desember 2014 di lahan praktek STPP Bogor. Percobaan dirancang secara faktorial dengan mengkombinasikan faktor pola tanam dan penggunaan pestisida dengan tiga ulangan. Hasil penelitian menunjukkan bahwa perlakuan pestisida kipait menghasilkan jumlah tanaman yang terserang hama kutu daun lebih sedikit dan perlakuan pestisida mengkudu menghasilkan buah yang terserang oleh lalat buah lebih sedikit. Kombinasi antara bawang daun dan cabai, serta caisim dan cabai tidak menyebabkan penekanan populasi hama kutu daun. Pola tumpangsari ini mengurangi produktivitas cabai.
KERAGAMAN ANTHROPODA PADA SENTRA PRODUKSI TANAMAN PADI DI WILAYAH BOGOR Rudi Hartono
JURNAL TRITON Vol 8 No 2 (2017): JURNAL TRITON
Publisher : Politeknik Pembangunan Pertanian Manokwari

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar

Abstract

Di sentra produksi, tanaman padi biasanya selalu ditanam terus menerus tanpa diselingi dengan komoditas lain sehingga diduga berpengaruh terhadap keanekaragaman anthropoda. Telah dilakukan penelitian untuk mengetahui keanekaragaman anthropoda pada pertanaman padi di sentra produksi padi di wilayah Bogor. Penggunaan jaring ayun pada pagi hari dan perangkap kertas berwarna kuning, biru dan hijau pada malam hari digunakan untuk mengoleksi antrhopoda pada umur 30-50 hst, 60-85 hst, dan ≥ 90 hst. Hasil penelitian diperoleh jumlah spesies antrhopoda di wilayah sentra produksi padi sawah Kota Bogor dan Kabupaten Bogor masing-masing 16 spesies dan 26 spesies. Terdiri dari 9 spesies OPT dan 7 spesies musuh alami dan 15 spesies OPT serta 11 spesies musuh alami. Jumlah populasi antrhopoda yang dikoleksi di Kota Bogor dan Kabupaten Bogor masing-masing 22,48% dan 57,09% merupakan OPT dan 3,05% dan 17,35% merupakan musuh alami. Indeks Keragaman (Shanon dan Wiener) anthropoda di wilayah Kota Bogor 1,912 dan di wilayah Kabupaten Bogor 2.170.
IMVENTARISASI TEKNOLOGI PENGENDALIAN ORGANISME PENGGANGGU TANAMAN (OPT) DAN IMPLEMENTASI PENGENDALIAN HAMA TERPADU (HPT) PADA TANAMAN PADI DI BOGOR JAWA BARAT Rudi Hartono
JURNAL TRITON Vol 8 No 1 (2017): JURNAL TRITON
Publisher : Politeknik Pembangunan Pertanian Manokwari

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar

Abstract

Penelitian bertujuan untuk mengetahui teknologi yang digunakan petani dalam melakukan pengendalian organisme pengganggu tanaman dan mempelajari tingkat penerapan pengendalian hama terpadu oleh petani pada tanaman padi sawah. Penelitian di laksanakan di wilayah Kota Bogor, Jawa Barat pada Mei sampai dengan September 2016. Penelitian dilaksanakan melalui survey, wawancara, dan penyebaran kuisioner terhadap petani penerima program peningkatan produksi padi tahun 2015. Kuisioner yang digunakan telah valid dan reliabel. Populasi penelitian adalah anggota kelompok tani kota bogor. Sampel penelitian adalah angota kelompok tani sebanyak 247 orang yang dipilih menggunakan teknik cluster random sampling. Data hasil penelitian diolah menggunakan analisis statistik deskriptif. Hasil penelitian menemukan petani di wilayah Kota Bogor sudah melakukan teknis pengendalian organisme pengganggu tanaman secara kultur teknis, fisik/mekanis dan kimia, tetapi belum melaksanakan pengendalian secara biologi. Tingkat penerapan teknologi pengendalian hama terpadu pada tanaman bervariasi antar lokasi pertanaman. Petani di Rancamaya menunjukkan penerapan teknologi pengendalian hama terpadu yang terbaik.
MOTIVASI PETANI DALAM PENERAPAN TEKNOLOGI JAJAR LEGOWO PADI SAWAH Kusmiyati Kusmiyati; Rudi Hartono
Jurnal Penyuluhan Pertanian Vol 9 No 1 (2014)
Publisher : Politeknik Pembangunan Pertanian Bogor

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | Full PDF (151.88 KB) | DOI: 10.51852/jpp.v9i1.320

Abstract

Program SL-PTT telah didiseminasikan kepada 24.000 kelompoktani di tahun 2012 dandiharapkan mampu memotivasi petani untuk menerapkannya. Telah dilakukan penelitian untukmengetahui tingkat motivasi dan tingkat pengetahuan petani dalam penerapan teknologi jajarlegowo padi sawah di Desa Sumbaga Kecamatan Bumijawa Kabupaten Tegal pada bulan Meisampai Agustus 2013. Sampel penelitian adalah 50 orang petani pada Kelompoktani NgestuRahayu yang menerapkan teknologi tanam jajar legowo setelah mengikuti kegiatan SL-PTT padatahun 2012. Pengumpulan data dilakukan melalui penyebaran kuisioner dan wawancara denganalternatif jawaban menggunakan skor 1-4. Tingkat motivasi dihitung berdasarkan persentasejumlah skor jawaban dibandingkan dengan jumlah skor maksimal. Hasil penelitian menunjukkanbahwa motivasi petani dalam menerapkan teknologi jajar legowo dan pengetahuannya tentangjajar legowo tergolong kriteria tinggi (rata-rata 68,31% dan 67,49%). Pendidikan sangat nyataberhubungan dengan motivasi (r=0,5003; p=0,0003) dan pengalaman sangat nyata berhubungandengan pengetahuan (r=0,6791; p=0,0000).
KETERKAITAN ADOPSI TEKNOLOGI DENGAN SUBSISTEM AGRIBISNIS JAGUNG DI KECAMATAN SUKAMAKMUR KABUPATEN BOGOR Rudi Hartono; Soesilo Wibowo; Endang Krisnawati
Jurnal Penyuluhan Pertanian Vol 9 No 1 (2014)
Publisher : Politeknik Pembangunan Pertanian Bogor

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | Full PDF (161.076 KB) | DOI: 10.51852/jpp.v9i1.323

Abstract

Sebagian besar jagung ditanam pada lahan kering di daerah tertinggal dan produktivitasnya rendah. Telah dilakukan penelitian untuk : a) menelaah agribisnis jagung; b) mengetahui tingkat adopsi teknologi budidayanya; dan c) menganalisis keterkaitan antara adopsi teknologi budidaya dengan subsistem agribisnis. Lokasi penelitian dipilih secara sengaja (purposive sampling) di Kecamatan Sukamakmur. Sampel penelitian diambil dari populasi petani jagung di Desa Sukamakmur yang memiliki areal pertanaman jagung terluas. Responden berasal dari tiga kelompok yang memiliki areal pertanaman jagung terluas pertama, kedua, dan ketiga sebanyak 70 orang dan ditetapkan secara proporsional. Hasil penelitian menunjukkan bahwa di Kecamatan Sukamakmur masih terdapat subsistem dalam agribisnis jagung yang tergolong tidak baik sehingga perlu pengembangan. Adopsi teknologi budidaya tergolong baik dan terdapat kertekaitan dengan subsistem agribisnis mulai rendah sampai sedang. Dalam rangka pengembangan agribisnis jagung di Kecamatan Sukamakmur, pioritas subsistem yang perlu pengembangan berturut-turut adalah subsistem agro-produksi, agro-input, agro-industri, agrosupporting services dan agro-marketing.
FUNGSI KELOMPOKTANI DALAM PENERAPAN KOMPONEN PENGEDALIAN HAMA TERPADU (PHT) PADI SAWAH (Oryza sativa L) Fransiskus Yosep Suprapto; Wasrob Nasruddin; Rudi Hartono
Jurnal Penyuluhan Pertanian Vol 12 No 2 (2017)
Publisher : Politeknik Pembangunan Pertanian Bogor

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | Full PDF (389.383 KB) | DOI: 10.51852/jpp.v12i2.355

Abstract

Hama dan penyakit menjadi masalah penurunan produksi padi sehingga penerapan komponen Pengendalian Hama Terpadu (PHT) menjadi salah satu solusi. Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui tingkat fungsi kelompok tani dalam melaksanakan penerapan komponen PHT dan menganalisis hubungan beberapa faktor dengan penerapan komponen PHT. Penelitan dilaksanakan pada bulan Mei 2015 di Desa Leuweung Kolot Kecamatan Cibungbulang Kabupaten Bogor. Sebanyak 25 anggota kelompok tani dijadikan responden penelitian. Hasil penelitian menunjukkan bahwa dalam penerapan komponen PHT skor tingkat fungsi kelompok tani sebagai kelas belajar 2.79, wahana kerjasama 2.49 dan unit produksi 2.79. Hasil analisis korelasi penerapan komponen PHT dengan beberapa faktor diperoleh umur (r=0.352), pendidikan (r=0.562), luas lahan (r=0.557) dan lama berusaha tani (r=0.508). Tingkat fungsi kelompoktani tergolong kategori sedang dalam penerapan komponen PHT dan faktor pendidikan, luas lahan dan lama berusahatani memiliki hubungan kuat dengan penerapan komponen PHT.