Claim Missing Document
Check
Articles

Found 8 Documents
Search

Sosialisasi dan Pelatihan Pangan Organik Bagi Masyarakat Desa Sambirejo, Kecamatan Pare, Kabupaten Kediri, Jawa Timur Ig. Jaka Mulyana; Lusia Permata Sari Hartanti; Dian Trihastuti; Ivan Gunawan
JPP IPTEK (Jurnal Pengabdian dan Penerapan IPTEK) Vol 5, No 2 (2021)
Publisher : LPPM ITATS

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.31284/j.jpp-iptek.2021.v5i2.1886

Abstract

Penerapan berbagai teknologi dalam upaya peningkatan mutu intensifikasi pertanian secara umum fokus pada penggunaan benih unggul yang bermutu. Namun, penggunaan benih unggul bermutu menuntut penggunaan pupuk kimia sehingga menjadikan petani tergantung pada pupuk kimia. Hal ini bertentangan dengan konsep pertanian organik yang menekankan penerapan praktik-praktik manajemen yang lebih mengutamakan penggunaan input dari limbah kegiatan budidaya di lahan, serta mempertimbangkan daya adaptasi terhadap kondisi setempat. Sejalan dengan program pemerintah GO ORGANIK 2010 untuk memberdayakan petani organik, Gubug Lazaris termotivasi untuk memberdayakan masyarakat sekitar melalui kegiatan sosialisasi dan pelatihan di bidang pertanian organik. Survei awal dilakukan untuk identifikasi kebutuhan dan permasalahan yang dihadapi oleh masyarakat. Hasil survei ini digunakan untuk mempersiapkan dan menyusun materi sosialisasi dan pelatihan. Pelaksanaan sosialisasi dan pelatihan dihadiri oleh 50 peserta yang sebagian besar merupakan warga desa Sambirejo. Pada akhir kegiatan dilakukan penyebaran senerai untuk mengetahui respon dari peserta. Hasil senerai menunjukkan bahwa 57,5% peserta sangat tertarik mengonsumsi pangan organik dan 42,5% peserta tertarik menanam tanaman organik. Dari diskusi selama kegiatan diperoleh informasi bahwa tantangan pertanian organik ini terutama penyadaran masyarakat akan pentingnya hidup sehat dan kelestarian lingkungan. Tantangan yang lain adalah harga pangan organik yang relatif lebih mahal.
Pengukuran Kinerja Mesin Cetak Menggunakan Metode Overall Equipment Effectiveness Untuk Mengurangi Six Big Losses Yohanes Wijaya; Lusia Permata Sari Hartanti; Julius Mulyono
Jurnal Tekno Insentif Vol 16 No 1 (2022): Jurnal Tekno Insentif
Publisher : Lembaga Layanan Pendidikan Tinggi Wilayah IV

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.36787/jti.v16i1.578

Abstract

Abstrak Efisensi dan efektivitas dari sebuah mesin/peralatan memegang peranan penting dalam menentukan kinerja dari suatu organisasi. Penelitian ini dilakukan pada salah satu industri yang bergerak di bidang cetak kemasan dan berfokus pada salah satu mesin cetak. Metode overall effectiveness equipment (OEE) digunakan untuk mengetahui kinerja mesin. Setelah perhitungan OEE, maka dilakukan analisis six big losses yang terjadi pada mesin cetak untuk mengetahui jenis losses yang paling menyebabkan kerugian pada mesin. Hasil penelitian menunjukkan bahwa nilai OEE mesin cetak adalah 37,5%. Nilai OEE sebesar 37,5% sangat jauh dibawah standar dan dapat disimpulkan bahwa kinerja atau efektivitas dari mesin cetak sangat rendah. Berdasarkan analytical hierarchy process (AHP) didapatkan faktor-faktor penyebab kegagalan pada mesin cetak dengan urutan prioritas yaitu sumber daya manusia (SDM), mesin, metode, material, dan lingkungan. Faktor sumber daya manusia merupakan faktor yang paling mempengaruhi kegagalan dan diusulkan untuk lebih meningkatkan keterampilan serta kedisiplinan operator pada mesin cetak. Abstract The efficiency and effectiveness of a machine/equipment plays an important role in determining the performance of an organization. This research was conducted in one of the industries engaged in packaging printing and focused on one of the printing machines. Overall effectiveness equipment (OEE) method is used to see machine performance. After the OEE calculation, an analysis of the six big losses that occurred on the printing machine was carried out to determine the type of losses that caused the most losses to the machine. The results showed that the OEE value is 37.5%. The OEE value is below the standard and it can be concluded that the performance of the printing machine is very low. Based on the analytical hierarchy process (AHP), the factors causing the failure of the printing machine were found in order of priority, namely human resources (HR), machines, methods, materials, and the environment. The human resources factor is the factor that most influences failure and it is proposed to further improve the skills and discipline of workers on the printing machine.
Identifikasi Waste pada Proses Produksi Paku Menggunakan Metode Waste Assessment Model Virarey Mayang; Lusia Permata Sari Hartanti; Julius Mulyono
Buletin Profesi Insinyur Vol 5, No 1 (2022): Buletin Profesi Insinyur (Januari-Juni)
Publisher : Universitas Lambung Mangkurat

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.20527/bpi.v5i1.122

Abstract

Prinsip lean manufacturing (LM) menekankan pada penggunaan sumber daya secara efektif sehingga mengurangi atau menghilangkan waste. Penelitian ini dilakukan di PT XY yang merupakan produsen olahan kawat beserta turunannya pada bagian proses produksi paku. Tujuan penelitian adalah mengetahui waste kritis dan penyebabnya pada proses produksi paku. Tahapan penelitian adalah menyusun current value stream mapping, melakukan   identifikasi waste menggunakan waste assessment model (WAM) dan menentukan akar permasalahan waste dengan 5-why’s. Waste kritis yang teridentifikasi yaitu 4 sub waste defect, 4 sub waste waiting, dan 2 sub waste unnecessary motion. Akar permasalahan timbulnya waste yaitu raw material, tenaga kerja, mesin produksi, dan lingkungan perusahaan. Terdapat 6 akar permasalahan yang berisiko menyebabkan defect yaitu berasal dari skill tenaga kerja, raw material, kurangnya regenerasi tenaga kerja, kurangnya sumber daya manusia (SDM), overcapacity pada mesin, dan kurangnya penegasan dalam melaksanakan Standar Operational Procedure (SOP). Akar permasalahan timbulnya waiting adalah kurangnya preventive maintenance dan umur mesin yang sudah tua. Unnecessary motion diakibatkan oleh kondisi area produksi dan penataan pada area penyimpanan work in process (WIP) yang kurang baik.Kata kunci: lean manufacturing, waste, value stream mapping, waste assessment model
Pendekatan Technology Acceptance Model Dalam Analisis Penerimaan Teknologi (Studi Kasus Pada Pengguna Mobile Payment) Lusia Permata Sari Hartanti
Buletin Profesi Insinyur Vol 4, No 1 (2021): Buletin Profesi Insinyur (Januari-Juni)
Publisher : Universitas Lambung Mangkurat

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.20527/bpi.v4i1.91

Abstract

Perkembangan teknologi yang semakin pesat mendorong terjadinya perubahan di berbagai aspek, salah satunya adalah aspek keuangan. Transaksi yang dulu dilakukan secara konvensional mulai beralih ke arah digital dengan mobile payment. Technology Acceptance Model (TAM) adalah salah satu model yang sering digunakan untuk menjelaskan penerimaan teknologi. Penelitian ini bertujuan untuk menguji teori TAM dalam menilai penerimaan pengguna mobile payment dan menjelaskan faktor-faktor yang mempengaruhi pengguna dengan metode Partial Least Square (PLS). Penelitian ini menggunakan data primer berupa kuesioner yang disebarkan kepada responden. Hasil Evaluasi Outer Model dan Inner Model menunjukkan bahwa model fit dengan data atau dapat menggambarkan fenomena/realitas di lapangan. Selain itu hasil pengujian hipotesis menunjukkan attitude toward using pengaruh signifikan terhadap behavior intention to use, perceived ease of use berpengaruh signifikan terhadap attitude toward using, perceived ease of use berpengaruh signifikan terhadap perceived usefulness, perceived usefulness berpengaruh signifikan terhadap attitude toward using, perceived usefulness berpengaruh signifikan terhadap behavior intention to use.Kata kunci: Technology Acceptance Model, penerimaan teknologi, mobile payment, Partial Least Square
Aplikasi teorema bayes dalam mendukung aktivitas autonomous maintenance di pabrik gula Kedawoeng Vivi Pathrecia Susanto; Ivan Gunawan; Lusia Permata Sari Hartanti
AGROINTEK Vol 16, No 3 (2022)
Publisher : Agroindustrial Technology, University of Trunojoyo Madura

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.21107/agrointek.v16i3.13533

Abstract

Autonomous Maintenance (AM) is one of the main activities in Total Productive Maintenance (TPM). This article discusses the implementation of AM at the diffuser station at the Kedawoeng Sugar Factory using Bayes' theorem. To maintain the continuity of sugar production, the Kedawoeng Sugar Factory needs to improve the maintenance system. AM improves the maintenance system without depending on the limited maintenance personnel in the factory. The AM concept demands that the production operator be involved in the maintenance process. Increasing the operator's ability to diagnose damage through damage symptoms is necessary. The Bayes theorem successfully helps operators predict machine failure to take quick and effective action to prevent a more significant impact. This study identified 11 machine malfunction symptoms that can be detected through the five senses that lead to 14 failures. One of the research findings is that if the symptoms are only abnormal sounds, the highest probability of motor-bearing gear failure is 0.762. Suppose a warning accompanies the abnormal sound on the control panel probability of motor-bearing gear failure increases to 0.987. A clear division of machine maintenance responsibilities between operators and maintenance technicians and maintenance training for operators are suggestions for the next steps in implementing TPM.
Perancangan dan Pelatihan Sistem Operasional Usaha di Peternakan Cacing Yapoka Anugerah Mandiri (YAM) Dian Trihastuti; Jaka Mulyana; Lusia Permata Sari Hartanti
JAPI (Jurnal Akses Pengabdian Indonesia) Vol 6, No 2 (2021)
Publisher : Universitas Tribhuwana Tunggadewi

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | Full PDF (271.318 KB) | DOI: 10.33366/japi.v6i2.2572

Abstract

Peluang wirausaha budidaya cacing Lumbricus Rubellus (LR) memiliki prospek yang sangat baik karena tingginya permintaan dari dalam maupun luar negeri. Peternakan cacing YAM yang berlokasi di Surabaya, telah merintis usaha ini selama dua tahun. Saat ini, peternakan YAM memerlukan pembenahan sistem operasional usaha untuk dapat melakukan efisiensi biaya melalui perencanaan dan pengembangan strategi usaha guna mendukung keberlanjutan usaha peternakan YAM. Pembenahan sistem operasional usaha yang dilakukan  meliputi perancangan website, database, dan pelatihan sistem operasional usaha bagi karyawan peternakan YAM. Beberapa keterampilan yang diperoleh dari pelatihan ini antara lain proses edit website, penggunaan database dan penggunaan software untuk peramalan permintaan. Hasil evaluasi dari peserta pelatihan ditemukan perlunya pendampingan lanjutan terkait materi yang diberikan dan juga kesempatan untuk melakukan pelatihan yang sama dengan ruang lingkup peserta  yang lebih luas.
Pelatihan Produksi Yogurt untuk Petani Susu “Gubug Lazaris”, Desa Sambirejo, Kediri, Jawa Timur Ig Radix AP Jati; Ira Nugerahani; Indah Kuswardani; Ig Jaka Mulyana; Lusia Permata Sari Hartanti
ABDINE: Jurnal Pengabdian Masyarakat Vol. 2 No. 1 (2022): ABDINE : Jurnal Pengabdian Masyarakat
Publisher : Sekolah Tinggi Teknologi Dumai

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.52072/abdine.v2i1.250

Abstract

Kegiatan pengabdian pada masyarakat merupakan salah satu kewajiban bagi dosen yang dirancang berdasarkan rekam jejak hasil penelitian yang menjadi keahlian dosen untuk diterapkan di masyarakat guna mengatasi persoalan praktis yang dihadapi. Posisi masyarakat dalam kegiatan pengabdian adalah sebagai mitra dari perguruan tinggi. Salah satu kelompok mitra pengabdian adalah kelompok masyarakat produktif yang telah memiliki usaha yang akan dikembangkan. Mitra kegiatan abdimas ini adalah petani susu yang dikoordinasi dalam wadah Gubug Lazaris, yang merupakan sebuah tempat pertanian organik di Desa Sambirejo, Kecamatan Pare, Kabupaten Kediri. Permasalahan yang dihadapi mitra dan telah teridentifikasi adalah pengolahan susu menjadi produk yang lebih tahan lama dan bernilai ekonomis yang lebih tinggi. Selain itu, manajemen usaha kelompok peternak susu perlu untuk diperbaiki. Kegiatan abdimas ini memberikan pelatihan produksi yoghurt dan faktor-faktor terkait yaitu kebersihan atau sanitasi pasca panen susu, cara pengolahan susu, dan manajemen usaha kelompok petani. Hasil yang diperoleh, petani susu memahami cara penanganan susu setelah dipanen, kebersihan lingkungan, kebersihan tempat dan alat penyimpanan, alat produksi yang tepat untuk susu pasterurisasi. Selain itu petani susu mampu memproduksi yoghurt dan menghitung modal yang diperlukan serta proyeksi penjualannya. Hasil pengabian masyarakat ini penting untuk meningkatkan taraf hidup petani melalui perbaikan mutu dan diversifikasi produk olahan susu.
Optimasi Waktu Penyelesaian Kuota Vaksin pada Layanan Vaksinasi di Pusat Perbelanjaan dengan Simulasi Kejadian Diskrit Ivan Keane Hutomo; Khenny Hosana; Ivan Gunawan; Lusia Permata Sari Hartanti
Jurnal INTECH Teknik Industri Universitas Serang Raya Vol. 9 No. 1 (2023): Juni
Publisher : Universitas Serang Raya

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.30656/intech.v9i1.5045

Abstract

Pemerintah Indonesia berjuang mengatasi pandemi COVID-19 ini dengan memberikan vaksin gratis terhadap masyarakat guna menciptakan herd immunity. Tempat penyelenggaraan vaksin yang terbatas dan desakan untuk segera menyelesaikan target vaksinasi memunculkan ide untuk menjadikan pusat perbelanjaan sebagai tempat vaksinasi massal. Pusat perbelanjaan hanya dapat menyediakan waktu yang terbatas untuk menyelenggarakan layanan vaksin. Layanan vaksin harus selesai sebelum pusat perbelanjaan beroperasi agar tidak mengganggu pengunjung pusat perbelanjaan. Studi ini bertujuan menemukan konfigurasi sistem antrean yang optimal untuk menyele­saikan kuota dosis vaksin yang diberikan pemerintah pada setiap penye­lenggaraan vaksinasi massal di pusat perbelanjaan. Studi ini dilakukan pada konfigurasi sistem antrean vaksinasi massal yang diselenggarakan di lobi Galaxy Mall 3 di Surabaya. Model simulasi kejadian diskrit dikembangkan untuk merepresentasikan sistem nyata dan mengevaluasi konfigurasi sistem antrean vaksinasi booster. Tiga usulan skenario perbaikan yang aplikatif telah diuji. Hasilnya, skenario 3 (kombinasi skenario 1 dan skenario 2) yakni meng­gandakan kapasitas booth 4 dan mengurai penumpukan di ruang tunggu luar dengan meningkatkan ukuran kelompok peserta vaksin yang masuk dari 6 menjadi 9 merupakan strategi operasional yang paling efektif untuk mening­katkan performa sistem antrean. Waktu yang dibutuhkan untuk menyelesaikan 250 dosis vaksin turun sebesar 45% dari 2,5350 jam pada kondisi awal menjadi 1,3989 jam pada skenario 3.