Rismawati Sikanna
Unknown Affiliation

Published : 3 Documents Claim Missing Document
Claim Missing Document
Check
Articles

Found 3 Documents
Search

DISTRIBUSI LOGAM MERKURI PADA SEDIMEN LAUT DI SEKITAR MUARA SUNGAI POBOYA Purnawan, Sandi; Sikanna, Rismawati; Prismawiryanti, Prismawiryanti
Natural Science: Journal of Science and Technology Vol 2, No 1 (2013): Volume 2 Number 1 (March 2013)
Publisher : Univ. Tadulako

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | Full PDF (270.252 KB)

Abstract

An investigation about Mercury metal content in marine sediment around Poboya stream has been done. The sediment samples were collected at 5 points of Poboya stream with 0; 15 and 30 days of time variations. The physical conditions of the water was analyzed i.e pH, temperature and salinity. The result showed that the lowest and the highest Mercury metal content (0,0103 and 0,185 mg/Kg) were found at point E and C respectively. It was found at the second and the first sampling accordingly. There was no significant increase of Mercury accumulation by time. In general, the Mercury metal content in the sediment around Poboya stream was still under government rule.
Penentuan Sifat Fisikokimia Madu Hutan (Apis dorsata) Sulawesi Selatan Sjamsiah Sjamsiah; Rismawati Sikanna; Azmalaeni Rifkah.A; Asri Saleh
Al-Kimia Vol 6 No 2 (2018): December
Publisher : Study Program of Chemistry - Alauddin State Islamic University of Makassar

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.24252/al-kimia.v6i2.6668

Abstract

The physicochemical propertis of forest honey (Apis dorsata) become one of the supporting qualities of honey. Good honey can be viewed from the quality of honey which refers to the Indonesian National Standard (SNI). Therefore, this research aims to determine the physicochemical properties of forest honey from the village of Bonto Manurung, Maros district, Tompobulu village, Pangkep district and Paranglompoa village, Gowa district in accordance with the SNI. The results showed that the best physicochemical properties of honey were from the village of Bonto Manurung, Gowa district which had a moisture content of 19.19 %b/b, ash content of 0.045 %b/b, viscosity of 14.82 poise , acidity is 42.43 mL N NaOH/kg, reducing sugar is 69 %b/b and HMF levels are 2.99 mg/kg. As for the analysis of metallic impurities, all samples examined forest honey is not contaminated by metals arsenic (As), cadmium (Cd) and lead (Pb).
Deteksi Formalin pada Makanan dengan Limbah Kulit Buah Naga di Majelis Taklim Permata Babul Maghfirah Majene Musafira, Musafira; Fardinah, Fardinah; Fatimah, Meryta Febrilian; Sikanna, Rismawati; Hikmah, Hikmah
Jurnal Abmas Negeri (JAGRI) Vol. 5 No. 2 (2024): Volume 5 Nomor 2 Desember 2024
Publisher : Sarana Ilmu Indonesia (salnesia)

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.36590/jagri.v5i2.1241

Abstract

Berdasarkan survei, pengetahuan masyarakat tentang bahaya formalin dan cara mendeteksinya masih terbatas karena pengujian formalin biasanya memerlukan laboratorium. Untuk itu, pelatihan diberikan dengan memanfaatkan kulit buah naga sebagai bahan alami yang sederhana dan mudah diakses. Program pengabdian masyarakat ini bertujuan meningkatkan kemampuan ibu-ibu di Majelis Taklim Permata Babul Maghfirah, Majene, dalam mendeteksi kandungan formalin pada bahan pangan secara mandiri. Kegiatan ini meliputi beberapa tahapan: persiapan melalui komunikasi dengan mitra, pelaksanaan berupa penjelasan teknik deteksi formalin dan eksperimen langsung, serta monitoring dan evaluasi untuk mengukur keberhasilan pelatihan. Hasilnya menunjukkan peningkatan pemahaman dan keterampilan peserta hingga 80%. Peserta mampu melakukan metode deteksi sederhana secara mandiri dan mengidentifikasi bahan pangan yang dicurigai mengandung formalin. Kesimpulannya, pelatihan ini berhasil meningkatkan pengetahuan dan keterampilan praktis peserta dalam mendeteksi formalin menggunakan bahan alami. Metode sederhana ini terbukti efektif dan mudah diterapkan dalam kehidupan sehari-hari. Disarankan agar program serupa diperluas dengan memanfaatkan bahan alami lain untuk mendeteksi zat berbahaya serta melibatkan peserta yang lebih beragam, termasuk laki-laki dan generasi muda, guna meningkatkan kesadaran dan keterampilan masyarakat secara luas.