Claim Missing Document
Check
Articles

Found 3 Documents
Search

Korelasi Kadar HBA2 dengan Indeks Mentzer Pada Pasien Thalasemia Di RS Hermina Depok Hadi Susanto; Diana Susanti
Anakes : Jurnal Ilmiah Analis Kesehatan Vol 5, No 1 (2019): Anakes: Jurnal Ilmiah Analis Kesehatan
Publisher : Universitas Mohammad Husni Thamrin

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.37012/anakes.v5i1.331

Abstract

Thalasemia merupakan penyakit keturunan yang disebabkan oleh adanya mutasi gen globin α atau β, yang kemudian menimbulkan kelainan sintesis Hemoglobin. Secara klinis, Thalasemia sulit dibedakan dengan anemia defisiensi besi. Indeks Mentzer adalah satu metode skrining awal yang digunakan untuk membedakan kedua hal tersebut. Tujuan penelitian ini adalah untuk mengetahui korelasi antara kadar HbA2 dengan indeks Mentzer pada pasien Thalasemia di RS Hermina Depok. Penelitian dilakukan pada bulan Mei – Agustus 2018 dengan sampel adalah 40 data hasil pemeriksaan Elektroforesa Hb dan indeks Mentzer pada pasien dengan diagnosa thalasemia di RS Hermina Depok. Hasil penelitian menggunakan uji korelasi Spearmanmenyimpulkan bahwa terdapat korelasi lemah dan berpola negatif (r = -0,078; p-value= 0,631), yang berarti apabila nilai kadar HbA2 bertambah maka nilai indeks Mentzer akan berkurang, dan sebaliknya. Indeks Mentzer dihitung dari hasil hitung darah lengkap (complete blood count /CBC). Jika MCV dibagi dengan RBC kurang dari 13, maka dinyatakan sebagai Thalasemia. Tapi jika hasilnya lebih besar dari 13, maka dinyatakan sebagai anemia defisiensi besi. Pada penderita Thalasemia ditemukan adanya peningkatan kadar HbA2 dengan pembacaan menggunakan Indeks Mentzer untuk penderita Thalasemia adalah kurang dari 13. Semakin meningkat kadar HbA2 maka nilai indeks Mentzer akan semakin rendah dari 13.Kata kunci: Thalasemia, HbA2, Indeks Mentzer
Gambaran Kadar Hemoglobin Sebelum Dan Sesudah Operasi Bypass Jantung Di Rumah Sakit Pusat Angkatan Darat Gatot Soebroto Jakarta Periode Januari Sampai Mei 2019 Atna Permana; Hadi Susanto; Yusuf Sugeng Tri Hariyadi
Anakes : Jurnal Ilmiah Analis Kesehatan Vol 6, No 1 (2020): Anakes :Jurnal Ilmiah Analis Kesehatan
Publisher : Universitas Mohammad Husni Thamrin

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.37012/anakes.v6i1.361

Abstract

Mesin cardiopulmonary bypass (CPB) adalah mesin yang berfungsi sementara mengambil alih fungsi jantung dan paru. Mesin ini menyederhanakan operasi jantung dengan mewakilkan fungsi jantung, sehingga jantung bisa berhenti berdetak dan kosong tanpa darah. Akan tetapi, penggunaan mesin ini tentu memiliki beberapa efek samping terhadap tubuh pasien, salah satunya adalah anemia dilusional. Tujuan dari penelitian ini adalah untuk mengetahui gambaran kadar Hb sebelum dan sesudah operasi bypass jantung di di Rumah Sakit Pusat Angkatan Darat Gatot Soebroto periode Januari sampai Mei 2019. Penelitian ini bersifat deskriptif potong lintang (cross sectional) dengan pengambilan data sekunder yang berasal dari data status pasien atau medical record (MR) periode Bulan Januari sampai Mei 2019. Sampel penelitian ini berjumlah 52 data hasil pemeriksaan kadar Hb sebelum dan sesudah operasi bypassjantung. Hasil penelitian menunjukkan terdapat perbedaan yang signifikan antara Hb pasien sebelum dan sesudah operasi bypass(p-value= 0,000). Peningkatan dilusi dari massa eritrosit sirkulasi saat menggunakan mesin pintas jantung (CPB) akan menurunkan Hb, hematokrit, dan CaO2secara eksponensial. Oleh karena itu, perlu adanya penanganan cepat bila terdapat indikasi anemia akut pasca operasi bypass jantung dengan mesin CPB dengan pemberian cairan kristaloid  atau  koloid, terapi antikoagulan dan penambahan volume sel darah merah melalui transfusi.Evaluasi preoperatif yang menyeluruh juga dibutuhkan untuk mengetahui risiko perdarahan, memprediksi kebutuhan transfusi darah yang tepat, dan untuk mengevaluasi indikasi serta kesiapan pasien dalam menerima transfusi darah. Kata Kunci         :cardiopulmonary bypass (CPB), kadar Hb, anemia
Perbandingan Hasil Agregasi Trombosit Tanpa Pengenceran dan dengan Pengenceran Spesimen 1:1 Di Rumah Sakit Premier Bintaro Hadi Susanto; Yune Yohana; Dewi Kurniati
Anakes : Jurnal Ilmiah Analis Kesehatan Vol 5, No 2 (2019): Anakes: Jurnal Ilmiah Analis Kesehatan
Publisher : Universitas Mohammad Husni Thamrin

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.37012/anakes.v5i2.339

Abstract

Frekuensi kematian akibat penyumbatan pembuluh darah di otak dan jantung yang meningkat dari tahun ke tahun. Salah satu faktor terpenting yang berperan dalam proses penyumbatan tersebut adalah thrombosis. salah satu cara untuk menilai fungsi trombosit tersebut adalah dengan pemeriksaan agregasi trombosit. Tujuan dari penelitian ini adalah  Mengetahui hasil tes agregasi trombosit dengan pengenceran spesimen 1:1 menggunakan NaCl fisiologis. Metode Penelitian ini dilakukan dengan cara melakukan pemeriksaan Agregasi trombosit dari spesimen tanpa pengenceran dan dengan pengenceran metode turbiditimetri Hasil Penelitian : Analisa  menggunakan uji  Paired sampel tes  Sig. (2-tailed) 0.05 yang menunjukan perbedaan dari hasil tanpa pengenceran dan dengan pengenceran. Terdapat adanya perbedaan hasil dari penelitian sehingga tidak dianjurkan untuk melakukan pengenceran pada pemeriksaan Agregasi trombosit. Kata kunci : Agregasi trombosit,Tanpa pengenceran, Pengenceran