Yan Stevenson
Institut Seni Indonesia Padangpanjang

Published : 4 Documents Claim Missing Document
Claim Missing Document
Check
Articles

Found 4 Documents
Search

Fenomena Sawah sebagai Dasar Penciptaan Karya Tari Pamatang Yan Stevenson; Wardi Metro
Gondang: Jurnal Seni dan Budaya Vol 5, No 1 (2021): GONDANG: JURNAL SENI DAN BUDAYA, JUNI 2021
Publisher : Universitas Negeri Medan

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | Full PDF (976.102 KB) | DOI: 10.24114/gondang.v5i1.21098

Abstract

Pamatang diartikan juga bagaimana kehati-hatian dalam berjalan di sawah baik yang searah ataupun yang berlawanan arah. Konsep Karya Tari pada ide dasarnya, dikemukanakan dalam pamatang adalah bagaimana kita menjadikan batasan pengarapan yang akan dicapai dan kehati-hatian dalam menjalankan kehidupan. Pemikiran dalam berkarya yang berangkat dalam artian pamatang merupakan suatu hal yang harus dijalankan dengan baik, kehati-hatian dalam menjalankan pola hidup di tengah masyarakat, jika kita tidak berhati-hati dalam berjalan dipematang maka kita akan tergelincir dan masuk kedalam sawah. Perkembangan dalam menentukan ide garap karya tari pamatang berdasarkan dari filosofis pamatang itu sendiri, sebuah batasan wilayah yang akan ditanam dan kehati-hatian dalam berjalan dipematang. Pemikiran ide kreatif dalam melahirkan bentuk karya seni tentu akan berbeda-beda pada setiap orang yang akan menafsirkannya. Pengkarya disini menampilkan dengan dua orang penari untuk menampilkan karya tari pamatang, dua orang penari menyimbolkan dua laras kepemimpinan di Minangkabau yaitu Bodi Chaniago dan Koto Piliang yang keduanya memilki aturan tertentu dalam menjalankan tata pemerintahannya. Artinya kepimpinan dalam karya pamatang ini kehati-hatian dalam bertindak dan mengambil keputusan yang tepat, karena berdampak kepada kaumnya.
TANAH LIAT SEBAGAI INSPIRASI DALAM MENCIPTAKAN KARYA TARI “TUBUH YANG MENGGELIAT” Anisa Rabdina; Yan Stevenson; Wardi Metro
Laga-Laga : Jurnal Seni Pertunjukan Vol 8, No 2 (2022): Laga-Laga: Jurnal Seni Pertunjukan
Publisher : Institut Seni Indonesia Padangpanjang

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.26887/lg.v8i2.3111

Abstract

ABSTRAK  Karya tari Tubuh Yang Menggeliat berangkat dari sifat tanah liat yang memiliki sifat mudah dibentuk ketika basah seperti gerakan mengalir dan bersifat keras ketika kering seperti gerakan stakato atau sentakan-sentakan. Fokus pengkarya ialah mentransformasikan sifat tanah liat itu ke dalam tubuh penari. Dimana disampaikan dalam respons tubuh penari terhadap sifat tanah liat tersebut pada setiap bagian dalam karya ini. Divisualkan oleh lima orang penari serta diperkuat dengan musik tekno live serta elemen komposisi lainnya. Metode yang digunakan dalam penggarapan karya ini adalah metode eksplorasi, improvisasi, dan pembentukan. Karya ini digarap dengan tema kehidupan dan menggunakan tipe abstrak yang terdiri dari tiga alur garapan dan ditampilkan di Auditorium Boestanoel Arifin Adam Institut Seni Indonesia Padang Panjang.Kata Kunci : Sifat, Tubuh, dan Tanah Liat ABSTRAK  The Body Wriggling dance work departs from the nature of clay, which is easy to shape when wet like a flowing movement and hard when dry like a staccato movement or jerks. The focus of the artist is to transform the nature of the clay into the dancer's body. Which is conveyed in the response of the dancer's body to the nature of the clay in every part of this work. Visualized by five dancers and reinforced by live techno music and other compositional elements. The methods used in this work are exploration, improvisation, and shaping methods. This work is done with the theme of life and uses an abstract type consisting of three plots and is displayed at the Boestanoel Arifin Adam Auditorium, the Indonesian Art Institute, Padang Panjang.  Keywords: Nature, Body, and Clay
SASARAN SILEK JUNGUIK SATI DALAM LANGKAH AMPEK NAGARI BATU TABA KABUPATEN TANAH DATAR Yan Stevenson; Auliana Mukhti Maghfirah; oktavianus oktavianus; Ernawita Ernawita
Garak Jo Garik : Jurnal Pengkajian dan Penciptaan Seni Vol 1, No 2 (2023): Garak Jo Garik : Jurnal Pengkajian dan Penciptaan Seni
Publisher : Garak Jo Garik : Jurnal Pengkajian dan Penciptaan Seni

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar

Abstract

Pencak silat martial arts have their own style and characteristics, both in attack and defense. The very rapid development of culture and technology has an impact on the development of silat in the archipelago. One oBeladiri pencak silat memiliki gaya dan ciri khas masing-masing baik dalam penyerangan serta pertahanan. Perkembangan yang sangat begitu pesat terhadap budaya dan teknologi memiliki dampak terhadap perkembangan silat di nusantara. Salah satunya berkurangnya minat generasi muda terhadap perkembangan seni budaya silat yang membuat terjadi pergeseran serta semakin tergerusnya budaya seiring berjalannya waktu. Kekayaan lokal dalam berbagai aliran silek (silat) di Minangkabau yang dimiliki oleh ketiga Luhak (daerah) yaitu, Luhak nan tuo/Tanah Datar, Luhak Agam ( daerah agam) dan Luhak 50 koto ( daerah 50 Kota). Fenomena perkembangan silek tradisi sangat miris untuk kondisi sekarang dengan berkurangnya minat generasi muda, akan tetapi pada daerah nagari Batu Taba Kabupaten Tanah Datar memiliki antusias yang cukup baik dan diterima oleh kalangan masyarakat sekitarnya. Sasaran Junguik Sati ini memiliki peran dalam pembentukan karakter generasi muda pada saat sekarang ini dengan memiliki ragam dan pola Langkah Ampek. Tujuan dari penelitian ini adalah untuk mengetahui bagaimana pelestarian langkah ampek dan bentuk metode pembentukan karakter generasi muda nagari Batu Taba Kabupaten Tanah Datar terhadap perkembangan silek saat ini. Metode yang digunakan dalam penelitian ini adalah  metode penelitian kualitatif dengan pendekatan deskriptif analisis. Tahapan penelitian yang dilakukan adalah literatur, observasi, dokumentasi serta wawancara
SASARAN SILEK JUNGUIK SATI DALAM LANGKAH AMPEK NAGARI BATU TABA KABUPATEN TANAH DATAR Yan Stevenson; Auliana Mukhti Maghfirah; Oktavianus Oktavianus; Ernawita Ernawita
Garak Jo Garik : Jurnal Pengkajian dan Penciptaan Seni Vol 1, No 2 (2023): Garak Jo Garik : Jurnal Pengkajian dan Penciptaan Seni
Publisher : Garak Jo Garik : Jurnal Pengkajian dan Penciptaan Seni

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.26887/gjg.v1i2.3772

Abstract

This research aims to understand the preservation of the "langkah ampek" tradition and the method of character formation among the younger generation in the Batu Taba Nagari, Tanah Datar District, and its impact on the development of silek (a traditional martial art) today. The research method used in this study is qualitative research with a descriptive analysis approach, where all the data collected in the field are compiled, described, and analyzed according to the discussed issues. The cultural theory by Jacobus Ranjabar is employed to analyze this research. In line with the research object, the results reveal that pencak silat (martial arts) has its own unique style and characteristics in both offensive and defensive techniques. The rapid development of culture and technology has had an impact on the development of silat in the archipelago, leading to a decline in the interest of the younger generation in the development of this cultural art form, resulting in a gradual erosion of the culture over time. The local richness of various silat styles in Minangkabau, which are owned by the three regions (Luhak), namely Luhak nan Tuo/Tanah Datar, Luhak Agam, and Luhak 50 Koto, is one of the cultural treasures. The phenomenon of the development of traditional silek is concerning due to the decreasing interest of the younger generation. However, in the Batu Taba Nagari, Tanah Datar District, there is a considerable enthusiasm for silek, which is well-received by the local community. The target of Junguik Sati plays a role in shaping the character of the younger generation through the Langkah Ampek pattern.