Auliana Mukhti Maghfirah
Institut Seni Indonesia Padangpanjang

Published : 3 Documents Claim Missing Document
Claim Missing Document
Check
Articles

Found 3 Documents
Search

TRANSFORMASI PENCAK SILAT PARIAN MENJADI TARI GARIGIAK DI ISTANO TUAN GADANG BATIPUAH KECAMATAN BATIPUAH KABUPATEN TANAH DATAR Auliana Mukhti Maghfirah; Erlinda Erlinda
Gorga : Jurnal Seni Rupa Vol 8, No 1 (2019): Gorga : Jurnal Seni Rupa
Publisher : Fakultas Bahasa dan Seni Universitas Negeri Medan

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.24114/gr.v8i1.12931

Abstract

AbstrakTari Garigiak adalah satu bentuk seni pertunjukan tradisi di Istano Tuan Gadang Batipuah Kabupaten Tanah Datar, yang gerak tarinya bersumber kepada gerakan Silek Parian. Silek Parian merupakan seni beladiri  yang berkembang di Nagari Baipuah Ateh yang di akuui oleh masyarakat keberadaan tari tersebut. Oleh karenanya tari Garigiak diakui pula sebagai produk budaya asli Kecamatan Batipuah, yang memiliki makna khusus dalam kehidupan masyarakat pendukungnya. Tari Garigiak, memiliki gaya gerak yang tidak jauh berbeda dari Silek Parian itu sendiri. Karena bila gaya Silek Parian masih memperlihatkan gaya beladiri yang berbentuk fisik maupun penyaluran tenaganya seperti pertarungan, namun dalam tarian ditampilkan terlihat lebih indah karena sudah mengalami proses stilisasi. Dengan demikian kesenian tradisional tari Garigiak dapat dikatakan sebagai hasil dari proses kreativitas, berupa produk baru yang diciptakan oleh keturunan Tuan Gadang Batipuah. Meskipun secara teks  merupakan adaptasi dari Silek Parian. Tujuan penelitian ini untuk melihat faktor penyebab terjadinya transformasi dalam Silek Parian menjadi tari Garigiak di Kecamatan Batipuah.  Metode yang digunakan adalah metode kualitatif, pengumpulan data dilakukan melalui observasi dan mengamati kesenian tradisional khususnya tari tari Garigiak, dokumentasi audio dan visual serta wawancara dengan sejumlah tokoh adat dan masyarakat. Penelitian ini dianalisis dengan teori bentuk, teori fungsi dan teori kreativitas. Secara umum, penelitian ini memperoleh hasil berupa sejauh mana kreativitas dan perwujudan gerak Silek Parian dalam kesenian tradisional masyarakat di Nagari Batipuah ateh yang terfokus pada tari Garigiak.Kata Kunci: Silek Parian, tari Garigiak, masyarakat.AbstractGarigiak dance is a form of traditional performing arts at Istano Tuan Gadang Batipuah Tanah Datar District, whose dance moves are sourced from the Silek Parian movement. Silek Parian is a martial art that developed in Nagari Baipuah Ateh which was acknowledged by the community where the dance was. Therefore Garigiak dance is also recognized as a genuine cultural product of the Batipuah District, which has special meaning in the lives of its supporting communities. Garigiak dance, has a style of motion that is not much different from the Silek Parian itself. Because if the style of Silek Parian still shows a self-defense style in the form of physical as well as channeling its energy like a fight, in the dance it appears to look more beautiful because it has undergone a stylization process. Thus the traditional arts of Garigiak dance can be said to be the result of the process of creativity, in the form of new products created by the descendants of Tuan Gadang Batipuah. Although text is an adaptation of Silek Parian. The purpose of this study was to look at the causes of the transformation in the Silek Parian into the Garigiak dance in Batipuah District. The method used is a qualitative method, data collection is done through observation and observing traditional arts, especially Garigiak dance, audio and visual documentation and interviews with a number of traditional leaders and the community. This research was analyzed by form theory, function theory and creativity theory. In general, this research obtained results in the form of the extent of the creativity and manifestation of the movement of Silek Parian in the traditional arts of the people in Nagari Batipuah ateh which focused on the Garigiak dance.  Keywords: Silek Parian, Garigiak dance, society. 
SASARAN SILEK JUNGUIK SATI DALAM LANGKAH AMPEK NAGARI BATU TABA KABUPATEN TANAH DATAR Yan Stevenson; Auliana Mukhti Maghfirah; oktavianus oktavianus; Ernawita Ernawita
Garak Jo Garik : Jurnal Pengkajian dan Penciptaan Seni Vol 1, No 2 (2023): Garak Jo Garik : Jurnal Pengkajian dan Penciptaan Seni
Publisher : Garak Jo Garik : Jurnal Pengkajian dan Penciptaan Seni

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar

Abstract

Pencak silat martial arts have their own style and characteristics, both in attack and defense. The very rapid development of culture and technology has an impact on the development of silat in the archipelago. One oBeladiri pencak silat memiliki gaya dan ciri khas masing-masing baik dalam penyerangan serta pertahanan. Perkembangan yang sangat begitu pesat terhadap budaya dan teknologi memiliki dampak terhadap perkembangan silat di nusantara. Salah satunya berkurangnya minat generasi muda terhadap perkembangan seni budaya silat yang membuat terjadi pergeseran serta semakin tergerusnya budaya seiring berjalannya waktu. Kekayaan lokal dalam berbagai aliran silek (silat) di Minangkabau yang dimiliki oleh ketiga Luhak (daerah) yaitu, Luhak nan tuo/Tanah Datar, Luhak Agam ( daerah agam) dan Luhak 50 koto ( daerah 50 Kota). Fenomena perkembangan silek tradisi sangat miris untuk kondisi sekarang dengan berkurangnya minat generasi muda, akan tetapi pada daerah nagari Batu Taba Kabupaten Tanah Datar memiliki antusias yang cukup baik dan diterima oleh kalangan masyarakat sekitarnya. Sasaran Junguik Sati ini memiliki peran dalam pembentukan karakter generasi muda pada saat sekarang ini dengan memiliki ragam dan pola Langkah Ampek. Tujuan dari penelitian ini adalah untuk mengetahui bagaimana pelestarian langkah ampek dan bentuk metode pembentukan karakter generasi muda nagari Batu Taba Kabupaten Tanah Datar terhadap perkembangan silek saat ini. Metode yang digunakan dalam penelitian ini adalah  metode penelitian kualitatif dengan pendekatan deskriptif analisis. Tahapan penelitian yang dilakukan adalah literatur, observasi, dokumentasi serta wawancara
SASARAN SILEK JUNGUIK SATI DALAM LANGKAH AMPEK NAGARI BATU TABA KABUPATEN TANAH DATAR Yan Stevenson; Auliana Mukhti Maghfirah; Oktavianus Oktavianus; Ernawita Ernawita
Garak Jo Garik : Jurnal Pengkajian dan Penciptaan Seni Vol 1, No 2 (2023): Garak Jo Garik : Jurnal Pengkajian dan Penciptaan Seni
Publisher : Garak Jo Garik : Jurnal Pengkajian dan Penciptaan Seni

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.26887/gjg.v1i2.3772

Abstract

This research aims to understand the preservation of the "langkah ampek" tradition and the method of character formation among the younger generation in the Batu Taba Nagari, Tanah Datar District, and its impact on the development of silek (a traditional martial art) today. The research method used in this study is qualitative research with a descriptive analysis approach, where all the data collected in the field are compiled, described, and analyzed according to the discussed issues. The cultural theory by Jacobus Ranjabar is employed to analyze this research. In line with the research object, the results reveal that pencak silat (martial arts) has its own unique style and characteristics in both offensive and defensive techniques. The rapid development of culture and technology has had an impact on the development of silat in the archipelago, leading to a decline in the interest of the younger generation in the development of this cultural art form, resulting in a gradual erosion of the culture over time. The local richness of various silat styles in Minangkabau, which are owned by the three regions (Luhak), namely Luhak nan Tuo/Tanah Datar, Luhak Agam, and Luhak 50 Koto, is one of the cultural treasures. The phenomenon of the development of traditional silek is concerning due to the decreasing interest of the younger generation. However, in the Batu Taba Nagari, Tanah Datar District, there is a considerable enthusiasm for silek, which is well-received by the local community. The target of Junguik Sati plays a role in shaping the character of the younger generation through the Langkah Ampek pattern.