Claim Missing Document
Check
Articles

Found 4 Documents
Search

Pola menonton televisi sebagai faktor risiko obesitas pada anak di sekolah dasar Kota Yogyakarta dan Kabupaten Bantul Dewi Astiti; Hamam Hadi; Madarina Julia
Jurnal Gizi dan Dietetik Indonesia (Indonesian Journal of Nutrition and Dietetics) VOLUME 1, NOMOR 2, MEI 2013
Publisher : Alma Ata University Press

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | Full PDF (219.182 KB) | DOI: 10.21927/ijnd.2013.1(2).110-119

Abstract

ABSTRACTBackground: Obesity in Indonesian school children is increasing dramatically especially in the cities. Whether TV viewing has an important role to the increased obesity prevalence Indonesia is still unclear. Objective: To examine TV viewing as a risk factor of obesity in Indonesian elementary school children.Method: A case-control study of 244 obese and 244 non obese children was conducted in Yogyakarta municipality in 2012. Cases were elementary school children with BMI/Age >95 percentile identifi ed in previous survey. Controls were children from the same class and seating at the right side nearest to the cases. Weight of the children was measured using a calibrated digital weighing scale (SECA) with precision of 0.1 kg, while standing height was measured using a microtoice with precision of 0.1 cm by trained nutritionists. Data on TV viewing were collected using one-week physical activity recall questionnaires. BMI of the study subjects were computed using WHO Anthro2005 software. Statistical analysis was done using STATA 11th edition software.Result: Children with TV viewing ≥2 hours/day were 3 (OR=3.3, 95%CI:  2.2-4.8) times more likely to be obese than children with TV viewing <2 hours/day. Parental regulation of tv viewing was associated with  child’s TV viewing duration.Conclusion: Duration of TV viewing was signifi cantly associated with the increased risk of obesity in elementary school children. The existence of parental regulation would help to reduce TV viewing duration leading to the reduction of obesity prevalence in school children.KEYWORDS: obesity, elementary school children, TV viewingABSTRAKLatar Belakang: Obesitas pada anak-anak sekolah Indonesia meningkat sangat drastis terutama di kota-kota. Apakah menonton TV memiliki peran penting terhadap peningkatan prevalensi obesitas Indonesia masih belum jelas.Tujuan: Untuk menguji menonton TV sebagai faktor risiko obesitas pada anak-anak sekolah dasar di Indonesia.Metode: Sebuah studi kasus-kontrol dari 244 obesitas dan 244 anak non obesitas dilakukan di Kota Yogyakarta pada tahun 2012. Kasus adalah anak-anak SD dengan BMI/Umur >persentil ke-95 diidentifi kasi dalam survei sebelumnya. Kontrol adalah anak-anak dari kelas yang sama dan duduk di sisi kanan terdekat dengan kasus. Berat anak-anak diukur dengan menggunakan timbangan digital (SECA) yang telah dikalibrasi dengan presisi 0,1 kg, sedangkan tinggi berdiri diukur dengan menggunakan microtoice dengan presisi 0,1 cm oleh ahli gizi terlatih. Data menonton TV dikumpulkan menggunakan kuesioner aktivitas fi sik selama satu minggu. BMI dari subjek penelitian dihitung dengan menggunakan software WHO Anthro 2005. Analisis statistik dilakukan dengan menggunakan perangkat lunak STATA edisi 11.Hasil: Anak-anak yang menonton TV ≥ 2 jam / hari cenderung 3 (OR = 3,3, 95% CI: 2,2-4,8) kali lebih gemuk daripada anak-anak dengan menonton TV <2 jam/hari. Peraturan orangtua menonton TV dikaitkan dengan durasi menonton TV anakKesimpulan: Durasi menonton TV secara bermakna dikaitkan dengan peningkatan risiko obesitas pada anak-anak sekolah dasar. Adanya peraturan orangtua akan membantu mengurangi durasi menonton TV yang mengarah ke pengurangan prevalensi obesitas pada anak-anak sekolah.KATA KUNCI: obesitas, anak-anak SD, menonton TV
Kebiasaan jajan dan pola makan serta hubungannya dengan status gizi anak usia sekolah di SD Sonosewu Bantul Yogyakarta Kurnia Noviani; Effatul Afifah; Dewi Astiti
Jurnal Gizi dan Dietetik Indonesia (Indonesian Journal of Nutrition and Dietetics) VOLUME 4, NOMOR 2, MEI 2016
Publisher : Alma Ata University Press

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | Full PDF (94.923 KB) | DOI: 10.21927/ijnd.2016.4(2).97-104

Abstract

ABSTRACTBackground: Elementary school children are in the developmental age, thus need nutritions with good and proper quality and quantity. Nutrient needs can be fulfilled through eating habits. Snacking habit can also contribute to nutritional status in children if the snack consumed has good quality in term of the typeand quantity.Objectives: To understand the relationship between snacking habit and diet with nutritional status of elementary school children in SD Sonosewu Bantul Yogyakarta.Methods: This study was an observational research with cross sectional approach. This study population was all students in SD Sonosewu Bantul Yogyakarta grades III, IV, V, that were 160 respondents. The sample used in this study was 65 people selected by using simple random sampling. The process ofselecting a random sample was based on the random number table. The research instruments used were questionnaires, form of 24 -hour food recall for 1 day, bathroom scales, and microtoise. The collected data was analyzed by using a statistical test chi-square.Results: Respondents who had frequent snacking habit with a normal nutritional status was 27 respondents (81%), whereas those who had less frequent snacking habit with wasting nutritional status was 7 respondents (21.9%). Respondents with a good diet (>80% RDA) with wasting nutritional status was 9 respondents (75%) and respondents who had bad diet with normal nutritional status was 34 respondents (66%). Chi-Square analysis in the relationship between snacking habit and nutritional status obtained 0.781 p value (p>0.05) which mean that there was no statistically significant of relationship between snacking habits and child’s nutritional status. Whereas Chi-Square analysis of diet and nutritional status showed a significant relationship with 0.008 p value (p<0.05) means that there was a relationship between diet and nutritional status.Conclusions: There was a relationship between diet and nutritional status of elementary school children, but there was no relationship between snacking habits and nutritional status of them.KEYWORDS: snacking habit, diet, nutritional status, elementary school childrenABSTRAKLatar belakang: Anak usia sekolah dasar termasuk usia perkembangan sehingga membutuhkan nutrisi dengan kualitas maupun kuantitas yang baik dan benar. Kebutuhan gizi tersebut di antaranya dapat dipenuhi melalui kebiasaan makan. Pola jajan juga dapat memberikan kontribusi terhadap status gizi anak apabila jenis jajan yang dikonsumsi berkualitas dari segi jenis dan kandungan gizinya.Tujuan: Tujuan dari penelitian ini adalah untuk mengetahui hubungan kebiasaan jajan dan pola makan dengan status gizi di SD Sonosewu Bantul Yogyakarta.Metode: Penelitian ini merupakan penelitian observasional dengan rancangan cross sectional. Populasi dalam penelitian ini adalah seluruh siswa dari kelas III, IV, V yang berjumlah 160 siswa di SD Sonosewu Bantul Yogyakarta. Sampel dalam penelitian ini berjumlah 65 yang diambil dengan teknik simple random sampling. Proses memilih sejumlah sampel secara random berdasarkan tabel bilangan random. Instrumen penelitian yang digunakan yaitu kuesioner, formulir food recall 24 jam selama 1 hari, timbangan injak, dan microtois. Data yang telah dikumpulkan kemudian dianalisis menggunakan uji statistic chi-square.Hasil: Responden yang memiliki kebiasaan jajan sering dengan status gizi normal yaitu sebanyak 27 responden (81%), dan yang tidak sering jajan dengan status gizi kurus berjumlah 7 responden (21,9%). Responden dengan pola makan yang baik >80% AKG dengan status gizi kurus sebesar 9 responden (75%) dan responden yang memiliki pola makan tidak baik dengan status gizi normal sebesar 34 responden (66%). Hasil analisis chi-square hubungan kebiasaan jajan dengan status gizi diperoleh p 0,781 (p>0,05) yang berarti bahwa tidak ada hubungan antara kebiasaan jajan dengan status gizi. Hasil analisis Chi-Square hubungan pola makan dengan status gizi diperoleh p 0,008 (p<0,05) yang berarti bahwa ada hubungan antara pola makan dengan status gizi.Kesimpulan: Tidak ada hubungan kebiasaan jajan dengan status gizi di SD Sonosewu Bantul Yogyakarta. Ada hubungan pola makan dengan status gizi di SD Sonosewu Bantul Yogyakarta.KATA KUNCI: kebiasaan jajan, pola makan, status gizi, anak sekolah dasar
Pola makan dan pantangan makan tidak berhubungan dengan kekurangan energi kronis pada ibu hamil Oktriyani Oktriyani; Muhammad Juffrie; Dewi Astiti
Jurnal Gizi dan Dietetik Indonesia (Indonesian Journal of Nutrition and Dietetics) VOLUME 2, NOMOR 3, SEPTEMBER 2014
Publisher : Alma Ata University Press

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | Full PDF (156.464 KB) | DOI: 10.21927/ijnd.2014.2(3).159-169

Abstract

ABSTRACTBackground: Chronic energy deficiency (CED) is a chronic malnutrition in calorie and protein that become a nutritional problem in pregnant women. Prevalence of CED in Indonesia in 2013 is 23.4% and Sedayu Subdistrict is 11.4%. Impact of CED in pregnant women is the risk of low birth weight and its relationship with increase chronic desease in the future. Dietary pattern and food taboo are factor risks of nutritional problem of pregnant women.Objectives: To analyze association between dietary pattern and food taboo with chronic energy deficiencies in pregnant women in Sedayu Subdistrict, Bantul,Yogyakarta.Methods: This was an observational study with cross sectional design with approachment in quantitative and qualitative. Qualitative method used focus group disscussion (FGD) with 14 CED and non CED in pregnant women. Samples were 201 pregnant women in Sedayu Subdisctrict that were collected by total sampling methods. This research was held in April until June 2014. Data were analyzed using univariate analysis (descriptive), bivariate (chi-square and Mann Whitney), and multivariate (multiple logistic regression). Intake of energy and carbohydrate was analyzed by using Nutrisurvey software.Results: Chi-square showed that there was no significant association between dietary pattern and food taboo with CED in pregnant women (p>0.05). A number of 17.91% pregnant women had the risk of CED, 20.99 % had less of source prime energy, and 20.22% had food taboo. Food taboo is food that rich in protein, vitamin and mineral (fruit and vegetable) and energy.Conclusions: There was no significant association between dietary pattern and food taboo with CED in pregnant women.KEYWORDS: dietary pattern, food taboos, pregnant women, chronic energy deficienciesABSTRAKLatar belakang: Kekurangan energi kronis (KEK) merupakan keadaan kekurangan zat gizi terutama energi dan protein yang masih menjadi masalah gizi pada ibu hamil. Prevalensi KEK di Indonesia tahun 2013 sebesar 23,4 % dan Kecamatan Sedayu sebesar 11,4% masih merupakan masalah kesehatan. Ibuhamil yang KEK berisiko melahirkan bayi dengan berat badan rendah dan meningkatkan risiko penyakit kronis di masa depan. Pola makan dan pantangan makan merupakan salah satu faktor risiko dari masalah gizi ibu hamil.Tujuan: Mengetahui hubungan antara pola makan dan pantangan makan dengan kejadian KEK pada ibu hamil di Kecamatan Sedayu, Bantul, Yogyakarta.Metode: Jenis penelitian ini adalah observasional analitik dengan rancangan cross sectional dengan pendekatan kuantitatif dan kualitatif. Sampel pada penelitian ini adalah seluruh ibu hamil yang berada di Kecamatan Sedayu Kabupaten Bantul. Metode kualitatif dengan menggunakan focus group disscussion (FGD) kepada kelompok ibu hamil yang KEK dan tidak KEK yang berjumlah 14 orang. Penelitian kuantitatif menggunakan metode pengambilan sampel total sampling, yang berjumlah 201 orang ibu hamil. Penelitian dilaksanakan pada bulan April hingga Juni 2014. Data dianalisis dengan menggunakan analisis univariat (deskriptif), bivariat (chi-square dan Mann Whitney) dan multivariat (regresi logistik). Data asupan energi dan protein dianalisis dengan menggunakan software Nutrisurvey.Hasil: Hasil uji chi-square menunjukkan tidak ada hubungan antara pola makan dan pantangan makan dengan kejadian KEK pada ibu hamil (p>0,05). Sebanyak 17,91% ibu hamil berisiko KEK, 20,99% diantaranya mempunyai pola makan pokok (nasi) yang kurang dan 20,22% masih mempunyai pantangan makan. Makanan yang dipantang yaitu makanan sumber protein, sumber vitamin dan mineral (buah dan sayur), dan bahan makanan sumber energi.Kesimpulan: Pola makan dan pantangan makan pada ibu hamil tidak berhubungan dengan kejadian KEK.KATA KUNCI: pola makan, pantangan makan, ibu hamil, KEK
Persepsi tentang Seks Pranikah pada Remaja Putri yang Bertempat Tinggal di Kos dan di Rumah di Kasihan, Bantul Umi Nur Isnaini; Dewi Astiti; Dyah Pradnya Paramita
JNKI (Jurnal Ners dan Kebidanan Indonesia) (Indonesian Journal of Nursing and Midwifery) Vol 2, No 3 (2014): November 2014
Publisher : Alma Ata University Press

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | Full PDF (252.758 KB) | DOI: 10.21927/jnki.2014.2(3).128-135

Abstract

Premarital sex now already spread among adolescent, it makes adolescent not taboo anymore with sex. The results of recording by office of religious in Kasihan showed an increase in marriage among an early age, from 15 adolescent couples in January to October, 16 adolescent couples in November and 33 adolescent couples in December. The perception of premarital sex in adolescent should be known to raise awareness and to increase the high number of premarital sex in Yogyakarta. This study was aimed to know the perception of premarital sex in adolescent girls who live in rent room and home at Kasihan, Bantul. This study was used qualitative methode. Speakers were adolescent girls who lived in rent room and home at Kasihan, Bantul who had done premarital sex and who did not. Samples was obtained by purposive sampling with the triangulation. An instrument was used an interview guide of premarital sex perception, recorder sound and stationery. The results showed that adolescent only know about some of the definition premarital sex, it was also only know a part of impact because premarital sex and factors that encourage premarital sex. Factors that the most encourages adolescent premarital sex was because they had boyfriend. Attitudes of adolescent girls who did not hold premarital sex refuse and avoid premarital sex, while adolescent who had been doing premarital sex refuse premarital sex but still did it. The results of this study showed that there was no different perceptions about sex premarital in adolescent girls who live in rent room and home, but there was a differences perception of premarital sex and attitude of adolescent who had been doing premarital sex and who not doing premarital sex.