Claim Missing Document
Check
Articles

Found 2 Documents
Search

PROFIL NUMBER SENSE SISWA ALIYAH DALAM MEMECAHKAN MASALAH BERASARKAN KEMAMPUAN MATEMATIKA Ira Purwandari; Wiwin Sri Hidayati; Abd. Rozak
Prosiding Conference on Research and Community Services Vol 3, No 1 (2021): Third Prosiding Conference on Research and Community Services
Publisher : STKIP PGRI Jombang

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar

Abstract

Number sense memberikan peran yang besar dan kompleks bagi seseorang dalam  memecahkan masalah yang dihadapi. Seseorang dikatakan baik dalam memecahkan masalah number sense apabila dapat menggunakan representasi bilangan yang fleksibel dan tidak bergantung pada algoritma biasa. Komponen number sense dalam penelitian ini dikaitkan dengan tahapan pemecahan masalah Lester. Tujuan penelitian kualitatif ini mendiskripsikan profil number sense siswa Aliyah dalam memecahkan masalah berdasarkan kemampuan matematika. Data dianalisis dari tes tertulis masalah number sense dan hasil wawancara setelah subyek memecahkan masalah number sense. Data yang diperoleh ditriangulasi dengan memberikan masalah baru yang setara untuk dipecahkan pada waktu yang berbeda. Subyek adalah siswa MAN 4 Jombang kelas XII. Penelitian diperoleh dari nilai PAT dan kriteria subyek. Data yang sudah diperoleh dinalisis sesuai dengan teknik analisis data. Hasil penelitian menunjukkan subyek kemampuan tinggi memiliki kemampuan understanding number magnitude, mental computation, computational estimation dan judging reasonableness of results dalam memecahkan masalah. Subyek kemampuan sedang dan rendah memiliki kemampuan understanding number magnitude dalam memecahkan masalah yaitu tahu jenis masalah yang diterima, menyebutkan unsur-unsur barisan dan deret aritmatika dan dapat membedakannya. Pada kemampuan mental computation dalam memecahkan masalah subyek kemampuan sedang dan rendah :menghitung tanpa menggunakan alat bantu hitung, menggunakan rumus barisan dan deret aritmatika, menghitung tanpa terikat dengan algoritma biasanya. Pada kemampuan computational estimation dalam memecahkan masalah baik subyek kemampuan sedang dan rendah menentukan langkah-langkah dalam memecahkan masalah. Pada kemampuan judging reasonableness of results dalam memecahkan masalah baik subyek kemampuan sedang dan rendah menghasilkan jawaban yang masuk akal dan sesuai dengan masalah yang diberikan.
Kemampuan Pembuktian Matematis Siswa Aliyah Menggunakan Induksi Matematika Ira Purwandari
Edumath : Jurnal Program Studi Pendidikan Matematika Vol 17 No 4 (2025): Volume 17 Nomor 4 Nopember 2025
Publisher : Program Studi Pendidikan Matematika Universitas PGRI Jombang

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.32682/kfjr1616

Abstract

Induksi matematika merupakan salah satu materi matematika yang membutuhkan penalaran dan kecermatan siswa. Induksi matematika merupakan salah satu teknik atau metode pembuktian dasar dalam matematika yang harus dipahami sejak awal yang memerlukan metode pembuktian dalam penyelesaiannya. Sesorang dikatakan mempunyai penalaran dan kecermatan yang baik jika memiliki kemampuan pembuktian matematis yang baik pula. Penelitian ini bertujuan untuk mendeskripsikan kemampuan pembuktian matematis siswa Aliyah dalam menyelesaikan masalah menggunakan induksi matematika ditinjau dari tingkat kemampuan kognitif. Pendekatan penelitian yang digunakan adalah kualitatif deskriptif. Subjek penelitian adalah empat siswa kelas XI MAPK MAN 4 Jombang yang dipilih menggunakan teknik simple random sampling yang masing – masing terdiri dari dua siswa dengan kemampuan kognitif tinggi dan kemampuan kognitif rendah berdasarkan hasil penilaian harian materi induksi matematika. Data dikumpulkan melalui tes pembuktian induksi matematika dan wawancara mendalam untuk mengetahui pemahaman konseptual siswa pada setiap langkah pembuktian. Hasil penelitian menunjukkan bahwa siswa dengan kemampuan kognitif tinggi mampu menyelesaikan langkah dasar dan langkah induksi dengan benar meskipun belum sepenuhnya sistematis, terutama pada penulisan asumsi benar untuk n = k dan pembuktian untuk n = k + 1. Sementara itu, siswa dengan kemampuan kognitif rendah hanya mampu menyelesaikan langkah dasar dan mengalami kesulitan pada langkah induksi karena kurang memahami keterkaitan antara tahap asumsi dan pembuktian berikutnya. Kesimpulan penelitian ini menunjukkan adanya perbedaan kemampuan pembuktian matematis antara siswa dengan kemampuan kognitif tinggi dan rendah.