Sunaryo, Budi
Teknik Sipil, Fakultas Teknik, Universitas Andalas

Published : 6 Documents Claim Missing Document
Claim Missing Document
Check
Articles

Found 6 Documents
Search

Sistem Pelacakan Lokasi Petugas Survei RTLH Menggunakan GPS Android dan WebGIS Khairil Hamdi; Budi Sunaryo; Arianto Arianto; Yuhefizar; Imam Gunawan
Jurnal RESTI (Rekayasa Sistem dan Teknologi Informasi) Vol 3 No 3 (2019): Desember 2019
Publisher : Ikatan Ahli Informatika Indonesia (IAII)

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | Full PDF (657.624 KB) | DOI: 10.29207/resti.v3i3.1355

Abstract

The feasibility of a home for family residence is the basis for growing and developing a better family life. The roof, floor, and walls are data on the indicator of the feasibility of the house at the time of the survey. The need for a system that can display RTLH locations in the Web Geographic Information System (WebGIS) accompanied by detailed RTLH data and photos. This study explains how the system tracks the location of RTLH survey data officers using Android GPS, then represents it on WebGIS. The tracking method starts when the clerk fills out the home data input form via the Android application. Location coordinates in the form of latitude and longitude will be detected automatically and become input parameters accompanied by photos and RTLH data details. Offline data will be stored in SQLite then sent to MySQL via database synchronization while online. The purpose of this research is to establish a location tracking system for RTLH survey officers to facilitate the validation process of data suitability between data and facts in the field. This system managed to track the location of RTLH survey officers by being marked by the appearance of markers on the Google Map on the WebGIS application. From a total of 14,949 houses in Kota Solok in December 2018, there were 938 RTLH. From 938 RTLH, the coordinates of the location of latitude and longitude are 100%.
IDENTIFIKASI KERUSAKAN AKIBAT BANJIR BANDANG DI BAGIAN HULU SUB DAERAH ALIRAN SUNGAI (DAS) LIMAU MANIS Farah Sahara; Bambang Istijono; Sunaryo Sunaryo
Jurnal Rekayasa Sipil (JRS-Unand) Vol 9, No 2 (2013)
Publisher : Civil Engineering Departement, Andalas University

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | Full PDF (1248.659 KB) | DOI: 10.25077/jrs.9.2.72-81.2013

Abstract

Banjir bandang yang telah melanda kota Padang pada hari Selasa tanggal 24 Juli 2012 dan hari Rabu tanggal 12 September 2012 telah menimbulkan kerusakan di sekitar aliran sungai, seperti: rumah, jalan, jembatan, dan fasilitas umum lainnya. Salah satu sungai yang mengalami kerusakan akibat banjir bandang tersebut adalah Sub DAS Limau Manis. Penelitian ini bertujuan untuk mengidentifikasi kerusakan alur dan dasar Sub Das Limau Manis akibat terjadinya banjir bandang pada hari Selasa Tanggal 24 Juli 2012. Penelitian ini dilakukan di Sub DAS Limau Manis. Pengumpulan data di lapangan dilakukan dengan pengambilan dokumentasi foto kerusakan akibat banjir bandang 24 Juli 2012, peta hasil survey hulu Sub DAS Limau Manis. Survei dilakukan saat banjir bandang telah terjadi. Pengukuran Identifikasi kerusakan alur dan dasar Sub DAS Limau Manis dilakukan dengan cara mengidentifikasi apa-apa saja kerusakan yang terjadi akibat banjir badang. Berdasarkan hasil penelitian, diketahui bahwa terdapat 3 koordinat titik longsoran di Sub DAS Limau Manis yaitu pada koordinat S 00052’44,4’’ E 100028’58,2’’; koordinat S 00051’ 47,9’’ E 100030’13,9’’ dan koordinat S 00051’32,2’’ E 100029’27,7’’. Salah satu Solusi untuk pengendalian/ penanganan banjir bandang diusulkan menggunakan bangunan pengendali sedimen. Keywords: Banjir Bandang, Identifikasi Kerusakan, Koordinat Longsoran.
KINERJA PERKUATAN TEBING SALURAN DENGAN BRONJONG DI BELOKAN 120O AKIBAT BANJIR BANDANG (UJI EKSPERIMENTAL DI LABORATORIUM) Darwizal Daoed; Sunaryo Sunaryo; Bambang Istijono; Wahyu Putra Utama
Jurnal Rekayasa Sipil (JRS-Unand) Vol 11, No 1 (2015)
Publisher : Civil Engineering Departement, Andalas University

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | Full PDF (1460.972 KB) | DOI: 10.25077/jrs.11.1.11-22.2015

Abstract

Kawasan perbukitan yang mana kemiringan lerengnya sangat tajam dan tajam, yakni lebih dari 30o sangat sering terjadi keruntuhan tebing. Akibat keruntuhan tebing ini akan menyebabkan lembah tertimbun oleh material tanah, batuan dan pohon. Ketika curah hujan besar dan intensitas tinggi lembah akan terisi air, sedangkan debit air yang mengalir relatif kecil. Hal ini disebabkan oleh adanya tumpukan material runtuhan yang berada di lembah yang secara tidak langsung berfungsi sebagai bendung alamiah. Suatu ketika bendung ini akan jebol dan terjadilah banjir bandang (flashflood). Banjir bandang dapat merubah geometri saluran, terutama pada daerah belokan. Trase belokan akan berubah menjadi lurus akibat hantaman banjir. Disamping merubah alur aliran dapat juga memperlebar dasar saluran. Untuk mempertahankan agar saluran tidak berubah secara geometrik, maka dilakukan pembuatan dinding bronjong sebagai perkuatan. Tetapi dari sekian banyak dinding bronjong yang dibuat ada beberapa yang tidak berfungsi dengan baik. Dimana kelihatan dalam jangka waktu kurang dari dua tahun dinding dari bronjong sudah runtuh. Ketidakstabilan bronjong disebabkan oleh daya rusak air yang membentur tebing saluran. Benturan air ke sisi luar dan kembali ke sisi dalam membentuk gerakan spiral menuju ke hilir tikungan. Pada penelitian terdahulu sisi luar tikungan pada bagian hilir dominan tergerus dan pada sisi dalam terjadi penumpukan sedimen (Daoed, Februarman,2008). Untuk itu perlu dilakukan perkuatan pada sisi luar belokan dan dilakukan pengujian terhadap kinerja bronjong pada ujung hilir tikungan dan awal tikungan. Hasil yang diperoleh menunjukkan bahwa, keruntuhan bronjong tejadi pada awal dan akhir tikungan, dan setelah diperkuat dengan perkuatan gabungan arah horizontal dan vertikal (menjadikan elemen struktur lebih kompak), dan kemiringan dasar saluran ekstrim yakni hingga 7%, terlihat hanya bagian hilir tikungan saja yang mengalami keruntuhan. Sebaliknya untuk kemiringan lebih terjal, maka keruntuhan semakin cepat. Ini menunjukan, bahwa bagian hilir tikungan perlu didesain dengan perkutan yang lebih stabil.
PENGARUH PEMASANGAN KRIB PADA SALURAN DI TIKUNGAN 120° Sunaryo Sunaryo; Darwizal Daoed
Jurnal Rekayasa Sipil (JRS-Unand) Vol 6, No 1 (2010)
Publisher : Civil Engineering Departement, Andalas University

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | Full PDF (1287.187 KB) | DOI: 10.25077/jrs.6.1.45-54.2010

Abstract

Sungai merupakan saluran alamiah yang berfungsi mengumpulkan curah hujan dalam suatu daerah tertentu dan mengalirkannya ke laut. Aliran sungai ini biasanya akan menyebabkan kerusakan dalam bentuk penggerusan/ erosi dan pengendapan. Kerusakan yang cukup besar dapat terjadi di sekitar tikungan sungai seperti tergerus bahkan longsornya tebing sisi luar tikungan sungai dan pengendapan di sisi dalam tikungan. Beberapa peneliti telah mengeluarkan hasil, bahwa keruntuhan tikungan dapat di atasi dengan pemasangan krib, namun belum memberikan informasi tentang jarak pemasangan dan sudut pemasangan yang efektif serta tipe krib. Untuk itu pada penelitian ini dilakukan simulasi (uji) fisik di laboratorium dengan krib, agar diperoleh pola keruntuhan tebing pada tikungan saluran dan pengaruhnya dengan pemasangan krib tidak lolos air serta variasi sudut dan jarak pemasangan krib. Perlakuan dan pengamatan dilakukan melalui variasi debit aliran terhadap keruntuhan tebing tikungan. Tebing saluran dibuat dari pasir halus setebal 10 cm di saluran dengan belokan 120°. Hasil penelitian menunjukan, bahwa pengaruh pemasangan krib dapat mengurangi volume keruntuhan dan pemasangan yang terbaik adalah dengan jarak pemasangan krib sama dengan tinggi tebing. Kemudian arah sudut pemasangan krib terbaik adalah 135° ke arah hulu aliran air. Keywords: Krib, tikungan, keruntuhan tebing.
SEMPROTAN AIR PADA PIPA TEGAK MEMPENGARUHI DEBIT PEMBILASAN PADA MODEL ″SEA-OUTFALL″ Sunaryo Sunaryo
Jurnal Rekayasa Sipil (JRS-Unand) Vol 5, No 1 (2009)
Publisher : Civil Engineering Departement, Andalas University

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | Full PDF (3036.925 KB) | DOI: 10.25077/jrs.5.1.35-44.2009

Abstract

Untuk meningkatkan pengoperasian suatu ′sea-outfall′ perlu dihilangkan semua hambatan yang terjadi, seperti adanya air laut, tumbuhan laut, dan lumpur yang masuk kedalamnya yang dapat mengakibatkan terjadinya pengurangan debit air buangan yang akan dialirkan ke laut. Selain itulama-kelamaan akan mengakibatkan kerusakan pada ′sea-outfall′ itu sendiri. Untuk menghilangkan hambatan tersebut dan debit air buangan yang tetap, diperlukan suatu sistem. Dalam penelitian ini dilakukan pembuatan model ′sea-outfall′ dengan meletakkan suatu penyemprotan air di bawah pipa tegak dimana air buangan akan dikeluarkan. Dari percobaan ini diperoleh debit pembilasan sebesar 36,34 liter/menit (48%) dibandingkan tanpa semprotan air untuk beda jenis yang sama.Kata Kunci : semprotan air, pipa tegak, debit air pembuangan, ′sea-outfall′.
Sistem Informasi Pencarian Korban Pasca Bencana Berbasis Web pada BNPB Kota Padang Khairil Hamdi; Imam Gunawan; Arianto Arianto; Yuhefizar Yuhefizar; Budi Sunaryo
Prosiding SISFOTEK Vol 3 No 1 (2019): SISFOTEK 2019
Publisher : Ikatan Ahli Informatika Indonesia

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | Full PDF (1051.346 KB)

Abstract

Indonesia is one of the countries that often experiencing natural disaster, both because of geological factors and because of human activities. For example, floods or landslides. These kind of disasters also experienced by West Sumatra, especially in the city of Padang. Post-disaster control that had happened in Padang before meet some difficulty in processing data victims. Family has to recognize the identity and characteristics of the victims while there are not enough hints about the location of the disaster. A government agency for Disaster Management (BPBD) made the information system for searching the disaster victims in the Padang City easier for some stakeholder especially the families of the victims to identify their families. Data will be fast and easy to accessed by anyone, especially by family in identifying their missing family members. This system also can provide information about the searching location.