Ferry Irawan Irawan
Unknown Affiliation

Published : 4 Documents Claim Missing Document
Claim Missing Document
Check
Articles

Found 4 Documents
Search

PERBANDINGAN PROSES PENGURANGAN KADAR AIR PADA KARET (BOKAR) DENGAN CARA PANAS SINAR MATAHARI DAN RECICULATING AIR CONDITIONING UNIT Hendradinata Hendradinata Hendradinata; Ferry Irawan Irawan; Nata Syaripudin Syaripudin
PETRA : Jurnal Teknologi Pendingin dan Tata Udara Vol 6 No 1 (2019): JURNAL PETRA
Publisher : Politeknik Sekayu

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | Full PDF (421.141 KB)

Abstract

Penelitian ini bertujuan menganalisa perlakuan untuk proses pengurangan kadar air pada Karet (Bokar). Subjekpembekuan getah karet yaitu Asap Cair, dengan menggunakan panas sinar matahari dan alat Recirculating AirConditioning unit dengan metode dehumidifikasi dan pemanas dialirkan udara. Teknik analisa data yangdigunakan adalah analisis data kuantitatif yang bersifat pengelola angka-angka dari hasil percobaan yangpeneliti lakukan dengan menggunakan waktu 240 menit dan massa karet sebesar 300 gram. Berdasarkan hasilpercobaan menunjukan bahwa pengurangan kadar air pada waktu 60 menit, 120 menit, 180 menit dan padawaktu 240 menit dengan panas sinar matahari susut masing-masing yaitu 5,67%, 9,67%, 13%, 13,67%,dengan menggunakan dehumidifikasi dan pemanas dialirkan udara susut masing-masing menjadi 6%, 11,67%,16,67%, 21%. Maka, dapat disimpulkan untuk proses pengurangan kadar air yang tepat menggunakanperlakuan dehumidifikasi dan pemanas dialirkan udara dengan waktu 240 menit susut 21%. Berdasarkan hasilpercobaan dan analisa Laboratorium PT. Kirana Musi Persada menunjukan bahwa perlakuan panas sinarmatahari untuk kadar karet kering sebesar 56,72% dan dehumidifikasi dan pemanas kadar karet kering sebesar63,17%. Maka perlakuan yang tepat dilakukan untuk kadar karet kering yaitu proses dehumidifikasi danpemanas dengan kadar karet kering sebesar 63,17%. Bersasarkan analisa Break Even Point (BEP) menunjukanbahwa menggunakan perlakuan panas sinar matahari memerlukan jumlah karet sebesar 13,76 Kg untuk satu haripercobaan dan perlakuan Recirculating Air Conditioning unitmemerlukan jumlah karet sebesar 13,64 Kg untuksatu hari percobaan.Kata Kunci : Karet, Asap Cair, Panas, Sinar Matahari, Recirculating Air Conditioning Unit dan BEP
OPTIMASI ALAT ICE CUBE MAKER KAPASITAS 60 KG Ferry Irawan Irawan; Rafsanjani Rafsanjani Rafsanjani
PETRA : Jurnal Teknologi Pendingin dan Tata Udara Vol 6 No 1 (2019): JURNAL PETRA
Publisher : Politeknik Sekayu

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | Full PDF (638.953 KB)

Abstract

Optimasi merupakan suatu mengoptimalkan suatu hal yang sudah ada, atau merancang dan membuatsesuatu secara optimal. Tujuan dari optimasi alat ice cube maker adalah mengetahui penyebab alat ice cubebekerja secara tidak optimal, mengatasi masalah dari penyebab alat ice cube bekerja secara tidak optimal danmempercepat produksi alat ice cube. Ice cube maker adalah salah satu mesin pembuat es yang berbentuk kubusdengan ukuran pada umumnya 2 x 2 x 2 cm atau silinder berdiameter 2 cm dan tebal 2 cm. Proses optimasi alatice cube dilakukan secara bertahap. Dimulai dengan mempersiapkan alat ice cube, pengecekan komponen,memperbaiki komponen yang rusak, dan uji performa alat. Pada kegiatan proses optimasi alat ice cube,ditemukan beberapa permasalahan seperti kekurangan refrigeran, jarak antara kapiler dan masukan evaporatorterlalu jauh, pipa tidak dibalut isolasi, terdapat pipa bocor, dan defrost tidak berfungsi sebagaimana mestinya.Cara mengatasi penyebab alat ice cube bekerja tidak optimal yaitu menambah refrigeran, mendekatkan kapilerke masukan evaporator, membalut pipa dengan isolasi pipa, mengganti pipa yang bocor dengan yang baru, danmembuat defrost berfungsi kembali sebagaimana mestinya. Produksi es menjadi lebih cepat setelah dilakukanoptimasi dari 2 jam menjadi 50 menit.Kata Kunci:Optimasi,Ice Cube Maker
ANALISA PENGARUH POSISI KONDENSOR PADA DEHUMIDIFIER Baity Hidayati Hidayati; Ferry Irawan Irawan; Muhammad Ramadhani Ramadhani
PETRA : Jurnal Teknologi Pendingin dan Tata Udara Vol 6 No 2 (2019): JURNAL PETRA
Publisher : Politeknik Sekayu

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar

Abstract

Dehumidifier adalah alat yang berfungsi untuk mengurangi kelembaban udara. Dehumidifier dengansistem pendingin kompresi uap ini, dirancang atau dibuat dengan memanfaatkan panas yang terbuang darikondensor sebagai pemanas yang dikontrol sesuai kebutuhan dari temperatur dan kelembaban relatif yang diinginkan. Tujuan penelitian ini yaitu untuk membandingkan suhu, Relative Humidity, dan COP berdasarkanposisi kondensor yang digunakan sehingga mendapatkan hasil yang sesuai dengan kebutuhan. Metode yangdigunakan yaitu meletakkan posisi kinerja kondensor luar, kondensor sebelum evaporator, dan kondensorsetelah evaporator yang dilakukan selama 180 menit dengan jeda pengambilan data per 30 menit. Data yangdiambil berupa suhu, Relative Humidity, dan kemudian melakukan perhitungan nilai COP pada alatdehumidifier. Berdasarkan hasil pengujian dengan menggunakan kondensor luar, diperoleh suhu sebesar 49.5,RH sebesar 90%, dan COP sebesar 6.5. Kondensor sebelum evaporator suhu sebesar 81.3, RH sebesar 10%, danCOP sebesar 4.523. Kondensor setelah evaporator suhunya sebesar 80.9, RH sebesar 10%, dan COP sebesar5.967. Hasil penelitian menunjukkan bahwa posisi kondensor yang baik untuk digunakan pada alatdehumidifier adalah posisi kondensor yang berada setelah evaporator.Kata Kunci: Dehumdifier, Kondensor, Suhu, Relative Humidity, COP.
PERENCANAAN AIR HANDLING UNIT (AHU) PADA GEDUNG SERBAGUNA DESA LUMPATAN I Ferry Irawan Irawan; Herlin Sumarna Sumarna; Kartini Kartini Kartini
PETRA : Jurnal Teknologi Pendingin dan Tata Udara Vol 6 No 2 (2019): JURNAL PETRA
Publisher : Politeknik Sekayu

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar

Abstract

Pengkondisian udara pada gedung merupakan suatu hal yang sangat dibutuhkan untuk memberikankenyamanan pada para penghuni (manusia). Untuk itu perlu kiranya direncanakan suatu sistem pengkondisianudara yang memenuhi syarat standar kenyamanan ruangan. Maka peralatan yang dipasang harus mempunyaikapasitas yang sesuai dengan beban pendinginan yang dimiliki ruangan tersebut. Komponen sistem tata udarayang dibahas dalam perencanaan ini adalah Air Handling Unit (AHU). Sehingga dalam hal ini diperlukansurvey langsung dan perhitunga untuk menentukan beban pendinginan, setelah itu dapat di pilih dan di pasangkapasitas mesin pendingin (AHU) yang sesuai dengan ruangan yang akan di kondisikan. Perhitunganmenggunakan metode CLTD (Cooling oad Temperature Difference) berdasarkan ASHRAE GRP 158 CoolingLoad Calculation Manual. Hasil akhir dari perhitungan beban pendingin adalah 258560,62 Btu/hr atau 21,56TR, sehingga didapatkan kapasitas Air Handling Unit (AHU) yang dibutuhkan pada Gedung Serbaguna DesaLumpatan I sebesar 86,6 KW. Maka Jenis Air Handling Unit (AHU) yang digunakan ialah 19M.Kata kunci: Pengkondisian Udara, CLTD, Air Handling Unit (AHU)