Claim Missing Document
Check
Articles

Found 8 Documents
Search

HUBUNGAN ANTARA TINGKAT STRES DAN KUALITAS TIDUR TERHADAP TEKANAN DARAH PADA MAHASISWA TINGKAT AKHIR FAKULTAS KEDOKTERAN UNSWAGATI TAHUN AKADEMIK 2015/2016 Dindin Hardi Gunawan; Taufik Budi Permana; Yandri Naldi; Risnandya Primanagara
Tunas Medika Jurnal Kedokteran & Kesehatan Vol 5, No 1 (2019): Tunas Medika Jurnal Kedokteran & Kesehatan
Publisher : Tunas Medika Jurnal Kedokteran & Kesehatan

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar

Abstract

ABSTRAKLatar Belakang : Mahasiswa tingkat akhir disibukkan dengan berbagai kegiatan yang dapat menjadi tekanan para mahasiswa sehingga dapat menimbulkan stresor negatif dan mempengaruhi tingkat stres. Tugas dan perkembangan mahasiswa dalam fase dewasa muda dapat tercapai dan mencapai titik maksimal ketika mahasiswa terpenuhi kebutuhan-kebutuhan dasarnya. Kebutuhan dasar yang paling mudah terpenuhi adalah kebutuhan akan tidur. Tingkatan stres dan kualitas tidur merupakan masalah yang muncul pada remaja dan dewasa muda khususnya dialami oleh mahasiswa tingkat akhir yang dapat mempengaruhi tekanan darah.Tujuan : Mengetahui hubungan antara tingkat stres dan kualitas tidur terhadap tekanan darah pada mahasiswa tingkat akhir Fakultas Kedokteran Unswagati Cirebon tahun akademik 2015/2016.Metode : Jenis penelitian observasional analitik dengan pendekatan cross sectional. Data primer dengan menggunakan kuisoner baku dan pemeriksaan tekanan darah untuk menilai hubungan antara tingkat stres dan kualitas tidur terhadap tekanan darah dengan jumlah sampel sebanyak 72 responden yang di lakukan pada Mahasiswa tingkat akhir Fakultas Kedokteran Unswagati Cirebon tahun akademik 2015/2016. Analisis data menggunakan Rank Spearman.Hasil : Hasil menunjukkan ada hubungan bermakna antara tingkat stres dan kualitas tidur dengan tekanan darah dengan nilai r masing-masing adalah 0.392 (p-value 0,001) dan 0.316 (p-value 0,007).Kesimpulan : Ada hubungan bermakna antara tingkat stres dan kualitas tidur dengan tekanan darah pada mahasiswa tingkat akhir Fakultas Kedokteran Unswagati Cirebon tahun akademik 2015/2016 dengan kekuatan korelasi lemah.Kata Kunci : Tingkat stres, kualitas tidur, tekanan darah.ABSTRACTBackground: The last year students busy with various activities that can be a pressure that can lead to university students and the negative stressors affect stress level. Tasks and student development in young adult phase can be achieved and reaches its maximum when the students met basic needs. The most basic requirement is fulfilled is the need for sleep. Stress level and sleep quality is a problem in adolescents and young adults in particular experienced by a graduate student who can influence blood pressure.Objective: To determine the correlation between stress level and sleep quality on blood pressure in the last year students of Faculty of Medicine Unswagati Cirebon academic year 2015/2016.Methods: an observational study with cross sectional analytic. Primary data using standard questionnaires and blood pressure checks to assess the association between stress level and sleep quality on blood pressure with a 72 total sample of the Faculty of Medicine Student level Unswagati Cirebon academic year 2015/2016. Analysis of the data using the Rank Spearman.Results: The results showed no significant correlation between stress level and sleep quality with high blood pressure by value r 0392, respectively (p-value 0.001) and 0316 (p-value 0.007). Conclusion: There is a significant correlation between stress level and sleep quality with the blood pressure in their last year of the Faculty of Medicine Unswagati Cirebon academic year 2015/2016 with the strength of the correlation is weak.Keywords: level of stress, sleep quality, blood pressure.
Perbedaan Tekanan Darah pada Perokok dan Bukan Perokok setelah Futsal (Studi pada mahasiswa Fakultas Kedokteran Universitas Swadaya Gunung Jati Cirebon) Yandri Naldi; Imran Gani
Tunas Medika Jurnal Kedokteran & Kesehatan Vol 2, No 4 (2015): Tunas Medika Jurnal Kedokteran & Kesehatan
Publisher : Tunas Medika Jurnal Kedokteran & Kesehatan

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar

Abstract

Latar Belakang: Tekanan darah adalah tekanan yang ditimbulkan pada dinding arteri dan merupakan faktor penting pada sistem sirkulasi sebagai transfort oksigen dan nutrisi ke jaringan tubuh. Pada rokok ada dua zat yang mempengaruhi tekanan darah nikotin dan karbon monoksida, dan lathan futsal termasuk aktifitas fisik berat yang dapat mempengaruhi tekanan darah Metode: Metode yang digunakan pada penelitian ini aalah metode eksperimental semu dengan disain random control trial Hasil : Ada perbedaan tekanan darah antara perokok dan bukan perokok setelah futsal Sistol  p value 0,004<0,05 dan diastol p value 0,002<0,05 hasil uji analisis t independentKata kunci: Tekanan darah, Rokok, futsal Background: Blood pressure is the pressure form the arterial blood wall and it's an important factor in the circulatory system as oxygen transfort and nutrients to Whole bodyy tissues. In cigarettes, there are two substances that affect blood pressure the substances are nicotine and carbon monoxide, and for the practice futsal including heavy physical activity that can affect blood pressure  Method: This study is used quasi-experimental design method with randomized controlled trials design Result: There was a difference in blood pressure between smokers and nonsmokers after futsal. it found a systole  resulted p value 0.004<0.05 and the diastole p value 0,002 <0,05 with independent t test analsisKeywords: blood pressure, smoking, futsal
HUBUNGAN ANTARA TINGKAT PENGETAHUAN DAN TINGKAT PENDIDIKAN IBU, SERTA STATUS GIZI BALITA TERHADAP KEJADIAN INFEKSI SALURAN PERNAPASAN AKUT (ISPA) PADA BALITA DI PUSKESMAS KESUNEAN KOTA CIREBON JAWA BARAT Irma Yasmin; Innes Andhyka Pramesty; Thysa Thysmelia Thysmelia; Yandri Naldi
Tunas Medika Jurnal Kedokteran & Kesehatan Vol 5, No 1 (2019): Tunas Medika Jurnal Kedokteran & Kesehatan
Publisher : Tunas Medika Jurnal Kedokteran & Kesehatan

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar

Abstract

ABSTRAKLatar Belakang: Prevalensi ISPA di Negara yang sedang berkembang sekitar 98% pada populasi umum. ISPA juga merupakan penyakit tersering di Kota Cirebon dan rata-rata menjadi 5 penyakit terbesar di Puskesmas yang berada di Kota Cirebon sebanyak 10,9%. Salah satunya di Puskesmas Kesunean yang angka kejadian penyakit ISPA menduduki peringkat pertama dari sepuluh penyakit tersering di wilayah kerjanya dikarenakan banyaknya faktor risiko timbulnya ISPA.Tujuan: Tujuan penelitian ini untuk membuktikan ada atau tidaknya hubungan antara tingkat pengetahuan dan tingkat pendidikan ibu, serta status gizi balita terhadap kejadian Infeksi Saluran Pernapasan Akut (ISPA) pada balita.Metode: Jenis penelitian yang digunakan adalah penelitian observasional dengan desain Cross sectional. Data dikumpulkan dengan wawancara menggunakan kuesioner. Populasi diambil di Puskesmas Kesunean Kota Cirebon dengan sampel penderita ISPA balita sebanyak 78 sampel dengan menggunakan Accidental sampling.Hasil: Hasil uji statistik didapatkan bahwa ada hubungan antara tingkat pengetahuan ibu terhadap kejadian ISPA (p<0,001) dengan nilai korelasi 0,638 (korelasi kuat) dan arah positif, ada hubungan antara tingkat pendidikan ibu terhadap kejadian ISPA (p<0,001) dengan nilai korelasi 0,920 (korelasi sangat kuat) dan arah positif, ada hubungan antara status gizi balita terhadap kejadian ISPA (p<0,001) dengan nilai korelasi 0,436 (korelasi sedang) dan arah positif.Simpulan : Ada korelasi positif yang kuat dan bermakna antara tingkat pengetahuan ibu terhadap kejadian ISPA pada balita (p<0,001) yang artinya makin baik tingkat pengetahuan ibu maka kejadian ISPA pada balita makin rendah, ada korelasi positif yang sangat kuat dan bermakna antara tingkat pendidikan ibu terhadap kejadian ISPA pada balita (p<0,001) yang artinya makin tinggi tingkat pendidikan ibu maka kejadian ISPA pada balita makin rendah, ada korelasi positif yang sedang dan bermakna antara status gizi balita terhadap kejadian ISPA pada balita (p<0,001) yang artinya makin baik status gizi balita maka kejadian ISPA pada balita makin rendah.Kata Kunci: ISPA, Status Gizi, Tingkat Pendidikan, Tingkat PengetahuanABSTRACTBackground:The prevalence of acute respiratory infection (ARI) in developing countries around 98% in the general population. ARI is also the most common diseases in Cirebon and averaged into 5 biggest disease in the public health centre in the Cirebon city as much as 10,9%. One of them at Kesunean public health centre that the incidence of ARI disease tops is the list of ten most common disease in the working area due to many risk factors for the onset of ARI.Aim: The purpose of this study was to the correlation between knowledge, education, and nutritional status with incidence of acute respiratory infection (ari) in toddlers at Kesunean public health centre of Cirebon cityMethod: The study design was observational and use of cross sectional. Data were collected by interview using a questionnaire. Population taked from Kesunean Public Health Centre in Cirebon with patient suffering from ARI are 78 samples used Accidental Sampling.Result: There was significant correlation between knowledge with incidence of ARI (p value < 0,001) with correlation value of 0,638 (the strong correlation) and positive direction, there was significant correlation between education with incidence of ARI (p value < 0,001) with correlation value of 0,920 (the very strong correlation) and positive direction, there was significant correlation between nutritional status with incidence of ARI (p value < 0,001) with correlation value of 0,436 (the moderate correlation) and positive direction.Conclusion: There was a strong positive correlation between knoewledge with incidence of ARI (p<0,001) who means the increase better of knowledge then incidence of ARI is lower, there was a very strong positive correlation between education with incidence of ARI (p<0,001) who means the higher of education then incidence of ARI is lower, there was a moderate positive correlation between nutritional status with incidence of ARI (p<0,001) who means the increase better of nutritional status then incidence of ARI is lower, Keywords: ARI, Education, Knowledge, Nutritional Status
Perbandingan Efektivitas Ekstrak Angkak (Monascus purpureus) dan Simvastatin Terhadap Penurunan Kolesterol Total, LDL dan HDL pada Tikus Putih Jantan (Rattus novergicus) Galur Sprague Dawley dengan Hiperlipidemia Muhammad Duddy Satrianugraha; Yandri Naldi; Ihda Paridah
Tunas Medika Jurnal Kedokteran & Kesehatan Vol 4, No 2 (2018): TUNAS MEDIKA JURNAL KEDOKTERAN & KESEHATAN
Publisher : Tunas Medika Jurnal Kedokteran & Kesehatan

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar

Abstract

 ABSTRAKLatar Belakang : Hiperlipidemia adalah salah satu faktor resiko penyakit jantung koroner. Simvastatin umumnya digunakan untuk penanganan pertama. Angkak adalah fermentasi beras menggunakan kapang Monascus purpureus sehingga memiliki berwarna merah. Angkak memiliki kandungan untuk memperbaiki profil lipid. Oleh karena itu perlu diteliti mengenai efektivitas angkak dan simvastatin dalam mepengaruhnya kolesterol total, LDL, dan HDL. Tujuan : Membandingkan efektivitas ekstrak angkak dan simvastatin terhadap kadar kolesterol total, LDL dan HDL pada tikus hyperlipidemia. Metode :  Ini merupakan penelitian eksperimental dengan desain Pre-Post test design. Sampel adalah 24 ekor tikus putih, dibagi secara random menjadi 4 kelompok. Kelompok 1 hanya di beri pakan saja tanpa diberi perlakuan lain, kelompok 2 diberi pakan hiperlipidemia, kelompok 3 diberi simvastatin 0.18mg/200grbb dan kelompok 4 diberi ekstrak angkak 40mg/200grbb. Pemberian dilakukan secara sonde oral. Pemeriksaan kolesterol total, LDL dan HDL dilakukan setelah 14 hari perlakuan. Hasil : Hasil menunjukan penurunan total kolesterol pada kelompok 3 dan 4 (-100.05 mg/dl dan -68.96 mg/dl dengan p<0.05 ). Penurunan LDL pada kelompok 3 dan 4 (-30.87 mg/dl dan -26.68mg/dl dengan p<0.05). Kemudian peningkatan HDL pada kelompok 3 dan 4 ( 30.81mg/dl dan 21.30mg/dl dengan p<0.05). Kesimpulan : Ekstrak angkak mempunyai efektivitas lebih redah dari simvastatin dalam mempengaruhi kadar kolesterol total, HDL dan LDL.Kata Kunci : Angkak, Monascus purpureus, Kolesterol total, HDL, LDL. ABSTRACTBackground : Hyperlipidemia is a known risk factor for coronary heart disease. Simvastatin widely used as the first-line intervention. Fermented red yeast rice, or angkhak are rice fermented with Monascus purpureus thus causing its red appearance. Content of angkhak has the potential for improving lipid profile. Therefore the effectiveness of angkhak in reducing total cholesterol, LDL and HDL in comparison with simvastatin need to be studied. Aims : To compare the effectivenees angkhak and simvastatin in reducing total cholesterol, LDL and HDL in hyperlipidemic rats. Method : This study is an experimental study with a Pre-Post test design. A total of 24 white male rats fulfilling certain criterias and divided randomly into 4 groups. The first group was given food with no other treatment, the second group were given a hyperlipidemic diet, the third group were treated using 0.18mg/200grbw of simvastatin and the fourth group was treated using 40mg/200grbw of ang-khak. Application of treatments were done using oral sondage. After 14 days of treatment, Blood total cholesterol, LDL and HDL were measured. Results : Result shows decreasement in blood total cholesterol on third and fourth group (-100.05mg/dl and -68.96, with a p<0.05). a decreasement in LDL on third and fourth group (-30.87mg/dl and -26.68mg/dl, with a p<0.05) also has been seen. While there were rise of blood HDL on third and fourth group ( 30.81mg/dl dan 21.30mg/dl, with a p<0.05). Conclusion  : Effectiveness of Ang-khak in affecting total cholesterol, LDL and HDL were lower than simvastatin.Key words : Angkhak, Monascus purpureus, total cholesterol, LDL, HDL.
Hubungan Pengetahuan Ibu Tentang Penanganan Diare Pada Balita Dengan Kecenderungan Ibu Membawa Balita ke Puskemas Sitopeng Kota Cirebon Yandri Naldi; Rahdyani Purwaningrum
Tunas Medika Jurnal Kedokteran & Kesehatan Vol 3, No 3 (2016): Tunas Medika Jurnal Kedokteran & Kesehatan
Publisher : Tunas Medika Jurnal Kedokteran & Kesehatan

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar

Abstract

Penyakit diare hingga kini masih merupakan salah satu penyakit utama yang menjadi masalah kesehatan masyarakat di Indonesia. Tingginya angka kejadian diare dapat dipengaruhi oleh beberapa faktor seperti kurangnya pengetahuan ibu terhadap diare dan penanganan diare pada balita. Tujuan penelitian ini adalah untuk mengetahui adakah hubungan pengetahuan ibu tentang penanganan diare pada balita dengan kecenderungan ibu membawa balita ke puskesmas sitopeng kota Cirebon. Metode yang digunakan dalam penelitian ini adalah metode observasi.  Sampel penelitian ibu yang memiliki balita sebanyak 96 reponden dengan teknik pengambilan simpel random sampling. Data penelitian diperoleh dari kuesioner pengetahuan tentang penanganan diare dan diuji dengan ujiSpearman. Hasil penelitian menunjukkan adanyakorelasi positif dengan kekuatan korelasi kuat terhadap  hubungan pengetahuan ibu tentang penanganan diare pada balita dengan kecenderungan ibu membawa balita ke Puskesmas Sitopeng. Disimpulkan bahwa terdapat hubungan pengetahuan ibu tentang penanganan diare pada balita dengan kecenderungan ibu membawa balita ke Puskesmas Sitopeng.Kata Kunci :Pengetahuan, Penanganan, Diare, Balita Until now, Diarhea disease still become one of the primary disease that becomes a main medical problem in Indonesia. Increasing point of Diarhea that occured can be influencend by various factors such as mother’s having less insight about kid’s Diarhea and how to taking care of. The research’s purpose is to know, is there any correlation between mother’s knowledge on taking care of Diarhea in infants  with the habits of mother to bring the infants to primary health care. Method that used in this search is obsevation. Research samples are mothers that have children-under-five which is 96 respondens. The sampling technique was ‘ random sampling’. Research data took from taking care Diarhea insight questionaire that tested with Spearman. Research finding showed there is correlation between mother’s knowledge on taking care of Diarhea in infants  with the habits of mother to bring the infants to primary health care. The results showed the positive correlation with the strength of a strong correlation to the correlation mother’s knowledge on taking care of diarhea in infants with the habits of mother to bring the infants to Sitopeng primary health care. There is correlation between mother’s between mother’s knowledge on taking care of Diarhea in infants  with the habits of mother to bring the infants to primary health care. Keywords       : Insight, Taking care, Diarhea, Children-Under-Five
Hubungan Pengetahuan Hipotermi dengan Perilaku Penanganan Awal Hipotermi pada Mahasiswa Pencinta Alam di Unswagati dan IAIN Syekh Nurjati Kota Cirebon Yandri Naldi; Atik Sutisna; Purnomo Ponco Nugroho
Tunas Medika Jurnal Kedokteran & Kesehatan Vol 4, No 2 (2018): TUNAS MEDIKA JURNAL KEDOKTERAN & KESEHATAN
Publisher : Tunas Medika Jurnal Kedokteran & Kesehatan

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar

Abstract

ABSTRAKLATAR BELAKANG : Hipotermi didefinisikan sebagai kondisi klinis ketika suhu internal (rektum, esofagus atau timpani) kurang dari 35 °C. TUJUAN : Mengetahui hubungan antara pengetahuan hipotermi dengan perilaku penanganan awal hipotermi pada mahasiswa pencinta alam di Unswagati dan IAIN Syekh Nurjati Cirebon. METODE : Penelitian observasi dengan desain Cross sectional dengan menggunakan Uji Korelatif Spearman untuk menganalisis korelasi antara pengetahuan hipotermi dengan perilaku penanganan awal hipotermi. Sampel pada penelitian ini adalah seluruh anggota mahasiswa pencinta alam di Unswagati dan IAIN Syekh Nurjati Cirebon. HASIL Dari uji korelasi spearman didapatkan p value (sig.) 0,00 , dengan nilai koefisien korelasinya bernilai + 0,619 yang berarti terdapat hubungan yang bermakna antara kedua variabel dengan korelasi positif kuat antara pengetahuan hipotermi dengan perilaku penanganan awal hipotermi. SIMPULAN : Terdapat hubungan yang bermakna dengan korelasi yang kuat antara pengetahuan hipotermi dengan penanganan awal kejadian hipotermi pada mahasiswa pencinta alam di kota Cirebon. Kata kunci: Pengetahuan, Perilaku, Hipotermi,  pencinta alam. Abstract Background Hypothermy defined as a clinical condition when the internal temperature (rectum, esophagus or tympanic) is less than 35 ° C. Objective: To know the correlation between knowledge of hypothermia and the initial treatment behavior of hypothermia occurrence on student’s mountaineering club at Unswagati and IAIN Sheikh Nurjati Cirebon. Methods : Observational study with cross sectional design with Spearman Correlative Test to analyze correlation between knowledge of hypothermia and the initial treatment behavior of hypothermia. The sample in this research is all members of student’s mountaineering club in Unswagati and IAIN Sheikh Nurjati Cirebon. Result:From spearman correlation test obtained p value (sig.) 0,00, with correlation coefficient value is + 0,619 which means there is significant relation between two variables with strong positive correlation between knowledge about hypothermia and the initial treatment behavior of hypothermia. Conclusion:There is a significant relationship with a strong correlation between the knowledge of hypothermia and the initial treatment behavior of hypothermia at student’s mountaineering club Cirebon city. Keywords: Knowledge, Behavior, Hypothermia, student’s mountaineering club.Hubungan Pengetahuan Hipotermi dengan Perilaku Penanganan Awal Hipotermi pada Mahasiswa Pencinta Alam di Unswagati dan IAIN Syekh Nurjati Kota Cirebon
Perbandingan Efektivitas Lengkuas Merah (Alpinia Purpurata K Schum) dan Lengkuas Putih (Alpinia Galanga) Terhadap Pertumbuhan Jamur Candida Albicans Secara In Vitro Yandri Naldi; Icka Siti Aisah
Tunas Medika Jurnal Kedokteran & Kesehatan Vol 1, No 4 (2014): Tunas Medika Jurnal Kedokteran & Kesehatan
Publisher : Tunas Medika Jurnal Kedokteran & Kesehatan

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar

Abstract

Latar Belakang : Jamur penyebab mikosis opportunistik yang paling sering adalah Candida albicans, Cryptococcus neoformans, dan Aspergillus fumigatus. Perkiraan insidensi tahunan dari mikosis invasif Candida adalah 72 sampai 228 infeksi per sejuta populasi. Di beberapa negara Asia dan Afrika, 80% dari populasi bergantung pada pengobatan tradisional sebagai primary health care. Ekstrak herba beberapa tanaman telah diuji aktivitas antijamur, tanaman Lengkuas sebagai tanaman herbal mengandung beberapa komponen yang berfungsi sebagai antijamur. Tujuan : Tujuan dari penelitian ini adalah untuk membuktikan perbandingan efektivitas Lengkuas merah (Alpinia purpurata K. Schum) dan Lengkuas putih (Alpinia galanga L.) terhadap pertumbuhan jamur Candida albicans secara in vitro. Metode : Desain penelitian eksperimental di laboratorium dengan rancangan penelitian post test only control group design. Menguji perbandingan efektivitas lengkuas merah (Alpinia purpurata K. Schum) dan lengkuas putih (Alpinia galanga) terhadap pertumbuhan jamur candida albicans secara in vitro. Terdapat dua puluh enam cawan petri yang berisi isolat candida albicans dengan media Sabouraud Dextrose Agar. Dalam setiap cawan petri tersebut dibuat dua buah sumuran. Dari seluruh isolat candida albicans dalam cawan petri tersebut diberikan perlakuan dalam berbagai konsentrasi mulai dari 0%, 5%, 10%, 15% dan 20%. Kemudian diinkubasi pada suhu 300C selama 24 jam. Data dianalisis dengan uji Analisis of Varians. Hasil : Hasil penelitian ini menunjukan bahwa p < α (0.05) yang berarti Terdapat perbedaan signifikan antara lengkuas merah dan lengkus putih. Berdasarkan hasil penelitian menunjukan nilai Mean lengkuas merah 6.33mm sedangkan lengkuas putih 5.00 hal tersebut menunjukan bahwa lengkuas merah lebih efektif dibandingkan lengkuas putih dalam menghambat pertumbuhan candida albicans. Kata Kunci : Lengkuas merah (Alpinia purpurata K. Schum), Lengkuas putih (Alpinia galanga L.), Candida albicans. Background : The fungus causes the most frequent opportunistic mycoses are Candida albicans , Cryptococcus neoformans , and Aspergillus fumigatus . The estimated annual incidence of invasive mycoses Candida infections is 72 to 228 per million population. In some countries of Asia and Africa , 80 % of the population relies on traditional medicine as primary health care. Herbaceous plant extracts have been tested several antifungal activity , galangal plant as herbal plants contain several components that serve as antifungal . Objective : The objective of this study was to compare the effectiveness of red galangal ( Alpinia purpurata K. Schum ) and white galangal ( Alpinia galanga L. ) on the growth of the fungus Candida albicans in vitro . Methods : This study is an experimental research in the laboratory with the study design post test only control group design . Examine the comparative effectiveness of red ginger ( Alpinia purpurata K. Schum ) and white ginger ( Alpinia galanga ) on the growth of the fungus Candida albicans in vitro . There are twenty- six Petri dishes containing isolates of Candida albicans in Sabouraud Dextrose Agar media . In each petri dish is made of two pieces of pitting . Candida albicans isolates from all over the petri dish is given treatment in various concentrations ranging from 0 % , 5 % , 10 % , 15 % and 20 % . Then incubated at 300C for 24 hours . Data were analyzed by analysis of variance test . Results : The results of this study indicate that p < α ( 0.05), which means that there are significant differences between red ginger and white ginger . Based on the results of the study showed mean values of red ginger 6.33mm and white ginger 5:00 whereas it is shown that red ginger is more effective than white ginger in inhibiting the growth of Candida albicans Keywords : red galangal ( Alpinia purpurata K. Schum ) , white galangal ( Alpinia galanga L. ) , Candida albicans.
Pengaruh Senyawa Allicin dalam Ekstrak Bawang Putih terhadap Perkembangbiakan Bakteri Escherichia Coli Sentot Alisjahbana; Sri Hendratmo; Yandri Naldi
Tunas Medika Jurnal Kedokteran & Kesehatan Vol 2, No 1 (2015): Tunas Medika Jurnal Kedokteran & Kesehatan
Publisher : Tunas Medika Jurnal Kedokteran & Kesehatan

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar

Abstract

Latar Belakang : Bawang putih ( Allium sativum Linn ) merupakan salah satu tanaman obat yang sudah dikenal sejak lama oleh masyarakat. Bawang putih diketahui dapat digunakan sebagai antibakteri.Tujuan : Tujuan penelitian ini adalah untuk mengetahui efektifitas senyawa Allicin dalam ekstrak bawang putih terhadap perkembangbiakan Escherichia coli.Metode : Penelitian ini adalah penelitian eksperimental dengan one shoot case study. Sampel pada penelitian eksperimental ini adalah ekstrak bawang putih ( Allium sativum Linn ) yang dibuat dengan cara maserasi. Untuk menguji aktivitas antibakteri dengan metode dilusi cair, dibagi menjadi 10 kelompok perlakuan dengan konsentrasi 100%, 90%, 80%, 70%, 60%, 50%, 40%, 30%, 20%, 10%.Hasil : Hasil untuk uji aktivitas antibakteri untuk Kadar Hambat Minimum (KHM) ekstrak bawang putih terhadap Escherichia coli didapatkan perbedaan bermakna mulai dari konsentrasi ≥ 50%. Dan untuk Kadar Bunuh Minimum (KBM) didapatkan perbedaan bermakna mulai dari konsentrasi ≥ 50%.Kesimpulan : Hasil dari uji aktivitas antibakteri ini adalah bersifat bakterisid terhadap Escherichia coli. KHM dan KBM terhadap  Escherichia coli sama-sama ≥ 50%Kata kunci : Allium sativum Linn, Escherichia coli, efek antibakteri, KHM ( Kadar Hambat Minimum), KBM ( Kadar Bunuh Minimum).