Thysa Thysmelia Affandi
Fakultas Kedokteran, Universitas Swadaya Gunung Jati

Published : 12 Documents Claim Missing Document
Claim Missing Document
Check
Articles

Found 12 Documents
Search

THE CORRELATION OF ANXIETY IN DEALING WITH OBJECTIVE STUDENT ORAL CASE ANALYSIS (OSOCA) EXAMINATION ON THE CASE OF FUNCTIONAL DYSPEPSIA IN THE FIRST SEMESTER MEDICAL STUDENTS Sackbani, Juharny Eka; Affandi, Thysa Thysmelia; Rahamtunnisaa, Defa Nur
Proceedings of the International Conference on Applied Science and Health No 4 (2019)
Publisher : Yayasan Aliansi Cendekiawan Indonesia Thailand (Indonesian Scholars' Alliance)

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | Full PDF (252.477 KB)

Abstract

Background: Anxiety is a psychological reaction caused by a variety of factors, one of which is when a student has an examination. Objective Student Oral Case Analysis (OSOCA) is one of the examinations that is a main indicator of learning achievements of medical students in the faculty of medicine. Anxiety can cause a variety of other health problems, such as functional dyspepsia. This study aims to analyze the correlation of anxiety in dealing with objective student oral case analysis (OSOCA) examination and the cases of functional dyspepsia in the first semester medical students.Methods: This research was an observational study with a cross-sectional design. A total of 132 medical students were recruited as respondents. Zung Self-rating Anxiety Scale (ZSAS) questionnaire was used to asses anxiety and a questionnaire based on Rome III criteria that was previously validated was used to measure functional dyspepsia. The data were analyzed using Spearman correlation test and prevalence ratio was determined.Results: The result based on Spearman correlation test showed significant weak positive correlation between anxiety and functional dyspepsia with r=0,295 (p=0,001). Student with moderate anxiety scales have 5 times greater risk of functional dyspepsia than student who have mild anxiety scales (PR=5,300).Conclusion: There is a significant correlation between anxiety and functional dyspepsia. Students with moderate anxiety scales have 5 times greater risk of functional dyspepsia than students who have mild anxiety scales.
HUBUNGAN ANTARA TINGKAT PENGETAHUAN DAN TINGKAT PENDIDIKAN IBU, SERTA STATUS GIZI BALITA TERHADAP KEJADIAN INFEKSI SALURAN PERNAPASAN AKUT (ISPA) PADA BALITA DI PUSKESMAS KESUNEAN KOTA CIREBON JAWA BARAT Irma Yasmin; Innes Andhyka Pramesty; Thysa Thysmelia Thysmelia; Yandri Naldi
Tunas Medika Jurnal Kedokteran & Kesehatan Vol 5, No 1 (2019): Tunas Medika Jurnal Kedokteran & Kesehatan
Publisher : Tunas Medika Jurnal Kedokteran & Kesehatan

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar

Abstract

ABSTRAKLatar Belakang: Prevalensi ISPA di Negara yang sedang berkembang sekitar 98% pada populasi umum. ISPA juga merupakan penyakit tersering di Kota Cirebon dan rata-rata menjadi 5 penyakit terbesar di Puskesmas yang berada di Kota Cirebon sebanyak 10,9%. Salah satunya di Puskesmas Kesunean yang angka kejadian penyakit ISPA menduduki peringkat pertama dari sepuluh penyakit tersering di wilayah kerjanya dikarenakan banyaknya faktor risiko timbulnya ISPA.Tujuan: Tujuan penelitian ini untuk membuktikan ada atau tidaknya hubungan antara tingkat pengetahuan dan tingkat pendidikan ibu, serta status gizi balita terhadap kejadian Infeksi Saluran Pernapasan Akut (ISPA) pada balita.Metode: Jenis penelitian yang digunakan adalah penelitian observasional dengan desain Cross sectional. Data dikumpulkan dengan wawancara menggunakan kuesioner. Populasi diambil di Puskesmas Kesunean Kota Cirebon dengan sampel penderita ISPA balita sebanyak 78 sampel dengan menggunakan Accidental sampling.Hasil: Hasil uji statistik didapatkan bahwa ada hubungan antara tingkat pengetahuan ibu terhadap kejadian ISPA (p<0,001) dengan nilai korelasi 0,638 (korelasi kuat) dan arah positif, ada hubungan antara tingkat pendidikan ibu terhadap kejadian ISPA (p<0,001) dengan nilai korelasi 0,920 (korelasi sangat kuat) dan arah positif, ada hubungan antara status gizi balita terhadap kejadian ISPA (p<0,001) dengan nilai korelasi 0,436 (korelasi sedang) dan arah positif.Simpulan : Ada korelasi positif yang kuat dan bermakna antara tingkat pengetahuan ibu terhadap kejadian ISPA pada balita (p<0,001) yang artinya makin baik tingkat pengetahuan ibu maka kejadian ISPA pada balita makin rendah, ada korelasi positif yang sangat kuat dan bermakna antara tingkat pendidikan ibu terhadap kejadian ISPA pada balita (p<0,001) yang artinya makin tinggi tingkat pendidikan ibu maka kejadian ISPA pada balita makin rendah, ada korelasi positif yang sedang dan bermakna antara status gizi balita terhadap kejadian ISPA pada balita (p<0,001) yang artinya makin baik status gizi balita maka kejadian ISPA pada balita makin rendah.Kata Kunci: ISPA, Status Gizi, Tingkat Pendidikan, Tingkat PengetahuanABSTRACTBackground:The prevalence of acute respiratory infection (ARI) in developing countries around 98% in the general population. ARI is also the most common diseases in Cirebon and averaged into 5 biggest disease in the public health centre in the Cirebon city as much as 10,9%. One of them at Kesunean public health centre that the incidence of ARI disease tops is the list of ten most common disease in the working area due to many risk factors for the onset of ARI.Aim: The purpose of this study was to the correlation between knowledge, education, and nutritional status with incidence of acute respiratory infection (ari) in toddlers at Kesunean public health centre of Cirebon cityMethod: The study design was observational and use of cross sectional. Data were collected by interview using a questionnaire. Population taked from Kesunean Public Health Centre in Cirebon with patient suffering from ARI are 78 samples used Accidental Sampling.Result: There was significant correlation between knowledge with incidence of ARI (p value < 0,001) with correlation value of 0,638 (the strong correlation) and positive direction, there was significant correlation between education with incidence of ARI (p value < 0,001) with correlation value of 0,920 (the very strong correlation) and positive direction, there was significant correlation between nutritional status with incidence of ARI (p value < 0,001) with correlation value of 0,436 (the moderate correlation) and positive direction.Conclusion: There was a strong positive correlation between knoewledge with incidence of ARI (p<0,001) who means the increase better of knowledge then incidence of ARI is lower, there was a very strong positive correlation between education with incidence of ARI (p<0,001) who means the higher of education then incidence of ARI is lower, there was a moderate positive correlation between nutritional status with incidence of ARI (p<0,001) who means the increase better of nutritional status then incidence of ARI is lower, Keywords: ARI, Education, Knowledge, Nutritional Status
Kandungan Rhodamin B pada Jajanan Berwarna Merah Mencolok di Sekolah Dasar Negeri Kartini IV Kota Cirebon Thysa Thysmelia Affandi; Khanidya Noor Aziza
Tunas Medika Jurnal Kedokteran & Kesehatan Vol 2, No 2 (2015): Tunas Medika Jurnal Kedokteran & Kesehatan
Publisher : Tunas Medika Jurnal Kedokteran & Kesehatan

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar

Abstract

ABSTRAKMakanan merupakan substansi yang diperlukan tubuh manusia, diluar air, obat-obatan, dan substansi-substansi lain pengobatan. Jajanan adalah makanan dan minuman yang diolah dan dijual dan atau disajikan siap untuk disantap serta dijual umum. Banyaknya jenis makanan jajanan untuk anak-anak yang dijual terutama di sekolah menggunakan pewarna dengan warna-warna yang mencolok. Namun terkadang zat pewarna yang terdapat pada jajanan tersebut merupakan zat pewarna yang penggunaannya tidak sesuai dengan fungsinya, seperti penggunaan zat pewarna tekstil untuk makanan contohnya rhodamin  B. Tujuan penelitian ini adalah untuk Mengetahui penggunaan zat pewarna rhodamin B pada jajanan berwarna merah mencolok di SDN Kartini IV Kota CirebonMetode Penelitian ini adalah penelitian yang bersifat deskriptif observasional yaitu untuk mengetahui kandungan rhodamin B pada jajanan berwarna merah mencolok yang dijual di SDNKartini IV Kota Cirebon serta mengidentifikasi pedagang dan macamdagangannya. Sampel yang diambil sebanyak 14 jenis jajanan, yang terdiri dari 13 jenis makanan dan 1 jenis minuman berwarna merah mencolok yang dijual di SDN Kartini IV Kota Cirebon. Identifikasi pewarna dilakukan dengan uji kualitatif menggunakan Kit Reagen Rhodamin  B di Laboratorium Kesehatan Lingkungan Kabupaten Cirebon. hasil penelitian menunjukan dari 14 sampel jajanan sekolah berwarna merah mencolok yang diuji tidak ditemukan kandungan rhodamin B. Sebanyak 77.8% pedagang sudah memiliki pengetahuan dan sikap yang baik tentang penggunaan zat pewarna berbahaya pada makanan. Kata Kunci : Rhodamin B, Jajanan Berwarna ABSTRACT Background :There are many kinds of snacks for children sold especially at the school use the addictive substance which has the powerful colors. But, the addictive substance, especially dye substance in those snacks are seldom suitable with function as follows is using dye substance of textile for food, for example rhodamine B.The aim of research is To identify rhodamine B as banned synthetic red food colors in street food at Kartini IV Elementary School. The Methods a descriptive research in order to find out the content of rhodamine B of light red colours snacks and to identified vendors at Kartini IV Elemantary School. The sample of this research was 14 snacks as follows are 13 kind of the food and a kind of beverage which have powerful colors, sold in Kartini IV Elemantary School. Identification of food color performed by paper rhodamine B kit reagen in environmental health laboratory Cirebon. the result is 14 samples examined were not found the content of rhodamine B in the snacks. 77.8% vendors have knowledge and attitude about dangerous addictive substance have been better. Key words: Street Food, Rhodamine B
Hubungan Pencahayaan, Jarak dan Lamanya Paparan Cahaya Komputer Terhadap Visus Konsumen di Penyedia Jasa Warung Internet (Warnet) di Wilayah Kabupaten Kuningan Asep Anang Surya; Risnandya Primanagara; Thysa Thysmelia Affandi
Tunas Medika Jurnal Kedokteran & Kesehatan Vol 4, No 1 (2018): Tunas Medika Jurnal Kedokteran & kesehatan
Publisher : Tunas Medika Jurnal Kedokteran & Kesehatan

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar

Abstract

ABSTRAKLatar Belakang: Istilah “penglihatan kurang” mencakup suatu kisaran yang luas. Seseorang dengan tahap dini penyakit mata mungkin memiliki penglihatan mendekati normal, selebihnya mungkin mengalami penurunan penglihatan yang sedang hingga berat. Kehidupan manusia saat ini nampaknya sudah tidak dapat lagi dilepaskan dari teknologi, khususnya Komputer. Bahkan, banyak peralatan berbasis komputer saat ini yang umum digunakan dan dimiliki oleh masyarakat, misalnya personal data assistant (PDA), Global Position System (GPS), mobile computer (desktop, laptop), mobile phone (HP), translator, dan sebagainya.Tujuan: Untuk mengetahui apakah terdapat hubungan antara pencahayaan, jarak dan lamanya paparan cahaya terhadap visus.Metode Penelitian: Jenis penelitian yang digunakan adalah observasional analitik dengan menggunakan pendekatan cross-sectional. Metode yang digunakan untuk pengambilan sampel adalah purposive sampling. Analisis data menggunakan uji statistik Gamma.Hasil: Dari hasil penelitian didapatkan bahwa terdapat hubungan antara lamanya paparan dengan visus (P Value = 0,018). Sedangkan untuk pencahaan tidak terdapat hubungan dengan visus (P Value = 0,614) dan jarak juga tidak menunjukkan adanya hubungan dengan visus secara signifikan. (P Value = 0,181). Simpulan: Terdapat hubungan yang signifikan antara lamanya paparan dengan visus. (P Value < 0,05)Kata Kunci: Pencahayaan, Jarak, Lamanya paparan, VisusABSTRACTBackground: The term "poor vision" covers a wide range. A person with an early stage of eye disease may have near normal vision, the rest may experience moderate to severe visual impairment. With human life today seems to have been unable to be released from technology, especially computers. In fact, many computer-based equipment today is commonly used and owned by the public, such as personal data assistant (PDA), Global Position System (GPS), mobile computer (desktop, laptop), mobile phone, translator.Aim: This study aim to determine the correlation between lighting, distance, and duration of computer light exposure with consumer visus.Method: The study was an analytic observational with cross sectional design. The method for sample determination was using purposive sampling. Data analysis was using Gamma.Result: The research result showed there is a correlation between duration of computer light exposure with consumer visus (P Value = 0,018), while lighting (P Value = 0,614) and distance (P Value = 0,181) has no correlation.Conclusion: There is a correlation between duration of computer light exposure with consumer visus (P Value< 0,05), while lighting and distance has no correlation.Keywords: Lighting, Distance, Exposure duration, Visus
THE CORRELATION OF ANXIETY IN DEALING WITH OBJECTIVE STUDENT ORAL CASE ANALYSIS (OSOCA) EXAMINATION ON THE CASE OF FUNCTIONAL DYSPEPSIA IN THE FIRST SEMESTER MEDICAL STUDENTS Juharny Eka Sackbani; Thysa Thysmelia Affandi; Defa Nur Rahamtunnisaa
Proceedings of the International Conference on Applied Science and Health No. 4 (2019)
Publisher : Yayasan Aliansi Cendekiawan Indonesia Thailand (Indonesian Scholars' Alliance)

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar

Abstract

Background: Anxiety is a psychological reaction caused by a variety of factors, one of which is when a student has an examination. Objective Student Oral Case Analysis (OSOCA) is one of the examinations that is a main indicator of learning achievements of medical students in the faculty of medicine. Anxiety can cause a variety of other health problems, such as functional dyspepsia. This study aims to analyze the correlation of anxiety in dealing with objective student oral case analysis (OSOCA) examination and the cases of functional dyspepsia in the first semester medical students.Methods: This research was an observational study with a cross-sectional design. A total of 132 medical students were recruited as respondents. Zung Self-rating Anxiety Scale (ZSAS) questionnaire was used to asses anxiety and a questionnaire based on Rome III criteria that was previously validated was used to measure functional dyspepsia. The data were analyzed using Spearman correlation test and prevalence ratio was determined.Results: The result based on Spearman correlation test showed significant weak positive correlation between anxiety and functional dyspepsia with r=0,295 (p=0,001). Student with moderate anxiety scales have 5 times greater risk of functional dyspepsia than student who have mild anxiety scales (PR=5,300).Conclusion: There is a significant correlation between anxiety and functional dyspepsia. Students with moderate anxiety scales have 5 times greater risk of functional dyspepsia than students who have mild anxiety scales.
THE CORRELATION OF ANXIETY IN DEALING WITH OBJECTIVE STUDENT ORAL CASE ANALYSIS (OSOCA) EXAMINATION ON THE CASE OF FUNCTIONAL DYSPEPSIA IN THE FIRST SEMESTER MEDICAL STUDENTS Juharny Eka Sackbani; Thysa Thysmelia Affandi; Defa Rahmatun Nisaa
Proceedings of the International Conference on Applied Science and Health No. 4 (2019)
Publisher : Yayasan Aliansi Cendekiawan Indonesia Thailand (Indonesian Scholars' Alliance)

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar

Abstract

Background: Anxiety is a psychological reaction caused by a variety of factors, one of which is when a student has an examination. Objective Student Oral Case Analysis (OSOCA) is one of the examinations that is a main indicator of learning achievements of medical students in the faculty of medicine. Anxiety can cause a variety of other health problems, such as functional dyspepsia. This study aims to analyze the correlation of anxiety in dealing with objective student oral case analysis (OSOCA) examination and the cases of functional dyspepsia in the first semester medical students. Methods: This research was an observational study with a cross-sectional design. A total of 132 medical students were recruited as respondents. Zung Self-rating Anxiety Scale (ZSAS) questionnaire was used to asses anxiety and a questionnaire based on Rome III criteria that was previously validated was used to measure functional dyspepsia. The data were analyzed using Spearman correlation test and prevalence ratio was determined. Results: The result based on Spearman correlation test showed significant weak positive correlation between anxiety and functional dyspepsia with r=0,295 (p=0,001). Student with moderate anxiety scales have 5 times greater risk of functional dyspepsia than student who have mild anxiety scales (PR=5,300). Conclusion: There is a significant correlation between anxiety and functional dyspepsia. Students with moderate anxiety scales have 5 times greater risk of functional dyspepsia than students who have mild anxiety scales. Keywords: Anxiety Scale, Functional dyspepsia, OSOCA.
HUBUNGAN PENGETAHUAN DAN PERILAKU KEBERSIHAN GENITAL TERHADAP KEJADIAN FLUOR ALBUS PATOLOGIS PADA SISWI DI SMAN 1 SINDANG INDRAMAYU Thysa Thysmelia Affandi; Triono Adi Suroso
Tunas Medika Jurnal Kedokteran & Kesehatan Vol 8, No 1 (2022): TUNAS MEDIKA JURNAL KEDOKTERAN & KESEHATAN
Publisher : Tunas Medika Jurnal Kedokteran & Kesehatan

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar

Abstract

Latar Belakang : Di Indonesia sekitar 90% wanita berpotensi mengalami fluor albus. Banyak wanita di Indonesia yang tidak tahu tentang fluor albus atau keputihan, sehingga mereka menganggap fluor albus sebagai hal yang sudah biasa dan tidak penting. Kurangnya informasi dan pengetahuan tentang perubahan sistem reproduksi pada usia remaja menyebabkan munculnya kecemasan dan rasa malu. Infeksi fluor albus dapat pula disebabkan oleh kurangnya perawatan remaja putri terhadap alat genitalnya.Tujuan : Untuk mengetahui hubungan pengetahuan dan perilaku kebersihan genital terhadap kejadian fluor albus patologis pada siswi di SMAN 1 Sindang Indramayu.Metode : Penelitian observasional analitik desain cross sectional yang melibatkan 150 siswi di SMAN 1 Sindang Indramayu kelas XI secara simple random sampling. Analisis data dilakukan dengan metode Chi Square.Hasil : Sebagian besar responden berusia 17 tahun dengan jumlah 78 siswi (52%), memiliki pengetahuan baik sebanyak 88 siswi (58,7%), memiliki perilaku baik sebanyak 75 siswi (50%), dan yang tidak mengalami fluor albus patologis sebanyak 113 siswi (75,3%). Terdapat hubungan antara tingkat pengetahuan dan tingkat perilaku dengan kejadian fluor albus patologis (keduanya memiliki nilai p < 0,05). Analisis regresi menunjukkan bahwa nilai pengetahuan memiliki pengaruh yang lebih besar terhadap kejadian fluor albus patologis dibandingkan perilaku yang dibuktikan dengan nilai OR yang lebih besar.Kesimpulan : Terdapat hubungan antara pengetahuan dan perilaku kebersihan genital dengan kejadian fluor albus patologis.Kata Kunci : pengetahuan, perilaku, fluor albus patologis.
Hubungan antara stres dan vulva hygiene dengan kejadian fluor albus pada mahasiswi Fakultas Kedokteran Universitas Swadaya Gunung Jati Affandi, Thysa Thysmelia; Permata, Yukke Nilla; Shalsabila, Putri Yasmine
Jurnal Praktik Dan Pendidikan Keperawatan Vol 4 No 2 (2024): Journal of Nursing Practice and Education
Publisher : Lembaga Penelitian Sekolah Tinggi Ilmu Kesehatan Garawangi

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.34305/jnpe.v4i2.1130

Abstract

Latar Belakang: Pada keadaan stres, perubahan hormon akan terjadi pada tubuh kita yaitu hormon reproduksi termasuk hormon estrogen yang salah satunya merupakan penyebab fluor albus. Vulva hygiene merupakan awal pencegahan dari timbulnya masalah genitalia pada wanita, salah satunya fluor albus.Metode: Penelitian ini menggunakan metode observasi analitik yang menggunakan pendekatan cross sectional. Digunakan alat ukur kuesioner skala The Kessler Psychological Distress-10 (K-10), kuesioner vulva hygiene dan kuesioner fluor albus dengan jumlah responden 222 orang yang merupakan mahasiswi Fakultas Kedokteran Universitas Swadaya Gunung Jati Cirebon.Hasil: Hasil analisis bivariat menunjukkan bahwa stres (p value = 0,006) dan higenitas vulva ( p value = 0,000) ada hubungan dengan kejadian fluor albus terhadap mahasiswi Fakultas Kedokteran Universitas Swadaya Gunung Jati. Analisis multivariat menunjukkan bahwa vulva hygiene merupakan variabel yang paling berpengaruh.Kesimpulan: Terdapat hubungan antara stres dan vulva hygiene dengan kejadian fluor albus, dimana vulva hygiene merupakan faktor yang lebih berpengaruh terhadap kejadian fluor albus terhadap mahasiswi Fakultas Kedokteran Universitas Swadaya Gunung Jati.
HUBUNGAN USIA DAN TINGKAT KEPATUHAN PENGOBATAN TERHADAP KESEMBUHAN PASIEN TB PARU DI RS PARU SIDAWANGI Nisa, Qoirun; Ruhyana, Nanang; Affandi, Thysa Thysmelia
Ibnu Sina: Jurnal Kedokteran dan Kesehatan - Fakultas Kedokteran Universitas Islam Sumatera Utara Vol. 24 No. 1 (2025): Januari 2025
Publisher : Faculty of Medicine Universitas Islam Sumatera Utara

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.30743/ibnusina.v24i1.724

Abstract

Tuberkulosis paru adalah penyakit menular yang menjadi masalah kesehatan terbesar kedua di dunia setelah HIV. Rumah Sakit Paru Sidawangi merupakan salah satu rumah sakit dengan kasus tuberkulosis tertinggi di Kabupaten Cirebon. Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui hubungan antara usia dan tingkat kepatuhan minum obat dengan kesembuhan pasien tuberkulosis paru pada tahun 2023. Menggunakan desain observasional analitik dengan pendekatan cross-sectional, sampel diambil dengan teknik consecutive sampling. Pengambilan data sampel menggunakan SITB melibatkan 67 responden, dan tingkat kepatuhan diukur menggunakan Medication Possession Ratio (MPR) dari Juni hingga Juli 2024. Hasil penelitian menunjukkan hubungan signifikan antara usia dan kesembuhan pasien (P-value = 0,001; OR = 0,440) serta antara tingkat kepatuhan minum obat dan kesembuhan pasien (P-value = 0,001; OR = 1,000). Kesimpulannya, usia dan tingkat kepatuhan minum obat berpengaruh signifikan terhadap kesembuhan pasien tuberkulosis paru di Rumah Sakit Paru Sidawangi.
EFEKTIFITAS PENYULUHAN TERHADAP PENGETAHUAN SISWA TEKNIK OTOMOTIF SMK MEKANIKA BUNTET PESANTREN CIREBON TERKAIT GANGGUAN DENGAR AKIBAT BISING SEBELUM DAN SESUDAH PENYULUHAN Alfian, Lalu Indra; Cahyadi, Ismi; Nurhendriyana, Herry; Sutara; Affandi, Thysa Thysmelia; Khairunnisa, Afifah
Tunas Medika Jurnal Kedokteran & Kesehatan Vol 11 No 1 (2025): TUNAS MEDIKA JURNAL KEDOKTERAN & KESEHATAN
Publisher : Tunas Medika Jurnal Kedokteran & Kesehatan

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar

Abstract

ABSTRAK Latar belakang: Bising didefinisikan sebagai bunyi yang tidak diinginkan, tidak disukai dan mengganggu, sedangkan secara obyektif, bising merupakan getaran bunyi yang kompleks terdiri dari berbagai frekuensi dan 1 amplitudo yang bersifat periodik atau non periodik. Kebisingan umumnya berasal dari mesin di tempat kerja dan dapat menimbulkan dampak negatif seperti kesehatan tergantung pada frekuensi, lama paparan danintensitasnya. Bising dapat menimbulkan dampak negatif pada sistem auditori berupa gangguan pendengaran akibat bising (GPAB) atau Noise Induced Hearing Loss (NIHL). Tujuan: Mengetahui gambaran pengetahuan dan menganalisis efektifitas penyuluhan terhadap pengetahuan siswa Teknik Otomotif SMK Mekanika Buntet Pondok Pesantren Cirebon terkait gangguan dengar akibat bising sebelum dan sesudah penyuluhan. Metode: Metode penelitian ini menggunakan desain penelitian one group pretest posttest dan menggunakan total sampling seluruh siswa kelas 12 jurusan Teknik Otomotif SMK Mekanika Buntet Pondok Pesantren Cirebon yaitu sebanyak 50 siswa. Hasil: Penyuluhan dilakukan dengan media presentasi. Analisis data menggunakan uji Paired Sample T-test. Hasil pada penelitian ini aspek pengetahuan responden memiliki nilai rata-rata pada saat pretest sebesar 41.80 dan pada saat posttest dengan nilai 78.20 yang mana terjadi perubahan atau perbedaan. Uji statistik Paired Sample T-test pada pengetahuan didapatkan p value= 0,002 (< 0,05) menunjukan terdapat perbedaan yang signifikan pada aspek pengetahuan setelah penyuluhan. Kesimpulan: Terdapat peningkatan yang signifikan pada aspek pengetahuan setelah dilakukan penyuluhan mengenai gangguan dengar akibat bising. ABSTRACT Introduction: Noise is unwanted, unwelcome and annoying sound, while objectively, noise is a complex sound vibration consisting of various frequencies and 1 amplitude that is periodic or non-periodic. Noise generally comes from machines in the workplace and can have negative impacts such as health depending on the frequency, length of exposure and intensity. Noise can have a negative impact on the auditory system in the form of Noise Induced Hearing Loss (NIHL). Aim: To find out how the description of knowledge and analyzing the effectiveness of counseling on the knowledge of students of Automotive Engineering SMK Mekanika Buntet Boarding School Cirebon related to Noise Induced Hearing Loss (NIHL) before and after counseling. Methods: This study used an analytic observational method with a pre-exsprerimtal design use a one group pretest posttest. This study use a total sampling of all 12th grade students majoring in Automotive Engineering SMK Mekanika Buntet Boarding School Cirebon, involving 50 students. Results: Counseling is done with presentations. Data analysis used the Paired Sample T-test. The results in this study regarding the knowledge aspect of the respondents had an average value at the time of the pretest of 41.80 and at the time of the posttest with a value of 78.20 where there was a change or difference. The Paired Sample T-test statistical test on knowledge obtained p value = 0.002 (<0.05) indicates that there is a significant difference in aspects of knowledge after counseling. Conclusion: There was a significant increase in the aspect of knowledge after counseling about hearing loss due to noise was carried out.