Stunting is a growth and development disorder in children caused by suboptimal nutritional status or repeated infections. Based on the results of the 2022 Indonesian Nutritional Status Survey, the prevalence of stunted toddlers nationally reached 21.6%. Meanwhile, the stunting rate among toddlers in East Java province reached 19.2%. Noted as an area with a fairly high prevalence of stunting under five in East Java is Sumenep Regency, namely 21.6%. The aim of this research was to determine the relationship between the level of maternal knowledge, parenting patterns, and sanitation hygiene with the incidence of stunting in toddlers in Padangdangan Village, Pasongsongan District, Sumenep Regency. This research is a correlational quantitative research using a cross sectional design. The sample in this study was 66 respondents taken using the purposive random sampling method. Data were collected using nutritional knowledge tests and food parenting questionnaires as well as sanitation hygiene questionnaires. Data analysis using the Chi Square test (α=0.05). The results show that in the level of knowledge category, mothers with good knowledge, all toddlers do not experience stunting (47%), mothers with sufficient knowledge have as many toddlers as stunting (7.5%). Moreover, among mothers with insufficient knowledge, the majority of toddlers experienced stunting (24.2%). In the category of inappropriate maternal eating patterns (28.8%) toddlers experienced stunting. Aside from that, based on sanitary hygiene conditions in the category of poor sanitary hygiene conditions (25.8%) toddlers experience stunting. There is a significant relationship between maternal nutritional knowledge (p= 0.000), parenting patterns (p= 0.000), and sanitation hygiene (p= 0.000) with the incidence of stunting in toddlers in Padangdangan Village, Pasongsongan District, Sumenep Regency ABSTRAK Stunting merupakan gangguan tumbuh kembang pada anak yang disebabkan oleh keadaan status gizi yang tidak optimal atau infeksi secara berulang. Berdasarkan hasil Survei Status Gizi Indonesia tahun 2022 prevalensi balita stunting secara nasional mencapai angka 21,6%. Sedangkan angka stunting pada balita di provinsi Jawa Timur mencapai angka 19,2%. Tercatat sebagai wilayah dengan prevalensi balita stunting cukup tinggi di Jawa Timur adalah Kabupaten Sumenep yaitu 21,6%. Tujuan penelitian ini untuk mengetahui hubungan antara tingkat pengetahuan ibu, pola asuh makan, dan hygiene sanitasi dengan kejadian stunting pada balita di Desa Padangdangan, Kecamatan Pasongsongan, Kabupaten Sumenep. Penelitian ini merupakan penelitian kuantitatif korelasional dengan menggunakan desain cross sectional. Sampel dalam penelitian ini sebanyak 66 responden yang diambil dengan metode purposive random sampling. Pengumpulan data menggunakan tes pengetahuan gizi dan kuesioner pola asuh makan serta kuesioner hygiene sanitasi. Analisis data menggunakan uji Chi Square (α=0,05). Hasil menunjukkan bahwa dalam kategori tingkat pengetahuan, ibu dengan pengetahuan yang baik, keseluruhan balita tidak mengalami stunting (47%), ibu dengan pengetahuan cukup memiliki balita stunting sebanyak (7,5%). Sedangkan pada ibu dengan pengetahuan yang kurang sebagian besar balita mengalami stunting (24,2%). Kategori pola asuh makan ibu yang tidak tepat (28,8%) balita mengalami stunting. Selain itu berdasarkan kondisi hygiene sanitasi dengan kategori kondisi hygiene sanitasi yang tidak baik (25,8%) balita mengalami stunting. Terdapat hubungan yang signifikan antara pengetahuan gizi ibu (p= 0,000), pola asuh makan (p= 0,000), dan higiene sanitasi (p= 0,000) dengan kejadian stunting pada balita di Desa Padangdangan, Kecamatan Pasongsongan, Kabupaten Sumenep