Articles
The Application of Fishbone Diagram Analisis to Improve School Quality
Slameto, Slameto
Dinamika Ilmu Dinamika Ilmu Vol. 16 No 1, June 2016
Publisher : IAIN Samarinda
Show Abstract
|
Download Original
|
Original Source
|
Check in Google Scholar
|
DOI: 10.21093/di.v16i1.262
The research problems are: 1) What steps are to take in a program development aimed at improving the quality of school using a fishbone analysis? 2) Is the program model using fishbone analysis  effective and efficient in meeting the schoolâs needs to improve its quality? This is research and developmental which comprises 3 phases, namely Preliminary Study, Model Development, and Evaluation/Model Testing. The qualitative data come from the input of management experts and the result of interviews/FGD with stakeholders. The quantitative data are obtained from the assessment of management experts on the product draft, the observation sheets for the field study on the standards of education, and the try out. Data analisis on the validation result uses a descriptive analysis technique. Data from the questionnaire are analyzed by descriptive statistical technique. The results are: 1) the developmental steps in the school quality improvement program by way of fish bone analysis have gone through 6 phases, 2) the research product using fish bone diagram has proved to be simple, applicable, important, controllable, as well as adaptable. Furthermore, it is communicable, so that it has been effective and efficient in meeting the schoolâs needs for making its educational quality improved.
Pengaruh Penerapan Metode Teams Games Tournament Berbantuan Permainan Dadu Terhadap Hasil Belajar IPA
Eka Rizki Widayanti;
Slameto Slameto
Scholaria: Jurnal Pendidikan dan Kebudayaan Vol 6 No 3 (2016)
Publisher : Program Studi Pendidikan Guru Sekolah Dasar, Universitas Kristen Satya Wacana
Show Abstract
|
Download Original
|
Original Source
|
Check in Google Scholar
|
Full PDF (103.652 KB)
|
DOI: 10.24246/j.scholaria.2016.v6.i3.p182-195
Berdasarkan observasi ketika mengikuti pembelajaran siswa kelas 3 terlihat tidak tertarik dalam mengikuti pembelajaran sehingga siswa cenderung pasif dan pembelajaran tampak membosankan. Tujuan penelitian ini adalah untuk membuktikan perbedaan yang signifikan antara penerapan metode pembelajaran Teams Games Tournament berbantuan permainan dadu dengan metode pembelajaran diskusi terhadap pencapaian hasil belajar IPA pada siswa kelas 3 SDN Lemahireng 02 Bawen Semester II Tahun Ajaran 2015/2016 sehingga siswa menjadi tertarik dan merasa senang mengikuti pembelajaran. Jenis penelitian ini adalah Pre-Eksperimental Design, dengan desain One-Group Pretest-Postest Design. Teknik analisis data menggunakan uji t (Paired samples t-test) dengan taraf signifikansi = 0,05. Hasil penelitian menunjukkan bahwa terdapat perbedaan yang signifikan antara penerapan metode pembelajaran Teams Games Tournament berbantuan permainan dadu dengan metode pembelajaran diskusi terhadap pencapaian hasil belajar IPA pada siswa kelas 3 SDN Lemahireng 02 Bawen. Hal ini dikarenakan siswa tertarik dan merasa senang dalam mengikuti pembelajaran dan dibuktikan dengan hasil rata-rata nilai posttest setelah diberikan perlakuan menggunakan metode Teams Games Tournament berbantuan permainan dadu yaitu sebesar 72,1 dibandingkan dengan rata-rata pretest sebelum diberikan perlakuan yaitu sebesar 57. Berdasarkan hasil penelitian disarankan menggunakan metode pembelajaran Teams Games Tournament berbantuan permainan dadu yang dapat digunakan sebagai salah satu cara untuk meningkatkan hasil belajar siswa dalam pelajaran IPA.
MENINGKATKAN HASIL BELAJAR IPA SISWA KELAS I DENGAN MODEl PROBING-PROMPTING DI SDN REGUNUNG 01 KECAMATAN TENGARAN KABUPATEN SEMARANG SEMESTER II TAHUN AJARAN 2015/2016
Polianus Polianus;
Slameto Slameto
TRIHAYU: Jurnal Pendidikan Ke-SD-an Vol 2 No 3 (2016)
Publisher : Universitas Sarjanawiyata Tamansiswa
Show Abstract
|
Download Original
|
Original Source
|
Check in Google Scholar
|
Full PDF (350.534 KB)
|
DOI: 10.30738/trihayu.v2i3.744
Improving Learning Outcomes IPA Grade IV Model-prompting Probing in SDN Regunung Tengaran Semarang District 01 District 2 Semester academic year 2015/2016. Essay. Bachelor degree essay at PGSD the Faculty of Education Christian University Satya Discourse Salatiga. Supervisor Prof. Dr. Slameto, S.Pd., M.Pd. Classroom action research conducted in the fourth grade students of SDN Regunung Tengaran Semarang District 01 District Academic Year 2015/2016. The number of students as many as 26 people consisting of 16 male students and 10 female students. This study aims to improve learning outcomes using cooperative learning model Probing-prompting. This classroom action research conducted by two cycles, with one cycle of meetings to 2x and 1x reflection meeting. In each cycle consisting of planning, action, observation, evaluation and reflection. Collecting data in this study was conducted with a written test to calculate increase student learning outcomes IPA fourth grade. Improving student learning outcomes occur gradually, in which student learning outcomes on student learning outcomes prasiklus 23% the number of students 6 children, the first cycle of 73% with the number of students 19 0rang children, cycle II 96% by number of students 25 students. Thus, learning is successful 88%> 80% of the indicators of success. This shows that the type cooperative learning-prompting probing can improve student learning outcomes in grade IV SDN Regunng Tengaran Semarang District 01 District Academic Year 2015/2016.
Pengaruh Pemanfaatan ICT, Akses Sumber Belajar dan Berpikir Kritis Terhadap Hasil Belajar dalam Pengorganisasian Isi Perkuliahan Model Elaborasi Mahasiswa S1 PGSD FKIP UKSW Salatiga 2012
Slameto -
Seminar Nasional Aplikasi Teknologi Informasi (SNATI) 2013
Publisher : Jurusan Teknik Informatika, Fakultas Teknologi Industri, Universitas Islam Indonesia
Show Abstract
|
Download Original
|
Original Source
|
Check in Google Scholar
Perkuliahan yang diorganisasi dengan berpijak pada karakteristik isi perkuliahan dapat meningkatkan hasil belajar. Salah satunya adalah dengan model elaborasi. Masalah dalam penelitian ini adalah adakah pengaruh pemanfaatan ICT dan akses sumber belajar serta berpikir kritis terhadap hasil belajar? Jika ada, model yang manakah penentu/determinan diantara ketiga faktor tersebut? Langkah pengembangan model mulai dari studi pendahuluan; Perencanaan dan pengembangan model dan validasi model melalui pengukuran pemanfaatan ICT sebagai media dan akses sumber belajar, berpikir kritis serta hasil belajar mahasiswa. Hasil penelitian menunjukkan bahwa pengembangan pengorganisasian isi perkuliahan dengan model elaborasi terbukti efektif; dalam arti dapat meningkatkan hasil belajar mahasiswa; pemanfaatan ICT sebagai media dan akses sumber belajar serta berpikir kritis berpengaruh (40,20%) terhadap hasil belajar mahasiswa. Ditemukan ada 2 model determinan berpengaruhnya 1) pemanfaatan ICT untuk akses sumber belajar terhadap hasil belajar, dan 2) pemanfaatan ICT untuk akses sumber belajar dan berpikir kritis terhadap hasil belajar.
PENGEMBANGAN PENGORGANISASIAN ISI PERKULIAHAN MELALUI MODEL ELABORASI MATA KULIAH PENGEMBANGAN KURIKULUM SD PROGRAM S1 PGSD FKIP UNIVERSITAS KRISTEN SATYA WACANA SALATIGA 2012
Slameto Slameto
Satya Widya Vol 29 No 1 (2013)
Publisher : Fakultas Keguruan dan Ilmu Pendidikan Universitas Kristen Satya Wacana
Show Abstract
|
Download Original
|
Original Source
|
Check in Google Scholar
|
Full PDF (255.21 KB)
|
DOI: 10.24246/j.sw.2013.v29.i1.p1-14
Mata Kuliah Pengembangan Kurikulum berfungsi untuk mengantar mahasiswa ke pemikiran yang logis, rasional, kritis, cermat, jujur, efektif dan efisien agar dapat memiliki kemampuan memperoleh, mengolah dan memanfaatkan informasi untuk bertahan, bahkan antisipasi terhadap keadaan yang selalu berubah, dan kompetitif. Isi perkuliahan yang diorganisasi dengan berpijak pada karakteristik isi perkuliahan diharapkan dapat me ningkat kan perolehan hasil belajar dan retensi yang lebih baik. Salah satu peng organisasi an isi perkuliahan adalah dengan model elaborasi. Rumusan masalah dalam penelitian ini adalah bagaimanakah pengoraganisasian isi perkuliahan Pengembangan Kurikulum SD dengan model elaborasi untuk meningkatkan belajar mahasiswa menjadi lebih baik atau efektif; dengan demikian tujuan penelitian ini adalah untuk menghasilkan perangkat perkuliahan yang teruji efektif meningkatkan hasil belajar mahasiswa. Langkah pengembangan modelnya mulai dari 1) studi pendahuluan; 2) perencanaan dan pengembangan model; 3) validasi model melalui pengukuran hasil pembelajaran. Indikator keberhasilan dalam penelitian ini adalah dihasilkanya perangkat perkuliahan yang terbukti efektif atas hasil pengembangan pengorganisasian isi perkuliahan melalui model elaborasi mata kuliah pengembangan kurikulum SD. Pengembangan model elaborasi sebagai salah satu alternatif solusi untuk meningkatkan hasil belajar mahasiswa dengan mengorgani sasi isi perkuliahan terbukti valid, memiliki keefektifan, efisiensi dan daya tarik yang tinggi. Telah dihasilkannya model pengorganisasian isi perkuliahan dengan model elaborasi untuk Mata Kuliah Pengembangan Kurikulum SD yang teruji efektif meningkatkan hasil belajar mahasiswa.
KEPEMIMPINAN SANG JUARA KEPALA SD JAWA TENGAH
Slameto Slameto
Satya Widya Vol 28 No 2 (2012)
Publisher : Fakultas Keguruan dan Ilmu Pendidikan Universitas Kristen Satya Wacana
Show Abstract
|
Download Original
|
Original Source
|
Check in Google Scholar
|
Full PDF (159.91 KB)
|
DOI: 10.24246/j.sw.2012.v28.i2.p191-199
Kepemimpinan kepala sekolah sangat berpengaruh/menentukan keberhasilan siswa dan kemajuan sekolah; Oleh karena itu, kepemimpinan kepala sekolah perlu mendapat perhatian serius dalam peningkatan mutu pendidikan. Bagaimana pengalaman 35 kepala SD dalam kepemimpinan mereka sehingga berhasil menjadi juara aras Kabupaten/Kota di Jawa Tengah dan faktor apa saja yang mempengaruhinya? Data dikumpulkan melalui wawancara/diskusi terfokus saat para kepala sekolah mengikuti seleksi kejuaraan aras Jawa Tengah. Kepemimpinan kepala SD juara yang paling strategis adalah: bekerja langsung bersama guru untuk meningkatkan kualitas pembelajaran, menyediakan sumber dan sarana/prasarana yang memadai diimbangi dengan pengembangan profesional guru, secara periodik memantau perkembangan guru dalam mengajar dan keberhasilan siswa dalam belajar, memfasilitasi guru dalam kegiatan ilmiah, dan penggalangan partisipasi orang tua dan masyarakat. Kepemimpinan kepala SD juara ternyata dipengaruhi oleh 3 faktor yaitu: kepribadian, pemahaman/ pengetahuan dan keterampilan sesuai tugas pokok dan fungsinya. Faktor kebijakan pendidikan ternyata tidak berpengaruh; penguasaan mereka terhadap esensi kebijakan dan implementasinya masih belum memuaskan.
MONITORING DAN EVALUASI PROGRAM BANTUAN OPERASIONAL SEKOLAH DI KOTA SALATIGA DENGAN MENGGUNAKAN ANALISIS KESENJANGAN TAHUN 2011/2012
Slameto Slameto
Satya Widya Vol 28 No 1 (2012)
Publisher : Fakultas Keguruan dan Ilmu Pendidikan Universitas Kristen Satya Wacana
Show Abstract
|
Download Original
|
Original Source
|
Check in Google Scholar
|
Full PDF (177.812 KB)
|
DOI: 10.24246/j.sw.2012.v28.i1.p1-12
Monitoring dan evaluasi (monev) ini dilakukan untuk mengidentifikasi kesenjangan implementasi dan hasil Program Bantuan Operasional Sekolah (BOS) dengan mendasarkan hasil pengisian kuestioner dan Focus Group Discustion (FGP) dengan 24 orang stake-holder. Berdasarkan hasil analisis yang telah dilaksanakan diperoleh bahwa implementasi Program BOS di Salatiga ternyata terdapat kesenj angan yang bervariasi: tinggi, sedang dan rendah baik menyangkut proses implementasi maupun hasil program. Sesuai tujuan, ternyata dana BOS digunakan untuk mensubsidi seluruh siswa, mengurangi iuran yang dibebankan kepada orang tua siswa terutama yang miskin, diarahkan untuk membebaskan biaya pendidikan bagi siswa tidak mampu dengan tetap memperoleh layanan pendidikan yang lebih bermutu. Sesuai tujuan, hasil program BOS mencakup: BOS dapat menjadi akses untuk pengendalian pengelolaan dana pendidikan untuk menjamin penggunaan sumber daya finansial berlaku secara efisien, efektif, dan produktif; BOS memberi peluang bagi sekolah untuk membelanjakan pada kegiatan-kegiatan (baru) yang sebelumnya tidak terpenuhi dari sumber iuran bulanan. Terdapat kesenjangan yang tinggi dalam implementasi BOS, sehingga: ada keraguan apakah sekolah tetap dapat mempertahankan mutu pelayanan pendidikan apalagi harusmenyelenggarakan sekolah gratis; apakah BOS digunakan secara transparan, dan para guru dilibatkan; dengan BOS yang diterima, sekolah belum dapat membebaskan seluruh biaya sekolah (hanya dapat membebaskan 40-70 persen dari biaya sekolah), sehingga masih harus melakukan penggalian dana dari sumber lain; terdapat sejumlah kebutuhan program sekolah yang strategistetapi tidak dapat dibeayai oleh BOS; Dana BOS belum mampu mewujudkan sekolah gratis. Terdapat berbagai faktor, baik faktor internal sekolah maupun faktor eksternal; yang perlu mendapat perhatian dalam menentukan tindak lanjut, yaitu perlunya memodifikasi program terutama pada aras implementasi level sekolah dengan dukungan supra struktur birokrasinya.
PEMBELAJARAN BERBASIS RISET MEWUJUDKAN PEMBELAJARAN YANG INSPIRATIF
Slameto Slameto
Satya Widya Vol 31 No 2 (2015)
Publisher : Fakultas Keguruan dan Ilmu Pendidikan Universitas Kristen Satya Wacana
Show Abstract
|
Download Original
|
Original Source
|
Check in Google Scholar
|
Full PDF (100.01 KB)
|
DOI: 10.24246/j.sw.2015.v31.i2.p102-112
Tuntutan terhadap proses pembelajaran yang berkualitas semakin tinggi seiring dengan perkembangan dan perubahan zaman. Proses pembelajaran pada setiap satuan pendidikan harus inspiratif; Kuncinya adalah bagaimana proses pembelajaran lebih bersifat kontekstual dan saintifik sehingga membentuk karakter peserta didik yang berjiwa saintis (ilmuwan). Sayangnya guru yang siap untuk itu adalah guru yang inspiratif yang menurut Rhenald Kasali (2007) jumlanya kurang dari 1%. Setelah setengah abad melakukan advokasi, Paul A. Kirschner, John Sweller, dan Richard E. Clark (2006) menemukan banyak kelemahan pembelajaran kunstruktif yang student centered sehingga tidak efektif; tidak ada penelitian yang mendukung efektifitas teknik ini. Sejauh ini tidak ada bukti dari studi yang terkendali, yang menunjukan pembelajaran berbasis konstruktivistik yang berhasil; biasanya kurang efektif; bahkan negatif. Seiring gencarnya semangat pemerintah menerapkan pembelajaran saintifik melalui kurikulun nasional muncul permasalahan bagaimana menghasilkan pengajaran yang inspiratif, apakah pembelajaran saintifik atau berbasis riset yaitu: Aktive Learning, Inquiry-Based Learning, Problem-Based Learning, dan Peer Instruction mampu mewujudkan pembelajaran efektif yang inspiratif? Penelitian ini menggunakan studi dokumen atas hasil-hasil penelitian sebelumnya. Pengumpulan data dilakukan dengan menelusuri jurnal elektronik melalui Google Cendekia. Dari hasil penelusuran yang diperoleh, masing-masing model dipilih 2 hasil penelitian untuk dianalisis lebih lanjut dalam bentuk %. Berdasarkan hasil analisis ternyata 4 pembelajaran berbasis riset (yang inspiratif secara implisit) mampu meningkatkan hasil belajar, mulai dari yang terendah 8% sampai yang tertinggi 35% dengan rata-rata 18,45%.
MENINGKATKAN HASIL BELAJAR IPA DENGAN PENERAPAN MODEL PEMBELAJARAN JIGSAW BERBASIS KURIKULUM 2013
Lindha Andhita Aprilia;
Eunice Widyanti Setyaningtyas;
Slameto Slameto
WACANA AKADEMIKA: Majalah Ilmiah Kependidikan Vol 2 No 1 (2018)
Publisher : Universitas Sarjanawiyata Tamansiswa
Show Abstract
|
Download Original
|
Original Source
|
Check in Google Scholar
|
Full PDF (288.059 KB)
|
DOI: 10.30738/wa.v2i1.2529
Proses pembelajaran pada Kurikulum 2013 masih membutuhkan perbaikan kualitas yang ditunjukkan dari rendahnya hasil belajar siswa di salah satu SD di Salatiga. Penelitian ini bertujuan untuk meningkatkan hasil belajar siswa dengan cara menerapkan model pembelajaran Jigsaw berbasis kurikulum 2013. Jenis penelitian yang digunakan yaitu penelitian tindakan kelas melalui dua siklus pembelajaran. Setiap siklus terdiri dari 3 pertemuan. Hasil belajar sebelum diadakan tindakan pra siklus siswa yang sudah mencapai KKM dengan presentase 42,86%, sedangkan setelah dilaksanakan siklus I jumlah siswa yang sudah mencapai KKM meningkat dengan presentase 71,42% dan setelah dilaksanakan siklus II jumlah yang sudah mencapai KKM meningkat dengan presentase 85,71%. Hal tersebut membuktikkan dengan menerapkan model pembelajaran Jigsaw dapat meningkatkan hasil belajar IPA.
MENINGKATKAN HASIL BELAJAR PPKN MELALUI MODEL PEMBELAJARAN NUMBERED HEADS TOGETHER (NHT) BERBASIS KURIKULUM 2013
Leydhi Andhita Aprilia;
Slameto Slameto;
Elvira Hoesein Radia
WACANA AKADEMIKA: Majalah Ilmiah Kependidikan Vol 2 No 1 (2018)
Publisher : Universitas Sarjanawiyata Tamansiswa
Show Abstract
|
Download Original
|
Original Source
|
Check in Google Scholar
|
Full PDF (419.611 KB)
|
DOI: 10.30738/wa.v2i1.2530
Rendahnya hasil belajar siswa telah menjadi masalah di SD Negeri Salatiga kelas 4. Itulah sebabnya penelitian ini bertujuan untuk meningkatkan hasil belajar siswa dengan cara mempresentasikan Numbered Heads Together sebagai model pembelajaran berdasarkan kurikulum 2013. Jenis penelitian yang digunakan adalah Penelitian Tindakan Kelas melalui dua siklus pembelajaran. Setiap siklus terdiri dari tiga pertemuan. Sebelum model diimplementasikan hanya ada 17 siswa yang mencapai KKM atau hanya 54,84%. Setelah model dilaksanakan pada siklus pertama ada 23 siswa yang mencapai KKM atau 74,19%. Pada siklus kedua ada 27 siswa yang mencapai KKM atau 87,10%. Jelas terlihat bahwa ada peningkatan yang signifikan pada hasil belajar siswa. Ini membuktikan bahwa dengan menerapkan Nomor Kepala Bersama berdasarkan kurikulum 2013 dapat membantu meningkatkan hasil belajar siswa dalam studi PPKn.