Olivia Anggraeny
Departemen Gizi Fakultas Ilmu Kesehatan, Universitas Brawijaya

Published : 3 Documents Claim Missing Document
Claim Missing Document
Check
Articles

Found 3 Documents
Search

Tidak ada korelasi antara asupan karbohidrat sederhana, lemak jenuh, dan tingkat aktivitas fisik dengan status gizi pada remaja dengan kegemukan dan obesitas Olivia Anggraeny; Dwia Ridhanti; Fajar Ari Nugroho
AcTion: Aceh Nutrition Journal Vol 3, No 1 (2018): AcTion Vol 3 No 1 Tahun 2018
Publisher : Jurusan Gizi Politeknik Kesehatan Kemenkes Aceh

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | Full PDF (6347.942 KB) | DOI: 10.30867/action.v3i1.89

Abstract

Remaja yang memiliki status gizi kegemukan dan obesitas memiliki resiko lebih tinggi untuk mengalami obesitas di usia dewasa. Asupan karbohidrat sederhana dan lemak jenuh yang tinggi serta aktivitas fisik yang rendah merupakan beberapa faktor yang sering disebut sebagai penyebab terjadinya kegemukan dan obesitas. Penelitian ini menggunakan desain cross sectional dengan tujuan untuk menguji korelasi asupan karbohidrat sederhana, lemak jenuh dan aktivitas fisik dengan status gizi pada remaja yang memiliki status gizi gemuk atau obesitas. Sebanyak 69 orang siswa/i di SMA 3 kota Malang yang berusia 15-17 tahun dan berstatus gizi gemuk atau obesitas menjadi subjek dalam penelitian ini. Asupan karbohidrat sederhana dan lemak jenuh diukur menggunakan form Semi Qualitative Food Frequency (SQ-FFQ) dan Aktivitas fisik melalui wawancara dengan menggunakan form Physical Activity Questionaire for Adolescent (PAQ-A). Uji statistik Gamma and Somers’d dengan SPSS 16 digunakan untuk menguji korelasi antar variabel. Ditemukan bahwa status gizi tidak berhubungan secara bermakna dengan karbohidrat sederhana (p =0,873), asupan lemak jenuh (p=0,343), dan aktivitas fisik (p=0,487). Identifikasi faktor lain pada remaja yang kemungkinan berpengaruh seperti tingkat pengetahuan gizi, durasi waktu tidur, waktu menstruasi pertamakali, tingkat ekonomi keluarga, diperlukan untuk menganalisis faktor resiko yang lebih berhubungan dengan kejadian kegemukan dan obesitas pada remaja.Kata Kunci:  Karbohidrat sederhana, lemak jenuh, aktivitas fisik, obesitasAdolescents with overweight and obesity are at higher risk for obesity in adulthood. Simple carbohydrate intake, high saturated fat intake, and low physical activity are some factors that are often referred to as the cause of overweight and obesity. This study is a cross-sectional research design with the aim to identify the correlation of simple carbohydrate intake, saturated fat and physical activity with nutritional status in overweight and obesity adolescents. Sixty-nine students in SMA 3 Malang city aged 15-17 years were involved in this study. Simple carbohydrate and saturated fat intake were measured using Semi-Qualitative Food Frequency (SQ-FFQ) form and Physical Activity through interview using Physical Activity Questionaire for Adolescent (PAQ-A) form. Gamma and Somers'd statistical test with SPSS 16 were used to test the correlation. Nutritional status did not correlate significantly with simple carbohydrates (p = 0.873), saturated fat intake (p = 0.343), and physical activity (p = 0.487). Identification of other factors in adolescents that may be influential such as the level of nutritional knowledge, sleep duration, first-time menstruation, family economic level, is needed to analyze risk factors more related to overweight and obesity in adolescents.Keywords: Simple carbohydrate, saturated fat, physical activity, obesity
POTENSI TERAPEUTIK KOPI HIJAU TERHADAP OBESITAS Amalia Firdausya Putri Purnomo; Ufairoh Maliha Shofwah; Olivia Anggraeny
Journal of Nutrition College Vol 12, No 2 (2023): April
Publisher : Department of Nutrition Science, Faculty of Medicine, Universitas Diponegoro

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.14710/jnc.v12i2.36269

Abstract

ABSTRACTBackground: Obesity is a nutritional problem caused by excess food intake. This increases the risk of degenerative diseases. Consumption of green coffee affects the incidence of obesity, which can improve body composition, lipid profile, and inflammatory response. Green coffee is defined as coffee beans that haven’t been roasted. Green coffee contains caffeine, trigonellin, and chlorogenic acid. These compounds are widely used for health both in the form of brewed coffee or supplements.Objective: Analyzing the benefits of green coffee to deal with obesity problems.Method: Literature review using research articles in the last 10 years from 4 databases (ScienceDirect, PubMed, ProQuest, and ResearchGate) using keywords: green coffee, obesity, inflammation, lipid profile, weight, BMI. Study selection was based on the 2009 PRISMA Statement and 24 studies were included in this review.Results: In 22 studies, green coffee can improve body composition (weight, BMI, WC, and body fat percentage), lipid profile (LDL, triglycerides and HDL) and inflammatory conditions in human and mice. Nonetheless, there were 2 studies that didn’t show a significant effect of green coffee on reducing body weight and improving lipid profiles in mice and humans. This is likely due to differences in the source or dose of chlorogenic acid given. In addition, green coffee can be used as an anti-inflammatory because it contains pyrocatechool.Conclusion: Green coffee has therapeutic potential because it contains chlorogenic acid, caffeine, and trigonellin which show remedial effects on body composition, lipid profile and inflammatory conditions.Keywords: Anti-inflammatory; Body composition; Green coffee; Lipid profile; Obesity.ABSTRAKLatar Belakang: Obesitas merupakan salah satu permasalahan gizi akibat asupan makanan berlebih. Hal tersebut meningkatkan risiko penyakit degeneratif. Konsumsi kopi hijau berpengaruh terhadap kejadian obesitas, dimana dapat memperbaiki komposisi tubuh, profil lipid, serta respon inflamasi. Kopi hijau didefinisikan sebagai biji kopi yang belum dilakukan proses pemanggangan. Kopi hijau mengandung kafein, trigonelin, dan polifenol dimana senyawa polifenol yang utama terkandung pada kopi hijau adalah asam klorogenat. Senyawa tersebut banyak dimanfaatkan untuk kesehatan baik dalam bentuk bubuk kopi yang diseduh ataupun suplemen.Tujuan: Menganalisis manfaat kopi hijau untuk menangani masalah obesitas.Metode: Literature review menggunakan artikel penelitian dalam 10 tahun terakhir dari 4 database (ScienceDirect, PubMed, ProQuest, dan ResearchGate) menggunakan keywords: green coffee, obesity, inflammation, lipid profile, weight, BMI. Seleksi studi mengacu pada PRISMA Statement 2009 dan ditetapkan 24 studi yang disertakan dalam review ini.Hasil: Pada 22 penelitian, kopi hijau dapat memperbaiki komposisi tubuh (berat badan, IMT, lingkar pinggang, dan persentase lemak tubuh), profil lipid (LDL, trigliserida dan HDL) serta kondisi inflamasi pada subjek manusia dan mencit. Meskipun demikian, terdapat 2 penelitian yang tidak menunjukkan efek signifikan kopi hijau dalam penurunan berat badan dan perbaikan profil lipid pada mencit dan manusia. Hal ini kemungkinan terjadi karena adanya perbedaan sumber atau dosis asam klorogenat yang diberikan. Selain itu, kopi hijau dapat digunakan sebagai anti-inflamasi karena mengandung zat pyrocatechol.Simpulan: Kopi hijau memiliki potensi terapeutik karena mengandung asam klorogenat, kafein, dan trigonelin yang menunjukkan efek perbaikan pada komposisi tubuh, profil lipid dan kondisi inflamasi.Kata kunci: Anti-inflamasi; Komposisi tubuh; Kopi hijau; Obesitas; Profil lipid.
Lime (Citrus aurantifolia (Christm.) Swingle) Juice Potential on Preventing Lipid Profile Aberrations as Alternative to Lemon (Citrus limon (L.) Burm.f.) Juice Olivia Anggraeny; Keshya Venesa; Nadia Magdalena; Stefany Dame; Sylvia Winnie; Stephani .Nesya; Nurdiana .
Indonesian Journal of Human Nutrition Vol. 7 No. 2 (2020)
Publisher : Department of Nutrition, Faculty of Health Sciences, Universitas Brawijaya Malang

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.21776/ub.ijhn.2020.007.02.7

Abstract

ABSTRAKHiperlipidemia merupakan penyebab dari berbagai penyakit degeneratif. Mengonsumsi air perasan lemon menjadi tren di Indonesia beberapa tahun ini. Pada penelitian ini, dilakukan perbandingan efektivitas air perasan lemon dan jeruk nipis. Tujuan dari penelitian ini adalah untuk menganalisis perbedaan profil lemak darah: kolesterol total, low density lipid (LDL), very low density lipoprotein (VLDL), dan trigliserida (TG) pada tikus yang diberi diet tinggi lemak, air perasan lemon, dan jeruk nipis. Penelitian ini menggunakan 32 tikus jantan galur Wistar yang dibagi menjadi 8 kelompok dosis perlakuan air perasan lemon dan jeruk nipis. Didapatkan hasil bahwa tidak ada perbedaan kadar LDL (P0.151; p<0.05), VLDL (P0.187; p<0.05), TG (P0.216; p<0.05), namun ditemukan perbedaan signifikan pada kadar kolesterol total (P0.003; p<0.05). Hewan coba yang diberi perlakuan jeruk nipis memiliki sebagian besar rerata kadar lemak yang tidak berbeda signifikan dengan kelompok perlakuan lemon. Meskipun demikian, kolesterol total pada kelompok jeruk nipis lebih rendah dibandingkan kelompok lemon. Konsumsi jeruk nipis tampaknya memiliki kemungkinan menjadi alternatif dari lemon yang lebih murah dan terjangkau untuk mencegah profil lemak yang buruk.   Kata kunci: lemon, jeruk nipis, kolesterol total, LDL, VLDL, TGABSTRACTHyperlipidemia causes various degenerative diseases. Recently, consuming lemon juice has become a trend in Indonesia to improve blood lipid profiles. This study compared the effectiveness of lemon juice and lime juice. This study aimed to determine differences in blood lipid profile that contains total cholesterol (TC), low-density lipoprotein (LDL), very-low-density lipoprotein (VLDL), and triglycerides (TG) in rats given High Fat Diet (HFD), lemon juice, and lime juice. This study used 32 white male Wistar rats (Rattus norvegicus) divided into eight treatment groups of lemon and lime juice doses. The results showed no significant differences in LDL (P0.151; p<0.05), VLDL (P0.187; p<0.05), and TG (P0.216; p<0.05), but there were significant differences in total cholesterol levels (P0.003; p<0.05). The experimental animals receiving lime juice had mean scores of lipid levels that were not significantly different from those with lemon treatment. However, the total cholesterol levels among groups given lime juice showed lower levels than the control and lemon treatment groups. Lime consumption seems possible to be a cheaper and affordable alternative to lemon to prevent lipid profile aberrations.Keywords: lemon, lime, TC, LDL, VLDL, TG